Akhlak, Pondasi Syariat Islam

DUNIA telah berubah. Semakin hari teknologi semakin canggih. Manusia mulai sibuk dengan dunianya masing-masing. Alat komunikasi dimaksudkan untuk mendekatkan yang jauh, namun malah menjauhkan yang dekat.

Setiap hari muncul penemuan-penemuan baru yang sebelumnya dirasa mustahil dan tak masuk akal. Bersamaan dengan itu, hubungan antar manusia terhalang dengan tabir teknologi. Moral, akhlak dan ramah tamah sudah menjadi pemandangan yang jarang. Di saat kemajuan teknologi semakin memuncak, kemunduran akhlak semakin terjatuh. Namun, apakah akhlak masih diperlukan di zaman ini?

Kita semua tau bahwa di zaman ini akhlak semakin merosot. Padahal Islam sangat memperhatikan urusan akhlak. Bukankah Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak, hingga seakan-akan tidak ada lagi tujuan selain itu.

“Sesungguhnya aku (hanya) diutus untuk menyempurnakan akhlak”

Kata Innama dalam bahasa Arab bermakna Hasyr yang memiliki arti (hanya).

Para Nabi mencontohkan berbagai perangai indah dalam kehidupan mereka dan Rasulullah datang untuk menyempurnakan semua perangai indah itu. Beliau bersabda,”Sungguh seorang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik budi pekertinya.”

Akhlak adalah pondasi Syariat Allah. Yang tidak memahami cara berakhlak berarti belum mengerti agama ini. Kekerasan dan kekejaman yang memakai wajah islam sungguh bertentangan dengan tujuan diturunkannya Al-Quran dan diutusnya para nabi.

Kita semua tahu bahwa ilmu Rasulullah saw berada di puncaknya, dalam ibadah beliau adalah yang terbaik, ketakwaan beliau diatas seluruh manusia dan tidak ada satu pun yang mampu menandingi kemuliaan dan keagungannya. Namun, sisi apa yang dipuji oleh Allah dan diabadikan di dalam Al-Quran.

Allah berfirman, “Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur.” (Al-Qalam 4)

Dari semua keagungan dan kemuliaan yang beliau miliki, ternyata Allah memuji puncak akhlak dan budi pekertinya yang luhur. Rasul tidak lagi berakhlak, tapi akhlak itu telah mendarah daging dalam dirinya. Jika lambang islam yang terbesar dipuji dengan kesempurnaan akhlaknya, masih adakah alasan untuk tidak ber-akhlak? Masih adakah alasan untuk tampil seram dan menakutkan atas nama Islam?

Rasulullah saw pernah diatanya, “Apakah perbuatan yang paling utama?”Dengan singkat beliau menjawab, “Akhlak yang baik”

Diwaktu lain, beliau sedang duduk bersama para sahabat hingga datang seseorang ke hadapan beliau. “Ya Rasulullah, apakah agama itu?”Beliau menjawab, “Akhlak yang baik.”

Orang ini kurang puas dan bertanya dari samping kanan beliau. “Ya Rasulullah, apakah agama itu?”Rasul menjawab, “Akhlak yang baik.”Ia datang lagi dari samping kiri dan mendapat jawaban yang sama. Hingga akhirnya orang tersebut bertanya dari belakang, “Ya Rasulullah, apakah agama itu?”Rasul pun menoleh kebelakang dan bersabda, “Apakah kamu tidak mengerti, agama itu bermakna Janganlah Kamu Marah !”

Kisah ini memberikan kita kesimpulan bahwa inti agama adalah akhlak. Islam tersebar dengan cinta dan kasih sayang. Bohong orang yang menuduh Islam tersebar dengan pedang. Sesungguhnya pedang hanyalah alat untuk memotong sel-sel kanker yang menggerogoti tubuh Islam. Layaknya orang sakit, tubuhnya perlu dioperasi untuk sembuh kembali.

Begitu banyak kisah tentang orang-orang yang masuk Islam karena melihat akhlak Rasulullah saw. Dan akan kita sampaikan dalam artikel yang lainnya.Akhlak bukan hanya pondasi syariat, ia juga tujuan dari ibadah kita.

 

[khazanahalquran]

Remehkan Salat sama dengan Sepelekan Agamanya

DALAM sehari semalam kita diwajibkan untuk menjalankan salat sebanyak lima kali. Tahukah Anda, dalam ibadah yang satu ini terkandung keistimewaan yang luar biasa?

Ternyata salat adalah ibadah yang memiliki kekhususan tersendiri dari ibadah-ibadah lainnya. Di antara kekhususan tersebut adalah berikut:

Pertama: salat adalah rukun Islam yang kedua, setelah dua kalimat syahadat.

