Cara Agar Kita Tetap Bersyukur

Rasa syukur akan nikmat yang telah Allah subhanahu wa ta’ala berikan adalah salah satu cara seorang hamba berterima kasih kepada Sang Pemberi nikmat. Rasa syukur tersebut haruslah selalu kita ucapkan dan kita balas dengan beramal saleh. Yang mana dengan selalu bersyukur maka nikmat-Nya akan terus mengalir kepada kita.

Tetapi, karena pada hakikatnya manusia adalah hanya seorang manusia biasa, yang masih terkadag lupa dan khilaf untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepadanya. Maka dari itu, penting bagi kita untuk mengetahui cara agar kita tetap bersyukur atas setiap nikmat-Nya yang selalu diberikan kepada kita.

Dalam buku Rahasia Di Balik Usia 40 Tahun yang ditulis oleh Ahmad Annuri MA disebutkan bagaimana cara agar tetap bersyukur, yaitu:

1. Merenungi nikmat Allah subhanahu wa ta’ala yang tidak terhingga, sehingga tumbuh rasa cinta kepada Allah. Resapilah betapa banyak nikmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita.

2. Mengingat masa kanak-kanak. Cobalah sesekali perhatikan bayi yang baru lahir! Maka, kita akan mendapatkan perbedaan yang sangat mencolok antara kita saat ini dengan bayi yang baru lahir. Maka, renungilah nikmat-nikmat yang telah dilimpahkan Allah kepada kita hingga kita bisa mencapai usia 40 tahun atau bahkan lebih dari itu.

3. Berdoa kepada Allah subhanahau wa ta’ala untuk selalu bersyukur. Allah berfirman,

“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmay-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan ibu-bapakku….”(QS. Al Ahqaf: 15).

Jika Allah subhanahu wa ta’ala mengabulkan doa dan memberikan petunjuk kepada kita untuk dapat selalu memuji serta mensyukuri-Nya, ketahuilah itu adalah nikmat lain yang harus disyukuri.

4. Mengingat janji Allah subhanahu wa ta’ala untuk orang yang bersyukur. Allah berfirman,

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”(QS. Ibrahim: 7)

Allah telah memerintahkan kita untuk selalu bersyukur, padahal sngguh Allah tidak membuthkan kiat, ketahuilah manfaat dari rasa syukur akan kembali kepada kita. Karena sungguh janji Allah adalah yang paling benar.

5. Mengingat risiko yang berpaling dari Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana Firman Allah:

“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. (QS. Al-Insan: 3)

Allah telah menciptakan semua manusia dalam keadaan beriman. Maka, janganlah kita balas nikmat yang sangat besar ini dengan pengingkaran atau kekafiran, karena kafir bisa menjadikan kita celaka serta sengsara di dunia maupun di akhirat kelak.

6. Mujahadatun nafs, yaitu sebuah upaya penuh yang dilakukan manusia untuk berusaha secara sungguh-sungguh untuk mengalahkan hawa nafsu yang cenderung suka pada hal-hal yang negatif, seperti malas dan kikir.

7. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia, yaitu hanya sebagai tempat singgah. Sehingga hal ini akan mendorong manusia untuk beramal saleh secara sempurna.

8. Mengadakan latihan-latihan syukur secara pribadi. Caranya, ketika kita sedang dalam keadaan sendiri di rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah daripada menyaksikan televisi atau hal-hal yang tidak mendatangkan manfaat. Atau misalnya melatih diri untuk menyisihkan sebagian rezekinya untuk infak fii sabilillah dengan membiasakan infah S3 (Sehari Seribu Saja)

9. Membaca-baca kisah para nabi, sahabat, tabi’in, atau ulama salaf lainnya untuk mengambil suri teladan mereka.

10. Senantiasa berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar dimudahkan untuk selalu bersyukur.

Di antara wasiat Rasulullah sallallahu alaihi wasallam kepada Mu’adz bin Jabal:

“Wahai Mu’adz, aku wasiatkan padamu agar setiap akhir shalat tidak meninggalkan untuk membaca doa:

“ALLAHUMMA A’INNI ‘ALA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI ‘IBADATIK”

“Ya Allah, bantulah aku agar senantiasa berdzikir, bersyukur dan beribadah dengan baik kepada-Mu.

11. Senantiasa berusaha membandingkan kenikmatan duniawi yang kita rasakan dengan kenikmatan orang yang secara duniawi berada di bawah kita. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam menasihatkan, “Lihatlah orang yang di bawah kalian dan janganlah melihat orang yang di atas kalian, sebab hal itu akan mendidik kalian untuk tidak meremehkan nikmat Allah.” (HR. Muslim)

 

REPUBLIKA

Dicintai Manusia Karena Menaati Allah

Siapa yang tidak senang mendapat simpati dari manusia? Semua orang berharap agar orang-orang menyukainya. Orang ingin agar tidak memiliki musuh atau orang yang membenci. Dengan itu, ia bisa merasakan nikmat dan nyamannya hidup. Tapi, cinta dan simpati manusia jangan dijemput dengan cara membuat Allah murka. Alias bermaksiat kepada Allah.

Terkadang, ada orang yang ingin diterima dalam pergaulan, ia meminum khamr, merokok, melepas jilbab, dll. Ada orang yang ingin mendapat simpati dan dikatakan bijaksana, ia menafikan prinsip-prinspi agama. Ada juga yang ingin diterima kerja, ia melanggar syariat Rabbnya. Akhirnya, ia mendapatkan cinta dan simpati manusia yang setipe dengannya. Tapi menjemput murka Allah. Belum lagi simpati manusia itu kadang hanya basa-basi saja.

Ada cara yang sempurna. Ia bisa mendapat simpati dan cinta manusia, dan lebih-lebih lagi sekaligus mendapat cinta dari Allah.

