Salat Berjemaah 40 Hari Bebas Sifat Munafik?

ADA yang bertanya seputar hadis yang intinya bahwa seorang yang secara rutin 40 hari terus menerus salatnya berjemaah, akan bebas dari sifat munafik?

Dinyatakan dalam hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Siapa yang salat jemaah selama 40 hari dengan mendapatkan takbiratul ihram, maka dia dijamin bebas dari dua hal, terbebas dari neraka dan terbebas dari kemunafikan.

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad 12583, Turmudzi 241, dan yang lainnya. Ulama berbeda pendapat tentang keabsahannya. Sebagian menghasankan dan sebagian menilainya dhaif. Dalam Fatawa Islam dinyatakan,

Hadis ini dinilai dhaif oleh beberapa ulama masa silam dan mereka beralasan statusnya mursal. Dan dihasankan oleh sebagian ulama mutaakhirin. Simak Talkhis al-Habir, 2/27. (Fatawa Islam, no. 34605).

Kemudian, terdapat dalam riwayat lain dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Apabila kalian melihat ada orang yang terbiasa pulang pergi ke masjid, saksikanlah bahwa dia orang mukmin. Allah berfirman,

“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah.” (at-Taubah: 18). (HR. Ahmad 11725, Turmudzi 2617, Ibn Majah 802 dan dinilai dhaif oleh al-Albani).

Hadis yang berbicara masalah ini, statusnya memang bermasalah. Hanya saja, tingkatan dhaifnya ringan. Dan sebagian ulama membolehkan berdalil dengan hadis dhaif dalam masalah fadhilah amal, yang di sana tidak ada unsur hukum.

Dalam Fatawa Islam dinyatakan,

Tidak diragukan bahwa semangat untuk mendapatkan takbiratul ihram, selama rentang masa ini merupakan tanda betapa dia adalah orang yang kuat agama. Selama hadis tersebut ada kemungkinan shahih, maka diharapkan bagi orang yang semangat mengamalkannya, dia akan dicatat mendapatkan keutamaan yang besar itu. Minimal yang diperoleh seseorang dengan melakukan hal itu, dia bisa mendidik dirinya untuk menjaga syiar islam yang besar ini. (Fatawa Islam, no. 34605). []

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2313402/salat-berjemaah-40-hari-bebas-sifat-munafik#sthash.CrTW4NLl.dpuf

Dahsyatnya Doa, Wajib Dibaca Jika Ingin Anak Saleh

Dr Fauzia Addabbus, seorang psikolog yang amat populer di Kuwait pernah menulis di Twitter tentang rahasia-rahasia doa seorang Ibu jika tiap malam ia mendoakan anak-anaknya, dan ternyata efek dari twitter itu telah mengubah jalan hidup banyak orang.

Isi twitternya sebagai berikut:

“Aku bersumpah demi Allah, wahai setiap Ibu, agar jangan tidur tiap malam sebelum engkau memohon pertolongan Allah dan mengabariNya bahwa engkau rida atas anak-anakmu serida-ridanya, dan aku bersumpah demi Allah agar engkau tidak menghijab/menghalangi ridaNya kepada anak-anakmu.”

Dan aku memintamu wahai para ibu agar jangan engkau tidur tiap malam sebelum kau angkat kedua tanganmu sambil menyebut satu persatu nama anak-anakmu dan mengabarkan kepadaNya bahwa engkau rida atas mereka masing-masing.

Begini doanya:

“Allohumma innii usyhiduka annii roodhiyah ‘an ibnii/ibnatii* … (sebut nama anak-anakmu satu persatu)… tamaamar-ridho wa kamaalar-ridho wa muntahayir-ridho. Fallohumma anzil ridhwaanaka ‘alaihim biridhooii ‘anhum”

(Ya allah aku bersaksi kepadaMu bahwa aku rida kepada anak-anakku (…….) dengan rida paripurna, rida yang sempurna dan rida yang paling komplit. Maka turunkan ya Allah keridaanMu kepada mereka demi ridaku kepada mereka).

