Benarkah Orang Meninggal Itu Putus Kontak dengan Kita?

Pertanyaan ini kerap mengemuka di tengah-tengah masyarakat, benarkah mereka yang sudah meninggal dunia benar-benar terputus kontak dengan kita, sehingga tidak mendengar misal, doa-doa yang kita sampaikan khusus ke mereka?

Jawaban atas persoalan ini, pernah dijawab secara lugas oleh Syekh Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki al-Hasani dalam kitabnya yang berjudul “Mafahim Yajib an-Tushahhah.”

Menurut tokoh yang menjadi guru sejumlah ulama Indonesia itu, anggapan bahwa mayit itu tidak mampu melakukan apapun dan putus kontak adalah pandangan yang keliru.

Benar, jasad mereka memang tidak lagi berfungsi, akan tetapi menurut Syekh Muhammad, arwah mereka yang wafat sebenarnya masih hidup dan merespons ‘komunikasi’ yang dilakukan oleh mereka yang masih hidup.

Kenyataan ini dikuatkan baik oleh Alquran ataupun hadis Rasulullah SAW. Di antara hadis yang menegaskan fakta tersebut adalah saat Rasul pernah memanggil para sahabat yang meninggal syahid dalam Perang Badar.

“Wahai Amar bin Hisyam, wahai Atabah bin Rabi’ah, wahai fulan bin fulan! Sungguh kami telah mendapatkan apa yang dijanjikan Tuhan kami terbukti. Maka apakah kalian kalian mendapati yang dijanjikan Tuhan kalian benar? Lalu Rasul ditanya mengapa beliau mengatakan demikian? “Tidaklah kalian mengerti perbincangan yang aku lakukan dengan mereka,” jawab Rasul.

Bukti lain juga menyebutkan, seringkali Rasul memberikan salam dan memanggil mereka yang sudah meninggal begitu melewati makam. “Salam sejahtera wahai para penghuni rumah (kuburan),” kata Rasul.

sumber:Republika Online

 


———————————————————————————————
MAU Ngecek Tarif JNE tanpa koneksi Internet?
Download aplikasi ini!


 

 

Inilah Prinsip Dakwah Rasulullah yang Perlu Diketahui

Tidak diragukan, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah sosok yang utama untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Dimulai dari hal-hal yang kecil hingga yang besar, dari urusan keluarga hingga urusan negara.

Termasuk di antara hal yang harus kita teladani dari pribadi Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah dalam berdakwah.

Setiap kesempatan yang ada beliau sempatkan untuk berdakwah dan mengajak manusia kembali ke jalan Allah Ta’ala. Banyak keterangan dan riwayat hadits yang menerangkan hal tersebut.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak segan mendatangi kerumunan kaum Quraisy dan keluar masuk pasar untuk berdakwah dan mengajak mereka mentauhidkan Allah Ta’ala. Meskipun dihina dan dimaki oleh kaum Quraisy, beliau tetap tegar dalam berdakwah.

Suatu ketika beliau mengumpulkan penduduk Mekah dan berbicara kepada mereka dari atas bukit Shafa. Di saat yang lain, beliau selalu berusaha untuk menjadikan musim haji sebagai mimbar bebas mendakwahkan Islam ke seantero dunia.

Di saat kaum Quraisy menolak dakwahnya, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam  membidik Thaif sebagai lahan dakwah berikutnya, namun di sana beliau tidak diterima. Ketika semua menolak seruannya, maka beliau diperintahkan Allah Ta’ala untuk berhijrah ke Madinah yang ketika itu masih bernama Yatsrib.

Semua ini merupakan varian dakwah dan ragam pendekatan yang harus dilalui oleh seorang dai. Di samping dia harus sabar, tahan banting, dan ulet, dia juga tidak boleh terpaku pada satu cara dan model pendekatan yang tunggal (monotone).

Jika seorang dai terhambat dengan satu cara, selayaknya ia mencari cara lain yang lebih mendekatkan dirinya kepada objek dakwah. Sehingga, dakwah yang ia sampaikan mudah diterima oleh masyarakat.