Dalam sebuah ayat, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدّ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” [Quran Maryam: 96].

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya dari Suhail bi Abi Shalih, dari ayahnya, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu. Dan ia meriwayatkan sebuah kisah, “Kami pernah berada di Arafah. Saat itu lewatlah Umar bin Abdul Aziz yang sedang berhaji. Orang-orang tegak berdiri memandanginya. Aku berkata pada ayahku, “Wahai ayah, aku yakin Allah mencintai Umar bin Abdul Aziz.” “Mengapa demikian?,” tanya ayahku. Aku berkata, “Dari kecintaan yang ada pada hati orang-orang padanya.”

Ayahku mengatakan, “Melalui ayahmu, engkau meriwayatkan dari Abu Hurairah yang menyebutkan hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda:

إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ إِنِّى أُحِبُّ فُلاَنًا فَأَحِبَّهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِى فِى السَّمَاءِ فَيَقُولُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلاَنًا فَأَحِبُّوهُ. فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِى الأَرْضِ. وَإِذَا أَبْغَضَ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَيَقُولُ إِنِّى أُبْغِضُ فُلاَنًا فَأَبْغِضْهُ فَيُبْغِضُهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِى فِى أَهْلِ السَّمَاءِ إِنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ فُلاَنًا فَأَبْغِضُوهُ فَيُبْغِضُونَهُ ثُمَّ تُوضَعُ لَهُ الْبَغْضَاءُ فِى الأَرْضِ

“Sesungguhnya jika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah memanggil Jibril: “Sesungguhnya Aku telah mencintai si fulan maka cintailah fulan”. Jibril pun mencintainya, kemudian Jibril menyeru penduduk langit: “Sesungguhnya Allah telah mencintai si fulan, maka cintailah kalian fulan”, maka penduduk langit pun mencintainya dan diletakkan baginya penerimaan di tengah-tengah penduduk bumi”.

Dan jika Allah membenci seseorang, maka Allah menyeru Jibril dan berkata: “Sesungguhnya Aku membenci si fulan maka bencilah dia”. Jibril pun membencinya. Kemudian Jibril menyeru penduduk langit: “Sesungguhnya Allah membenci si fulan maka becilah dia”. Penduduk langit pun membencinya, kemudian makluk dibumi pun membencinya.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Birru wa ash-Shilatu wa al-Adabu, Bab Idza Ahabballahu ‘Abdan Habbabahu Ila ‘Ibadihi, No: 2637).

Diriwayatkan oleh al-Baihaqi bahwasanya Abu Darda radhiallahu ‘anhu menulis surat kepada Maslamah bin Mukhallid radahiallahu ‘anhu yang saat itu menjadi Gubernur Mesir. “Keselamatan atasmu. Amma ba’du… Sesungguhnya seorang hamba apabila mengamalkan ketaatan, Allah akan mencintainya. Jika Allah telah mencintainya, Dia akan membuat para hamba-Nya mencintainya. Dan seorang hamba apabila melakuan bermaksiat kepada Allah, Dia akan murka padanya. Jika Allah telah murka padanya, Dia akan membuat hamba-hamba-Nya juga membencinya.”

KISAH MUSLIM

Pembebasan Jerusalem di Masa Umar bin Khattab

Jerusalem adalah kota suci bagi tiga agama besar di dunia –Islam, Yahudi, dan Kristen-. Karena latar belakang sejrah yang panjang, ratusan atau mungkin ribuan tahun, kota ini memiliki beberapa nama Jerusalem, al-Quds, Yerushaláyim, Aelia (Umar bin Khattba menyebut dengan nama ini dalam surat perjanjiannya), dll. semua nama tersebut mencirikan karakter dan warisan yang beragam. Kota ini juga merupakan tempat tinggal beberapa nabi, seperti: dari Nabi Sulaiman dan Nabi Daud hingga Nabi Isa ‘alahimussalam.

Di masa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau pun pernah menginjakkan kaki di tanah para nabi ini. Dalam suatu perjalanan dari Mekah menuju Jerusalem, kemudian dari Jerusalem menuju Sidratul Muntaha, perjalanan ini kita kenal dengan peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Jerusalem tidak pernah menjadi bagian dari negeri Islam di masa hidup Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, negeri penuh berkah tersebut baru masuk menjadi wilayah Islam pada masa Umar bin Khattab.

Perjalalan Menuju Suriah

Kekaisarabn Bizantium membuat sebuah relasi yang jelas dengan umat Islam di masa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka tidak menginginkan agama yang baru saja berkembang di Selatan kekaisaran mereka ini masuk dan berkembang di teritorial Bizantium. Ketegangan dimulai pada Oktober 630 M, ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memimpin 30.000 pasukannya menuju Tabuk, daerah perbatasan Kekaisaran Bizantium. Walaupun kontak fisik gagal terjadi, namun ekspedisi Rasulullah untuk menyambut serangan Bizantium di Tabuk menunjukkan era baru hubungan Madinah dan Bizantium.

Pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq (632-634 M), tidak terjadi kontak dengan wilayah kekuasaan Bizantium. Barulah pada masa Umar bin Khattab, Madinah mulai serius mengekspansi ke wilayah Utara menuju area kekuasaan Bizantium. Umar mengirim pasukan yang terdiri dari jawara-jawara Arab seperti Khalid bin Walid dan Amr bin Ash menuju Kekaisaran Romawi Timur ini. Perang ini dikenal dengan perang Yarmuk, perang yang terjadi tahun 636 M. Perang ini merupakan pukulan telak bagi Bizantium, sejumlah kota di Suriah berhasil jatuh ke tangan umat Islam, termasuk kota utama Damaskus.

