Empat Hal Ini Bikin Umat Islam Kehinaan

Al Islamu yalu wa laa yula alaih. Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya. Namun, umat Islam tidak demikian.

Satu masa umat Islam berada di masa kejayaan dan penuh kemuliaan. Di masa yang lain umat Islam bisa jatuh terpuruk diliputi kehinaan.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah menunjukkan sebuah rumus, jika empat hal telah dilakukan oleh umat Islam, maka mereka akan diliputi kehinaan.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Apabila kalian telah berjual beli dengan cara inah, berpegang pada ekor lembu, puas dengan cocok tanam dan meninggalkan jihad, niscaya Allah akan meliputi kalian dengan kehinaan yang mana Dia tidak akan mencabutnya hingga kalian kembali kepada agama kalian” (HR. Abu Dawud; shahih lighairihi).

Jual beli dengan cara inah

Dalam Shahih at Targhib wa at Tarhib dijelaskan bahwa inah adalah sistem riba; seseorang menjual barangnya dengan harga tertentu kepada pembeli secara kredit, kemudian ia membeli kembali barang itu secara tunai dengan harga yang lebih murah.

Secara umum, inah juga berarti semua bentuk riba. Jika demikian, kita jadi khawatir mengapa umat Islam saat ini meskipun jumlahnya sangat banyak -mencapai 1,7 miliar- tapi dihinakan di sana sini. Dicabik-cabik, diadu domba, berpecah belah, bahkan dijajah. Rupanya riba telah begitu luas melanda.

Berpegang pada ekor lembu

Ketika mayoritas umat Islam membangga-banggakan hewan ternak, mengandalkan dan bergantung padanya atau pada harta, pada saat itulah kehinaan akan menyelimuti umat Islam. Hati mereka terpaut pada harta; demikian sibuk mencari harta hingga meninggalkan ibadah. Demikian sibuk mengumpulkan harta hingga menjauh dari Allah. Padahal Allah-lah Yang Mahakaya. Allah yang Maha Pemberi rezeki.

Puas dengan cocok tanam

Selain bergantung pada harta, umat Islam juga merasa puas dengan mata pencaharian mereka. Kepuasan yang membuat terlena. Kepuasan yang tidak mengundang syukur saat kaya dan justru membangkitkan sombong di saat jaya. Jika ini terjadi, Allah akan menyelimuti umat Islam dengan kehinaan.

Meninggalkan jihad

Tiga hal di atas biasanya akan melahirkan hal keempat ini. Di saat manusia menghalalkan segala cara, bergantung pada harta dan terlena pada kekayaan, saat itu muncul cinta dunia. Ketika cinta dunia, orang tidak akan siap berjihad. Sebab berjihad, risikonya adalah mati.

Dalam konteks ke-kini-an dan ke-di sini-an, jihad tidak harus berkonotasi perang. Merujuk Fikih Jihad Syaikh Yusuf Qardhawi, jihad adalah membela agama Allah dengan beragam cara; mulai dengan lisan hingga dengan senjata. Maka dakwah adalah jihad. Namun, seperti jihad lainnya, banyak orang meninggalkan dakwah. Asyik dengan dunia dan tak ada lagi komitmen untuk berdakwah.

Di akhir hadis ini Rasulullah menunjukkan solusinya. Bahwa jika kita ingin kehinaan itu diangkat oleh Allah dan digantiNya dengan kemuliaan, umat Islam harus meninggalkan riba, tak lagi bergantung pada harta dan tak terlena oleh kekayaan. Dakwah harus kembali dihidupkan. Dan jika dihadapkan pada kafir harbi seperti yang dilakukan Israel atas Palestina, umat Islam harus berjihad menghadapinya. Wallahu alam bish shawab. [ ]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2383921/empat-hal-ini-bikin-umat-islam-kehinaan#sthash.SywQjEeg.dpuf

Shaum dan Ukhuwah Islamiyah

Bulan Ramadhan ibarat magnet yang menarik kutub-kutub umat Islam yang berserakan. Pada umumnya, di luar bulan Ramadhan, umat Islam lebih banyak melaksanakan shalat dan ritual keagamaan masing-masing. Kini, hampir setiap waktu shalat dilaksanakan berjamaah, baik di lembaga pendidikan, kantor-kantor pelayanan, maupun pabrik-pabrik sekalipun.