Besarnya misi dakwah dan luasnya medan, mengharuskan adanya skala prioritas. Prioritas pertama materi dakwah adalah tauhid dan mengesakan Allah Ta’ala dalam beribadah, lalu shalat, kemudian puasa. Intinya, memulai dari yang terpenting dan paling mendesak.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berpesan kepada Mu’adz Radhiyallahu Anhu saat diutus ke Yaman dalam sebuah hadits yang merupakan salah satu prinsip dai dalam menjalankan misi dakwahnya.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

 

———————————————————————————————
Umrah resmi, Hemat, Bergaransi
(no MLM, no Money Game, no Waiting 1-2 years)
Kunjungi www.umrohumat.com
atau hubungi handphone/WA 08119303297

Mbah, Jangan Hujan Dulu Ya!

Seorang ibu muda berada di sebuah halaman rumah. Di sana tampak sedang ada pesta perayaan ulang tahun. Langit mendung, mengeluarkan petir. Ibu muda itu menelepon, “Mbah, jangan hujan dulu ya!”

Seorang yang dipanggil Mbah dengan busana khas itu mengatakan, “Ya, beres Bu!”. Lalu jari tangannya saling beradu ke atas langit. Mendung itu pun bergeser, jadi terang.

“Mbah hujannya dipending ya!” suara bapak yang sedang berada di lapangan golf. Si mbah pun bilang siap dan menghentikan hujan.

Lalu seorang nelayan yang sedang menjemur baju pun menelepon Si Mbah, “Mbah, ikannya belum kering!”

“Iya. Jangan lupa ditransfer ya!”

Itulah salah satu adegan sebuah tayangan iklan teve (TV Commercial) sebuah produk cat anti bocor.

Di masa kini, pawang hujan mau tidak mau masih dipakai oleh masyarakat yang kadang menabalkan diri sebagai orang modern.

Mbah Bejo, seorang pawang hujan biasa disapa, pernah diminta membantu mengendalikan hujan saat peresmian kepala daerah. Bagaimana cara kerja si pawang hujan?

Dalam mengendalikan hujan, kata Mbah Bejo, pilihan pertama adalah memindahkan atau menggeser hujan. Jika memang sudah tidak memungkinkan, satu-satunya jalan dengan menahan selama mungkin.

“Tiap pawang akan melakukan survei lokasi. Apakah sedang musim hujan atau enggak. Pawang yang profesional selalu menggeser hujan ke arah laut,” kata Mbah Bejo di Semarang, Selasa, 16 Februari tahun lalu seperti dilansir Liputan6.

Benarkah demikian?

Mendengar iklan “pawang hujan” itu, seorang kawan di kantor yang juga sebagai dosen di sebuah universitas berbasis Islam langsung merespons. “Syirik itu! Minta bantuan jin dalam melawan ketentuan Allah,” kata dosen itu.

Dalam Majmu Fatawa 11: 307 – 308, Syaikhul Islam menyebutkan bahwa, manusia yang memerintahkan jin untuk melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya baik untuk melakukan kesyirikan, membunuh orang yang tak bersalah, mengganggu orang namun tidak sampai membunuh, misalnya mengirim penyakit, atau kezaliman lainnya, atau membantu dalam perbuatan maksiat yang diminta oleh manusia, berarti dia telah meminta tolong jin untuk melakukan perbuatan dosa dan melampaui batas. Jika dia minta tolong jin untuk melakukan kekafiran maka manusia itu kafir, dan jika dia meminta tolong jin untuk melakukan kemaksiatan maka dia orang fasik atau pelaku perbuatan dosa.

Adapun Nabi Sulaiman as, Allah taklukkan jin untuk tunduk di bawah kerajaan beliau.

“Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan syaitan-syaitan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu, dan Kami yang menjaga mereka itu.” (QS. Al-Anbiya: 82)

Memindahkan hujan artinya tak menerima ketentuan Allah. Padahal hujan adalah berkah, karunia yang diturunkan oleh Allah SWT.

 

[Paramuda/BersamaDakwah]

 

———————————————————————————————
Umrah resmi, Hemat, Bergaransi
(no MLM, no Money Game, no Waiting 1-2 years)
Kunjungi www.umrohumat.com
atau hubungi handphone/WA 08119303297

36 Tanda Hati Anda Tertipu Dunia

Inilah tanda-tanda seseorang yang telah tertipu kehidupan dunia, terbujuk rayuannya.

1. Anda tidak bersiap siap saat waktu shalat akan tiba.

2. Anda melalui hari ini tanpa sedikitpun membuka lembaran Al Qur’an lantaran Anda terlalu sibuk.

3. Anda selalu berpikir setiap waktu bagaimana caranya agar harta Anda semakin bertambah.

4. Anda marah ketika ada orang yang memberikan nasihat bahwa perbuatan yang Anda lakukan adalah haram.

5. Anda terus menerus menunda untuk berbuat baik / beramal shaleh “Aku akan mengerjakannya besok, nanti, dan seterusnya.”