Kedatangan umat Islam ke daerah tersebut disambut dengan baik oleh penduduk lokal, baik Yahudi atau Kristen, termasuk aliran yang ortodok yang meyakini bahwa Yesus adalah Tuhan bukan hanya anak Tuhan. Mereka semua menyabut kehadiran dan era kepeminpinan Islam di wilayah mereka walaupun banyak perbedaan secara teologi.

 

Memasuki Jerusalem

Pada tahun 637 M, pasukan Islam sudah mendekati wilayah Jerusalem. Saat itu Jerusalem dibawah tanggung jawab Uskup Sophronius sebagai perwakilan Bizantium dan kepala gereja Kristen Jerusalem. Ketika pasukan Islam di bawah kepemimpinan Khalid bin Walid dan Amr bin Ash mengepung kota suci tersebut Sophronius tetap menolak untuk menyerahkan Jerusalem kepada umat Islam kecuali jika Khalifah Umar bin Khattab yang datang langsung menerima penyerahan darinya.

Mendengar kabar tersebut, Umar langsung berangkat dari Madinah menuju Jerusalem. Sang khalifah berangkat dengan hanya berkendara keledai dengan ditemani satu orang pengawal. Setibanya di Jerusalem, Umar disambut oleh Sophronius yang benar-benar merasa takjub dan kagum dengan sosok pemimpin muslim satu ini. Salah seorang yang paling berkuasa di muka bumi kala itu, hanya menyandang pakaian sederhana yang tidak jauh berbeda dengan pengawalnya.

Umar diajak mengelilingi Jerusalem, termasuk mengunjungi Gereja Makam Suci (menurut keyakinan Kristen, Nabi Isa dimakamkan di

gereja ini). Ketika waktu shalat tiba, Sophronius mempersilahkan Umar untuk shalat di gereja namun Umar menolaknya. Umar khawatir kalau seandainya ia shalat di gereja tersebut, nanti umat Islam akan merubah gereja ini menjadi masjid dengan dalih Umar pernah shalat disitu sehingga menzalimi hak umat Nasrani. Umar shlat di luar gereja, lalu tempat Umar shalat itu dibangun Masjid Umar bin Khattab.

 

Perjanjian Umar bin Khattab

Sebagaimana kebiasaan umat Islam ketika menaklukkan suatu daerah, mereka membuat perjanjian tertulis dengan penduduk setempat yang mengatur hak dan kewajiban antara umat Islam Jerusalem dan penduduk non-Islam. Perjanjian ini ditandatangani oleh Umar bin Khattab, Uskup Sophronius, dan beberapa panglima perang Islam. Teks perjanjian tersebut adalah sebagai berikut:

Bismillahirrahmanirrahim.

Ini adalah jaminan keamanan dari hamba Allah, Umar, amirul mukminin, kepada penduduk Jerusalem. Umar memberikan jaminan terhadap jiwa mereka, harta, gereja-gereja, salib-salib, orang-orang yang lemah, dan mereka tidak dipakasa meninggalkan agama mereka. Tidak ada seorang pun diantara mereka yang merasa terancam dan diusir dari Jerusalem. Dan orang-orang Yahudi tidak akan tinggal bersama mereka di Jerusalem. (Ini adalah permintaan penduduk Jerusalem, karena penduduk Jerusalem sangat membenci orang-orang Yahudi. Orang-orang Yahudi membunuhi tawanan Nasrani di wilayah Persia. Sampai ada riwayat yang menyebutkan, Umar menjamin tidak ada Yahudi yang lewat dan bermalam di Jerusalem).

Penduduk Jerusalem diwajibkan membayar pajak sebagaimana penduduk kota-kota lainnya, mereka juga harus mengeluarkan orang-orang Bizantium, dan para perampok. Orang-orang Jerusalem yang tetap ingin tinggal di wilayah Bizantium, mereka boleh membawa barang-barang dan salib-salib mereka. Mereka dijamin aman sampai mereka tiba di wilayah Bizantium. Setelah itu mereka pun masih diperbolehkan kembali lagi ke Jerusalem jika ingin berkumpul dengan keluarga mereka, namun mereka wajib membayar pajak sebagaimana penduduk lainnya.

Apabila mereka membayar pajak sesuai dengan kewajiban, maka persyaratan yang tercantum dalam surat ini adalah di bawah perjanjian Allah, Rasul-Nya, Khalifah, dan umat Islam. (Tarikh at-Thabari).

Pada waktu itu, apa yang dilakukan Umar bin Khattab adalah langkah yang benar-benar maju dalam masalah pakta (perjanjian). Sebagai perbandingan, 23 tahun sebelum Jerusalem ditaklukkan umat Islam, wilayah Bizantium ini pernah ditaklukkan oleh Persia saat itu Persia memerintahkan melakukan pembantaian terhadap masayarakat sipil Jerusalem. Kejadian serupa terjadi ketika Jerusalem yang dikuasai umat Islam ditaklukkan pasukan salib pada tahun 1099 M.

Perjanjian yang dilakukan oleh Umar membebaskan penduduk Jerusalem beribadah sesuai dengan keyakinan mereka adalah pakta pertama dan sangat berpengaruh dalam hal menjamin kebebasan melaksanakan ibadah sesuai keyakinan. Meskipun ada klausul dalam perjanjian yang mengusir Yahudi dari Jerusalem, klausul ini masih diperdebatkan (keshahihannya). Karena salah seorang pemandu Umar di Jerusalem adalah seorang Yahudi yang bernama Kaab al-Ahbar, Umar juga mengizinkan orang-orang Yahudi untuk beribadah di reruntuhan Kuil Sulaiman dan Tembok Ratapan, padahal sebelumnya Bizantium melarang orang-orang Yahudi melakukan ritual tersebut. Oleh karena itulah, klausul yang melarang orang Yahudi ini masih diperdebatkan.