Ketersediaan pahala yang berlipat pada bulan Ramadhan merupakan pemantik semangat. Diriwayatkan oleh Imam al-Thabrani, Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya umatku mengetahui pahala-pahala yang ada di bulan ini (Ramadhan), niscaya mereka akan mengharap bahwa sepanjang tahun seluruhnya adalah Ramadhan.”

Umat yang sedang semangat beribadah di masjid pada bulan ini jangan diganggu dengan embusan aroma ikhtilaf peribadatan. Kita dorong masyarakat untuk semakin berkomitmen pada pembuktian ajaran agamanya. Kita dorong kesediaan umat untuk bahu-membahu dengan sesamanya dan mengupayakan solusi untuk mereka yang membutuhkan. Rajutlah dan kukuhkan ukhuwah di antara mereka.

Ramadhan merupakan momen untuk membangun semangat beramal. Pada bulan suci ini umat ingin khusyuk menambah pundi-pundi amal sehingga yang ingin didengar oleh mereka adalah ajakan-ajakan pada kebaikan, bukan pada perbedaan. Jangan mengganggu konsentrasi umat yang ingin menumpahkan kebaikan pada bulan Ramadhan.

Ramadhan harus memberi spirit kerekatan bangsa. Tidak beralasan sama sekali Ramadhan dijadikan momentum untuk menyulut kebencian antarsesama. Ramadhan jangan dijadikan momen untuk membentuk sinisme terhadap negara, tempat umat Islam hidup dan berkehidupan.

Bangsa Indonesia berkepentingan dengan tegaknya ukhuwah Islamiyah di kalangan umat Islam. Kebersatuan umat Islam, sebagai penduduk mayoritas negeri ini, memiliki pengaruh terhadap aktivitas kebangsaan. Apa jadinya apabila umat Islam di Indonesia centang-perang, gontok-gontokan, dan terpetak-petak. Energi bangsa ini akan sia-sia dan tidak akan termanfaatkan untuk membangun negaranya, tetapi akan habis hanya untuk menangani pertikaian yang tidak substansial.

Bangsa dan negara ini akan terbengkalai apabila penduduk mayoritasnya sibuk bertikai untuk hal yang kurang penting. Kita renungkan kembali ayat Alquran tentang ajaran kebersamaan. “Dan berpeganglah kalian semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai berai…” (QS Ali Imron: 103).

Pada tingkat makro, ukhuwah Islamiyah bukan sekadar urusan keagamaan, melainkan urusan kebangsaan. Semua orang memiliki kepentingan dengan keakraban dan keharmonisan umat Islam. Ukhuwah Islamiyah memiliki hubungan psikologis dengan stabilitas kondisi ekonomi dan dimensi kehidupan yang lainnya. Oleh sebab itu, ukhuwah Islamiyah mestinya kita jadikan barikade untuk mengadang masuknya kepentingan lain ke tubuh negeri ini.

Ukhuwah Islamiyah bukan sekadar spirit keagamaan, melainkan spirit kebangsaan. Kebersamaan dan keharmonisan umat Islam bukan sekadar berurusan dengan identitas Islam, melainkan dengan urusan kepentingan keluarga besar bangsa Indonesia. Falsafah ukhuwah Islamiyah bertujuan untuk mengukuhkan semangat silih asih (saling mengasihi), silih asuh (saling memperhatikan), dan silih asah (saling mendukung).

 

Oleh: Mahmud Yunus

REPUBLIKA

Shaumnya Orang-Orang Saleh

Ketika memasuki tahun ke-2 Hijriyah, kewajiban ibadah shaum Ramadhan ditetapkan dengan ditandai turunnya surah al-Baqarah ayat 183: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Sebelum shaum Ramadhan diwajibkan, ternyata Nabi SAW telah melaksanakan shaum Asyura (10 Muharam) dan mewajibkannya kepada para sahabat (HR Bukhari). Shaum Asyura sudah biasa dilaksanakan Nabi Musa dan orang-orang Yahudi sebagai tanda telah terbebasnya dari kekuasaan Fir’aun.

