Pahala Memberi Pinjaman Bisa Lebih Besar dari Bersedekah

15 Pahala Meminjamkan Uang dalam Islam

Tiap orang tentu memiliki rezeki sendiri sendiri sesuai dengan apa yang diusahakannya dan sesuai dengan kehendak Allah dan mendapat pahala bekerja dalam islam ya sobat, dalam suatu kondisi, terkadang terdapat keadaan yang membutuhkan uang atau hal lain secara darurat karena kepentingan tertentu namun segala usaha yang dilakukan belum mampu menghasilkan kebutuhan darurat tersebut, salah satu cara yang dilakukan umumnya dengan berhutang,

yakni untuk menutup kebutuhan darurat itu sementara waktu. Nah sobat, tentu hutang itu adalah sesuatu yang berat dan membuat hukum sebab akibat dalam islam, yang menjadi beban sepanjang hari dan membuat hari hari serasa tak tenang namun kadang memang tak ada

pilihan lain dan harus menjalani ujian kehidupan dengan sabar agar mendapat jenis surga dalam islam. Lain halnya dengan orang yang senantiasa berkecukupan tak kekurangan suatu appaun sehingga ia punya jalan untuk mendapat kenyamanan duniawi juga punya jalan untuk menggunakan apa yang dititipkan Allah untuk bekal akherat,

tentu tak merasakan susahnya berhutang karena menjadi orang sukses menurut islam yang segalanya berkecukupan. Menjadi orang yang demikian harusnya banyak bersyukur dengan cara banyak bersedekah. Nah sobat, orang yang mendapat rezeki dari Allah tersebut

salah satunya bisa mensyukuri dengan membantu orang lain dalam hal hutang, yakni memberikan pinjaman tanpa riba, tentunya dengan jalan yang baik dan tidak melukai hati orang yang dipinjami atau tidak riya, jika mampu memberi pinjaman kepada orang lain dengan ikhlas, baginya terdapat 15 Pahala Meminjamkan Uang dalam Islam, berikut selengkapnya.

1. Mendapat Kemudahan Urusan Dunia Akherat

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa meringankan sebuah kesusahan (kesedihan) seorang mukmin di dunia, Allah akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan

urusan seseorang yang dalam keadaan sulit, Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup ‘aib seseorang, Allah pun akan menutupi ‘aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebtu menolong saudaranya.” (HR. Muslim no. 2699)

2. Mendapat Rahmat

Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semoga Allah merahmati seseorang yang bersikap mudah ketika menjual, ketika membeli dan ketika menagih haknya (utangnya).” (HR. Bukhari no. 2076)

3. Pahala Ketika Menagih dengan Cara yang Baik

Dari Ibnu ‘Umar dan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Siapa saja yang ingin meminta haknya, hendaklah dia meminta dengan cara yang baik-baik pada orang yang mau menunaikan ataupun enggan menunaikannya.” (HR. Ibnu Majah no. 1965. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)

4. Pahala Ketika Memberikan Tenggang Waktu

Allah Ta’ala berfirman,  “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 280)

5. Mendapatkan Naungan Allah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Barangsiapa memberi tenggang waktu bagi orang yang berada dalam kesulitan untuk melunasi hutang atau bahkan membebaskan utangnya, maka dia akan mendapat naungan Allah.” (HR. Muslim no. 3006)

6. Mendapat Pahala Sedekah Berlipat Lipat

Dari Sulaiman bin Buraidah dari ayahnya, “Barangsiapa memberi tenggang waktu pada orang yang berada dalam kesulitan, maka setiap hari sebelum batas waktu pelunasan,  dia akan dinilai telah bersedekah. Jika utangnya belum bisa dilunasi lagi, lalu dia masih

memberikan tenggang waktu setelah jatuh tempo, maka setiap harinya dia akan dinilai telah bersedekah dua kali lipat nilai piutangnya.” (HR. Ahmad, Abu Ya’la, Ibnu Majah, Ath Thobroniy, Al Hakim, Al Baihaqi. Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 86 mengatakan bahwa hadits ini shohih)

7. Mendapat Ampunan Allah

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Dulu ada seorang pedagang biasa memberikan pinjaman kepada orang-orang. Ketika melihat ada yang kesulitan, dia berkata pada budaknya: Maafkanlah dia (artinya bebaskan utangnya). Semoga Allah memberi ampunan pada kita. Semoga Allah pun memberi ampunan padanya.”(HR. Bukhari no. 2078)

8. Mendapat Syafaat di Hari Kiamat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Ada seseorang didatangkan pada hari kiamat. Allah berkata (yang artinya), “Lihatlah amalannya.” Kemudian orang tersebut berkata, “Wahai Rabbku. Aku tidak memiliki amalan kebaikan selain satu amalan. Dulu aku memiliki harta, lalu aku sering meminjamkannya pada orang-orang. Setiap orang yang sebenarnya mampu

untuk melunasinya, aku beri kemudahan. Begitu pula setiap orang yang berada dalam kesulitan, aku selalu memberinya tenggang waktu sampai dia mampu melunasinya.” Lantas Allah pun berkata (yang artinya), “Aku lebih berhak memberi kemudahan”. Orang ini pun akhirnya diampuni.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shohih)