Perjanjian tersebut menjadi acuan dalam hubungan umat Islam dan Kristren di seluruh bekas wilayah Bizantium. Orang-orang Kristen di wilayah Bizantium akan dilindungi hak-hak mereka dalam segala kondisi dan orang-orang yang memaksa mereka untuk mengubah keyakinan menjadi Islam atau selainnya akan dikenakan sangsi.

Menata Kembali Jerusalem

Setelah Jerusalem dikuasai oleh umat Islam, Khalifah Umar bin Khattab segera menata kembali kota suci ini dan menjadikannya kota penting bagi umat Islam. Umar memerintahkan agar area Kuil Sulaiman –area tempat Nabi berangkat menuju sidratul muntaha- dibersihkan dari sampah-sampah yang dibuang orang-orang Kristen untuk menghina orang Yahudi. Bersama para tentaranya dan dibantu beberapa orang Yahudi, Umar membersihkan wilayah tersebut kemudian merenovasi komplek Masjid al-Aqsha.

Selanjutnya, di masa pemerintahan Umar dan masa kekhalifahan Bani Umayyah Jerusalem menjadi kota pusat ziarah keagamaan dan perdagangan. Pada tahun 691 M, Dome of Rock (Qubatu Shakhrah) dibangun di komplek tersebut untuk melengkapi pembangunan al-haram asy-syarif. Lalu menyusul dibangun masjid-masjid lainnya dan institusi-instusi publik di penjuru kota suci ini.

Penaklukkan Jerusalem pada masa pemerintahan Umar bin Khattab di tahun 637 M benar-benar peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Islam. Selama 462 tahun ke depan wilayah ini terus menjadi daerah kekuasaan Islam dengan jaminan keamanan memeluk agama dan perlindungan terhadap kelompok minoritas berdasarkan pakta yang dibuat Umar ketika menaklukkan kota tersebut. Bahkan pada tahun 2012, ketika konflik Palestina kian memuncak, banyak umat Islam, Yahudi, dan Kristen menuntut diberlakukannya kembali pakta tersebut dan membuat poin-poin perdamaian yang merujuk pada pakta itu untuk sebagai solusi konflik antara umat bergama di sana.

 

 

Sumber: Lostislamichistory.com dan islamstory.com

KISAH MUSLIM

Buah Dzikrulloh

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt. Semoga Allah Yang Maha Menolong, menggolongkan kita sebagai orang-orang yang memiliki kebeningan hati, sehingga mudah menerima petunjuk dan nasehat. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Allah Swt berfirman,“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu..”(QS. Al Baqoroh [2] : 152)

Ini adalah kunci bagaimana menggapai hidup yang bahagia. Sejauh mana kita ingat kepada Allah, menghadirkan Allah dalam setiap hari-hari kita, maka itulah yang akan mendatangkan perlakuan Allah terhadap kita secara spesial. Tentu saja meski kita sedang tidak ingat kepada Allah, namun Allah tiada pernah berhenti mengurus kita. Tapi bagi orang yang hatinya senantiasa mengingat Allah, lisannya senantiasa menyebut asma Allah, maka ia akan mendapat bimbingan Allah dalam menjalani hidup di dunia ini.

Sedangkan barangsiapa yang hidupnya dibimbing Allah, niscaya dia tidak akan tersesat, dia akan selamat sekalipun seluruh makhluk berupaya mencelakakan dia.Maasyaa Allah.Inilah indahnya dzikrulloh, ucapannya akan terpelihara, perilakunya juga akan terjaga, kakinya akan melangkah ke tempat-tempat sumber ilmu. Betapa beruntung orang yang demikian, dan betapa hidupnya dikelilingi dengan kebahagiaan.

Sedangkan orang yang jauh dari dzikrulloh, langka sekali mengingat Allah, maka hidupnya akan hampa. Ia akan mudah tersesat jalan tak tentu arah tujuan. Mudah sekali melakukan hal-hal yang tiada berguna bahkan kemaksiatan dan dosa. Jauh dari dzikrulloh berarti jauh dari kebahagiaan hidup.

Saudaraku, setiap kita mendambakan hidup yang tenang dan bahagia. Maka, marilah kita bermujahadah dalam dzikir mengingat Allah dalam setiap urusan kita. Berdzikir dalam sholat maupun di luar sholat, berdzikir setiap waktu. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat bimbingan Allah Swt. dalam menjalani hidup di dunia ini.Aamiin yaa Robbalaalamiin.[*]

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar 

INILAH MOZAIK

Tips Masuk Surga Sekeluarga

Coba suatu hari ingatkan seluruh anggota keluarga begini; “Kita kerja sama agar masuk surga sekeluarga yuk?”

Bagaimana caranya? Lihat surat Ath Thur 25-26.
Para penghuni Surga membocorkan rahasianya bagaimana cara masuk Surga sekeluarga. Mau tahu?