Urutan selanjutnya, yang dilakukan oleh seorang yang masuk Islam; setelah ia mengikrarkan syahadat adalah, melaksanakan salat. Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengabarkan,

Islam didirikan di atas lima: Bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah, dan bahwa Nabi Muhammad utusan Allah, mendirikan salat, mengeluarkan zakat, haji ke baitullah bila ada kemampuan, dan puasa bulan Ramadan.” (HR. Bukhari & Muslim)

Kedua: Salat adalah tiang agama.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Salat adalah tiangnya agama.” (HR. Tirmidz. Beliau mengatakan, “hadis ini derajatnya hasan sahih.”)

Sahabat Umar bin Khatab radhiyallahuanhu berpesan kepada gubernur-gubernur di wilayah kekuasan khilafah beliau,

“Sungguh urusan terpenting yang ada pada kalian bagi saya adalah salat. Barangsiapa yang menjaga salatnya, maka dia telah menjaga agamanya. Sesiapa yang menyepelekan salat, maka untuk urusan lain ia akan lebih sepelekan lagi. Tak ada bagian dari Islam, untuk orang-orang yang meninggalkan salat ” (Al Mudawwanah 1/156).

Imam Ahmad rahimahullah mengatakan,

“Siapa saja yang meremehkan urusan salat, ia akan didapati menyepelekan Islamnya. Sungguh kualitas Islam seseorang, berbanding lurus dengan kualitas salatnya. Dan loyalitasnya terhadap Islam, sesuai kadar loyalnya terhadap salat.” (Tadhzimu Qodri As Sholah hal. 22)

Ketiga: Allah mensyariatkan salat kepada RasulNya, tanpa perantara dan di malam yang paling mulia.

Berbeda dengan ibadah lainnya, seperti zakat, puasa, jihad dst. Allah mesyariatkan kebanyakkan ibadah melalui perantara malaikat Jibril. Kemudian malaikat Jibril menyampaikannya kepada Rasulullah shallallahualaihi wasallam. Adapun sholat, tidak demikian. Allah langsung memanggil RasulNya ke atas langit ke 7. Ke Sidrotul Muntaha. Dalam peristiwa yang kita kenal dengan Isra Miraj. Di malam yang paling mulia yaitu malam lailatul qadr.

Ini menunjukkan betapa penting dan istimewanya sholat.

Keempat: Amalan pertama (yang berkaitan dengan hak Allah), yang akan dihisab di hari Kiamat.

Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu. Bahwa Nabi Muhammad shallallahualaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Taala mengatakan, Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah? Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.”

Dalam riwayat lain disebutkan, “Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan lainnya akan dihisab seperti itu pula.” (HR. Abu Daud, Ahmad, al Hakim, dan Baihaqi. Al Hakim menilai sanad hadits ini shahih. Dan disepakati oleh Adz Dzahabi).

Kelima : Akhir dari wasiat Nabi shallallahualaihi wa sallam sesaat sebelum beliau meninggal dunia. Dari Ummu Salamah radhiyallahuanha. Beliau mengatakan,

“Di antara akhir dari wasiat Nabi shallallahualaihi wa sallam adalah, “Jagalah salat jagalah salat dan budak-budak kalian.” (HR. Ahmad).

Keenam: Bagian Islam yang terakhir dicabut dari muka bumi.Dari Zaid bin Tsabit, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Yang pertama kali diangkat dari diri manusia adalah amanat dan yang terakhir tersisa adalah shalat.” (HR. Al Hakim dan Tirmidzi. Disebutkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Jami, 2: 353).

Ketujuh: Allah menyebutkan salat sebagai ciri awal/pertama amalan orang-orang yang beruntung.

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang beriman itu. Yaitu orang-orang yang khusyu sholatnya. Menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna. Menunaikan zakat. Menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki. Sesungguhnya sarangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang menjaga amanat-amanat dan janjinya. Dan orang-orang yang menjaga salatnya” (QS. Al Mukminun: 1-9).

Kedelapan : Allah menyebut sholat sebagai Iman.

“Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman kalian. Sungguh, Allah maha pengasih, maha penyayang kepada manusia” (QS. Al Baqarah: 143).

Para ulama tafsir menerangkan, makna kata “Iman” pada ayat ini adalah sholat. Yakni salat yang dikerjakan sebelum terjadinya pemindahan kiblat; dari Baitul Maqdis ke Kabah. Sebagaimana disebutkan hadis riwayat Tirmidzi, Dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhuma, beliau mengatakan,

“Saat Nabi shallallahualaihi wa sallam mengalihkan kiblat ke arah Kabah, para sahabat bertanya,” Bagaimana dengan saudara-saudara kami yang telah meninggal ya Rasulullah. Sementara mereka shalat menghadap Baitul Maqdis?” Maka turunlah ayat:

“Dan Allah tidaklah menyia-nyiakan Imanmu” (HR. Tirmidzi No. 2890. Beliau berkata: Hadits ini hasan shahih)

Imam Qurtubi rahimahullah berkata, “Pada ayat ini salat disebut dengan Iman. Karena ibadah ini mencakup niat (ibadah hati), ibadah lisan, dan ibadah anggota badan.” (Lihat: Tafsir Al Qurtubi 2/440)

Kesembilan: Allah mewajibkan salat pada setiap keadaan. Tidak gugur meski saat keadaan genting sekalipun. Seperti saat perang, sakit, perjalanan jauh dan lain sebagainya. Meski ada keringanan dalam hal syarat dan jumlah rakaatnya. Namun tidak menggugurkan kewajiban salat secara keseluruhan.