6. Anda selalu mengikuti perkembangan gadget terbaru dan selalu berusaha memilikinya.

7. Anda sangat tertarik dengan kehidupan para selebritas.

8. Anda sangat kagum dengan gaya hidup orang-orang kaya.

9. Anda ingin selalu menjadi pusat perhatian orang.

10. Anda selalu bersaing dengan orang lain untuk meraih cita-cita duniawi.

11. Anda selalu merasa haus akan kekuasaan dan kedigdayaan dalam hidup, dan perasaan itu tidak dapat dibendung.

12. Anda merasa tertekan manakala Anda gagal meraih sesuatu.

13. Anda tidak merasa bersalah saat melakukan dosa-dosa kecil.

14. Anda tidak mampu untuk segera berhenti berbuat yang haram, dan selalu menunda bertaubat kepada Allah.

15. Anda tidak kuasa berbuat sesuatu yang diridhai Allah hanya karena perbuatan itu bisa mengecewakan orang lain.

16. Anda sangat perhatian terhadap harta benda yang sangat ingin Anda miliki.

17. Anda merencanakan kehidupan hingga jauh ke depan.

18. Anda menjadikan aktivitas belajar agama sebagai aktivitas pengisi waktu luang saja, setelah sibuk berkarir.

19. Anda memiliki teman-teman yang kebanyakannya tidak bisa mengingatkan Anda kepada Allah.

20. Anda menilai orang lain berdasarkan status sosialnya di dunia.

21. Anda melalui hari ini tanpa sedikitpun terbersit memikirkan kematian.

22. Anda meluangkan banyak waktu sia-sia melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi kehidupan akhirat.

23. Anda merasa sangat malas dan berat untuk mengerjakan suatu ibadah.

24. Anda tidak kuasa mengubah gaya hidup Anda yang suka berfoya-foya, walaupun Anda tahu bahwa Allah tidak menyukai gaya hidup seperti itu.

25. Anda senang berkunjung ke negeri-negeri kafir.

26. Anda diberi nasihat tentang bahaya memakan harta riba, akan tetapi Anda beralasan bahwa beginilah satu satunya cara agar tetap bertahan di tengah kesulitan ekonomi.

27. Anda ingin menikmati hidup ini sepuasnya.

28. Anda sangat perhatian dengan penampilan fisik Anda.

29. Anda meyakini bahwa hari kiamat masih lama datangnya.

30. Anda melihat orang lain meraih sesuatu dan Anda selalu berpikir agar dapat meraihnya juga.

31. Anda ikut menguburkan orang lain yang meninggal, tapi Anda sama sekali tidak memetik pelajaran dari kematiannya.

32. Anda ingin semua yang Anda harapkan di dunia ini terkabul.

33. Anda mengerjakan shalat dengan tergesa-gesa agar bisa segera melanjutkan pekerjaan.

34. Anda tidak pernah berpikir bahwa hari ini bisa jadi adalah hari terakhir Anda hidup di dunia.

35. Anda merasa mendapatkan ketenangan hidup dari berbagai kemewahan yang Anda miliki, bukan merasa tenang dengan mengingat Allah.

36. Anda berdoa agar bisa masuk surga namun tidak sepenuh hati seperti halnya saat Anda meminta kenikmatan dunia…

Hidup di dunia hanya sebentar dan tipuan belaka. Sudahkan siap bekal anda di akhirat kelak ? []

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2363076/36-tanda-hati-anda-tertipu-dunia#sthash.EadjAAKw.dpuf

 

———————————————————————————————
Umrah resmi, Hemat, Bergaransi
(no MLM, no Money Game, no Waiting 1-2 years)
Kunjungi www.umrohumat.com
atau hubungi handphone/WA 08119303297

Cara Umar Bin Khattab Mendidik Diri

SUATU hari, Umar bin Khattab, kepala negara yang gagah berani itu, membawa kantong kulit untuk wadah air. Orang-orang heran bagaimana seorang khalifah masih berkenan melakukan hal remeh seperti itu.

Mereka bertanya alasannya. Umar menjawab: ” Diriku telah berhasil membuatku kagum pada diriku sendiri. Saya harus menghinakannya.” Luar biasa usaha Umar bin Khattab mendidik diri agar tak sombong.