Kemudian setelah berselang beberapa minggu setelah Twitter tersebut, tiba-tiba aku (Dr.Fauziyah) dikejutkan oleh seorang ibu yang berkata:

Bahwa aku telah mengubah kehidupannya secara total, dan sekarang dia merasa dalam kenikmatan yang tak terlukiskan karena akibat doa itu terhadap dia dan anak laki-lakinya yang berumur 22 tahun. Maka berceritalah si Ibu itu:

Sejak kelahiran anakku itu aku hidup dalam penderitaan karenanya. Dia tak pernah salat dan bahkan jarang mandi , dia sering berdebat panjang denganku, dan tak jarang dia membentakku dan tak menghormatiku, walaupun sudah sering aku mendoakannya.

Maka ketika membaca twittermu aku berkata: “Mungkinkah omongan ini benar? Tampaknya masuk akal? Dan seterusnya….”

Dan akhirnya kuputuskan untuk mencoba anjuranmu walaupun aku tak yakin bahkan mentertawaimu. Lalu setelah seminggu mulai berubah nada suara putraku kepadaku, dan pertama kali dalam hidupku aku tertidur dalam kedamaian, dan didalam diriku ada sedikit syak.

Dan kemudian kudapati putraku mandi, padahal aku tak menyuruhnya. Minggu kedua dan aku terus mendoakannya sesuai anjuranmu, ia membukakan pintu untukku dan menyapaku “Apa kabar ibu?” dengan suara lembut yang tak pernah kudengar darinya sebelum itu.

Aku gembira tak terkira walaupun aku tak menunjukkan perasaanku kepadanya samasekali. 4 jam kemudian aku menelponnya di ponselnya, dan ia menjawabku dengan nada yang berbeda dari biasanya: “Bu, aku disamping masjid dan aku baru akan salat waktu ibu menelponku.”

Maka akupun tak mampu menahan tangisku, bagaimana mungkin ia yang tak pernah salat bisa mulai salat dan dengan lembut menanyaiku apa kabar? Tak sabar aku menanti kedatangannya dan segera kutanyai sejak kapan engkau mulai salat?

Jawabnya, “Aku sendiri tak tahu Bu, waktu aku didekat masjid mendadak hatiku tergerak untuk salat.”

Sejak itu kehidupanku berubah 180 derajat, dan anakku tak pernah lagi berteriak-teriak kepadaku dan sangat menghormatiku. Tak pernah aku mengalami kebahagiaan seperti ini walaupun aku sebelumnya sering hadir di majelis-majelis zikir dan pengajian-pengajian.

Ibu adalah harta karun yang kita sia-siakan. Betapa tidak? Karena beratnya kehidupan sehari-hari seringkali seorang ibu melupakan doa untuk anak-anaknya, sering juga dia menganggap bahwa pusat-pusat bimbingan psikologi adalah jalan lebih baik untuk perkembangan anak-anaknya.

Padahal justru doa Ibu adalah jalan tersingkat untuk mencapai kebahagiaan anak-anaknya di dunia dan akhirat. Jangan pernah bilang: “Ah anakku masih kecil, ngapain didoakan?”

Bagaimana jika engkau menunggu mereka makin besar dan dewasa, dan menjadi tua, disaat mereka lebih butuh akan doa-doamu , padahal mungkin waktu itu engkau sudah di haribaan Ilahi?

Jadi doakan mereka mulai sekarang, dan jadilah orang yang bermurah hati dengan doa-doamu untuk mereka. Allah telah mengkaruniai kita para ibu sebagai wasilah bagi anak-anak kita dalam hubungan mereka dengan Allah melalui doa-doa kita untuk mereka.

Kita bisa melakukannya kapanpun kita mau, dan kita bisa mengetuk pintuNya kapanpun kita mau dan Allah tak pernah mengantuk dan tak pernah tidur. Selamat berdoa. []

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2312416/dahsyatnya-doa-wajib-dibaca-jika-ingin-anak-saleh#sthash.W3RxyZ7g.dpuf

Ternyata ini Manfaat Jika Anda Digunjing

RASULULLAH salallahu alaihi wa sallam telah bersabda (dalam hadis riwayat Imam muslim, seraya bertanya kepada para sahabat), “Tahukah kalian wahai para sahabatku, siapakah orang yang paling bangkrut?”