Kesepuluh : Pada awalnya, Allah mewajibkan salat salam sehari sebanyak 50 kali salat. Ini bukti bahwa Allah amat mencintai ibadah ini. Namun kemudian Allah memberi keringanan, sehingga menjadi lima kali dalam sehari semalam. Lima kali salat namun pahalanya sama dengan 50 kali pahala salat. Ini menunjukkan agungnya kedudukan ibadah ini. (Lihat dalam Shahih Bukhori hadis nomor 7517 dan Muslim nomor 162. Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahuanhu)

Kesebelas : Saking pentingnya ibadah ini, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tetap memerintahkan kepada orang-orang yang lupa atau tertidur saat waktu sholat untuk memqodonya saat ia ingat. Nabi shallallahualaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang meninggalkan salat karena tertidur atau lupa, maka hendaknya ia melakukan salat setelah ingat dan tidak ada kafarat (pengganti) selain itu.” (HR. Bukhori Muslim)

Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan, “Barang siapa yang kelupaan shalat atau tertidur sehingga terlewat waktu salat maka penebusnya adalah dia segera shalat ketika ia ingat.” (HR. Muslim )

Masuk dalam hal ini adalah orang yang pingsan. Para ulama menjelaskan, bila pingsannya tidak lebih dari tiga hari, maka wajib baginya untuk memqodo salat yang terluputkan selama tiga hari ia koma tersebut. Sebagai penjelasan ini diriwayatkan dari sahabat Amar, Imron bin Hushoin, dan Samuroh bin Jundub -radhiyallahu anhum. Adapun bila seorang koma lebih dari tiga hari, maka hukumnya disamakan dengan orang yang gila. Jadi tidak ada kewajiban memqodo salat setalah ia sadarkan diri. (Lihat: Al Mughni 2/50-52. Dan Asy-Syarhul Kabir karya Ibnu Qudamah 3/8)

Keduabelas: Allah mengkhususkan penyebutan salat dalam Alquran.

“Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan salat” (QS. Al Anbiya: 73).

Padahal salat sudah termasuk dalam amalan kebajikan. Namun Allah khususkan penyebutannya, untuk diketahui bahwa ibadah ini adalah ibadah yang paling penting. Dan seperti ini banyak ditemui dalam Alquran. Washallah ala Nabiyyina Muhammad, wa ala aalihi wa shohbihi wa sallam. [muslimorid]

  • Al Mudawwanah, karya Imam Malik. Cetakan ke 1 th 1415. Terbitan: Dar Kutub Ilmiyah.
  • Tafsir Al Qurtubi (Al Jami Li Ahkaamil Quran). Tahqiq: Dr. Abdullah bin Abdulmuhsin At Turki. Cetakan: Mu-assasah Ar Risalah.
  • Fiqhul Ibadah, Syaikh Muhammad bin Sholih al Ustaimin rahimahullah. Cetakan th 1425. Terbitan : Madar al Wathon Lin Nasyr.
  • Tadhzimu Qodri As Sholah, Syaikh Abdurrazaq bin Abdulmuhsin Al Badr. Cetakan pertama, Terbitan : Al Humaishi, Riyadh.

 

www.alukah.net

Jamaah Haji Risti Diminta Teratur Konsumsi Obat

Jamaah haji risiko tinggi (Risti) diminta mengonsumsi obat secara teratur sesuai resep dokter agar penyakitnya tidak kambuh. Kasubsi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Bandara Mirwan Yasin mengatakan perjalanan jauh dan kondisi suhu udara di Madinah yang sangat panas menyebabkan jamaah haji Risti mengalami kekambuhan. Mirwan berharap jamaah haji tidak menganggap sepele obat yang diberikan dokter.

“Jamaah dengan hipertensi rutin mengonsumsi obat seumur hidup, jadi kalau di Tanah Air minumnya tiga kali sehari itu minumnya tidak boleh putus,” ujar Mirwan, Senin (31/7).

Selain obat, Mirwan meminta jamaah Indonesia tidak melupakan air minum. Minumlah, 300 cc atau satu gelas air per jam tanpa menunggu haus. Temperatur udara di Madinah yang berkisar 45 derajat Celsius rentan membuat jamaah haji dehidrasi. “Jangan lupa minum yang banyak untuk memperbaiki sirkulasi ginjal,” katanya.

Menurutnya, dari beberapa kasus kesehatan yang dihadapi jamaah haji, memang lebih banyak pada bawaan sejak di Tanah Air. Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah setiap hari didatangi jamaah yang memeriksakan kondisinya. Jika berat dan membutuhkan perawatan, jamaah akan menjalani rawat inap. Jika tidak bisa rawat jalan.

