10 Rahasia di Balik Sunah Menjaga Wudu

SEGALA puji bagi Allah Taala yang telah memberikan hidayah kepada kita untuk memeluk Islam.

Segala puji bagi Allah Taala yang telah memampukan kita untuk senantiasa berbuat taat karena-Nya dan demi menjalankan sunah Nabi-Nya. Segala puji bagi Allah Taala atas kekuatan yang diberikan-Nya sehingga menahan kita dari segala jenis maksiat dan perbuatan dosa.

Di antara sunah Nabi-Nya yang mulia adalah menjaga wudu. Setidaknya, seorang muslim berwudu minimal lima kali dalam sehari, setiap hendak mendirikan salat fardu. Kuantitas ini akan bertambah seiring dengan bertambah kualitas kecintaannya kepada Nabi yang mulia. Bahkan, jika seorang muslim memperbarui wudu saat hendak salat, meski belum batal, baginya tercatat sunah yang mulia.

Sebenarnya, apa saja hikmah dari sunah yang terkesan boros karena buang-buang air dan merepotkan ini? Apakah manfaat yang akan kita dapatkan jika mengamalkannya? Berikut ini penjelasan Kiai Haji Muhammad Arifin Ilham tentang 10 rahasia di balik sunah menjaga wudu.

Dai kelahiran Banjarmasin ini mengawali nasihatnya dengan mengatakan, “Keluargaku tercinta karena Allah Taala, (inilah) hal ringan dan sederhana, tetapi sangat-sangat besar nilai manfaatnya.”

1. Sebab kecintaan dari Allah Taala

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (al-Baqarah [2]: 222)

2. Sunah mulia Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dai yang kerap mengenakan busana serbaputih ini mengatakan, “Tiada orang yang selalu menjaga wudunya, kecuali orang itu benar-benar beriman.”

3. Meraih doa para malaikat. Kepada orang yang mendawamkan wudunya, malaikat senantiasa berdoa, “Ya Allah, ampunilah dosanya. Rahmatilah dia sampai wudunya batal.”

4. Wajahnya bersih, segar, dan bercahaya. Cermatilah saudara-saudara kita yang senantiasa menjaga wudunya. Wajahnya bercahaya. Senyumnya sumringah dan inspiratif.

5. Terjaga dari nafsu jahat. Aura mereka senantiasa positif. Pikiran dan hatinya bersih. Saat melihat yang haram, mereka langsung menundukkan pandangan seraya memohon perlindungan kepada Allah Taala.

6. Himmatul Hasanaati. Kaum Muslimin penjaga wudhu, tegas dai yang kini menetap di Bogor Jawa Barat ini, “Energinya maunya hanya yang baik, halal, dan positif.”

7. Tumbuh dan berkembangnya akhlak yang mulia. Akhlak merupakan kecenderungan diri. Awalnya pemberian. Namun, ia harus dijaga agar tumbuh dan berkembang. Wudu adalah energi positif yang membuat seorang hamba bertambah baik akhlaknya.

8. Jaminan husnul khatimah. Sebab mati datang sekonyong-konyong, maka orang mukmin yang cerdas senantiasa menjaga dirinya dari kesucian. Saat meninggal dalam keadaan suci, jelas pemimpin Majelis az-Zikra ini, “Ia akan meninggal dalam keadaan husnul khatimah karena meninggal dalam keadaan suci.”

9. Diterangi alam kuburnya. Terangnya alam kubur ini merupakan pancaran dari anggota tubuh yang bercahaya lantaran air wudu

10. Termasuk Ahlul Karaami. Mereka yang senantiasa menjaga wudu adalah hamba-hamba Allah Taala yang memiliki kedudukan mulia. “Sejatinya umatku pada Hari Kiamat akan datang dalam kondisi wajah, ujung-ujung tangan dan kakinya bersinar pertanda mereka (menjaga) wudu semasa hidup di dunia.” (HR Bukhari dan Muslim). 

INILAH MOZAIK