Para sahabat langsung merespon dan menjawab, “Orang yang bangkrut di tengah-tengah kami orang yang tidak memiliki dirham dan perhiasan. Orang yang tidak punya harta, hartanya habis karena sebuah kegagalan dalam bisnis misalnya.”

Lalu nabi salallahu alaihi wasallam meluruskan pemahaman tersebut apabila dikaitkan dengan agama. Nabi kita salallahu alaihi wa sallam mengatakan,

“Orang yang bangkrut dari umatku yaitu orang yang datang pada hari kiamat nanti, membawa pahala salat, pahala puasa, pahala zakat. Dan pada saat yang bersamaan ia datang di hari tersebut dengan membawa dosa telah mencela seseorang, telah menuduh seseorang tanpa bukti, telah mengambil harta orang dengan cara yang haram, telah menumpahkan darah seseorang, dan telah memukul dan menyakiti seseorang. Lalu Allah Ta’ala mengambil pahalanya untuk Allah berikan kepada korban-korbannya.”

Ia punya pahala salat ia berikan kepada orang yang ia gibahi di dunia. Pahala puasanya Allah berikan kepada orang yang ia fitnah di dunia. Pahala zakatnya Allah berikan kepada orang yang hartanya diambil olehnya. Korban-korban kezalimannya mendapatkan pahala darinya.

Lalu nabi melanjutkan sabda tersebut dan apabila pahalanya sudah habis, namun korban-korban kedzolimannya itu masih ada, masih banyak apa yang terjadi berikutnya, lalu dosa-dosa korban tersebut dilimpahkan oleh Allah pada dirinya, sehingga dia penuh dengan dosa dan kehabisan pahala.

Dan pada akhirnya dilemparkan di dalam api neraka. Naudzbillah min dzalik.

Inilah hadis yang dipahami oleh para ulama dan bukan hanya dipahami namun mereka meletakkan di dalam sanubari mereka dan mereka bumikan di dalam kehidupan mereka. Mereka tidak marah ketika dighibahi, mereka tidak marah ketika difitnah, bahkan mereka bersyukur kepada Allah.

Abdurrahman bin Mahdi pernah mengatakan, “Kalau saja aku tidak membenci bahwa ada unsur kemaksiatan kepada Allah, kalau saja aku tidak membenci Allah dimaksiati maka aku sangat berharap. Seluruh orang di negeri ini membicarakan diriku, memfitnah diriku dan menggibahi diriku. Allahu Akbar!”

Abdurrahaman bin Mahdi mengatakan demikian, “Saya sangat berharap seluruh orang menggunjing diri saya, saya sangat berharap semua orang memfitnah diri saya kalau tidak ada unsur kemaksiatan kepada Allah, tapi aku benci Allah di maksiati dengan cara seperti itu. Maka aku tidak berharap demikian.”

Kenapa demikian? Saudaraku yang dirahmati Allah.

Karena mereka faham dan mereka yakin setiap gunjingan, setiap fitnahan itu sama saja mentransfer pahala untuk diri mereka. Mereka mendapatkan pahala orang tersebut, tanpa bersusah payah. Mereka akan mendapatkan pahala puasa. Pahala zakat, pahala sedekah tanpa harus beramal dengan diri mereka sendiri dan kalau pemfitnah atau penggibah tersebut tidak memiliki pahala. Maka kita sebagai korban mereka akan mentransfer dosa-dosa kita kepada pengunjing, penggibah dan pemfitnah tersebut.

Jika kita benar-benar paham hakikat dan fakta ini. Apakah masih ada alasan untuk marah? Apakah masih ada alasan untuk kecewa? Apakah masih ada alasan untuk meluapkan emosi bahkan mengumpat atau bahkan berusaha mengubah skor menjadi satu sama?

Renungkanlah. Resapilah. Agar kita benar-benar faham masalah ini dan terakhir bagi para penggibah, para pemfitnah, bertaubatlah kepada Allah subhanahu wa taala. Kenapa anda memfitnah seseorang? Karena anda benci dia, kira-kira mau tidak anda memberikan uang anda kepada orang yang anda benci. Tentu saja jawabanya tidak.