 

IHRAM

Tips Mencegah Meningitis Jamaah Haji

Meningitis adalah penyakit peradangan selaput otak yang disebabkan oleh bakteri Meningitis Meningokok yang banyak terdapat di Arab Saudi. Penyakit ini ditularkan melalui cairan yang berasal dari saluran pernapasan seperti air liur dan lendir ketika bersin, batuk atau menggunakan alat makan dan minum penderita penyakit.

Bakteri ini hanya menginfeksi manusia. Tidak ada hewan yang menularkan bakteri ini. Berdasarkan data yang dilansir dari WHO.int, sebanyak 10 hingga 20 persen populasi manusia di dunia membawa bakteri ini di tenggorokan mereka pada waktu tertentu. Namun, mereka yang membawa bakteri ini, lebih tinggi ditemui di daerah endemi.

Berdasarkan petunjuk teknis Permenkes Nomor 15 tahun 2016 tentang Pemeriksaan dan Pembinaan Kesehatan Haji mencapai istithaah kesehatan jamaah haji untuk menuju keluarga sehat, gejala umum penyakit meningitis ini adalah sakit kepala, leher kaku, demam tinggi, penurunan kesadaran, dan takut dengan cahaya hingga muntah. Apabila terdapat gejala ini, jamah haji harus segera menemui dokter.

Ketika penyakit ini didiagnosa dini dan dilakukan pengobatan lima hingga 10 persen meninggal. Gejala ini diketahu setelah 24 hingga 48 jam.

Jika pasien selamat dari meningitis, biasanya tetap menyebabkan kerusakan otak, gangguan pendengaran atau kehilangan kemampuan belajar pada 10 hingga 20 persen pasien yang selamat. Gejala meningitis yang lebih parah biasanya ditandai dengan ruam hemoragik.

Dokter Penyakit Dalam RSCM dan juga Internal Medicine Fakultas Kedokteran UI Anna Uyainah memberikan, tips mencegah terkena penyakit ini. Pertama sebelum berangkat ke Saudi, jamaah haji harus melakukan vaksin meningitis.

“Seluruh jamaah haji harus memiliki sertifikat imunisasi internasional sebagai bukti telah mendapatkan vaksin meningitis dan sebagai syarat memperoleh izin visa dari pemerintah Arab Saudi,” ujar dia.

Pemberian vaksin dilakukan maksimal dua pekan sebelum keberangkatan, karena efektivitas vaksin mulai terbentuk 10 hingga 14 hari setelah pemberian. Bagi jamaah haji yang alergi atau kontraindikasi terhadap vaksin meningitis meningokokkus, maka akan dilakukan tindakan perlindungan terhadap kontak yang memungkinkan peningkatan penularan bakteri meningitis.

Jamaah haji yang alergi vaksin meningitis dapat memperoleh sertifikat imunisasi internasional yang menjelaskan tentang adanya alergi tersebut.

Kedua, menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Ketiga, menjaga sistem kekebalan tubuh dengan cukup istirahat, olahraga teratur, dan makan makanan yang sehat dan bergizi. Keempat, menghindari tempat yang terlalu padat.

 

REPUBLKA

Rumana, Penasihat Berhijab Gedung Putih

Dia menyebut dirinya sendiri ‘The Hijabi’, merujuk pada hijab yang menutup kepalanya. Hijab tersebut tetap dikenakan meski tengah menjalankan tugasnya sebagai penasihat dari Ben Rhodes, Deputi Keamanan Nasional untuk Presiden Barack Obama. Perempuan berhijab penghuni gedung putih itu bernama Rumana Ahmed.

Rumana berbagi kisahnya kepada Al Arabiya, dan ia menjadi satu dari enam tokoh penting Muslim Amerika yang bekerja di Gedung Putih. Beberapa Muslim memang diketahui memegang jabatan ‘sensitif’ National Security Council. Beberapa di antaranya berkontribusi pada legislatif, imigrasi, serta teknologi dan sains untuk departemen di Gedung Putih.

Muslim sudah menjadi bagian dari debat politik untuk keamanan nasional dan imigrasi. Namun sejak kepemimpinan Donald Trump, Muslim mendapat halangan dan menjadi target. Trump mencoba menghalangi Muslim untuk masuk ke wilayah politik Amerika Serikat (AS) dan berkata ‘sampai kami tahu apa yang akan kami lakukan pada mereka’. Sejak kepemimpinan Trump pula, Rumana Ahmed memutuskan mundur dari Gedung Putih.

Rumana merupakan sosok Muslimah aktif dan penuh semangat. Ia bahkan merupakan salah satu penasihat senior yang bekerja untuk Rhodes. Perempuan ini lahir di pinggiran Kota Washington DC, Gaithersburg. Ia memiliki darah Maryland dan Bangladesh. Rumana tak pernah menyangka kariernya di Gedung Putih sebelumnya. Semua berawal sejak 2008 silam ketika Obama mengatakan tentang perubahan dan kesempatan.

Satu tahun kemudian ia berhasil masuk Gedung Putih dengan bekerja sebagai salah satu staf. Pengalaman paling menarik ia dapatkan ketika bekerja untuk program Champions of Change. Kemampuan yang ia pelajari selama bekerja membuatnya bisa menolong komunitas Muslim di AS. Misalnya, seperti buka puasa bersama Presiden pada sesi makan malam. “Ini menyenangkan, ketika muda harusnya kita jangan pernah bertanya hal apa yang kita takutkan, tetapi adakah hal serius yang sudah kita ambil sebagai Muslim di Amerika,” ungkap Rumana.

Mengenakan hijab juga membuat sosok Rumana menjadi sosok panutan Muslimah Amerika. Ia bahkan mendapat perhatian dari aktor Adam Scott. Sang aktor menanyakan perihal hijab yang ia kenakan dan menyeimbanginya dengan pekerjaan. Scott mengungkapkan, Rumana menginspirasinya. Scott bahkan ingin anaknya bisa mengekspresikan diri seperti Rumana. Ruaman sadar, posisinya di Gedung Putih memberikan pengaruh besar bagi komunitas Muslim Amerika. Sebelumnya perbedaan sungguh nyata di dunia politik Amerika, dan ia lahir sebagai simbol.

Berdirinya Rumana di dalam Gedung Putih juga membuat banyak kejutan. Ketika Rumana berkunjung ke Maroko, seorang tamu dari Palestina bahkan terkejut melihat sosoknya bisa bekerja di dalam Gedung Putih. Peran Rumana di Gedung Putih juga mendapat apresiasi dari Rhodes, tokoh yang ia dampingi selama bekerja. “Rumana sosok yang bisa menggabungkan antara negara dan kepercayaan yang ia punya, berkat Rumana keduanya ternyata bukan sebuah konflik,” ungkap Rhodes.

 

REPUBLIKA

Sujinah Penjual Tiwul dan Doanya yang Sederhana di Tanah Suci

Madinah – Sujinah (60), penjual jajanan tradisional asal Desa Tanjungtani, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, bersyukur bisa berhaji yang diimpikan sejak lama. Matanya berbinar saat menceritakan bagaimana bisa berhaji dan doanya yang sederhana.

Di desa, Sujinah biasa dipanggil Sujinah Tiwul. Tiwul dilekatkan karena Sujinah berjualan tiwul. Namun menurut Sujinah, ia tak hanya berjualan tiwul tapi juga jajanan tradisional lain seperti gethuk, cenil, dan tape singkong.

“Dijual ke beberapa pasar,” kata Sujinah dalam bahasa Jawa halus.

Sujinah bicara sambil duduk di kursi lobi di Hotel Mawaddah An Nour tempatnya menginap selama di Madinah, Selasa (1/8/2017) sekitar pukul 14.00 Waktu Arab Saudi (WAS).

Sujinah didampingi 2 temannya menunggu lift kosong. Antrean siang itu cukup padat. Selain jemaah Indonesia, ada jemaah Thailand, Malaysia, dan negara lain di hotel yang berjarak kurang lebih 250 meter dari Masjid Nabawi itu.

Bagaimana Sujinah berangkat haji? Dia mengaku menyisihkan uang hasil jualan jajanan untuk biaya haji. Ia mendaftar pada tahun 2010. Dan akhirnya tahun ini, dia ‘dipanggil’ ke Tanah Suci.

Sujinah tergabung dalam kelompok terbang SUB 05 Embarkasi Surabaya. Pesawatnya berangkat pada Sabtu (29/7) malam, dan mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah pada Minggu (30/7) dini hari.

“Sejak tiba (di Madinah), saya tiap hari ke Masjid Nawabi untuk arbain. Saya juga sudah ke Raudhah,” ucap Sujinah.

Arbain adalah salat 5 waktu tanpa putus sebanyak 40 kali di Masjid Nabawi. Sedangkan Raudhah adalah area di sekitar mimbar dan makam Nabi Muhammad SAW di dalam kompleks Masjid Nabawi. Bagi kaum muslim, doa di 2 tempat tersebut memiliki nilai lebih.

Apa yang menjadi doa Sujinah di Raudhah dan Masjid Nabawi? “Keinginan saya sederhana. Semoga saya dan keluarga sehat, juga hidup cukup (berkecukupan). Doa nggak pakai bahasa Arab, yang penting tersampaikan,” ungkapnya sambil tersenyum.

Sujinah adalah satu dari puluhan ribu jemaah Indonesia yang berjuang demi bisa berhaji. Dia menabung hasil kerja kerasnya sedikit demi sedikit. Pada saat bersamaan, dia menunda keinginan-keinginan duniawi. Ketelatenan dan kesabaran itu berbuah manis.