9. Pahala Jika Pemberi Hutang Tidak Mengambil Keuntungan Duniawi (Riba)

“Apabila salah seorang kalian memberi hutang (pada seseorang) kemudian dia memberi hadiah kepadanya, atau membantunya naik ke atas kendaraan maka janganlah ia menaikinya dan jangan menerimanya, kecuali jika hal itu telah terjadi antara keduanya sebelum itu.” (HR. Ibnu Majah)

10.Pahala Seperti Memerdekakan Budak

“Barang siapa memberi pinjaman berupa unta (untuk diambil air susunya) atau uang atau memberikan tanahnya untuk dijadikan jalan umum, baginya sama dengan pahala memerdekaan budak.” (HR Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Hibban).

11. Pahala Lebih dari Sedekah

Abu Umamah ra mengatakan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Ada orang yang masuk surga melihat tulisan pada pintunya: ‘Pahala bersedekah adalah sepuluh kali lipat, sedangkan (pahala) memberi pinjaman adalah delapan belas kali lipat.’” Dalam riwayat lain disebutkan bahwa orang tersebut adalah Rasulullah SAW sendiri. (HR Thabrani dan Baihaqi).

12. Mendapat Naungan Arsy di Hari Kiamat

Barangsiapa memberi keringanan pada orang yang berutang padanya atau bahkan membebaskan utangnya, maka dia akan mendapatkan naungan ‘Arsy di hari kiamat.” Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shohih. (Lihat Musnad Shohabah fil Kutubit Tis’ah dan Tafsir Al Qur’an Al Azhim pada tafsir surat Al Baqarah ayat 280)

13. Mendapat Ampunan Allah Sepanjang Hari

Barangsiapa memberi tenggang waktu pada orang yang berada dalam kesulitan, maka setiap hari sebelum batas waktu pelunasan,  dia akan dinilai telah bersedekah. Jika utangnya belum bisa dilunasi lagi, lalu dia masih memberikan tenggang waktu setelah

jatuh tempo, maka setiap harinya dia akan dinilai telah bersedekah dua kali lipat nilai piutangnya.” (HR. Ahmad, Abu Ya’la, Ibnu Majah, Ath Thobroniy, Al Hakim, Al Baihaqi. Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 86 mengatakan bahwa hadits ini shohih)

14. Pahala Menolong Orang Lain dan Silaturahmi

“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abi Ya’quub Al-Kirmaaniy[1] : Telah menceritakan kepada kami Hassaan[2] : Telah menceritakan kepada kami Yuunus[3] : Telah berkata Muhammad – ia adalah Az-Zuhriy[4] – , dari Anas bin Maalik radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallambersabda : “Barangsiapa yang suka diluaskan rizkinya dan ditangguhkan kematiannya, hendaklah ia menyambung silaturahim” [Shahiih Al-Bukhaariy no. 2067].

15. Pahala Membahagiakan Orang Lain

Barang siapa yang membahagiakan orang mukmin lain, Allah Ta’ala menciptakan 70.000 malaikat yang ditugaskan memintakan ampunan baginya sampai hari kiamat sebab ia telah membahagiakan orang lain.” kitab Al ‘Athiyyatul Haniyyah.

Nah sobat, ketika sobat memberi hutang, juga sobat memiliki kewajiban untuk mengingatkan orang yang berhutang tersebut yakni untuk membayar hutangnya, tentu dengan cara baik yang tidak menyakiti ya sobat, jangan lupa selalu berdoa agar sobat terhindar dari riya dan sungguh sungguh memberi pinjaman semata karena Allah yakni untuk menggunakan rezeki yang dtitipkanNya di jalanNya untuk bekal hidup di akherat.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, itulah pahala meminjamkan uang ya sobat, jika suatu hari sobat menemui hal yang sama dan ada orang yang jauh lebih membutuhkan, tak ada salahnya melakukannya untuk membantu orang lain. Namun lakukan karena Allah ya sobat, jika suatu hari orang yang dibantu tersebut dengan sengaja tidak mengembalikan pinjaman padahal dia mampu atau

justru berkata tidak baik dan tidak tahu terima kasih, maka itu bukan urusan sobat, itu urusannya dengan Allah. Dimana orang yang berhutang namun tidak mau mengembalikan maka di akherat nanti ia akan dipandang sebagai pencuri, jadi sobat tenang saja, biar Allah yang memberi balasan atas semuanya.

Yang penting sobat melakukannya karena Allah dan sobat akan mendapat ganti rezeki yang jauh lebih berkah serta mendapat pahala yang luar biasa karena kebaikan sobat ikhlas membantu orang lain dan bersabar.  Oke sobat, intinya lakukan semuanya karena Allah. Sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

DALAM ISLAM