Kalau anda tidak mau memberikan uang anda kepada orang yang anda benci. Kenapa anda dengan mudahnya memberikan pahala anda kepada orang yang anda benci, kenapa anda dengan mudahnya memberikan ganjaran-ganjaran dari amal ibadah anda kepada orang yang anda benci. Dan mengapa anda mempertaruhkan sehingga orang tersebut memberikan dosa dia kepada kita. Allahu Akbar.

Renungkanlah. Mulai sekarang cegahlah diri kita agar tidak menggibah orang dan memfitnah orang. Dan apabila kita sudah terlanjur beristighfarlah dan bertaubatlah kepada Allahu azza wa jalla. Semoga nasihat kali ini bermanfaat. [Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2312728/ternyata-ini-manfaat-jika-anda-digunjing#sthash.yAi967aT.dpuf

Berbahagialah Jika Anda Digunjing

PERNAHKAH kita digunjing oleh seseorang dicaci oleh seseorang, dicela oleh seseorang atau mungkin difitnah oleh seseorang, mungkin orang tersebut hanya berani berbicara di belakang kita atau mungkin dihadapan kita.

Kira-kira apa komentar kita dan respon kita ketika kita di gunjing dan dighibah oleh orang?

Banyak di antara kita yang marah yang mengumpat, yang menunjukkan kekecewaannya karena merasa ditikam dari belakang saat ini digunjing atau dighibah oleh teman atau sahabatnya. Bahkan ada diantara kita ada yang mendatangi rumah tersebut dan melabraknya.

Kita luapkan emosi kita dan kekecewaan kita di hadapan dirinya. Bahkan banyak diantara kita berupaya membuat skor menjadi 1-1.

Kita gunjing dia di beberapa tempat pergaulan kita. Kita sebutkan aib-aibnya sebagaimana dia menyebutkan aib kita. Kita umbar kejelakan-kejelekannya, rahasia-rahasianya yang selama ini kita simpan, sebagaimana dia mengungkapkan rahasia-rahasia kita.

Itulah yang mungkin terjadi di masyarakat kita pada saat-saat ini. Tahukah kita? Bahwa menjadi korban gunjingan orang, fitnahan orang, itupun dialami oleh para ulama kita.

Salah satu catatan sejarah yang menarik dalam masalah ini apa yang yang terjadi dan dialami hasan al bashri. Suatu ketika ada yang memberikan laporan ke beliau bahwa ada yang menggunjing dan mengghibah beliau di belakang.

Apa yang beliau lakukan, apa yang dilakukan hasan al- bashri? Apakah beliau langsung marah? Beliau langsung meluapkan emosinya, beliau langsung melabrak orang tersebut? Ternyata tidak!

Yang beliau lakukan adalah beliau menyiapkan sepiring kurma. Lalu ia kirimkan ke orang yang menggunjing beliau tersebut. Lalu ketika berhadapan pengunjing, penggibah. Beliau mengatakan,

“Telah sampai berita kepada diriku bahwa engkau telah menghibahkan dan memberikan sebagian pahalamu kepada diriku, jazakallahu khairon (semoga Allah subhanahu wa taala memberikan balasan kepada dirimu yang banyak) dan aku berikan kepada dirimu sepiring kurma sebagai hadiah karena aku ingin membalasmu. Dan tolong maafkan diriku apabila aku tidak bisa memberikan balasan sebagaimana yang engkau berikan pada diriku.”

Apa maknanya?

Al hasan al bashri meminta maaf kepada orang tersebut. Mohon maaf saya tidak bisa membalas pahala engkau dengan pahala serupa. Saya tidak bisa menghadiahkan pahala saya sebagaimana engkau menghadiahkan pahalamu kepada diriku. Allahu Akbar.

Dighibahi, digunjing, difitnah bukannya malah marah dan mengamuk justru menyiapkan sepiring kurma untuk dihadiahkan kepada orang yang menggibahi orang tersebut.