Beliau juga berkata: “Setiap hari ada yang bercerita si fulan meninggal dan si fulana meninggal. Hmmm, suatu waktu mereka pasti tiba waktunya mereka mengatakan Umar meninggal.” Luar biasa kesadaran Umar bin Khattab akan kematian. Tak kan pernah sombong mereka yang sadar bahwa semua akan mati. Bagaimana akan sombong, sementara yang dimilikinya di dunia akan terlepas dan yang tertinggal hanyalah hisab dan tanggung jawab.

Pada kali yang lain beliau juga berkata, “Tidak ada nilai pada suatu perbuatan yang tak memiliki niat. Tak ada kebaikan bagi orang yang tak ada rasa takit kepada Allah. Dan tak ada yang baru bagi orang yang tak punya etika kepribadian.” Luar bisa Umar bin Khattab, semua amalnya adalah berniat, gerak hidupnya disertai rasa takut kepada Allah dan segalanya adalah patut, pantas dan baik.

Lalu, bagaimanakah dengan kita? Apa yang telah kita lakukan untuk mendidik diri kita menjadi lebih baik? Apa yang telah kita pesiapkan untuk kematian kita dan kehidupan pasca kematian kita? Ah sepertinya kita terlalu sibuk dengan dunia ya. Ah, maaf, bukan kita, yang saya maksud adalah saya. Ampuni hamba Ya Rabb. Salam, AIM. [*]

 

sumber: Mozaik Inilahcom

 

———————————————————————————————
Umrah resmi, Hemat, Bergaransi
(no MLM, no Money Game, no Waiting 1-2 years)
Kunjungi www.umrohumat.com
atau hubungi handphone/WA 08119303297

Raja Salman Tanyakan Cucu Bung Karno, Puan Maharani Merapat

Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud beberapa kali menanyakan dan mencari cucu Bung Karno. Alhasil, Puan Maharani tampak dipanggil dua kali sesaat setelah upacara penyambutan di Istana Bogor, Rabu (1/3).

Ini disampaikan Kepala Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin yang berada berdekatan dengan Raja Salman ketika upacara penyambutan kenegaraan dilakukan. “Raja Salman beberapa kali menanyakan kepada Presiden Jokowi tentang cucu Bung Karno,” kata Bey.

Saat baru tiba di Istana Kepresidenan Bogor dan disambut oleh Presiden Joko Widodo, Raja Salman bertanya, “Mana cucu Soekarno?”

Presiden Jokowi pun sigap merespons. Ia memanggil Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. “Ini cucu Soekarno,” kata Presiden.

Ternyata, ada yang berkesan pada Raja Salman atas sosok Soekarno. “Saya ingat sekali dengan Presiden Soekarno, selalu mengatakan, ‘Saudara-saudara’. Ini yang saya ingat di sini,” ucap Raja Salman seperti disampaikan Bey.

Karena itulah sebanyak dua kali, Puan Maharani tertangkap kamera tampak dipanggil Raja Salman. Puan sempat terlihat mendekat dan mengangguk-anggukan kepala saat mendengar apa yang disampaikan Raja Salman kepadanya. Bahkan setelah Puan menjauh, ia sempat kembali dipanggil mendekat ke arah Raja Salman.

 

———————————————————————————————
Umrah resmi, Hemat, Bergaransi
(no MLM, no Money Game, no Waiting 1-2 years)
Kunjungi www.umrohumat.com
atau hubungi handphone/WA 08119303297

Ini Sosok Mualaf Berdarah Cina yang Cium Kening Raja Salman

Sebuah foto Raja Arab Saudi Salman Abdulaziz al-Saud tengah dicium oleh seorang pria tua di Malaysia telah beredar saat kunjungan resmi Raja selama sebulan di Asia. Orang yang dimaksud adalah Sheikh Hussain Yee.

Sheikh Hussain Yee, seorang berdarah Cina-Malaysia yang masuk Islam pada usia 18 tahun. Sebelumnya ia adalah pemeluk agama Budha. Kini ia dikenal sebagai dai dan pengkhutbah Islam yang sudah terkenal di Malaysia.

Al Arabiya melaporkan, Sheikh Yee memiliki sejarah panjang dengan Arab Saudi. Ia telah melakukan studi dan penelitian tentang Arab Saudi dan Islam di Universitas Madinah.