Bahkan, umat terdahulu terbiasa melaksanakan shaum tiga hari pada setiap bulan (tafsir Ibnu Katsir). Ini menunjukkan, shaum adalah ibadah yang telah dilaksanakan oleh umat terdahulu.

Dengan adanya kewajiban shaum Ramadhan bagi Nabi SAW dan umatnya, hal ini me-mansukh (menghapus) seluruh shaum yang telah dilaksanakan oleh Nabi dan para sahabatnya menjadi shaum sunah (tafsir Mahasinut Ta’wil).

Shaum umat terdahulu selalu dihubungkan dengan tanda berkabung, tanda berduka, ataupun kalau mengalami kesulitan. Sedangkan dalam Islam, shaum merupakan merupakan simbol disiplin tingkat tinggi yang ada hubungannya dengan jasmani, akhlak, dan rohani. Tidak ada hubungannya dengan tanda kesusahan dan berduka, tetapi dengan kata “tattaqun” orang yang selalu menepati janji sebagai tujuan hakikat shaum.

Bagi orang-orang saleh, shaum tidak hanya melaksanakan dan memenuhi syariatnya. Orang-orang saleh selalu mencari hakikat shaum, seperti sabda Rasulullah, “Barang siapa yang shaum pada bulan Ramadhan dengan dasar iman dan mengharap pahala, akan diampuni semua dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari).

Karena itu, orang-orang saleh senantiasa menjaga nilai-nilai, seperti tidak berkata kotor dan bertindak bodoh, seperti dalam hadis Nabi SAW: “Shaum adalah perisai, janganlah kamu berkata kotor dan janganlah bertindak bodoh, jika seseorang memukulmu atau memakimu, maka katakanlah ‘aku sedang shaum’.” (HR Bukhari).

Hakikat shaum itu bertakwa, yakni melaksanakan segala perintah dan mencegah segala larangannya. Selain itu, takwa yang dapat dan menumbuhkan sifat sabar — menerima segala yang ditimpakan kepadanya dengan ikhlas, ridha, dan tabah, dengan niat mengharap keridhaan Allah semata-mata.

Di dalam hidup, kita sering menjumpai bermacam-macam keadaan; suka duka, bahagia derita, lega hati, dan kecewa datang silih berganti. Tenang-tenteram, gelisah-khawatir, sehat dan sakit, senyum dan derai air mata terkadang datang dan pergi. Banyak di antara kita yang pesimistis menghadapi kehidupan ini, bahkan tidak sedikit yang sampai putus asa dan stres.

Shaum mengajarkan kepada umat Islam untuk senantiasa optimistis menghadapi kehidupan. Islam juga mengajarkan apa yang disebut “roja”, yaitu berpengharapan untuk meraih masa depan yang baik. Bagi orang-orang saleh, shaum merupakan tanda perjuangan dan persaingan. Dengan ilmunya, orang-orang saleh akan mampu memenangkan persaingan duniawi.

Rasulullah menyatakan dalam suatu tamsil, bagaimana seorang Muslim harus menanamkan kebaikan guna berpartisipasi dan berlomba dalam pembinaan duniawi. “Bila tiba saatnya kiamat datang, padahal pada tangan salah seorang di antara kamu ada sebuah benih pohon kurma, sedangkan dia masih punya kesempatan untuk menanam sebelum terjadinya kiamat, hendaklah ia menanamkannya, untuk itu dia memperoleh pahala.”

 

Oleh: Irfan Safrudin

REPUBLIKA

Belajar Menghafal Alquran dari Seorang Tunanetra di Maroko

Maroko, negara eksotik di tepi Samudra Atlantik ini 99 persen warganya memeluk Islam. Kunjungan tim Jazirah Islam ke Negeri Al-Mamlaka Al-Maghribiyah diawali dengan melihat cantiknya ibu kota Maroko, Rabat. Kota yang dikenal dengan julukan Seribu Benteng ini memang sungguh memesona.

Kota yang terletak di mulut Sungai Bou Regreg ini sungguh menarik hati. Indah, masyarakat yang ramah, ditambah dengan perpaduan budaya Arab, Prancis, dan Spanyol, yang membuat aura Maroko semakin memikat.