Hingga hari ini, lebih 28 ribu jemaah Indonesia telah tiba di Madinah. Mereka, tentu saja termasuk Sujinah, akan berada di kota di utara Kota Mekkah ini selama 8-9 hari. Selanjutnya jemaah akan beringsut ke Mekkah untuk mengikuti prosesi haji. Mimpi Sujinah Tiwul sejak lama kini segera terealisasi. (try/elz)

 

DETIKcom

Inilah Bisikan Jitu Setan Agar Manusia Maksiat

BISIKAN setan ketika seorang Anak Adam belum pernah bermaksiat adalah kalimat ajakan untuk mencoba. Apa pun jenis perbuatan sia-sia dan kemaksiatannya, setan akan membisiki dengan kalimat, “Cobain aja. Cuma sekali ini. Setelah itu udahan. Tobat.”

Bisikan itu pun diiringi dengan bumbu-bumbu rasa penasaran khas manusia. Bahwa perasaan ingin tahu dan ingin mencoba itu manusiawi. Lantaran itu pula, setan akan makin bersemangat dengan menggoda pasukannya dari golongan manusia untuk memotivasi calon korban.

Dari dalam diri manusia yang sedang diprospek, akan timbul rasa penasaran yang kemudian terejawantah dalam pertanyaan. Maka, dia pun mencari-cari sosok dekat yang bisa menjaga rahasia dan biasa diajak diskusi tentang sesuatu yang tengah mengganggu perasaannya itu.

Saat bertemu itulah, keduanya terlibat diskusi serius. Terkait rasanya, bagaimana caranya, dampak awalnya, dan lain sebagainya.

Jika tahap ini sudah terjadi, maka tahap berikutnya siap dikerahkan oleh setan-setan terlaknat. Misalnya, bertemunya kebetulan dengan bisikan jahat yang mulai dituruti itu. Alhasil, setan pun bisa membisiki lagi, “Tuh, kan. Ketemu jalannya. Dimudahkan.”

Di tahap inilah pertarungan sudah tidak imbang. Apalagi, manusia sudah terasuki niat buruk yang sudah mulai dikerjakan sedikit demi sedikit. Peluang tergoda menjadi lebih besar. Dan saat dosa pertama sudah dikerjakan, kemungkinan taubatnya akan semakin sukar.

Berikutnya, saat seorang Anak Adam sudah melakukan dosa pertama, dia pun akan dibisiki rasa waswas di dalam dirinya. Bentuknya bermacam rupa. Misalnya: kalau sekali belum bisa merasakan, harus dua sampai tiga kali; bahaya jika sampai ketahuan keluarga dan orang terdekat; kamu harus mencari cara untuk berkelit, dan lain sebagainya hingga dosa-dosa berikutnya pun tak bisa dielakkan, lalu menjadi kebiasaan.

Saat perbuatan dosa sudah menjadi kebiasaan, perkaranya akan semakin rumit. Peluang taubat semakin dipersempit oleh dirinya sendiri, padahal Allah Taala membuka pintu taubatnya dua puluh empat jam dalam sehari.

Bentuk dari bisikan setan saat itu, di antaranya adalah kalimat amat menyesatkan, “Tanggung. Meski taubat, kau akan kembali berdosa lagi. Mending lanjutin. Taubatnya menjelang ajal. Atau nanti saja, taubatnya di neraka.”

Maka sadarilah. Sabar untuk tidak bermaksiat adanya pada hentakan pertama, sat pertama kali dibisiki dan lahirnya hasrat untuk bermaksiat. Ketika itu, langsunglah memotong hasratnya. Jangan dihiraukan. Tak usah diurusi.

Tepis bisikan itu dengan taawwudz, lanjutkan dengan kesibukan beramal shalih.

 

[ bersamadakwah ]

Kisah Keluarga Zamazima Pengatur Pembagian Air Zamzam

Para jamaah haji yang mengunjungi Arab Saudi biasanya disambut oleh para pemuda Makkah yang mendistribusikan air Zamzam kepada mereka.

Memang kebiasaan menawarkan air Zamzam sebenarnya adalah tradisi yang telah berlangsung selama lebih dari 14 abad. Bukan hanya itu kebiasaan ini juga  sudah berlangsung semenjak era pra-Islam. Air menjadi barang yang dipakai tanda penyambutan kehormatan dan ini dilakukan karena air yang didistribusikan di wilayah gurun pasir juga merupakan barang yang langka.

Pada zaman dulu, tugas membagikan air Zamzam itu hanya dilakukan oleh keluarga kakek buyut Muhammad Muthalib. Setelah menaklukkan Makkah, maka Rasullah SAW  meminta pamannya Abbas bin Abdul Muttalib untuk menjalankan tugas membagikan air Zamzam tersebut. Setelah itu tugas ini  kemudian ditugaskan secara turun-temurun kepada keluarga Al-Zubayr.

Namun, seiring meningkatnya jumlah jamaah haji, maka di kemudian hari keluarga lain juga diizinkan untuk melakukan pekerjaan mendistribusikan air Zamzam. Menurut kepercayaan Islam, Zamzam adalah sumber air yang dihasilkan secara ajaib dari Tuhan, yang dimulai ribuan tahun yang lalu.

Ketua Kantor Serikat Zamazemah, Abdulhadi Abduljalil Zamzami, mengatakan bahwa sebelum lemari es air menjadi barang umum di Masjid Agung Makkah, keluarga Zamazima dikerahkan ke sana untuk mendistribusikan air.

“Saat itu setiap keluarga memiliki tempat sendiri di mana mereka memasukkan labu tembikar dan pot tembaga untuk mendistribusikan air kepada pengunjung dan peziarah,” katanya kepada Al-Arabiya.net. Dia  menambahkan bahwa peziarah juga berkoordinasi dengan keluarga-keluarga ini untuk diberi air di tempat tinggal mereka. .

Menurut Abdulhadi, keluarga Zamazima pertama-tama memindahkan air ke labu tembikar dan kemudian ke botol yang diberi aroma dengan damar wangi. Setelah itu, keluarga-keluarga ini, yang mengenakan pakaian tradisional, membagikan air kepada peziarah di pot tembaga.

“Tradisi pembagian seperti ini berlangsung selama bertahun-tahun, sampai tahun 1982 Masehi. Saat itu sebuah dekrit kerajaan dikeluarkan dengan menetapkan bahwa menyediakan air untuk peziarah di dalam Masjid Al Haram Makkah harus menjadi tugas yang dilakukan oleh Presidensi Umum untuk urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabi,’’ ujarnya.

Setelah dekrit itu, semua keluarga Zamazima kemudian bergabung di bawah Kantor Serikat Zamazemah yang ditugaskan untuk membagikan air Zamzam kepada peziarah dan membawanya ke tempat tinggal mereka setiap hari.

Menurut Abdul Hadi, pada masa sekarang kantor Serikat Zamazemah telah mendistribusikan air ke lebih dari 2 juta peziarah setahun.

 

REPUBLIKA

Pandangan Islam tentang Merayakan Ulang Tahun

AL-LAJNAH ad-Daimah lil Buhuts al-Ilmiyyah wal Ifta yang saat itu diketuai oleh Samahatusy Syaikh Abdul Aziz ibnu Abdillah ibnu Baz menjawab beberapa pertanyaan berikut ini.

Ada saudara-saudara kami, kaum muslimin, yang menyelenggarakan perayaan ulang tahun untuk diri mereka dan anak-anak mereka. Apa sebenarnya pandangan Islam dalam masalah “ulang tahun” ini?

Jawab:

Asal dalam perkara ibadah adalah tauqif/berhenti di atas nash (dalil Alquran dan as-Sunnah). Oleh karena itu, seseorang tidak boleh melakukan ibadah yang tidak disyariatkan oleh Allah, berdasar sabda Nabi dalam hadis yang sahih:

“Siapa yang mengada-adakan sesuatu dalam perkara kami ini padahal bukan bagian darinya maka amalan yang diada-adakan itu tertolak.”

Demikian pula sabdanya:

“Siapa yang mengamalkan satu amalan yang tidak di atas perintah kami maka amalan tersebut tertolak.”

Perayaan ulang tahun adalah satu macam ibadah yang diada-adakan dalam agama Allah. Dengan demikian, memperingati ulang tahun siapa pun tidak boleh dilakukan, bagaimanapun kedudukan atau perannya dalam kehidupan ini. Makhluk yang paling mulia dan rasul yang paling afdhal yaitu Muhammad ibnu Abdillah, tidak pernah dihafal berita dari beliau yang menyatakan bahwa beliau n mengadakan perayaan hari kelahirannya. Tidak pula beliau memberi arahan kepada umatnya untuk merayakan dan memperingati ulang tahun beliau.

Kemudian, orang-orang yang paling afdhal dari umat ini setelah Nabi, yaitu para khalifah umat ini dan para sahabat Rasulullah, tidak ada berita bahwa mereka memperingati ulang tahunnya atau ulang tahun salah seorang dari mereka, semoga Allah meridhai mereka semuanya.

Perlu selalu dicamkan bahwa kebaikan adalah dengan mengikuti petunjuk mereka dan mengikuti urusan yang lurus/tegak yang diperoleh dari madrasah Nabi mereka. Ditambah lagi, dalam bidah yang satu ini ada unsur tasyabbuh (meniru/menyerupai) perbuatan Yahudi dan Nasrani, serta orang-orang kafir selain mereka dalam hal perayaan-perayaan yang mereka ada-adakan. Wallahul mustaan. (Fatwa no. 2008, kitab Fatawa al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts al-Ilmiyyah wal Ifta, 3/8384)

Tanya : Istri saya biasa mengadakan acara tahunan untuk putra saya bertepatan dengan hari kelahirannya yang diistilahkan hari ulang tahun. Dalam acara ini disediakan beraneka makanan dan diletakkan lilin (di atas kue tart) sejumlah umur si anak. Di awal acara, si anak diminta meniup semua lilin yang dinyalakan tersebut, setelahnya barulah acara dimulai. Apa hukum syariat dalam perbuatan semacam ini?