Pada kunjungannya ke Malaysia, Raja Salman menyempatkan diri untuk bertemu Sheikh Yee yang juga merupakan pendiri sekaligus pemimpin organisasi Al-Khaadem di Malaysia. Pada kesempatan itulah Sheikh Yee mencium kening Raja Salman.

Selain itu, Sheikh Yee juga menjabat sebagai Penasehat dan Mubaligh Officer di PERKIM Kuala Lumpur, lembaga Malaysia untuk muallaf. Ia juga pernah menjadi Direktur Da’wah untuk Islamic Center di Hong Kong pada 1984-1985.

 

sumber: Republika Online

 

———————————————————————————————
Umrah resmi, Hemat, Bergaransi
(no MLM, no Money Game, no Waiting 1-2 years)
Kunjungi www.umrohumat.com
atau hubungi handphone/WA 08119303297

Larangan Salatkan Jenazah Pembela Penista Agama?

BELAKANGAN ini muncul isu mengenai beberapa masjid di Jakarta yang memasang spanduk bertuliskan ‘Masjid ini tidak mensalatkan jenazah pembela penista agama’. Tentu saja hal ini berdampak pada persepsi masyarakat yang berkaitan tentang agama. Apakah pernyataan ini berlandaskan syariat Islam atau sekadar nafsu belaka dan kepentingan oknum tertentu?

Menurut pernyataan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), mereka melarang jika ada saudara muslim yang meninggal dunia, sampai tidak ada yang mengurus jenazahnya. Sebab hal itu sudah menjadi kewajiban umat muslim yang masih hidup.

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Saadi mengingatkan umat Islam dalam pernyataannya, “Kami mengingatkan kepada umat Islam bahwa kewajiban mengurus jenazah yang meliputi memandikan, mengkafani, mensalatkan, dan menguburkan bagi seorang muslim hukumnya adalah fardu kifayah.” Zainut pun berkaca pada zaman Rasulullah, bahwa tidak boleh memvonis keyakinan dan kepercayaan orang lain, sepanjang orang tersebut masih memperlihatkan ke-Islamannya.

“Seharusnya hal itu tidak terjadi karena sudah menjadi kewajiban. Kita tidak boleh menghukum seseorang itu munafik atau kafir. Yang berhak hanya Allah Ta’ala. Sahabat Umar bin Khattab pernah berkata: Dulu ketika Rasulullah masih hidup, untuk menilai apakah orang itu munafik atau tidak, itu dijawab dengan turunnya wahyu Allah. Tapi setelah Rasulullah wafat, maka untuk menghukum seseorang itu beriman atau tidak, hanya bisa dilihat dari yang tampak lahirnya, bukan batinnya. Sebagaimana sabda Nabi: Nahnu nahkum bi al-dhawahir, wa Allah yatawalla al-sarair (Kita hanya menghukum apa yang tampak, dan Allah Ta’ala yang menghukum apa yang tersimpan di hati),” sambung Zainut memaparkan.

Dia pun menekankan lagi agar umat Islam bersikap proporsional dalam menyikapi sebuah persoalan. Jangan pernah melampaui batas. “Sabda Nabi ini menunjukkan betapa tidak bolehnya memvonis keyakinan dan kepercayaan orang lain sepanjang orang tersebut masih memperlihatkan keislamannya,” imbuh Zainut.

Apalagi dengan hal ini dapat semakin memperkeruh suasana kondusif dalam masyarakat serta berakibat pada dilanggarnya kewajiban seorang muslim sesuai syariat Islam sebagaimana hukum asal dari menyalatkan jenazah itu sendiri ialah fardu kifayah yakni jika sebagian kaum muslimin telah melakukannya, barulah gugur kewajiban dari lainnya. Namun jika tak ada yang menyalatinya, tentu tetap memiliki hukum asal fardu kifayah dan menjadi tanggungan para muslimin. Allahu a’lam. [DOS]

– sumber: Mozaik.inilahcom

 

———————————————————————————————
Umrah resmi, Hemat, Bergaransi
(no MLM, no Money Game, no Waiting 1-2 years)
Kunjungi www.umrohumat.com
atau hubungi handphone/WA 08119303297

Islam Jadi Agama Terpopuler di Dunia

Islam adalah agama yang perkembangannya paling cepat di dunia, dan akan menyalip Kristen sebagai yang paling populer selama seabad terakhir. Hal itu merupakan hasil analisis survei agama dari Pew Research Center yang diterbitkan pada Selasa (28/2).