Langkah kaki mengantar tim Jazirah Islam ke daerah Sale, tiga puluh menit dari pusat Ibu Kota Rabat. Di daerah ini terdapat rumah hafiz, tempat para penghafal Alquran. Maroko memang terkenal sebagai negara yang paling aktif dalam melahirkan penghafal Alquran.

Di rumah sederhana yang juga disebut Kuttab ini, sekitar lima puluh anak datang setiap sore untuk belajar menghafal Alquran. Mereka bukan sekadar belajar membaca, tapi juga merapal ingatan akan ayat-ayat suci Alquran. Nama Darul Fath, atau rumah kemenangan, begitu cocok disandingkan dengan anak-anak ini, yang berlomba paling kuat hafalannya.

Ada 2 metode menghafal di Kuttab Darul Fath. Pertama adalah menghafal lembar demi lembar mushaf Alquran. Anak-anak akan mengambil lembaran hafalannya, yang terbagi atas 4 warna: merah, kuning, biru, dan hijau. Anak-anak mampu menghafal 6.666 firman Allah di usia yang sangat muda ini. Berkunjung ke Kuttab Hafidz sungguh menyulut semangat untuk mulai menghafal Alquran.

Metode kedua yang diterapkan di Kuttab Darul Fath untuk menghafal Alquran adalah mengulangi 5 ayat per hari selama minimal 5 kali. Dan ditambah 5 ayat lagi, di hari berikutnya, tidak lupa menyetor hafalan kepada ustaz atau guru agar bisa dikoreksi.

Selain cara tersebut, metode tradisional turun-temurun khas Maroko yang satu ini pun boleh dicoba. Menulis ayat suci Alquran dengan tinta dan pena bambu di atas lauh atau sebilah papan. Menulis dipercaya dapat memperkuat hafalan, karena kita menggunakan semua indra saat melakukannya. Setiap apa yang ditulis, dilihat mata, didengar telinga, dan dilafalkan dengan lisan lebih mudah dihafalkan.

Siapa yang menghafal Alquran, Allah pasti akan menjaganya. Begitu janji Allah Azza Wa Jalla.

Rumah hafiz Darul Fath dibuka sejak 2005, dengan jumlah murid yang dapat dihitung dengan jari. Seiring dengan waktu, semakin banyak anak yang tertarik dan mencintai Alquran. Kini hampir semua anak yang tinggal di sekitar area Kuttab ini dapat belajar menghafal Alquran tanpa dikenai biaya.

Kuttab Darul Fath berdiri atas mimpi Muhammad Beloudah, seorang penghafal Alquran yang kehilangan penglihatannya dua puluh lima tahun silam.

“Saya lahir di keluarga yang menghafalkan Alquran. Kakekku mengajar Alquran, orang tuaku juga mengajar di kampung sini yang belajar dengan menggunakan metode lauh,” tuturnya.

Beloudah tidak lahir dalam keadaan buta. Seperti anak biasa, ia pergi ke sekolah, lalu ke masjid untuk menghafal Alquran. Saat libur juga ia menghafal Alquran.

Kemudian setelah berumur 15 tahun, barulah dia punya masalah penglihatan. Dua tahun kemudian, dia tidak bisa melihat, tepatnya pada 1992.

“Saat penglihatan mulai kabur, saya langsung menghafal Alquran selama 2 tahun. Ketika nikmat penglihatan hilang, saya mendapatkan nikmat menghafal Alquran, namun sulit saat tak ada guru saat itu. Ketika belajar sendiri, menghafal 15 juz saja sangat sulit,” ungkapnya.

Huda, istri Beloudah, juga memiliki peran besar di Kuttab Darul Fath. Ia menjadi salah satu guru bagi murid perempuan, di usia yang masih cukup muda, 25 tahun.

Selain mengontrol hafalan anak-anak, mereka menjaga hafalan mereka agar tidak hilang dengan cara muroja’ah atau mengulang minimal 30 menit dalam sehari.

“Menghafal Alquran sebagai istri, perempuan, Alquran yang akan menemukan waktunya sendiri. Ketika menghafal Alquran penting untuk menyisihkan waktu. Pekerjaan rumah pagi selesai, maka sore ada waktu kosong, saya muroja’ah dengan anak-anak perempuan. Mengatur waktu adalah hal yang biasa saat menghafal Alquran. Saran saya untuk para wanita yang ingin menghafal Alquran. Adalah salah satu kewajiban, jangan menjadikan pekerjaan rumah jadi alasan untuk tidak menghafal. Alquran yang akan menemukan waktunya. Pokoknya mudah.”