Sudahkah iman kita, keyakinan kita, pemahaman kita sampai pada derajat seperti itu. Mungkin ada yang berkata, apakah beliau masih waras ustadz? Beliau sangat waras dan inilah sebuah contoh dari kecerdasan, keimanan seseorang. Kecerdasan emosional seseorang. [Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2312727/berbahagialah-jika-anda-digunjing#sthash.klgcpVLu.dpuf

Sedekah Singkong Buntut Berbalas Pergi Haji

SEKITAR tahun 1980, seorang pedagang gorengan di Jakarta, selama tiga hari berturut-turut melihat seorang bocah laki-laki lusuh berlalu lalang dengan wajah sedih di depan gerobak dagangannya. Ia tahu, anak itu menginginkan satu dua potong gorengannya secara gratis.

Karena tidak berani meminta, ia hanya memandang gerobak gorengan itu dari kejauhan. Pada hari keempat, pedagang gorengan itu menyisakan sepotong singkong buntut yang biasanya tidak laku dijual. Dipanggilnya bocah itu sambil mengacung-acungkan singkong kecil itu.

Tak menunggu lama, si bocah itu langsung berlari menyambar singkong itu sambil berucap, “Terima kasih, bang.” Matanya berbinar, senyumnya terkembang. Dua puluh empat tahun kemudian, tukang gorengan itu masih berjualan di tempat yang sama.

Suatu hari, sebuah mobil mewah berhenti di depan gerobaknya yang parkir di tengah perkampungan kumuh. Penumpangnya, seorang pria muda berpenampilan mewah, menghampiri pedagang gorengan itu. Saat saling berhadapan, si pedagang gorengan seperti tidak peduli. Tapi ia bingung ketika si pemuda perlente itu mendadak berucap, “Bang, ada singkong buntut?” Kagak ada, Mas! Singkong buntut mah dibuang. Kenapa tidak beli yang lain saja? Nih, ada pisang sama singkong goreng,” ujar si pedagang gorengan itu.

“Saya kangen singkong buntutnya, Bang. Dulu, abang kan yang pernah memberi saya singkong goreng buntut? Dulu, ketika saya masih kecil, dan ayah saya baru saja wafat tidak ada yang membiayai hidup saya. Teman-teman mengejek karena saya tidak bisa jajan. Selama empat hari saya berlalu-lalang di depan gerobak abang, sampai abang memanggil saya dan memberi sepotong singkong goreng buntut yang langsung saya sambar,” tuturnya.

Si pedagang gorengan terperangah. Dia tidak mengira sepotong singkong buntut, yang biasanya dia buang, bisa membuat pemuda itu mendatangi dengan keadaan yang benar-benar berbeda. Si pedagang akhirnya ingat wajah yang pernah dikenalnya 24 tahun silam.

Melihat pedagang gorengan masih terperangah menatapnya, pemuda itu kemudian bercerita bahwa sesaat setelah menyambar singkong itu dulu, ia langsung memamerkan kepada teman-temannya. Ia ingin membuktikan bahwa dia masih bisa jajan. Sesuatu yang dianggap remeh, tapi baginya itu membuatnya sangat bahagia, sehingga dia berjanji suatu saat akan membalas budi baik pedagang gorengan itu. “Abang tidak sekadar memberi saya singkong buntut, tapi juga memberikan saya kebahagiaan,” papar si pemuda itu.

“Saya mungkin tidak bisa membalas budi baik Abang. Tapi saya ingin memberangkatkan Abang berhaji, semoga Abang bahagia dan menerimanya,” ujar si pemuda lagi.

Pedagang gorengan hampir-hampir tidak percaya. Dua puluh empat tahun silam, ia telah membahagiakan seorang anak yatim, maka Allah swt membalas amal salehnya itu. Subhanallah. []

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2313133/sedekah-singkong-buntut-berbalas-pergi-haji#sthash.bokNOKaf.dpuf

90.183 Visa Haji Indonesia Sudah Selesai

Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Ahda Barori memastikan kalau sudah lebih dari 90ribu visa jamaah haji Indonesia sudah diterbitkan oleh Kedutaan Besar Arab Saudi (KBSA).

“Sampai dengan 30 Juli lalu, visa yang sudah selesai mencapai 90.183,” terang Ahda Barori saat ditemui di kantornya, Senin (01/08).

Menurut Ahda, sampai dengan hari ini sudah terkumpul 157.244 paspor calon jemaah haji dari seluruh provinsi di Indonesia. Sebanyak 93.866 di antaranya sudah diproses di KBSA. Artinya, yang belum selesai di KBSA hanya 3.866.