Dilansir dari IB Times, Rabu (1/3), menurut perkiraan Pew pada 2010 lalu, umat Islam memiliki 23 persen dari populasi dunia dengan total pemeluk sekitar 1,6 miliar orang. Angka itu masih memang masih lebih sedikit dibanding pemeluk agama Kristen yang mencapai 2,2 miliar orang, dan merupakan 31 persen populasi dunia.

Namun, pada 2050 diperkirakan ada kedekatan jarak jumlah pemeluk dari dua agama untuk pertama kalinya dalam sejarah. Alasannya dari pertumbuhan ini adalah meningkatnya rasio anak-anak Muslim jika dibandingkan dengan kelompok agama lain, dan dengan usia pemeluk agama Islam yang realtif masih muda.

Persentase terbesar umat Islam saat ini ada di kawasan Asia-Pasifik dan uniknya bukan berada di Timur Tengah ataupun Afrika Utara. Indonesia, saat memiliki jumlah Muslim terbesar dari negara manapun tetapi, predikat itu bisa beralih ke India pada 2050. Saat itu, diproyeksikan umat Islam memegang 10 persen penduduk Eropa.

Belakangan, diskusi jumlah Muslim di Eropa telah meningkatkan anti Islam, yang tampak semakin populer berkat dukunga politisi sayap kanan, dengan menyerukan penghentian imigrasi. Tapi, di Jerman, Kanselir Angel Merkel telah tegas menghadapi kritik itu dengan mengizinkan satu juta migran datang selama dua tahun terakhir.

Tapi, penelitian terbaru menunjukkan, orang Eropa melebih-lebihkan ukuran populasi Muslim di negara mereka. Di Perancis, orang-orang meyakini kabar kalau populasi Muslim membengkak menjadi 31 persen, yang pada kenyataannya ternyata cuma mencapai 7,5 persen saja.

Pola yang sama tampak terjadi di AS, dengan penduduk meyakini Muslim sudah mencapai 17 persen, dan berbanding jauh dengan angka sebenarnya yang kabarnya cuma satu persen. Namun, proyeksi geografis Pew Research Center mencatat, kemungkinan Muslim di AS akan mengalami kenaikan 2,1 persen dari populasi AS pada 2050.

 

sumber:RepublikaOnline

 

———————————————————————————————
Umrah resmi, Hemat, Bergaransi
(no MLM, no Money Game, no Waiting 1-2 years)
Kunjungi www.umrohumat.com
atau hubungi handphone/WA 08119303297

Kawin Kontrak ‘Nikmat’ yang Terlarang

NAFSU seksual (syahwat) seorang pria kepada perempuan adalah hal yang fitrah, yaitu hal yang alamiah yang telah ditetapkan adanya oleh Allah kepada manusia (Lihat QS Ali Imran [3] : 14). Hanya saja, manusia perlu memperhatikan dan berhati-hati bagaimana caranya dia menyalurkan nafsu seksual itu. Sebab manusia diberi pilihan berupa dua jalan oleh Allah SWT, yaitu jalan yang halal dan jalan yang haram (Lihat QS Al Balad [90] : 10; QS Asy Syam [91] : 8).

Jalan yang halal adalah melalui pernikahan yang sah antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. Inilah satu-satunya jalan yang sah menurut syariah Islam dan diridai Allah bagi seorang laki-laki untuk menyalurkan nafsu seksualnya kepada seorang perempuan. Sebaliknya jalan yang haram adalah jalan yang menyimpang dari syariah Islam dan tidak diridai Allah. Jalan buruk ini banyak sekali macamnya, misalnya perzinaan, lesbianisme, dan homoseksual. Salah satu bentuk perzinaan yang cukup marak saat ini adalah apa yang disebut dengan istilah “kawin kontrak”, yaitu perkawinan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu, misalnya sehari, dua hari, seminggu, dan sebagainya dengan imbalan sejumlah uang bagi pihak perempuan.

Apa dan bagaimanakah kawin kontrak itu? Bagaimanakah kawin kontrak itu dalam pandangan hukum Islam? Inilah tema yang akan dibahas dalam tulisan singkat kali ini.

Apakah Kawin Kontrak Itu?

Kawin kontrak itu mirip dengan kontrak rumah. Kalau seorang mengontrak rumah, jelas bukan untuk selama-lamanya, tapi hanya untuk jangka waktu tertentu, misalnya satu tahun. Dan tentu ada bayaran sejumlah uang tertentu yang harus dibayarkan kepada pemilik rumah, misalnya Rp10 juta per tahun.