  1.  Ceritanya penghuni Surga saling bercengkerama berhadap-hadapan, masing-masing bertanya jawab bagaimana keluarga kalian dulu? Kok bisa masuk Surga?
  2. Jawabnya seragam; “Kami bisa masuk Surga karena dulu di Dunia, di keluarga kami saling mengingatkan satu sama lain tentang siksa pedih Neraka.”
  3. Karenanya Visi rumah tangga orang beriman adalah: “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa Neraka, (At Tahrim; 6).
  4. Rumahku Surgaku, akan terjadi jika masing-masing anggota keluarga memelihara dirinya dan mengingatkan anggota keluarga lainnya dari siksa Neraka.
  5. Siapa yang tak sedih jika ada salah seorg anggota keluarganya (ayah, ibu, kakak atau adik) terjerumus ke lingkungan siksa “Neraka”?
  6. Setiap anggota keluarga pasti sangat sedih jika Bahtera Keluarga pecah dan karam akibat terpaan gelombang kehidupan dunia yang mematikan.
  7. Agar masuk Surga sekeluarga, ingatkan anggota keluarga kita yang sedang khilaf berbuat dosa atau lalaikan perintah Allah, jangan dibiarkan.
  8. Jangan kecewa kalau peringatan kita diabaikan, atau malah dilecehkan, karena dakwah di tengah keluarga kadang lebih berat, jangan lupa doakan.
  9. Nabi Nuh as tak pernah bosan mengingatkan anaknya yg tersesat, Nuh as terus mendoakannya sampai akhirnya Allah tenggelamkan Kan’an.
  10. Nabi Luth as tak pernah berhenti memperingatkan isterinya yang membangkang, sampai akhirnya Allah binasakan isterinya bersama kaum Sodom.
  11. Asiah binti Muzahim, tertatih-tatih peringatkan suaminya Fir’aun, konsisten mendidik Masyithah & Musa as, akhirnya Asiah yang dibunuh Fir’aun.
  12. Habil tak pernah takut mengingatkan dan menasehati kakaknya Qabil, rasa iri dan dengki berkecamuk sampai akhirnya Habil dibunuh Qabil.
  13. Agar bisa masuk Surga sekeluarga perlu perjuangan dan pengorbanan yang besar, selain itu kesabaran dan konsistensi juga harus dilakukan.
  14. Ingatkan suami agar bekerja ditempat yang halal, jangan bawa pulang penghasilan yg haram, krn akan jadi bahan bakar neraka Rumah Tangga.
  15. Ingatkan isteri agar memperhatikan Pola Konsumsi Halal untuk keluarga, anak-anak akan susah diajak taat dan ibadah jika mengkonsumsi yang haram.
  16. Ingatkan anak-anak bahwa bahan bakar Neraka adalah Batu dan Manusia, jangan sampai salah seorang dari kita jadi bahan bakarnya Neraka.
  17. Ceritakan bahwa penjaga Neraka adalah Para Malaikat Perkasa yang kuat dan kasar, mereka tak pernah khianati Allah & pasti laksanakan perintahNYA.

Semoga bermanfaat buat kita dan keluarga kita masing-masing.
Selamat akhir pekan yang indah bersama keluarga kita sampai akhirat yang khusnul khotimah. Aamiin.

 

[Ust Bachtiar Nasir]

INILAHMOZAIK

 

————————————-
Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini!

Keajaiban Zamzam

Terlepas dari riwayat mana yang benar, yang pasti air atau sumur zamzam itu menyimpan rahasia yang luar biasa. Di antaranya, dipercaya bisa menyembuhkan penyakit sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA. Rasulullah SAW bersabda, ”Sebaik-baik air di muka bumi ialah air zamzam. Air zamzam merupakan makanan yang mengenyangkan dan penawar bagi penyakit.” (HR dari Ibnu Abbas).

Tidak seperti air mineral pada umumnya, air zamzam mengandung elemen-elemen alamiah sebesar 2000 miligram (mg) per liter. Biasanya, air mineral alamiah (hard carbonated water) tidak akan lebih dari 260 mg per liter. Elemen-elemen kimiawi yang terkandung dalam air zamzam meliputi positive ions, seperti sodium (250 mg per liter), kalsium (200 mg per liter), potassium (20 mg per liter), dan magnesium (50 mg per liter), serta negative ions, seperti sulfur (372 mg per liter), bicarbonates (366 mg per liter), nitrat (273 mg per liter), fosfat (0.25 mg per liter), dan ammonia (6 mg per liter).

Kandungan-kandungan elemen-elemen kimiawi inilah yang menjadikan rasa dari air zamzam sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat khusus.

Satu hal yang paling menarik, ternyata selama ribuan tahun (lebih dari 14 abad) sumur zamzam tak pernah kering dan airnya tak habis kendati dipergunakan oleh lebih dari jutaan umat manusia setiap tahunnya. Di samping kehendak Allah SWT, secara ilmiah ternyata juga dapat diungkapkan fakta-faktanya.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Mungkin, secara logika, hal itu tidak masuk akal. Sebab, sumur zamzam ini hanya memiliki luas permukaan selebar 3-4 meter dan panjang (kedalaman) sekitar 30 meter, sangat kecil untuk menghasilkan air yang demikian besar untuk memenuhi jutaan umat manusia, termasuk 2,2 juta orang jamaah haji setiap tahunnya yang masing-masing membawa 5-20 liter.

Anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Rovicky Dwi Putrohari, dalam tulisannya tentang ”Rahasia Air Zamzam” menyebutkan, dalam sebuah uji pemompaan (pump test), sumur ini mampu mengalirkan air sebesar 11-18.5 liter per detik atau mencapai 660 liter per menit atau sekitar 40 ribu liter per jam. Ini dilakukan sebelum tahun 1950-an.

Kemudian, pada tahun 1953, dibangunlah pompa air. Pompa ini menyalurkan air dari sumur ke bak penampungan air dan di antaranya juga ke keran-keran yang ada di sekitar sumur zamzam. Pada saat dilakukan pengujian, pada pemompaan 8000 liter per detik selama 24 jam, air yang ada dalam sumur zamzam mengalami penyusutan sedalam 3,23 meter. Dan, ketika pemompaan dihentikan, hanya dalam waktu 11 menit kemudian permukaan sumur kembali ke asalnya. Padahal, jarak Kota Makkah ke laut (pantai) sejauh 75 kilometer. Ini menunjukkan bahwa banyak air yang tersimpan dalam sumur zamzam hasil dari rekahan (celah) bebatuan yang ada pada perbukitan di sekitar Makkah.