“Kami di Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri terus bekerja 24 jam untuk memastikan visa selesai sebelum jadwal keberangkatan jemaah haji sehingga masalah keterlambatan visa tidak terulang lagi,” terangnya.

Sebagaimana tahun lalu, kuota jemaah haji reguler berjumlah 155.200. Mereka akan diberangkatkan dalam dua gelombang. Gelombang pertama sekitar 78.000 jamaah akan diberangkatkan mulai tanggal 9 – 21 Agustus mendatang.

Ahda Barori memastikan kalau visa jemaah haji gelombang pertama sudah selesai dan sedang dalam proses distribusi Paspor-nya ke Kanwil Kemenag Provinsi. “Sampai 30 Juli kemarin, sudah ada 40.238 paspor dan visa yang sudah kami kembalikan ke daerah,” tegas Ahda.

Ditambahkan Ahda, Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri, sejak beberapa hari yang lalu sudah mulai memproses visa jemaah haji Indonesia yang akan diberangkatkan pada gelombang kedua. Mereka dijadwalkan akan mulai diberangkatkan menuju Jeddah Arab Saudi pada 22 Agustus – 4 September 2016.

Urut Kloter

Sebelumnya, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil menjelaskan bahwa strategi pengurusan visa tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sehubungan penerapan e Hajj oleh Pemerintah Arab Saudi dan belajar dari pengalaman tahun lalu, Kemenag menerapkan sistem urutan dalam pengurusan proses penerbitan visa.

“Sekarang, prioritas kita menyiapkan gelombang pertama. Gelombang pertama sekarang ini sudah mencapai 96% sampai 21 Juli lalu. Insya Allah sebelum pemberangkatan gelombang pertama pada 9 Agustus mendatang, sudah kelar,” demikian penjelasan Abdul Djamil saat dikonfirmasi terkait perkembangan pengurusan visa jemaah, Sabtu (30/07).

Optimisme Djamil juga didasarkan pada adanya kebijakan baru terkait kemudahan proses cetak. Menurutnya, visa jemaah yang sudah selesai bisa dicetak di mana saja, tidak harus di Kedutaan Saudi Arabia.

“(misalnya) Dari arena MTQ, kita bisa membuka situs Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, lalu masuk bidang pelayanan visa jemaah haji, lalu ketik nomor paspor, lalu ketik nama awal jemaah, maka keluar visa yang bersangkutan. Ini seperti tiket elektronik pesawat. Jadi di mana saja kita bisa menunjukan bahwa kita sudah mendapat visa,” demikian Abdul Djamil membuat ilustrasi.

Dengan menerapkan sistem berurutan dan kemudahan dalam proses cetak, Abdul Djamil optimis kalau proses penerbitan visa akan bisa segera diselesaikan. Bahkan, lanjutnya, di beberapa daerah saat ini sudah mulai memproses penerbitan visa gelombang kedua. (mkd/mkd)

sumber:Portal Kemenag RI

 

Inilah rencana perjalanan Haji 2016, download di sini!

DPR Kaget Ada Warga Larang Kumandang Azan

Mantan Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengaku terkejut ada warga yang melarang kumandang azan di Masjid Al Makshum, Tanjung Balai, Sumatera Utara.

“Peristiwa Tanjung Balai (jika benar) diawali oleh protes seorang warga keturunan terhadap azan dari sebuah masjid. Suatu yg mengagetkan karena rasanya belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Mahfudz kepada INILAHCOM, Sabtu (30/7/2016).

Menurut anggota Komisi IV DPR ini, kasus di Tanjung Balai ini merupakan peringatan bagi semua pihak, termasuk jajaran pemerintah pusat dan daerah.

“Pilihan kita adalah berpihak pada kesatuan dan persatuan bangsa. Tetapi negara harus menegakkan hukum terhadap siapapun yang terbukti merusaknya. Siapapun dia,” katanya.

Sebelumnya, Sabtu (29/7) dini hari, kerusuhan terjadi di Tanjung Balai, Sumatera Utara. Sejumlah massa membakar belasan vihara dan kelenteng.