Seperti itu pula yang disebut kawin kontrak. Perkawinan yang disebut kawin kontrak ini hanya berlangsung untuk waktu tertentu, misalnya sebulan, dua bulan, setahun, dan seterusnya. Dan untuk dapat melakukan kawin kontrak itu, ada sejumlah uang yang harus dibayarkan pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Pembayaran ini utamanya adalah berupa mahar (maskawin), misalnya Rp50 juta. Termasuk juga biaya-biaya hidup lainnya, seperti biaya makan sehari-hari, tempat tinggal, dan sebagainya. Jadi, yang namanya kawin kontrak adalah perkawinan yang hanya berlangsung sementara dalam jangka waktu tertentu, dengan imbalan sejumlah uang yang diterima oleh pihak perempuan.

Di Indonesia akhir-akhir ini kawin kontrak seperti itu cukup marak. Beberapa daerah yang kawin kontraknya cukup marak adalah di daerah Cianjur (Jawa Barat), Singkawang (Kalimantan Barat), dan Jepara (Jawa Tengah). Namun fenomena kawin kontrak juga terjadi di luar negeri, seperti yang terjadi kalangan tenaga kerja wanita (TKW) dari Indonesia di Malaysia.

Di Cianjur, misalnya, kawin kontrak banyak terjadi di kawasan Cipanas dan Puncak, yang termasuk wilayah Kabupaten Bogor. Kebanyakan pelakunya adalah turis laki-laki dari negeri-negeri Arab, seperti Arab Saudi, Kuwait, Irak, juga dari Turki. Pihak perempuannya berasal dari pelosok-pelosok kampung di wilayah Kabupaten Bogor, seperti kelurahan Cisarua, Desa Tugu Selatan, Tugu Utara, di Kecamatan Cisarua. Para perempuan ini pada umumnya tidak mencari pasangan laki-lakinya sendiri, melainkan ada semacam calo/makelar atau mak comblang yang menghubungkan mereka dengan turis laki-laki dari Arab.

Wanita yang disiapkan untuk kawin kontrak umumnya dipilih dari keluarga yang tingkat prekonomiannya rendah. Dengan iming-iming mulai dari Rp 5 juta-Rp 20 juta yang ditawarkan makelar, para orangtua rela melepas anak perempuannya untuk dikawini oleh para turis asing itu, meski hanya dalam waktu antara dua-tiga bulan saja, atau selama para turis itu berlibur di Indonesia pada musim liburan, yaitu bulan Mei dan Juni yang dikenal oleh penduduk dengan sebutan “musim Arab.”

Tak hanya di dalam negeri, kawin kontrak juga terjadi di luar negeri. Di Malaysia, misalnya kasus kawin kontrak di kalangan TKW dari Indonesia biasanya terjadi dengan suami yang yang bukan berasal dari Indonesia. Calon suami ini juga bekerja sebagai tenaga kerja kontrak di Malaysia. Akad nikahnya dilaksanakan di masjid-masjid dengan imam atau penghulu dari Indonesia. Maskawinnya disepakati oleh kedua belah pihak sebelumnya, sesuai dengan kemampuan ekonomi calon suami. Kawin kontrak ini berakhir jika salah satu dari suami atau istri pulang ke negara asal karena visa dan izin kerja di Malaysia sudah berakhir. (birokrasi.kompasiana.com)

Proses kawin kontrak itu mirip seperti akad nikah pada umumnya. Ada saksi dan ada penghulu, juga ada ijab dan kabul, termasuk mahar yang disiapkan pada saat ijab kabul. Inilah yang membedakan kawin kontrak dengan prostitusi (pelacuran), karena pada prostitusi tidak ada upacara seperti umumnya akad nikah, misalnya saksi, penghulu, dan sebagainya. Namun kawin kontrak memiliki perbedaan yang jelas dengan perkawinan yang biasa, yaitu kawin kontrak hanya berlangsung dalam jangka waktu tertentu, misalnya sebulan. Jika waktu sebulan ini habis, maka otomatis pasangan kawin kontrak akan bercerai. Sedangkan dalam perkawinan biasa, jangka waktunya tidak ditentukan tapi berlangsung untuk selama-lamanya.
Mengapa kawin kontrak marak terjadi di Indonesia? Tentu banyak faktor penyebabnya. Selain faktor materi (uang) dan faktor syahwat, juga ada faktor longgarnya sistem hukum di Indonesia. Menurut hukum yang berlaku di Indonesia, pelaku kawin kontrak tidak dianggap melanggar hukum, karena pasangan kawin kontrak dianggap melakukan akad nikah beneran secara sadar dan atas dasar suka sama suka. Biasanya yang dilaporkan kepada polisi bukan kasus kawin kontraknya itu sendiri, tapi hal-hal lain yang terjadi dalam kawin kontrak. Misalnya, ketika ada kasus suami memukul isteri, atau isteri menuntut karena bayaran yang dijanjikan suami kurang, dan sebagainya.