Satu tips penting lagi dalam menghafal Alquran adalah menjaga kejujuran. Sebab, jika sering berbohong, lunturlah hafalannya.

Jelajah Fez, Kota Spiritual dan Budaya

Maroko, negara di Afrika Utara, dengan cita rasa Timur Tengah. Sentuhan Arab terasa kental di berbagai kota di Maroko. Fez salah satunya. Fez terletak tak jauh dari Rabat, sekitar dua jam perjalanan lewat jalur darat.

Fez dikenal sebagai kota spiritual dan budaya. Uniknya, hampir semua kota di Maroko terbagi atas dua daerah, kota tua dan kota baru. Pasar, biasanya terletak di dalam kota tua atau biasa disebut Medina, dan melewati pintu gerbang besar yang khas seperti ini.

Fez masuk daftar warisan dunia oleh UNESCO karena memiliki pasar tertua di dunia. Fez juga merupakan salah satu daerah urban yang bebas kendaraan bermotor terbesar di dunia.

Bab Boujloud adalah nama gerbang megah, yang mengantar tim Jazirah Islam masuk ke pasar di kota tua Fez. Tempat ini seakan tak pernah redup. Pedagang dan pembeli sekaligus wisatawan, campur aduk menjadi satu. Tak peduli hari kerja atau akhir minggu, pasar ini jarang sepi.

Sebagai pasar yang ada sejak abad ke-9, pasar ini menawarkan banyak hal yang sangat menarik. Makanan khas, baju tradisional, hingga produksi peraknya. Namun satu hal yang paling istimewa adalah kita bisa mendengar lantunan ayat suci Alquran di seluruh penjuru pasar.

Ada sekitar sepuluh anak kecil yang menghafal surat-surat pendek. Mereka adalah anak-anak para pedagang dan dari keluarga kurang mampu, yang tinggal di sekitar Pasar Fez. Para wisatawan yang lewat pun boleh masuk dan mendengarkan mereka mengaji.

Rasanya satu hari tak cukup untuk menjelajah kota tua Fez. Tujuan berikutnya adalah tempat produksi kulit tertua di dunia. Jika Anda bertandang ke sini, bawalah peta atau ajak orang yang sudah tahu arah di dalam pasar agar tidak tersesat. Karena pasar tua Fez juga dikenal sebagai ‘pasar seribu lorong’.

Chouara Tannery, tempat penyamakan kulit tertua dan terbesar di Afrika. Tempat penyamakan kulit kuno ini sudah berusia ribuan tahun dan dikelola turun-temurun oleh kelompok pedagang kulit di Fez.

Produksi kulit dari Fez ini dikirim ke seluruh kota di Maroko dan menjadi buah tangan khas Negeri Maghribi. Menghabiskan hari di Fez, kota yang telah berumur 1.300 tahun, membawa cerita yang tak akan pernah terlupa.

 

DETIK

Menakar Belanja yang Berlebihan

Berbelanja ( shopping) adalah aktivitas yang ditunggutunggu oleh kebanyakan orang, terutama kaum Hawa. Kala berbelanja, tak sedikit rupiah yang digelontorkan untuk membeli barang yang diinginkan. Tak jarang, hingga menghabiskan dana dan menimbulkan kesan berlebih-lebihan.

Akibat ‘virus’ berbelanja yang kelewat batas, tak sedikit dari mereka yang terpaksa terlilit utang kartu kredit. Bagaimana Islam memandang hukum berbelanja dengan gambaran kasus di atas, alias berlebih-lebihan dalam berbelanja? Bolehkah Muslimah membelanjakan hartanya sedemikian rupa?

Syekh Yusuf Al Qaradhawi, dalam laman resminya menyebutkan sikap ‘rakus’ berbelanja menghabiskan uang, sangat dikecam dalam Islam. Hukumnya pun haram dilakukan. Mes ki pun uang tersebut adalah hasil jerih payahnya sendiri. Konsep kepemilikan harta yang berlaku dalam Islam, pada dasarnya uang yang dimiliki bukanlah kepunyaan pribadi secara mutlak.