Kasus ini dipicu oleh seorang warga etnis Tionghoa M (41) yang mengaku terganggu dengan suara azan di Masjid Al Makshum, di Jalan Karya, Kelurahan TB Kota I, Kecamatan Tanjungbalai Selatan, Sumatera Utara.

M dikabarkan menegur pengurus masjid dengan cara kasar kepada jemaah, sehingga pengurus masjid itu tersinggung. Pada Jumat malam, setelah selesai salat isya, jemaah dan nazir masjid menjumpai M ke rumah dan selanjutnya diamankan ke Polsek Tanjungbalai Selatan.

Namun peristiwa itu melebar menjadi pergerakan massa dan membuat warga mengamuk.

 

 

 

– See more at: http://nasional.inilah.com/read/detail/2313662/dpr-kaget-ada-warga-larang-kumandang-azan#sthash.Ee6Ynqd6.dpuf

Konflik Agama, Waspada Ancaman Pecah Belah

INILAHCOM, Jakarta – Politikus PKS Mahfudz Siddiq menilai, munculnya konflik agama menimbulkan berbagai macam efek. yaitu munculnya kelompok-kelompok yang mebenci dan tergiring opini menyudutkan salah satu agama.

Di dunia internasional lanjut mantan Ketua Komisi I DPR ini, hal itu sudah terjadi, yaitu menguatnya posisi dan peran politik kelompok minoritas yang mengusung isu anti-kemapanan. Keberhasilan partai politik ultra-nasionalis (sayap kanan jauh) menguasai pemerintahan dan mengubah kebijakan pemerintahan di sejumlah negara eropa menjadi bukti nyata.

“Contohnya di Polandia, Italia dan juga kemenangan Brexit di Inggris. Menguatnya dukungan terhadap Trump juga menjadi indikasi tambahan. Kekuatan politik ini diprediksi akan mengusung isu yang berakibat meningkatnya konflik sara di berbagai negara,” ungkap Mahfudz kepada INILAHCOM, Sabtu (30/7/2016).

Di Indonesia lanjut Mahfudz, hal-hal tersebut mulai tampak dan bahkan sedang terjadi. “Isu terorisme makin menguat dan tidak bisa dipungkiri bahwa isu ini menggiring opini luas bahwa Islam, Umat Islam sebagai ancaman,” ujarnya.

Dia menambahkan, munculnya gejala arogansi dan kontroversi kebijakan yang dipersepsi oleh unsur mayoritas sebagai upaya untuk memenangkan agenda unsur minoritas. “Sebut saja kontroversi penghilangan kolom agama di KTP, penghapusan perda syariah, sejumlah kebijakan pemprov DKI yang dianggap merugikan kepentingan umat Islam plus sikap-sikap sang Gubernur yang dinilai arogan,” tandasnya.

Sebelumnya, Sabtu (29/7) dini hari, kerusuhan terjadi di Tanjung Balai, Sumatera Utara. Sejumlah massa membakar belasan vihara dan kelenteng.

Kasus ini dipicu oleh seorang warga etnis Tionghoa M (41) yang mengaku terganggu dengan suara azan di Masjid Al Makshum, di Jalan Karya, Kelurahan TB Kota I, Kecamatan Tanjungbalai Selatan, Sumatera Utara.

M dikabarkan menegur pengurus masjid dengan cara kasar kepada jemaah, sehingga pengurus masjid itu tersinggung. Pada Jumat malam, setelah selesai salat isya, jemaah dan nazir masjid menjumpai M ke rumah dan selanjutnya diamankan ke Polsek Tanjungbalai Selatan.

Namun peristiwa itu melebar menjadi pergerakan massa dan membuat warga mengamuk.

 

– See more at: http://nasional.inilah.com/read/detail/2313661/konflik-agama-waspada-ancaman-pecah-belah#sthash.i4jFgrAl.dpuf

Rusuh di Sumut, Islam Sedang Dijadikan Musuh

Mantan Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan, konflik berbau sara tengah menjadi tren di dunia. Sejumlah konflik yang terjadi di dunia bermula dengan konflik sara di masyarakat.

Hal itu disampaikannya menanggapi konflik di Tanjung Balai, Sumatera Utara yang melibatkan umat bergama.