 

Kawin Kontrak Dalam Syariah Islam

Kawin kontrak dalam Islam disebut dengan istilah nikah mutah. Hukumnya adalah haram dan akad nikahnya tidak sah alias batal. Hal ini sama saja dengan orang sholat tanpa berwudhu, maka sholatnya tidak sah alias batal. Tidak diterima oleh Allah SWT sebagai ibadah. Demikian pula orang yang melakukan kawin kontrak akad nikahnya tidak sah alias batal, dan tidak diterima Allah SWT sebagai amal ibadah.

Mengapa kawin kontrak tidak sah? Sebab nash-nash dalam Alquran maupun Al Hadits tentang pernikahan tidak mengkaitkan pernikahan dengan jangka waktu tertentu. Pernikahan dalam Alquran dan Al Hadits ditinjau dari segi waktu adalah bersifat mutlak, yaitu maksudnya untuk jangka waktu selamanya, bukan untuk jangka waktu sementara. Maka dari itu, melakukan kawin kontrak yang hanya berlangsung untuk jangka waktu tertentu hukumnya tidak sah, karena bertentangan ayat Alquran dan Al Hadits yang sama sekali tidak menyinggung batasan waktu.

Perlu diketahui ada hukum-hukum Islam yang dikaitkan dengan jangka waktu, misalnya masa pelunasan utang piutang (QS Al Baqarah : 282); juga masa iddah, yaitu masa tunggu wanita yang dicerai (QS Al Baqarah : 231). Hukum-hukum Islam yang terkait waktu ini, otomatis pelaksanaannya akan berakhir jika jangka waktunya selesai. Namun hukum Islam tentang nikah, tidak dikaitkan dengan jangka waktu sama sekali. Kita bisa membuktikannya dengan membaca ayat-ayat yang membicarakan nikah, seperti QS An Nisaa` : 3; QS An Nuur : 32; dan sebagainya. Ayat-ayat tentang nikah seperti ini sama sekali tidak menyebutkan jangka waktu. Maka perkawinan dalam Islam itu dari segi waktu adalah bersifat mutlak, yaitu tidak dilakukan untuk sementara waktu tetapi untuk selamanya (abadi).

Selain ayat-ayat Alquran tersebut, keharaman kawin kontrak juga didasarkan hadits-hadits yang mengharamkan kawin kontrak (nikah mutah). Memang kawin kontrak pernah dibolehkan untuk sementara waktu pada masa awal Islam, tapi kebolehan ini kemudian di-nasakh (dihapus) oleh Rasulullah SAW pada saat Perang Khaibar sehingga kawin kontrak hukumnya sejak itu haram sampai Hari Kiamat nanti. Rasulullah SAW bersabda,”Wahai manusia, dulu aku pernah mengizinkan kalian untuk melakukan kawin kontrak (mutah). Dan sesungguhnya Allah telah mengharamkannya hingga Hari Kiamat(HR. Muslim). Ali bin Abi Thalib RA pernah berkata kepada Ibnu Abbas RA,” Pada saat perang Khaibar, Rasulullah SAW melarang kawin kontrak (mutah) dan (juga melarang) memakan daging himar (keledai) jinak.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Camkan sabda Nabi Muhammad SAW,”Yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka adalah dua lubang, yaitu mulut dan kemaluan.” (HR Tirmidzi, no 2072, hadits shahih). Wallahu alam. [KH M Shiddiq al Jawi]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2362087/kawin-kontrak-nikmat-yang-terlarang#sthash.F2c72aQu.dpuf

 

——————————————————————————————
Umrah resmi, Hemat, Bergaransi
(no MLM, no Money Game, no Waiting 1-2 years)
Kunjungi www.umrohumat.com
atau hubungi handphone/WA 08119303297
——————————————————————————————