10 Keuntungan Tinggal di Arab Saudi

Arab Saudi kerap dicitrakan sebagai tempat yang mengekang kebebasan warganya terutama kaum wanita. Setidaknya, itu yang ada dalam pikiran saya sebelum ke sana, mengikuti suami yang mendapat kesempatan kerja di Kota Jeddah.

Walau ada beberapa hal yang memang benar, tidak sedikit hal-hal menyenangkan yang saya temukan setelah beberapa lama bermukim di Jeddah, Arab Saudi.

10 diantaranya :

1. Kemudahan untuk naik haji. Saya naik haji via Jeddah tahun 2012 . Tidak perlu mengantre bertahun-tahun untuk mendaftar. Hamla (biro haji) lokal cukup banyak. Saya dan suami baru mendaftar selepas Idul Fitri di tahun yang sama.

Biaya yang dikeluarkan tidak sebesar ongkos naik haji dari tanah air. Fasilitas yang dinikmati tergolong sangat baik. Tenda yang nyaman di Mina dan Arafah,  dilengkapi dengan kasur-bantal-selimut untuk tiap-tiap jamaah dengan pasokan makanan berlimpah serta kamar mandi bersih.

Perjalanan dari Mina menuju Arafah atau ke tempat melontar jumrah bisa ditempuh dengan menggunakan kereta listrik. Saat itu, fasilitas kereta masih terbatas dan hanya bisa dinikmati mayoritas oleh jemaah haji lokal asal Saudi. Ke depannya, angkutan kereta ini diharapkan bisa melayani seluruh jemaah dari berbagai penjuru dunia.

2. Saat Ka’bah hanya berjarak satu jam saja. Selain naik haji, ibadah umrah juga bukan hal yang mewah untuk para mukimin Jeddah. Mengemudi dengan jarak 70 km antara Jeddah-Mekkah ditambah dengan waktu untuk mencari parkiran dan berjalan dari tempat parkir hingga memasuki Masjidil Haram Mekkah hanya perlu sekitar satu jam saja.

Sesaat setelah Idul Fitri, visa umrah untuk jemaah asal luar negeri akan ditutup hingga menjelang musim haji. Saat itulah, kami, para mukimin Arab Saudi, bisa leluasa menikmati Masjidil Haram yang sepi dan lengang. Tak perlu berdesak-desakan.

3. Bensin murah. Arab Saudi, salah satu Negeri Petro Dolar karena limpahan sumber daya alam minyaknya. Satu liter bensin dengan kualitas setara Pertamax hanya dibandrol sekitar 2 ribu rupiah saja.

4. Harga barang pokok murah. Pemerintah Arab Saudi memberikan subsidi terhadap berbagai bahan pokok yang beredar di sana. Subsidi ini juga bisa dinikmati oleh para pendatang yang bukan warga asli Arab Saudi. Misalnya harga beras premium yang hampir sama dengan harga beras dengan kualitas yang sama di tanah air. Harga daging sapi saat itu malah lebih murah daripada harga di Indonesia.

5. Banyak pemukim asal Indonesia. Pemukim asal Indonesia mayoritas berprofesi sebagai tenaga kerja informal. Banyak juga dari mereka yang akhirnya sukses membuka usaha toko, rumah makan kecil-kecilan atau katering rumahan.

Saat tinggal di Jeddah, urusan perut bagi pribumi Indonesia nyaris tak ada masalah. Tidak seperti umumnya perantau di negara lain yang merindukan masakan khas tanah air. Tak sukar menemukan bumbu-bumbu/makanan  asal Indonesia, semisal : tempe, jengkol, pete, terasi, dsb.

Baik makanan jadi maupun bumbu-bumbu tadi bisa didapatkan dengan harga yang tidak terlalu mahal. Mungkin karena pasokannya banyak.

6. Menikmati penghasilan tanpa pajak sama sekali. Tidak hanya di Arab Saudi, negara-negara Timur Tengah pada umumnya tidak menerapkan pajak penghasilan kepada siapa pun yang bekerja di negaranya, termasuk para pendatang.

7. Restoran halal semua. Tidak perlu payah-payah mengecek sertifikasi halal setiap memasuki rumah makan atau restoran yang dibuka untuk publik di Arab Saudi.  Jaminan halal diberikan langsung oleh pemerintah secara resmi. Jadi, restoran mana pun yang hendak membuka usaha di ranah publik wajib mengikuti aturan soal makanan halal ini.

Kuliner yang ada di Kota Jeddah tidak terbatas cita rasa Timur Tengah saja. Makanan khas internasional lainnya juga banyak termasuk yang khas Oriental, Melayu, Latin, Eropa dsb. Mari berwisata kuliner sepuasnya di Kota Jeddah.

8. Umrah ramadanSaat bulan puasa di mana banyak jemaah dari luar negeri berlomba-lomba menuju tanah suci, pemukim Arab Saudi juga tetap leluasa mengunjungi Mekkah. Dalam sebulan bisa beberapa kali menghabiskan waktu di Masjidil Haram. Keistimewaan yang sukar dirasakan oleh jemaah muslim yang tinggal di negara lain, bukan?

9. Mudah mengunjungi Kota Nabi, Madinah. Jarak Madinah dari Jeddah memang cukup jauh, sekitar 400 km. Tapi infrastruktur jalanan di Arab Saudi sangat bagus. Rute Jeddah-Madinah keseluruhannya dihubungkan oleh jalan tol yang lebar dan mulus. Hanya perlu waktu s3-4 jam menyetir menuju Madinah dari Jeddah.

Kita juga leluasa mengunjungi tempat-tempat bersejarah lain di luar kota suci Mekkah dan Madinah. Misalnya ke Madain Saleh/Al Hijr, Padang Badar di Kota Badar, atau ke Kota Thaif.

10. Kesempatan menjamu tamu-tamu Allah. Saat berada di Jeddah, kami sering bertemu kerabat/saudara/teman yang sedang umrah atau naik haji. Kadang kami mengunjungi langsung ke kota suci atau mengundang mereka jalan-jalan ke Jeddah. Selain menjalin silaturahmi, menjadi ladang amal karena berkesempatan menjamu para tamu Allah yang sedang beribadah.

Hidup di mana pun tentu ada lebih kurangnya masing-masing. Mari bersabar terhadap segala kekurangan dan bersyukur atas setiap nikmat.

 

sumber: Jihan Davincka