Harta itu hanya dititipkan kepada yang bersangkutan. Ada hak orang lain di sebagian harta itu. Karena itu, ada hukum pemblokiran dana bagi mereka yang belum dapat mengelola keuangan. “Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan.” (QS An Nisaa’ [4] : 5).

Qaradhawi yang menjabat ketua Perhimpunan Ulama se-Dunia itu mengatakan bukan berarti Islam melarang berbelanja. Tetapi, yang ditekankan ialah pentingnya prinsip keseimbangan. Artinya, berbelanja boleh-bo leh saja, tetapi tetap tidak menghambur- hamburkan uang. Di sisi lain, ke seimbangan itu juga melarang sikap ter lalu irit hingga menyulitkan diri sendiri.

Apakah takaran belanja yang berlebihan? Menurut Qaradhawi yang memperoleh gelar doktor di Univer sitas Al Azhar, Kairo, Mesir, itu ukuran nya ialah pengalokasian dana untuk membeli barang yang terlampau me wah dan kurang dari segi peruntuk kannya. Misalnya saja berbelanja wa dah atau aksesori berbahan dasar emas, perak, intan, dan permata hanya untuk keperluan perabotan rumah.

Qaradhawi pun lantas mengutip pendapat para bijak yang mengatakan keutamaan itu akan melimpah berada di antara sikap berlebih-lebihan dan kikir. Belanja berlebihan termasuk kate gori tabzir yang dilarang .Sedangkan terlalu mengirit adalah kikir. Tidak ter lalu boros dan tidak pula irit adalah keutamaan.

Inilah bedanya Islam dengan dua agama sebelumnya. Risalah Yahudi menitikberatkan pada kekakuan dan kekasaran hidup. Sedangkan Nasrani terlampau memberikan kelonggaran. Ajaran Islam berada di tengah-tengah. Syekh Thahir bin Asyur mencoba mengungkapkan dampak dari sikap boros berbelanja. Menurut dia, selain tindakan itu tidak disukai oleh Allah SWT, berlebihan saat berbelanja bisa mendorong seseorang mendapakan rezeki dengan cara apa pun, termasuk menempuh jalan haram.

Mengapa demikian? Karena menurutnya, orang yang boros akan susah hidupnya. Dana yang ia miliki tidak akan pernah cukup. Ia pun tak segan untuk menggali lubang berutang sanasini. Maka itu, solusi jangka pendek baginya tak lain ialah memperoleh uang dengan cepat dan jalan pintas.

 

REPUBLIKA

Agar Puasa Bisa Cegah Kolesterol

SELAMA puasa, Anda harus menjaga pola makan yang benar. Jangan sampai banyak mengonsumsi makanan yang tidak sehat karena berbahaya bagi diri Anda.

Spesialis Penyakit Dalam dr Prasetyo Widhi SpPD KHOM membagikan tips sehat selama berpuasa. Berikut rangkumannya.

 

Hindari junk food

Saat buka dan sahur, hindari makanan tinggi garam dan natrium seperti junk food. Anda harus mengendalikan berat badan selama puasa agar terhindar dari penyakit.

Jangan makan makanan berlemak

Makanan berlemak bisa mengganggu metabolisme tubuh Anda. Konsumsilah lemak baik dan jauhilah lemak jahat. Anda bisa mengalami kenaikan berat badan yang drastis selama puasa.

Perbanyak makan buah dan sayur

Sayur dan buah mengandung tinggi serat. Makanan ini bisa lebih lama dicerna dan mengandung tinggi antioksidan yang baik untuk mencegah penyakit.

Perbanyak konsumsi sumber kalsium

Sumber makanan berkalsium dapat membantu menguatkan tulang dan gigi. Selain itu, makanan sumber kalsium mencegah hipertensi sejak masa muda.

Olahraga

Selama puasa Anda tetap diperbolehkan olahraga. Pilih kegiatan olahraga yang ringan lakukan selama 30 menit sekali, selama tiga sampai empat kali seminggu.

 

 

OKEZONE

Islam Mengatur Sakit yang Boleh Tetap Berpuasa

Bila menilik ajaran-ajaran Islam secara menyeluruh, dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama yang manusiawi.

Ajaran-ajarannya—yang juga terdiri dari tuntutan-tuntutan—selalu selaras dengan kondisi manusia sebagai objek dari ajaran Islam itu sendiri.

Hukum-hukumnya tegas tapi luwes. Tidak memberatkan, bahkan justru menghendaki kemudahan.

Yang demikian itu tercermin di dalam Al-Qur’an di mana dengan jelas dan tegas Allah menyatakannya dalam beberapa ayat di antaranya:

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

“Allah Tidak membebani seseorang kecuali sesuai kemampuannya.” (QS. Al-Baqarah: 286)

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

“Allah menghendaki kemudahan bagi kalian dan tidak menghendaki kesulitan bagi kalian.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Sebagai contoh, meski “berdiri” di dalam shalat merupakan rukun yang wajib dilaksanakan namun shalat dengan duduk atau tidur diperbolehkan bagi orang yang—karena kondisi tertentu—tak mampu melaksanakannya dengan berdiri.

Beberapa makanan yang secara tegas dihukumi haram dalam kondisi darurat diperbolehkan untuk dimakan demi menyelamatkan nyawa manusia.

Demikian pula dengan ibadah puasa yang merupakan salah satu dari lima rukun Islam.

Meski ibadah tahunan ini pada dasarnya diwajibkan atas setiap individu muslim tapi Allah tetap saja memberi keringan bagi orang-orang tertentu karena sebab-sebab tertentu.

Orang yang sakit adalah salah satunya.

Ia diperbolehkan untuk tidak berpuasa bila karena sakitnya justru puasa akan memberinya mudarat.

Bahkan, bila orang yang sakit tersebut nekat berpuasa—mungkin karena begitu bersemangat beribadah—hingga terjadi kematian, justru agama menghukuminya sebagai orang yang bermaksiat, bukan beribadah.

Dalam hal ini Syaikh Nawawi Banten memerinci beberapa hukum orang yang sakit berkaitan dengan boleh tidaknya ia tidak berpuasa. Dalam kitab Kaasyifatus Sajaa beliau menjelaskan:

اعلم أن للمريض ثلاثة أحوال فإن توهم ضررا يبيح له التيمم كره له الصوم وجاز له الفطر، فإن تحقق الضرر المذكور ولو بغلبة ظن وانتهى به العذر إلى الهلاك وذهاب منفعة عضو حرم عليه الصوم ووجب عليه الفطر، فإذا استمر صائما حتى مات مات عاصيا، فإن كان المرض خفيفا كصداع ووجع أذن وسن لم يجز الفطر، إلا أن يخاف الزيادة بالصوم

Bila diduga adanya mudarat yang membolehkan bertayamum maka dimakruhkan berpuasa bagi orang yang sakit dan diperbolehkan baginya berbuka.

Bila mudarat yang diduga tersebut terwujud dengan dugaan yang kuat dapat menimbulkan kerusakan dan hilangnya manfaat suatu anggota badan maka haram berpuasa bagi orang tersebut dan wajib berbuka.

Bila ia tetap terus berpuasa sehingga meninggal dunia maka ia meninggal dalam keadaan bermaksiat.

Bila sakit yang diderita adalah sakit yang ringan seperti pusing, sakit telinga dan gigi maka tidak diperbolehkan berbuka kecuali bila dikhawatirkan akan bertambah sakitnya dengan berpuasa (lihat: Muhammad Nanawi Al-Bantani, Kaasyifatus Sajaa [Jakarta: Darul Kutub Al-Islamiyah, 2008], hal. 199). (Nu. Online/Yazid Muttaqin)

 

TRIBUN NEWS

Sahur, Waktu Paling Mustajab Untuk Berdoa

WAKTU sahur merupakan salah satu waktu yang sangat mustajab untuk berdoa di bulan Ramadan. Sebab sunah waktu sahur sama dengan sepertiga malam terakhir yang disabdakan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tentang keutamaannya.

“Rabb kita Tabaraka wa Taala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdoa kepadaKu, niscaya akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepadaKu, niscaya Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepadaKu, niscaya akan Aku ampuni.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Lalu, bacaan apa yang paling utama di waktu sahur? Doa apa yang paling utama dipanjatkan di waktu itu?

