Ilmu adalah Cahaya Pemadamnya Adalah Dosa

SAAT pertama kali Imam Malik berjumpa dengan muridnya yang bernama Imam Syafi’i, beliau berkata: Sesungguhnya aku melihat bahwa Allah sungguh telah meletakkan cahaya di hatimu. Maka jangan engkau padamkan ia dengan gelapnya kemaksiatan.

Begitu hebatnya Sang Guru bisa melihat yang tak terlihat. Begitu hebatnya Sang Guru, bisa memotivasi dan dan membimbing dengan hati. Siapa yang tak bangga memiliki guru yang tak hanya melihat kebutuhan dhahir sang muridcmelainkan juga kebutuhan batinnya. Lantas, adakah dalil yang menjadi dasar ucapan Imam Malik itu?

Cobalah baca ayat al-Qur’an berikut ini, Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah, maka Allah akan jadikan bagi kalian FURQAANA–pembeda atau pemisah.”

 

 

Ibnu Qayyim al-Jawziyyah berkata bahwa termasuk FURQAANAA adalah cahaya yang bisa digunakan oleh seorang hamba untuk membedakan yang haq dan yang batil. Allah titipkan cahaya ini di hati hambaNya yang dekat kepadaNya. Semakin dekat dengan Allah, maka semakin sempurnalah cahaya itu. Semoga Allah memberikan pertolongan pada kita semua. Demikian kata Ibnu Qayyim dalam kitabnya I’laam al-Muwaqqi’in juz 4 hal. 254

Jelas bahwa ilmu adalah cahaya. Ilmu yang bermanfaat tentunya, ilmu yang semakin mendekatkan diri kita kepada Allah, ilmu yang membuka mata hati kita. Pemadamnya adalah dosa atau kemaksiatan. Lalu ada yang bertanya: “Mengapa ada orang yang rajin maksiat namun dia pandai dan berilmu?” Jawabannya tak sulit, tanyakan saja pada guru batinmu. Salam, AIM. [*]

 

INILAH MOZAIK

 

 

—————————————————————-
Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini! Dengan aplikasi ini, Anda juga bisa ngecek Porsi Haji dan Visa Umrah Anda.