Jawab:

Tidak boleh membuat acara ulang tahun untuk seorang pun karena hal itu bidah, padahal telah pasti sabda Rasulullah: “Siapa yang mengada-adakan dalam urusan/perintah/perkara kami ini apa yang bukan bagiannya maka yang diada-adakan itu tertolak.”

Juga karena acara ulang tahun itu tasyabbuh terhadap orang-orang kafir, padahal Nabi telah bersabda:

“Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka.”

Wabillahi at-taufiq. (Fatwa no. 5289). [asysyariah]

Catatan Kaki:

1 Wakil Ketua: asy-Syaikh Abdurrazzaq Afifi. Anggota: asy-Syaikh Abdullah ibnu Ghudayyan dan asy-Syaikh Abdullah ibnu Quud.

 

MOZAIK INILAHcom

Rayakan Kemenangan, Ribuan Warga Palestina Masuki Al Aqsha dengan Gemuruh Takbir

Tentara penjajah Israel akhirnya permintaan ribuan warga Palestina yang mengepung Masjid Al-Aqsha untuk membuka Iintu Hittah, salah satu pintu Masjid Al-Aqsha.

Ribuan warga Palestina terlihat berkumpul sambil membunyikan klakson mobil ketika pagar keamanan, palang besi dan tiang untuk pemasangan kamera dialihkan dari area suci umat Islam itu.

Kamis kemarin, Israel terpaksa mengakui tuntutan Palestina untuk mengeluarkan detektor logam di pintu masuk Masjid al Aqshamenindaklanjuti desakan masyarakat internasional dan demonstrasi tanpa henti yang dilakukan sejak minggu lalu.

“Hari ini adalah hari yang penuh dengan kegembiraan dan perayaan kemenangan tetapi pada saat sama kami turut bersedih dengan kehilangan nyawa dan ribuan warga Palestina yang terluka dalam perjuangan ini,” kata seorang warga Palestina yang berada di depan Masjid Al-Aqsha kepada wartawan Aljazeera .

AFP melaporkan sebanyak 46 warga Palestina terluka setelah bertempur dengan tentara Israel saat mereka memasuki area masjid tersebut.

Tokoh-tokoh agama dan ulama Al-Quds mensyaratkan pembukaan pintu Hittah untuk memasuki masjid yang menjadi kiblat pertama umat Islam tersebut.

Aljazeera di Palestina, mengatakan bahwa tokoh-tokoh agama Islam dan ribuan warga Palestina yang berada di areal Al-Aqsha telah memasuki masjid tersebut untuk menunaikan shalat Ashar untuk pertama kalinya setelah dua minggu ditutup.

Menurut media ini, pihak penjajah sebelumnya menunda-nunda pembukaan Pintu Hittah tanpa alasan yang jelas.

Hal itu menurutnya tak lain hanya untuk menakut-nakuti warga Al-Quds agar mereka tidak memasuki Masjid Al-Aqsha.

Laporan wartawan Aljazeera Ilyas Karram menjelaskan bahwa warga Palestina ketika memasuki masjid Al-Aqsha dilempari bom gas oleh tentara penjajah agar mereka tercerai-berai.

Najwan Simri yang juga reporter Aljazeera melaporkan bahwa timnya mendapat serangan dari tentara pejajah di halaman Masjid Al-Aqsha.

Reporter Aljazeera.net juga melaporkan terajadinya aksi saling serang antara tentara penjajah Israel dan warga Bait Al-Maqdis di Pintu Hittah yang menyebabkan jatuhnya korban luka dari pihak warga.

Sebelum warga Bait Al-Maqdis memasuki Masjid Al-Aqsha untuk pertama kalinya sejak ditutup 14 Juli 2017, tentara penjajah yang berjaga di sekitas Masjid Al-Aqsha telebih dahulu masuk ke dalam masjid untuk mengeceknya dan membukakan pintu.

 

Pintu Hittah adalah tempat dimana terjadi baku tembak antara tentara Israel dan tiga warga Palestina yang mengakibatkan syahidnya tiga pemuda Palestina dan dua polisi penjajah dua minggu lalu.

Hari Kamis, para ulama al-Quds mengajak warga Palestina untuk masuk ke dalam komplek Masjid Al Aqsha dengan mengumandangkan takbir dan bertahlil. Kemudian menyeru agar mereka berdoa agar Allah Subhanahu Wata’ala untuk menjaga Al Aqsha.

Para ulama juga  menyeru agar warga Palestina memasuki Masjidil Aqsha pada shalat Ashar hari Kamis, meski Mahmoud Abbas menyeru mereka memasukinya pada shalat Dhuhur. Para ulama Palestina memutuskan hal itu, untuk memberi kesempatan kepada umat Islam di berbagai wilayah untuk mempersiapkan diri.

Sejak hari Kamis malam, media-media sosial di seluruh dunia melaporkan potongan kemenangan warga Palestina memasuki Kompleks Masjidil Aqsha dengan gemuruh takbir. */Fadli Maskur

 

HIDAYATULLAH