“Kekacauan politik di kawasan Timur-Tengah yang melibatkan beberapa negara Eropa dan Amerika serikat telah memunculkan kekuatan teror baru yang menakutkan, yaitu ISIS,” kata Mahfudz kepada INILAHCOM, Sabtu (30/7/2016).

Dengan berbagai aksi teror yang dilakukan ISIS lanjut politikus PKS itu, berbuah pada menguatnya sentimen negatif terhadap islam dan umat islam.

“Ada semacam cipta kondisi global untuk memposisikan Islam dan umat Islam sebagai musuh bersama. Dan pada saat yang sama ISIS dan unsur-unsur pendukungnya terus melakukan serangan terhadap siapapun yang dianggap lawan,” ujarnya

Sebelumnya, Sabtu (29/7) dini hari, kerusuhan terjadi di Tanjung Balai, Sumatera Utara. Sejumlah massa membakar belasan vihara dan kelenteng.

Kasus ini dipicu oleh seorang warga etnis Tionghoa M (41) yang mengaku terganggu dengan suara azan di Masjid Al Makshum, di Jalan Karya, Kelurahan TB Kota I, Kecamatan Tanjungbalai Selatan, Sumatera Utara.

M dikabarkan menegur pengurus masjid dengan cara kasar kepada jemaah, sehingga pengurus masjid itu tersinggung. Pada Jumat malam, setelah selesai salat isya, jemaah dan nazir masjid menjumpai M ke rumah dan selanjutnya diamankan ke Polsek Tanjungbalai Selatan.

Namun peristiwa itu melebar menjadi pergerakan massa dan membuat warga mengamuk.

 

 

– See more at: http://nasional.inilah.com/read/detail/2313654/rusuh-di-sumut-islam-sedang-dijadikan-musuh#sthash.GMa1zwLZ.dpuf

Jokowi Ingin MTQ Mampu Bumikan Alquran

Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin agar penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Nasional XXVI di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) mampu membumikan Alquran.

“MTQ Nasional harus mampu membumikan Alquran sehingga lebih mudah dipahami dan dilaksanakan oleh masyarakat kita,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara pembukaan MTQ Tingkat Nasional ke-26 yang dilangsungkan di Astaka Utama Islamic Centre, Mataram, Sabtu (30/7) malam.

Presiden menyatakan memiliki harapan yang besar bahwa MTQ yang telah membudaya di tengah masyarakat di Tanah Air selain berkembang dari segi syiar dan kualitas penyelenggaraannya juga dapat mewarnai wajah umat Islam dan bangsa Indonesia.

Menurut dia, tujuan dan makna kegiatan MTQ bukan sekadar prestasi yang utama. “Namun yang lebih utama lagi adalah syiar dan dakwah tentang bagaimana membumikan Alquran,” katanya.

Presiden ingin agar Alquran dijadikan sebagai nafas, sebagai pegangan hidup yang hakiki, dan sebagai kepribadian masyarakat Muslim di Tanah Air. Ia menyayangkan sekarang ini masih banyak orang mudah mencela, mudah mengumpat, mudah merendahkan orang lain, mudah mengejek, mudah menjelek-jelekkan orang lain, bahkan sopan santun pun diabaikan.

“Ungkapan pedas, ujaran kebencian yang asal bunyi bertebaran luar biasa khususnya di ranah media sosial. Ungkapan tersebut semakin menghebat saat terjadi konstetasi politik seperti pemilihan gubernur, pemilihan bupati, pemilihan walikota, pemilihan presiden, serta pemilihan anggota legislatif,” katanya.

Kandidat lain, kata Presiden, tidak lagi dilihat sebagai sahabat, teman, atau mitra melainkan dianggap sebagai musuh yang harus dihabisi. “Selain itu saya berharap agar hakikat makna dan tujuan MTQ kita pegang tegung sehingga Alquran benar-benar kita resapi, kita hayati, kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Sebab, kata Presiden, saat seseorang menggaungkan Alquran maka sebenarnya sedang mengagungkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kesalehan sosial, nilai-nilai yang mengutamakan pembelaan pada yang lemah, fakir, dan miskin bukan nilai-nilai keserakahan seperti mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya.