Tiga Waktu untuk Berolahraga di Bulan Puasa

Meski makanan dan minuman berkurang selama bulan Ramadhan, tidak berarti kesehatan dan kebugaran tubuh bisa dilupakan. Sebab, olahraga masih dapat dilakukan dengan menyiasati waktu.

Dokter Michael Triangto, SpKO, mengatakan, olahraga dengan intensitas ringan dapat dilakukan setelah sahur dan shalat subuh. Durasinya juga tidak terlalu lama sehingga tidak menyebabkan dehidrasi.

“Bentuknya jalan cepat. Itu bisa dilakukan dari pada kembali tidur. Bisa keliling kompleks atau taman selama 20-30 menit saja. Dengan demikian, tidak menggangu waktu untuk pergi ke kantor,” kata dokter Michael saat dihubungi pada hari Rabu (31/5/2017).

Bila Anda melakukannya, kesegaran tubuh akan terjaga hingga sekitar pukul 14.00 atau 15.00. Hal itu disebabkan oleh aktivitas tubuh yang tetap membakar kalori paska olahraga. Disebut dengan Excess Post-exercise Oxygen Consumption (EPOC), kondisi ini membuat tubuh tetap segar sehingga produktivitas kerja tidak mengalami penurunan signifikan.

Namun, bila merasa kurang, olahraga juga dapat kembali dilakukan sembari menunggu berbuka puasa. Pada tahap ini, olahraga bertujuan untuk mempertahankan kondisi tubuh yang telah terjaga sebelumnya.

“Kalau sebelum puasa biasanya berolahraga dan ingin mempertahankannya, maka olahraga bisa dilakukan sebelum adzan magrib,” kata dokter Michael.

Jenis olahraga yang dilakukan juga bisa lebih berat dibandingkan pagi hari, misalnya berlari mengelilingi kompleks atau masjid. Selain itu, gerakan kalistenik atau olahraga yang menggunakan berat badan seperti push up dan sit up juga dapat menjadi pilihan.

Selama melakukan olahraga pada sesi ini, Anda tidak perlu khawatir dehidrasi. Sebab, selesai berolahraga, waktu berbuka telah tiba.

Akan tetapi, dokter Michael tidak menyarankan untuk melakukan olahraga di pusat kebugaran pada sore hari selama bulan puasa. Namun, bila Anda tetap ngebet untuk melaksanakan program latihan di pusat kebugaran, lakukanlah setelah berbuka atau setelah shalat tarawih.

“Untuk orang awam yang bukan atlit, tidak disarankan olahraga di malam hari dengan durasi tinggi. Jadi, kalau pagi 100 persen kardio, sore harus seimbang 50 persen kardio dan 50 persen angkat beban. (Lalu) malam kardio 30 persen dan sisanya angkat beban,” ujar dokter Michael.

 

KOMPAS

Empat Warga Tunisia Dipenjara Akibat Makan saat Bulan Puasa

Pengadilan di Tunisia utara memberikan hukuman satu bulan penjara kepada empat orang laki-laki. Mereka dinilai melakukan kesalahan dengan makan di depan umum selama bulan puasa berlangsung.

Menurut Juru Bicara Kejaksaan, Chokri Lahmar, di Pengadilan Bizerte, bahwa kejadian tersebut terlihat saat keempat laki-laki makan dan merokok di depan umum, tepatnya di taman. Dia mengatakan, keempat pria tersebut memiliki waktu 10 hari untuk mengajukan banding atas hukuman satu bulan mereka sebelum ketentuan tersebut berlaku.

Keluhan dari penduduk setempat atas hukuman mereka terjadi setelah seruan beredar di media sosial. Hal ini memicu untuk melakukan demonstrasi 11 Juni nanti, untuk melindungi hak-hak orang yang menolak untuk berpuasa. Namun, hingga saat ini, belum diketahui lebih lanjut identitas dari keempat laki-laki tersebut.

Dikutip dari arabnews.com (1/6), meskipun negara memiliki peran sebagai “wali agama” di bawah konstitusi, Tunisia tidak memiliki undang-undang khusus yang melarang makan di depan umum selama bulan Ramadan. Ini yang menjadi sebuah kontroversi yang muncul kembali setiap tahun di negara Afrika Utara.

Sebagian besar restoran dan coffee shops tetap ditutup di Tunisia pada siang hari selama bulan suci. Namun ada juga beberapa perusahaan terbuka di balik tirai tertutup untuk mencegah pelanggan terlihat.

 

REPUBLIKA

Jaga Waktu Tidur Anda di Bulan Ramadhan dengan Kiat Dokter Ini

Selama bulan Ramadhan, waktu tidurmanusia usia dewasa berkurang. Dengan adanya waktu sahur dan persiapannya, sulit untuk bisa mencapai waktu tidur tujuh jam yang direkomendasikan.

Dokter Andreas Prasadja, RPSGT praktisi kesehatan tidur dari Snoring and Sleep Disorder Clinic mengatakan, berkurangnya waktu tidurselama bulan puasa tidak dapat dihindarkan. Akan tetapi, yang dapat dilakukan adalah meminimalkan kekurangannya.

Untuk itu, Andreas menyarankan untuk memajukan waktu tidur di malam hari menjadi lebih cepat. Misalnya, jika terbiasa tidur pukul 23.00, cobalah tidur pukul 21.00 agar dapat sahur pukul 03.00.

“Majukan jam tidur (jadi) pukul 20.00 atau pukul 21.00. Apalagi kalau ibu-ibu yang mesti mempersiapkan sahur dan sebagainya, disarankan untuk memajukan jam tidurnya,” kata Andreas saat dihubungi, Senin (29/5/2017).

Namun, bila anda harus bekerja hingga larut malam, Andreas menghimbau agar menggunakan waktu istirahat yang tersisa untuktidur. Selepas sahur dan salat subuh misalnya, jika masih memungkinkan, gunakan waktu tidur sebelum kembali bekerja.

Bila rumah Anda cukup jauh dari tempat kerja dan masih mengantuk, sebaiknya tidak membawa kendaraan pribadi. Sebab, berkendara dalam keaadan mengantuk lebih berbahaya dibandingkan saat mabuk.

(Baca juga: Rupanya Inilah yang Sebenarnya Terjadi pada Otak Manusia Saat Tidur)

“Sampai kantor pagi, silahkan tidur. Istirahat makan siang kan enggak makan, habis salat tidur dulu sehingga begitu kita bangun, kita mendapatkan segala manfaat tidur. Performa kembali, semangat, energi kembali,” kata Andreas.

Dia mengatakan, tidak ada yang dapat menggantikan fungsi restoratif yang dihasilkan saat tidur. Olahraga ringan, juga tidak cukup membantu.

Menurut Andreas, olahraga ringan yang menggunakan teknik pernafasan hanya akan membuat segar sementara. Namun, otak yang telah lelah tidak dapat dibuat segar kembali.

“Cuma bikin segar sesaat, segar dalam arti melek karena kortisol naik. Jadi, yang bisa dilakukan cuma tidur karena tidak ada yang bisa menggantikan, olahraga pun hanya meningkatkan keterjagaan. Otak yang sudah lelah tetap akan lelah, performanya tidak akan terbantu,” ujar Andreas.

Walaupun kini sudah terlambat, Andreas menyarankan untuk mengubah pola tidur secara bertahap dua pekan sebelum Ramadan. Hal itu diperlukan untuk membiasakan tubuh terhadap pola tidurbarunya.

Karina Sering Ikut Shalat Idul Fitri

Bukan hal yang mudah bagi Karina untuk akhirnya menjadi Muslimah. Ia harus menghadapi orang tua satu-satunya yang ia miliki setelah mamanya wafat, sebulan setelah Karina lahir. Meski mamanya Muslimah, Karina dibesarkan papanya sebagai Katolik taat.

Sejak tujuh tahun, pemilik nama lengkap Margaretha Maria Alacoque Karina Anggara Ayu Kusuma ini sebenarnya sering ikut pergi shalat Idul Fitri meski hanya duduk-duduk saja mendengarkan khotbah. Dua tahun kemudian, Karina merasa ingin sekali belajar Islam. Setelah diizinkan oleh guru agama Islam di sekolah, Karina belajar Islam secara diam-diam, bahkan mengikuti ulangan caturwulan.

Apa yang ia sembunyikan akhirnya terbuka juga. Papanya marah saat mendapati nilai agama Islam muncul di rapor putri keduanya itu. Sejak saat itu, Karina merasa lingkaran pertemanannya semakin diawasi papanya.

Karina tidak bisa lagi ikut mengaji bersama teman-teman Muslimnya, hal yang selama ini juga dilakukannya diam-diam. Ia hanya bisa pasrah dan menerima. “Saya sadar, saya belum cukup bisa membela hak saya,” ujar wanita yang berdomisili di Cinere itu.

Selama 11 tahun Karina tetap ke gereja tanpa putus. Ia sering menjadi yang pertama bangun dan siap pergi untuk beribadah di antara anggota keluarganya yang lain.

Tapi selama 11 tahun ia jalani rutinitas tersebut, semakin ia merasa tidak sanggup dan ingin keluar. Ada saja yang dirasakannya, entah ingin muntah, pusing, atau lemas. Karina merasa tertekan sendiri karena membohongi dirinya dengan melakukan apa yang tidak benar-benar ia inginkan.

 

Meski belum menjadi Muslimah, setiap Ramadhan wanita yang sudah menerbitkan enam cerpen, novel, dan potongan autobiografi ini juga berpuasa dan ikut bangun pagi saat Idul Fitri. Setiap kali itu juga ia merasa ingin melepaskan tekanan di hatinya. Ia tidak sanggup menghadapi papanya.

Ia selalu ingin menangis jika berhadapan dengan papanya dan pada saat yang sama  tebersit keinginan untuk mengungkapkan lagi keinginannya menjadi Muslimah. Wanita 27 tahun ini hanya berdoa kepada Allah, jika Islam merupakan jalan hidupnya, ia meminta diberikan keberanian untuk menyampaikan itu kepada papanya.

Hari kedua Idul Fitri 2007, pada usia 20 tahun, doa Karina terkabul dan keberanian itu muncul. Karina merasa sudah saatnya ia menentukan hidup, termasuk menanggung konsekuensi atas pilihannya menjadi Muslimah. Ia yakin Allah tidak tidur dan mengetahui isi hatinya. “Saya pasrah,” kata staf bagian customer relations sebuah perusahaan swasta di Jakarta itu.

Setelah Karina mengungkapkan keinginannya menjadi Muslim, papanya berprasangka itu akibat pengaruh orang lain. Ia pun membantah. Karina percaya,  keyakinannya terhadap Islam datang dari hatinya dan itu memang jalan yang harus dilaluinya. Jika keyakinannya bukan sesuatu yang kuat, mustahil bertahan selama 11 tahun.  “Saya merasa Muslim memang sudah seharusnya,” kata Karina.

Baginya, agama yang dianutnya dulu tidak memuaskan sehingga rasa kurang yang dirasakan hatinya. Karina bertekad dan meminta kepada Allah SWT untuk bisa menjadi Muslim sebelum wafat.

Sekalipun, pada saat itu Karina memilih tidak bereaksi dengan semua perkataan papanya. Ia tahu, papanya belum rela atas keputusan putrinya. Sejak itu, Karina didiamkan papa dan kakaknya selama enam bulan. Karina berupaya tetap bersikap normal dan menjaga perasaan mereka dengan shalat serta mengaji di dalam kamarnya. Buku-buku Islam yang dipelajarinya juga dibuka saat ia sendiri saja.

Ia bersyukur itu hanya berlangsung enam bulan hingga akhirnya papa dan kakaknya mau kembali bicara kepadanya. Ia meyakinkan keduanya, selain keyakinan, menjadi Muslim akan membuat dirinya seperti Karina yang mereka kenal. Karina juga tetap memakai nama pemberian orang tuanya tanpa ada yang diubah.

 

Pernah juga, ia akan bersyahadat di sebuah masjid. Karina sudah membuat janji dengan ustaz yang akan membimbingnya bersyahadat. Pada saat bersamaan, digelar pula resepsi pernikahan di masjid yang sama.

Pengurus masjid mengatakan jika tepat ba’da Zhuhur Karina tidak sampai di sana, proses bersyahadat terpaksa ditunda. Ia hanya terlambat sedikit dari janji, namun pengurus masjid mendahulukan resepsi pernikahan dan membatalkan proses Karina untuk menjadi mualaf.

“Ujian iman tidak hanya terhenti sampai mendapat hidayah, tapi juga proses menjadi mualaf,” ujar Karina. Ia hanya bisa berdoa meminta kemudahan atas urusannya. Akhirnya, ia bersyahadat di masjid yang bisa ditempuh 10 menit dari rumahnya di Cinere.

Karina hanya perlu menyerahkan foto untuk ditempel di sertifikat tanpa biaya apa pun. Ia punterharu saat ustaz yang membimbingnya bahkan sengaja mengundangnya untuk bersyahadat di depan 50 ibu-ibu majelis taklim yang siang itu akan mengaji.

Dari ibu majelis taklim, ia juga mendapat Alquran pertama. Ia tak menyesali apa yang sudah dilaluinya sebab semua selalu membawa hikmah. Islam memberi pengaruh bersar dan mengubahnya menjadi pribadi yang lebih sabar dan tenang.

Tuhan, kata Karina, begitu hebat membuat manusia bisa melakukan berbagai aktivitas setiap hari. Sebab itu, beribadah sepekan sekali dirasanya kurang. Setelah menjadi Muslim dan shalat lima kali sehari, rasa kurang yang selama ini dirasakannya terpenuhi.

 

REPUBLIKA

 

Orang Boros di Bulan Puasa Saudaranya Setan

DI bulan Ramadan, setan-setan dibelenggu. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

“Apabila Ramadan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Namun, ternyata setan memiliki saudara-saudara yang bebas berjalan-jalan dan jumlahnya tidak sedikit di bulan Ramadan. Siapa mereka?

Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara-saudaranya setan” (QS Al Isra : 26-27)

Ketika menjelaskan ayat ini, para mufassir sepakat bahwa sikap boros atau mubadzir bukanlah dinilai dari berapa banyak harta yang dibelanjakan. Bukan pula berapa banyak uang yang dihabiskan. Tetapi, dinilai dari untuk apa harta atau uang tersebut dibelanjakan. Sebab, meskipun banyak membelanjakan harta namun belanjanya di jalan kebaikan (misalnya sedekah atau infaq fi sabilillah), maka tidak termasuk boros dan tidak termasuk saudara syetan.

Sebaliknya, meskipun yang dibelanjakan sedikit namun di jalan yang haram atau sia-sia, maka ia termasuk boros dan menjadi saudaranya setan.

“Seandainya seseorang menginfakkan seluruh hartanya untuk sesuatu yang benar, maka ia tidak termasuk orang yang berlaku boros,” ujar Mujahid, ulama mufassir generasi tabiin, “Sebaliknya walaupun ia hanya membelanjakan sebagian kecil hartanya untuk sesuatu yang sia-sia, maka ia telah berlaku boros.”

Abu Bakar pernah menginfakkan seluruh hartanya pada saat perang Tabuk. Sedangkan Umar bin Khattab menginfakkan separuh hartanya. Meskipun sangat banyak yang diinfakkan, mereka berdua tidak disebut boros. Sebab pengeluarannya di jalan yang benar.

Demikian pula Rasulullah memperbanyak sedekah di bulan Ramadan hingga diistilahkan seperi “angin” karena siapapun yang mendekat pada Rasulullah akan bisa menikmati sedekah beliau.

Di bulan Ramadan, khususnya menjelang Idul Fitri, sering kali sebagian orang terjebak pada pengeluaran yang sia-sia. Tidak memperbanyak sedekah, malah membeli barang-barang yang tidak diperlukan. Misalnya sudah punya HP baru, beli yang terbaru demi gengsi. Sudah punya banyak baju baru dan berbagai asesoris, masih juga menambah baju dan asesoris yang mahal dan sebenarnya tidak diperlukan, demi penampilan waktu mudik. Ada juga yang membeli petasan atau barang-barang lain yang terbuang sia-sia. Nah, apakah kita juga termasuk saudaranya setan?

 

 

– See more at: http://ramadhan.inilah.com/read/detail/2382306/orang-boros-di-bulan-puasa-saudaranya-setan#sthash.9mRP3m5Z.dpuf

Hal-hal Terlarang Dalam I’tikaf

BERIKUT ini aktivitas yang diperbolehkan selama Itikaf (diringkas dari Fiqhus Sunnah):

– Tawdi (melepas keluarga yang mengantar), sebagaimana yang nabi lakukan terhadap Shafiyyah

– Menyisir dan mencukur rambut, sebagaimana yang Aisyah lakukan terhadap nabi

– Keluar untuk memenuhi hajat manusiawi, seperti buang hajat

– Makan, minum, dan tidur ketika itikaf di masjid, atau mencuci pakaian, membersihkan najis, dan perbuatan lain yang tidak mungkin dilakukan di masjid.

Para ulama berselisih pendapat tentang kebolehan menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, dan salat jumat bagi yang itikafnya di masjid ghairu jami, antara yang membolehkan dan yang mengatakan batal itikafnya.

Pembatal-pembatal Itikaf

Pembatal-pembatal tersebut antara lain:

– Secara sengaja keluar dari masjid tanpa ada keperluan walau sebentar

– Murtad

– Hilang akal

– Gila

– Mabuk

– Jima (hubungan badan). (Lihat semua dalam Fiqhus Sunnah, 1/481-483)

Aktivitas selama Itikaf

Hendaknya para mutakifin memanfaatkan waktunya selama itikaf untuk aktivitas ketaatan, seperti membaca Alquran, zikir dengan kalimat yang matsur, muhasabah, salat sunah mutlak, boleh saja diselingi dengan kajian ilmu.

Berbincang dengan tema yang membawa manfaat juga tidak mengapa, namun hal itu janganlah menjadi spirit utama. Tidak sedikit orang yang itikaf berjumpa kawan lama, akhirnya mereka ngobrol urusan dunianya; nanya kabar, jumlah anak, kerja di mana, dan seterusnya, atau disibukkan oleh SMS yang keluar masuk tanpa hajat yang jelas, akhirnya membuatnya lalai dari aktivitas ketaatan.

Syaikh Ibnul Utsaimin Rahimahullah mengomentari hal ini, katanya:

“Perkataannya (untuk ketaatan kepada Allah) huruf Lam di sini adalah untuk menunjukkan sebab (ilat- istilahnya lam talil), yaitu bahwa dia menetap di masjid dalam rangka ketaatan kepada Allah, bukan untuk memisahkan diri dari manusia, bukan pula karena ingin mengunjungi sahabat-sahabatnya, kerabatnya, lalu berbincang dengan mereka, tetapi untuk memfokuskan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla.

Dengan inilah kita tahu bahwa mereka sedang itikaf di masjid. Lalu datang kepada mereka sahabat-sahabat mereka, dan ngobrol dengan tema pembicaraan yang tidak berfaidah, mereka ini datang tidak dengan ruh (spirit) untuk beritikaf, karena ruh yang ingin beritikaf, berdiamnya di masjid adalah dalam rangka ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla. Benar, bahwa manusia boleh saja berbincang kepada sebagian anggota keluarganya tetapi tidaklah memperbanyaknya, sebagaimana yang dilakukan Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam.”

Ada pun untuk menuntut ilmu di majelis itikaf, beliau berkata:

“Tidak ragu bahwa menuntut ilmu termasuk ketaatan kepada Allah, tetapi itikaf terdapat ketaatan khusus, seperti salat, zikir, membaca Alquran, dan yang serupa itu. Tidak apa-apa mutakif menghadiri satu pelajaran atau dua dalam sehari atau malam, sebab itu tidak mempengaruhi itikafnya, tetapi jika majelis ilmu diadakan terus menerus, akan membuatnya mengkaji materinya, menghadiri berbagai majelis yang memalingkannya dari ibadah khusus, ini tidak ragu lagi membuat itikafnya berkurang, di sini saya tidak katakan menganulir itikafnya. (Lihat semua dalam Syarhul Mumti, 6/163).

Pelajaran yang bisa kita petik dari itikaf adalah:

– Menegaskan kembali posisi masjid sebagai sentral pembinaan umat

– Sesibuk apa pun seorang muslim harus menyediakan waktunya untuk mendekatkan diri kepada Allah Taala secara fokus dan totalitas

– Hidup di dunia hanya persinggahan untuk menuju keabadian akhirat. [dakwatuna]

 

 
– See more at: http://ramadhan.inilah.com/read/detail/2382352/hal-hal-terlarang-dalam-itikaf#sthash.mhz4kkAg.dpuf

Ahli Gizi tak Sarankan Berbuka dengan Teh Manis

Ahli gizi tak menyarankan berbuka puasa dengan teh manis karena hanya mengandung sukrosa.

“Enggak cocok. Teh manis isinya (kandungannya) sukrosa saja. Salah berbuka puasa dengan tes manis, apalagi dengan gula berlebih,” ujar Rita Ramayulis DCN, MKes

Sementara saat berbuka puasa kita perlu segera menaikkan kadar gula darah hingga menjadi stabil. Sukrosa saja tak cukup, tubuh juga butuh glukosa dan fruktosa. Konsumsi kurma sangat disarankan karena kandungan glukosa, fruktosa dan sukrosanya. Di samping itu kurma juga kaya serat, kalium, potassium dan vitamin A.

“Konsumsi kurma basah, kalau enggak ada kurma kering. Satu kurma mengandung glukosa, fruktosa, sukrosa, serat, kalium, potassium dan vitamin A. Perpaduan sukrosa, glukosa dan fruktosa bisa menaikkan kadar gula sekaligus menstabilkannya,” kata Rita.

Perlu juga diingat, ujarnya, cairan elektrolit yang hilang selama berpuasa harus segera diganti saat berbuka. Selain kurma, buah-buahan termasuk air kelapa bagus bagi tubuh karena menyuplai cairan dan elektrolit.

“Buah pisang, semangka dan pepaya bisa menjadi pilihan karena juga mengandung serat, fruktosa, glukosa, kalium dan vitamin A,” katanya.

 

Menu Berbuka Puasa Ala Rasul

Momen berbuka puasa menjadi saat yang paling dinantikan umat muslim, ketika menjalani ibadah puasa di bulan Suci Ramadhan. Suara adzan magrib yang berkumandang, menjadi tanda yang mengakhiri ibadah tersebut.

Ketika momen tersebut tiba, biasanya kita sering mengonsumsi makanan dan minuman secara berlebihan. Padahal, kebiasaan tersebut sangat tidak dianjurkan oleh Rasulullah Saw. Berlebihan-lebihan hanya membawa efek yang buruk bagi kesehatan tubuh kita.

Dalam hal tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan umat muslim untuk berbuka dengan buah kurma. Bila tidak ada buah kurma yang didapat, bisa digantikan dengan satu tegukan air. Anjuran yang diberikan Rasulullah Saw ini merupakan bentuk kasih sayang terhadap seluruh umatnya.

Mengapa Rasul memilih kurma dan air menjadi menu berbuka puasa yang baik? Tenyata banyak manfaat yang terkandung dalam buah asal tanah Arab ini. Manfaat pertama, kurma dapat menyehatkan sistem pencernaan. Kurma mengandung sejumlah serat larut dan asam amino yang bermanfaat membantu proses pencernaan makanan berlangsung lebih baik dan efisien. Sehingga mampu meringankan kerja sistem pencernaan seseorang.

Manfaat kedua, kurma mampu menjadi meningkatkan stamina dan energi dalam tubuh. Saat berpuasa, kita pun tetap melakukan aktivitas rutin. Di Akhir Aktivitas pekerjaan yang dilakukan seseorang, rasa letih, lesu, capek tentu menjadi masalah yang sering dialami semua orang. Kurma mengandung kadar gula alami yang cukup tinggi (glukosa, sukrosa dan fruktosa) yang bermanfaat untuk mengembalikan energi tubuh yang terkuras saat beraktivitas padat.

Dengan memberi sesuatu yang manis (kurma) pada perut yang kosong, maka tubuh akan lebih siap menerima dan mendapatkan manfaatnya, terutama tubuh yang sehat, akan bertambah kuat dengannya. Dan bahwasanya puasa itu menghasilkan keringnya tubuh, maka air akan membasahinya, hingga sempurnalah manfaat makanan.

Bila tidak ada kurma, Rasul pun memberikan alternative pilihan bagi umatnya untuk berbuka puasa dengan seteguk air (air putih). Dalam ilmu kesehatan, air putih pun memiliki manfaat yang sangat besar bagi kondisi tubuh manusia. Manfaat pertama, air putih penangkal racun alami di dalam tubuh.. Air putih akan membantu membuang racun-racun yang ada dalam tubuh anda melalui urine yang anda keluarkan. Untuk itulaha, minum air putih 2-3 liter perhari sangat dianjurkan untuk tubuh anda.

Manfaat kedua, air putih mampu membantu melancarkan sistem pencernaan. Sama seperti halnya kurma, air putih juga ikut membantu proses pencernaan makanan yang kita makan berjalan dengan baik. Sehingga sangat dianjurkan minum air putih yang cukup bagi tubuh kita.

Semoga dengan menu berbuka puasa sehat yang dianjurkan Rasulullah Saw tersebut, dapat menjadi kebiasaan baik yang selalu diterapkan umat muslim di seluruh penjuru dunia ketika saat berbuka puasa. Selamat mencoba.

 

DOMPET DHUAFA

Dosa Maksiat di Bulan Ramadan Dilipatgandakan

DISEBUTKAN dalam hadis dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah mencatat berbagai kejelekan dan kebaikan lalu Dia menjelaskannya. Barangsiapa yang bertekad untuk melakukan kebaikan lantas tidak bisa terlaksana, maka Allah catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia bertekad lantas bisa ia penuhi dengan melakukannya, maka Allah mencatat baginya 10 kebaikan hingga 700 kali lipatnya sampai lipatan yang banyak.” (HR. Ahmad, 2881, Bukhari 6491 dan Muslim 130)

Dalam masalah pahala, memang tidak bisa kita itung secara matematis. Namun dalam hadis di atas, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memastikan bahwa maksiat yang dilakukan hamba sekali, tidak digandakan dosanya. Tapi ditulis sekali. Sebagai pembenar bahwa Allah tidak menzalimi hamba-Nya.

“Allah sama sekali tidak berkehendak untuk menzalimi seluruh alam. (QS. Ali Imran: 108).

Ada kuantitas, ada kualitas.

Si A dan si B melakukan satu maksiat yang sama. Masing-masing mendapatkan satu dosa. Apakah kita bisa memastikan bahwa nilai dosa keduanya sama? Tentu saja tidak. Ada banyak faktor yang menyebabkan nilai dosanya berbeda. Sehingga bisa jadi yang satu mendapatkan dosa sebesar mobil, sementara satunya mendapat dosa seukuran kerikil. Semua kembali kepada latar belakang masing-masing ketika berbuat dosa.

Kita meyakini amal saleh di bulan Ramadan, pahalanya dilipatgandakan. Dan kita juga perlu sadar bahwa perbuatan maksiat yang dilakukan manusia di bulan Ramadan, dosanya juga lebih besar dibandingkan di luar Ramadan. Bisa jadi, tetap dapat satu dosa, tapi nilainya lebih besar dibandingkan ketika maksiat itu dilakukan di luar Ramadan.

Al-Allamah Ibnu Muflih dalam kitabnya Adab Syariyah menuliskan,

“Pembahasan tentang kaidah, bertambahnya dosa sebagaimana bertambahnya pahala, (ketika dilakukan) di waktu dan tempat yang mulia.”

Selanjutnya, Ibnu Muflih menyebutkan keterangan gurunya, Taqiyuddin Ibnu Taimiyah,

“Syaikh Taqiyuddin mengatakan, maksiat yang dilakukan di waktu atau tempat yang mulia, dosa dan hukumnya dilipatkan, sesuai tingkatan kemuliaan waktu dan tempat tersebut. (al-Adab as-Syariyah, 3/430).

Ada banyak dalil yang mendukung kaidah ini. Diantaranya, firman Allah,

“Siapa yang bermaksud di dalamnya (kota Mekah) untuk melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih.” (QS. al-Hajj: 25)

Kita bisa perhatikan, baru sebatas keinginan untuk melakukan tindakan dzalim di tanah Haram Mekah, Allah beri ancaman dengan siksa yang menyakitkan. Sekalipun jika itu dilakukan di luar tanah haram, tidak akan diberi hukuman sampai terjadi kezaliman itu.

Alasannya, karena orang ini melakukan kezaliman di tanah haram, berarti bermaksiat di tempat yang mulia. Yang dijaga kehormatannya oleh syariat. (Tafsir as-Sadi, hlm. 535).

Demikian pula, ketika Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan keutamaan kota Madinah. Beliau mengatakan,

“Madinah adalah tanah haram, dengan batas antara bukit Ir sampai bukit itu. Siapa yang berbuat kriminal di sana atau melindungi pelaku kriminal, maka dia akan mendapat laknat Allah, para Malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima amal sunah maupun amal wajibnya.” (HR. Ahmad 1049 dan Bukhari 1870)

Beliau memberikan ancaman sangat keras, karena maksiat ini dilakukan di tanah haram, yang dimuliakan oleh syariat.

Kita kembali kepada dosa di bulan Ramadan. Mengapa dosanya lebih besar? Orang yang melakukan maksiat di bulan Ramadan, dia melakukan dua kesalahan, Pertama, melanggar larangan Allah.

Kedua, menodai kehormatan ramadhan dengan maksiat yang dia kerjakan. Ini memberikan kita pelajaran agar semakin waspada dengan yang namanya maksiat di bulan Ramadan. Di samping maksiat itu akan merusak puasa yang kita kerjakan, sehingga menjadi amal yang tidak bermutu. Allahu alam.[KonsultasiSyariah]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2381751/dosa-maksiat-di-bulan-ramadan-dilipatgandakan#sthash.FnHwNNSG.dpuf

JNE Siapkan Pesawat Khusus Antisipasi Lonjakan Ramadhan

Ramadhan dan Idul Fitri, adalah momen khusus saat kebutuhan pengiriman paket oleh masyarakat meningkat di berbagai daerah. Di momen istimewa yang dirayakan oleh umat muslim ini, pertumbuhan tingkat konsumsi masyarakat di seluruh Indonesia menjadi tradisi dan budaya.

Begitu juga bagi banyak pelaku e-commerce, Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri pun menjadi saat dimana angka penjualan dapat bertambah. JNE jumlah pengiriman pada high season tahun ini mencapai lebih dari 30 persem dibanding hari-hari biasanya yang kini berjumlah rata-rata 16 juta kiriman per bulan. Jenis paket yang dikirimkan pun didominasi oleh pakaian dan makanan yang menjadi komoditi bagi para UKM atau pelaku e-commerce.

Presiden Direktur JNE M Feriadi mengatakan untuk dapat terus memenuhi kebutuhan pengiriman paket perseroan melakukan banyak persiapan di berbagai hal dalam bidang IT, SDM, dan infrastruktur. JNE menambah sebanyak 15 ribu lebih SDM dari sekitar 40 ribu personil yang sudah ada di seluruh Indonesia, sehingga 55 ribu karyawan siap melayani pelanggan dan menangani seluruh aktifitas operasional pada high season kali ini.

Begitu juga dengan 7000 lebih armada yang sudah ada, ditambah sebanyak lebih dari 1500 unit kendaraan, menjadi total sekitar 8500 armada pengantar paket di semua wilayah dari berbagai macam jenis kendaraan, seperti mobil, truk berukuran kecil sampai dengan besar, dan yang lainnya. Untuk menangani kebutuhan pengiriman paket dalam e-commerce agar mendukung peningkatan penjualan para UKM atau aktifitas jual-beli online yang juga bertambah, JNE bahkan menyiapkan pesawat kargo khusus.

Koordinasi dengan berbagai pihak dan booking space juga telah dilakukan, baik dengan airlines maupun pengelola angkutan laut serta darat. Langkah-langkah antisipasi yang dilakukan untuk menghadapi peningkatan jumlah kiriman yang signifikan dalam waktu yang singkat, bukan hanya terkait penuhnya jadwal penerbangan dan padatnya lalu lintas darat maupun laut, namun juga antisipasi terhadap hal-hal yang berkaitan dengan cuaca seperti gelombang laut yang tinggi sehingga wilayah Indonesia bagian timur tidak dapat dicapai melalui jalur laut, dan yang lainnya.

“Di tahun-tahun sebelumnya, lonjakan terjadi seminggu sebelum Idul Fitri atau H-7 lebaran, tapi saat ini kenaikan sudah terjadi pada minggu kedua bulan Ramadhan” tutur dia berdasarkan rilis yang diterima republika.co.id, Kamis (1/6)

Pesona atau Pesanan Oleh-Oleh Nusantara sebagai produk layanan JNE untuk mendukung para produsen makanan khas dalam negeri pun mencatat pertumbuhan pesanan konsumen untuk para UKM kuliner di berbagai daerah. Penambahannya berjumlah hingga ribuan pesanan setiap tahun saat high season.

 

 

REPUBLIKA

 

________________________

Anda pengguna jasa JNE? Segera download aplikasi Android JNE TARIF OFFLINE dari Albani Studio. Dengan aplikasi ini, Anda bisa ngecek tarif ongkir JNE secara offline atau tanpa koneksi internet. Download di sini!