Kemusykilan inilah yang kemudian ‘mengusik’ para ahli hidrogeologi untuk meneliti lebih lanjut tentang keanehan sumur zamzam. Dengan jarak yang relatif jauh dari laut, dari mana sumber air begitu cepat berkumpul kembali di sumur zamzam?

Rovicky dalam tulisannya menyebutkan, banyak celah atau rekahan bebatuan yang ada di sekitar tempat itu. Disebutkan, ada celah (rekahan) yang memanjang ke arah Hajar Aswad dengan panjang 75 cm dengan ketinggian 30 cm, juga beberapa celah kecil ke arah Shafa dan Marwah.

Keterangan geometris lainnya menyebutkan, celah sumur di bawah tempat tawaf sekitar 1,56 meter, kedalaman total dari bibir sumur 30 meter, kedalaman air dari bibir sumur sekitar empat meter, dan kedalaman mata air 13 meter. Dari mata air sampai dasar sumur mencapai 17 meter dan diameter sumur berkisar antara 1,46-2,66 meter. Celah-celah inilah yang kemudian memasok air ke sumur zamzam.

Mungkinkah air zamzam tercemar?

Pertanyaan ini sering kali diembuskan oleh kelompok yang tidak percaya akan keajaiban sumur zamzam ataupun mereka yang berusaha menyelamatkan sumur zamzam.

Tahun 1971, kata Rovicky, dilakukan penelitian hidrologi oleh seorang ahli hidrologi dari Pakistan bernama Tariq Hussain dan Moin Uddin Ahmed. Penelitian ini dipicu oleh pernyataan seorang doktor dari Mesir yang menyatakan bahwa air zamzam tercemar air limbah dan berbahaya untuk dikonsumsi.

”Tariq Hussain, termasuk saya (Rovicky–Red), dari sisi hidrogeologi, juga meragukan spekulasi adanya rekahan panjang yang menghubungkan laut merah dengan sumur zamzam karena Makkah terletak 75 Kilometer dari pinggir pantai,” ujar Rovicky.

Hasil dari penelitian ini menyangkal dengan tegas tuduhan doktor Mesir tersebut. ”Namun, dari penelitian Tariq Hussain ini, kemudian memacu Pemerintah Arab Saudi untuk senantiasa memerhatikan sumur zamzam dan merawatnya dengan baik,” jelas Rovicky yang juga anggota Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI).

Langkah-langkah yang dilakukan badan riset sumur zamzam yang berada di bawah SGS (Saudi Geological Survey) bertugas untuk (a) memonitor dan memelihara sumur ini dari kekeringan; (b) menjaga urban di sekitar Wadi Ibrahim karena memengaruhi pengisian air; (c) mengatur aliran air dari daerah tangkapan air (recharge area); (d) memelihara pergerakan air tanah dan juga menjaga kualitas melalui bangunan kontrol; (e) meningkatkan (up-grade) pompa dan tangki-tangki penadah; serta (f) mengoptimalisasi suplai dan distribusi air zamzam.

 

IHRAM

Munculnya Sumur Zamzam

Sebagian besar umat Islam pasti mengenal air zamzam. Air ini akrab dengan umat Islam dan bisa dinikmati karena sering dibawa oleh jamaah haji.

Air zamzam dalam sejarahnya bermula dari kegelisahan Siti Hajar bersama putranya, Ismail, yang ditinggal Nabi Ibrahim AS di sebuah padang tandus. Cerita Siti Hajar yang ditinggal Ibrahim ini diabadikan Allah SWT dalam Alquran surah Almaidah (14) ayat 37.

Karena bekalnya habis, Siti Hajar berusaha mencari makanan atau orang-orang yang kemungkinan berada di sekitarnya. Ia pun berlari ke Bukit Marwah, balik lagi ke Bukti Shafa, dan kembali lagi ke Bukit Marwah. Tercatat, tujuh kali dirinya bolak-balik bukit Shafa-Marwah. Apa yang dilakukan Siti Hajar itu kini menjadi salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan umat Islam yang melaksanakan haji, yaitu sai.

Setelah lelah bolak-balik dari bukit Shafa ke Marwah, Siti Hajar mendengar perintah untuk melihat putranya yang sedang menangis dan mengentak-entakkan kakinya ke tanah. Ternyata, entakan kaki Ismail AS berhasil mengeluarkan air yang berlimpah. Siti Hajar pun kemudian berkata, “zamzam (berkumpullah),” hingga akhirnya air berkumpul dan dinamakan zamzam.

Munculnya air dari bekas entakan Nabi Ismail ini kemudian memicu hadirnya serombongan burung-burung di sekitarnya. Melihat adanya burung ini, para kafilah yang juga sedang mencari air segera menuju tempat burung-burung beterbangan itu. Inilah sekelumit singkat awal mula munculnya sumur zamzam.

Digali kembali

Setelah sekian ribu tahun, konon sumur zamzam ini kemudian tertutup karena tidak ada yang merawatnya. Maka, kakek Nabi Muhammad AS, Abdul Muthalib, bernazar untuk menggalinya kembali apabila dirinya dikaruniai banyak anak dan akan mengurbankan salah satunya. Doanya dikabulkan Allah SWT dan ia mempunyai 10 orang anak.

Kemudian, Abdul Muthalib melaksanakan nazarnya. Namun, ia ragu siapa yang akan dijadikan kurban. Lalu, diundilah hingga kemudian muncul nama Abdullah, ayah Nabi Muhammad SAW. Keraguan makin memuncak karena ia sangat menyayangi putra bungsunya ini. Setelah berkali-kali nama Abdullah muncul, ada yang mengusulkan agar nama Abdullah diundi dengan onta. Dan, setelah berkali-kali diundi, selalu muncul nama Abdullah, jumlah onta yang akan dijadikan kurban ditambah hingga 100 ekor onta. Dan, pada undian berikutnya, akhirnya muncullah nama onta yang akan dikurbankan. Karena doanya dikabulkan dan Abdul Muthalib melaksanakan nazarnya, dia pun menggali sumur zamzam tersebut. Karena itu, sumur zamzam disebut pula dengan sumur gali (Dug Water Well).

Ada pula riwayat lain yang menyebutkan bahwa Abdul Muthalib menggali sumur zamzam itu karena adanya perintah yang didapatkan ketika beliau tertidur di Hijir Ismail. Maka, perintah itu beliau laksanakan.  Wa Allahu A’lam.

 

IHRAM

‘Implikasi besar’ Dipindahnya Kedutaan AS ke Baitul Maqdis

(Halaman 2 dari 2)

Sambungan artikel PERTAMA

Hatem Abudayyeh, salah satu pendiri Jaringan Komunitas Palestina AS, mengatakan bahwa tindakan kedutaan tersebut tidak mengejutkan, namun hal tersebut mengacu kepada pandangan dunia pada Trump.

“Sudah jelas bahwa pengetahuan, pemahaman, dan penghormatan terhadap sejarah, masyarakat internasional, hak masyarakat dan bangsa yang dia miliki sangatlah kurang,” katanya kepada MEE.

Abudayyeh mengatakan bahwa kebijakan luar negeri Trump difokuskan pada upaya memperlemah milisi Syiah Hizbullah Libanon, Suriah dan Iran, dan melihat orang-orang Palestina sebagai salah satu “sektor perlawanan di dunia Arab”.

“Menyatakan bahwa Yerusalem (Baitul Maqdis) adalah ibu kota negara Yahudi pada dasarnya mengesampingkan penentuan nasib sendiri Palestina, mengabaikan hak kami untuk sebuah negara merdeka,” katanya.

 

Abudayyeh menambahkan bahwa langkah tersebut justru menghambat terciptanya solusi  damai.

Dia mengatakan bahwa meski deklarasi Trump tidak akan mengubah status praktis Yerusalem (Baitul Maqdis), yang telah berada di bawah kendali Israel selama lebih dari 50 tahun, namun fakta yang sebenarnya terjadi berbeda yang pada akhirnya memperkuat memperkuat pendudukan Israel atas Yerusalem (Baitul Maqdis).

 

Hubungan AS-Arab

Pemerintahan Trump telah menempatkan dirinya sebagai sekutu kuat Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Mesir, memperlakukan mereka sebagai bagian integral dari sebuah aliansi regional melawan Iran.

Meskipun analisa dan desas-desus tentang munculnya aliansi Israel-Saudi, namun penyebab Palestina tetap berpusat pada massa Arab dan Muslim, termasuk di ibukota Arab yang dekat dengan Riyadh.

‘Menyatakan bahwa Baitul Maqdis adalah ibu kota negara Yahudi pada dasarnya mengabaikan penentuan nasib sendiri warga Palestina, mengabaikan hak kami menuju sebuah negara merdeka’.

Bannerman mengatakan bahwa langkah kedutaan tersebut akan menempatkan warga Arab Saudi dan warga Mesir dalam posisi yang sulit.

Meskipun demikian, Dia mencatat bahwa negara-negara Arab sedang menghadapi permasalahan domestik dan regional yang serius, sehingga masalah Palestina ini tidak menjadi “isu  utama”.

“Pada akhirnya, hubungan dengan Amerika Serikat – dengan semua masalah mereka yang lain – lebih penting,” kata Bannerman kepada MEE.

Zogby, dari AAI, mengatakan bahwa posisi AS di Palestina mempengaruhi kemampuan Washington untuk bekerja secara langsung dengan negara-negara Arab.

“Trump ingin menghadapi Iran dan mempertemukan orang Arab dan Israel; Itu tidak akan terjadi … kecuali jika mereka menyelesaikan Palestina, “kata Zogby.

Dia mengatakan negara-negara Arab memperjuangkan opini publik di AS, namun mereka juga tidak ingin mengambil langkah-langkah yang akan membahayakan opini publik di dalam negeri.

“Setiap pengumuman AS mengenai status Yerusalem sebelum penyelesaian akhir akan memiliki dampak yang merugikan pada proses perdamaian dan akan meningkatkan ketegangan di wilayah ini,” ujar Duta Besar Saudi untuk Washington Khalid bin Salman dalam sebuah pernyataan pada hari Senin.

“Kebijakan kerajaan selalu mendukung rakyat Palestina, dan ini telah dikomunikasikan ke pemerintah AS.”

Namun, di luar sensitivitas geopolitik terhadap Yerusalem melintasi seluruh dunia Muslim. Kota ini adalah rumah bagi Al-Aqsa, situs tersuci kedua Islam.

Memindahkan kedutaan dapat menyebabkan reaksi keras karena Yerusalem adalah masalah emosional bagi orang Arab dan umat Muslim, kata Zogby.

“Akan sangat mengerikan jika terjadi kekerasan, tapi permasalahannya ada pada orang-orang yang memprovokasi kekerasan tersebut,” tambahnya.

Menurut laporan media AS, Departemen Luar Negeri AS memperingatkan kedutaan besar Amerika di seluruh dunia untuk meningkatkan keamanan sebagai persiapan apabila terjadi demonstrasi jika Trump mengumumkan langkah kedutaan tersebut pada hari Rabu.

Yerusalem bukan hanya pertanyaan Palestina, kata Bannerman.

“Jika Anda menganggap hal tersebut hanya dalam konteks konflik Palestina-Israel, Anda tidak benar-benar memahami pentingnya Yerusalem,” kata Bannerman.