Al Quran mengisyaratkan agar waktu sahur diisi dengan memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Taala. Jadi bacaan paling utama di waktu sahur adalah istighfar. Doa yang paling utama di saat itu adalah doa memohon ampun kepada Allah.

Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

“(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS. Ali Imran: 17)

Dalam menjelaskan, Ibnu Katsir menerangkan bahwa ayat ini menunjukkan keutamaan beristighfar di waktu sahur.

Para sahabat biasa mengamalkan istighfar di waktu sahur. Misalnya Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu. Beliau biasa bertanya kepada Nafi. “Hai Nafi apakah waktu sahur telah masuk?” Jika ternyata waktu sahur telah dimulai, Abullah bin Umar berdoa dan memohon ampun hingga waktu Subuh.

Ibnu Masud radhiyallahu anhu juga mengamalkan waktu sahur untuk memperbanyak istighfar. Beliau berdoa:

“Ya Tuhanku, Engkau telah memerintahkan kepadaku, maka aku taati perintah-Mu. Dan inilah waktu sahur, maka berikanlah ampunanmu kepadaku.”

Demikianlah waktu sahur merupakan waktu paling mustajabah. Maka manfaatkan waktu mustajabah tersebut dengan memperbanyak istighfar. Baik istighfar pendek “Astaghfirullah” atau “Astaghfirullahal adhiim” maupun sayyidul istighfar. Wallahu alam bish shawab.

– See more at: http://ramadhan.inilah.com/read/detail/2383454/sahur-waktu-paling-mustajab-untuk-berdoa#sthash.JYEk8Gtz.dpuf

Tips Liburan Akhir Pekan di Kala Puasa

Akhir pekan sudah di depan mata. Walaupun dalam bulan puasa, bukan berarti tak bisa traveling. Paling tidak, ada 5 tips libur akhir pekan saat puasa yang bisa disimak.

Setelah bekerja berhari-hari, rasanya jalan-jalan santai di akhir pekan bisa jadi semacam hadiah buat kamu. Traveling di saat puasa mungkin memang tak bisa sebebas di bulan biasa. Tapi tak ada salahnya untuk dicoba.

Berikut 5 tips liburan akhir pekan saat bulan puasa:

1. Sahur yang cukup

Sahur merupakan saat makan yang penting sebelum traveling saat menjalankan ibadah puasa. Untuk itu, kamu perlu menyantap makanan bergizi, dengan komposisi seimbang dan jangan lupa juga untuk banyak minum air putih. Selain itu, sempatkan juga untuk mengonsumsi vitamin supaya stamina terus terjaga.

2. Pilih tempat yang mudah dijangkau

Liburan yang seru tak harus ke tempat yang jauh. Objek wisata yang mudah dijangkau dari rumah kamu pun bukan tidak mungkin menyenangkan buat dikunjungi. Pilihlah tempat yang dekat dan jalurnya tak terlalu sulit dilewati motor atau mobil.

3. Utamakan objek wisata indoor

Agar acara jalan-jalan kamu lebih santai dan tak cepat lelah serta banyak berkeringat karena kepanasan, sebaiknya pilihlah destinasi indoor. Seperti museum, mal, komplek taman rekreasi indoor dan lain sebagainya.

4. Wisata religi

Selama bulan puasa, pas sekali untuk wisata religi. Kamu bisa berkunjung ke masjid-masjid cantik, museum Islam atau ziarah. Main ke museum Bayt Al Quran di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta misalnya, kamu bisa wisata sambil mendapat informasi lebih banyak tentang sejarah mushaf.

5. Berburu kuliner Ramadan untuk berbuka

Kalau bepergian sejak siang hari dirasa berat, mulai jalan-jalan menjelang sore hingga malam pun tak apa. Kamu bisa ngabuburit ke tempat-tempat yang mungkin tak bisa kamu kunjungi selama hari kerja.

Kalau ada pasar kuliner Ramadan yang tak terlalu sulit dijangkau dari rumah, sempatkan juga ke sana. Berburu kuliner Ramadan buat buka puasa, sambil menikmati suasana ramai di kala senja jelang berbuka tentunya bakalan menyenangkan. (krn/krn)

 

DETIK TRAVEL