“Mungkin hal tersebut merupakan kelemahan dalam posisi administrasi; mereka tampaknya tidak mengerti bagaimana Yerusalem bergema di seluruh wilayah dan seluruh dunia Islam.”*

 

Oleh: Ali Harb,  pemikir Islam kontemporer asal Libanon. Artikel dimuat di  Middle East Eye (MEE) edisi Prancis. Diterjemahkan Muji Asri

 

HIDAYATULLAH

‘Implikasi besar’ Dipindahnya Kedutaan AS ke Baitul Maqdis

MENGAKUI Yerusalem (Baitul Maqdis) sebagai ibukota Israel mungkin hanya simbolis, namun menurut para analist hal tersebut  akan sangat berpengaruh bagi warga Palestina,  orang Arab dan umat Islam.

Presiden Institut Arab Amerika, James Zogby mengatakan bahwa memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem (Baitul Maqdis) tidak akan mengakhiri proses perdamaian karena pada dasarnya tidak ada upaya perdamaian.

“Saya juga tidak akan mengatakan bahwa hal tersebut mendiskreditkan Amerika Serikat karena AS telah didiskreditkan sehubungan dengan konflik Israel-Palestina,” Zogby menambahkan.

“Yang ingin saya katakan adalah bahwa ini merupakan tindakan yang bodoh dan berisiko karena akan menyulut amarah dan membahayakan jiwa manusia.”

Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan berpindahnya kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem (Baitul Maqdis) sekaligus mengakui kota suci tersebut sebagai ibu kota Israel.

Meski keputusan tersebut dapat memperkuat bias Washington-pro-Israel, para analis mengatakan, simbolisme tersebut tidak hanya menghina orang-orang Palestina, tapi juga orang Arab dan Muslim di seluruh dunia.

Yerusalem telah menjadi simbol rasa sakit dan pengkhianatan sejarah yang ditimpakan pada orang-orang Arab, kata Zogby.

“Ini sebuah luka yang tak terobati, dan hal tersebut hanya akan memperkeruh suasana,” katanya kepada Middle East Eye.

Graeme Bannerman, seorang mantan analis di Departemen Luar Negeri AS sekaligus seorang sarjana di Middle East Institute, menitikberatkan permasalahan simbolisme Baitul Maqdistersebut.

Ketika ditanya apakah langkah tersebut akan berarti bagi proses perdamaian, Bannerman berkata: “Proses perdamaian apa?”

Amerika Serikat mendukung negosiasi antara Israel dan Palestina untuk menemukan penyelesaian konflik dalam kerangka solusi dua negara yang tidak mengalami perubahan sejak tahun 2014, sementara Israel telah memperluas permukiman ilegal di Tepi Barat.

Selama kampanye pemilihan umum AS tahun 2016, Trump berjanji untuk menjamin “kesepakatan akhir” guna mengakhiri konflik.

Presiden AS tersebut, yang bangga atas kemampuan dirinya dalam bernegosiasi, telah menugaskan menantunya Jared Kushner dengan menghidupkan kembali perundingan damai antara pemerintah Israel dan Otoritas Palestina.

Mengakui Baitul Maqdis sebagai Ibu Kota Israel akan membahayakan usaha Trump untuk menyelesaikan konflik tersebut, kata Bannerman.

“Proses tersebut benar-benar belum tercapai, dan hal ini tentu saja tidak akan membantu untuk bisa mencapainya,” katanya kepada MEE.

‘Implikasi besar’

Menurut sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh AAI yang dirilis pada hari Selasa, 33 persen dari pendukung partai Republik sepakat memindahkan kedutaan ke Baitul Maqdis dan 19 persen menginginkan tetap di Tel Aviv, sementara 48 persen tidak yakin atau abstain. Secara keseluruhan, hanya 20 persen responden yang menyetujui kedutaan pindah.

Bannerman mengatakan bahwa mengakui Baitul Maqdis sebagai ibu kota Israel adalah bentuk politik dalam negeri sebagai upaya untuk memenuhi janji kampanye. Hal tersebut memiliki “implikasi besar” bagi kedudukan Amerika di Timur Tengah, yang menyatakan bahwa status terakhir Baitul Maqdis seharusnya ditentukan oleh kesepakatan antara Israel dan Palestina.

“Ini adalah perubahan mendasar dalam posisi negosiasi Amerika,” katanya.

Namun AS tetap berada dalam posisi yang khusus untuk menekan kedua belah pihak, terutama Israel, guna melakukan kompromi.

“Hal ini memunculkan pertanyaan terkait  objektivitas Amerika Serikat sebagai negosiator Timur Tengah, tapi sejujurnya selama 25 tahun terakhir Amerika Serikat menjadi negosiator yang berat sebelah,” kata Bannerman.

Menyatakan bahwa Baitul Maqdis adalah ibu kota negara Yahudi pada dasarnya mengesampingkan penentuan nasib sendiri Palestina, mengabaikan hak kami untuk sebuah negara merdeka.* (BERSAMBUNG)

Oleh: Ali Harb

 

HIDAYATULAH.com

 

Kenapa Al-Quds Harus Dibela? Ini Penjelasan Ustadz Felix Siauw

Dalam orasi kemanusiaan ‘Indonesia Bersatu Bela Palestina’, Ustadz Felix Siauw menceritakan seberapa pentingnya menjaga Al Quds, Baitul Maqdis dan tanah Syam.

“Saya menceritakan sedikit tentang pentingnya menjaga Al Quds atau Al Aqsa, karena ini adalah bagian dari hidup kita bagian dari diri kita, dan kita harus terbiasa dengan semua itu,” ungkap Felix di Masjid Raya Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa (12/12/2017).

“Dulu nun jauh disana ada khalifah yang menerima kunci dari Al Aqsa yang kemudian dijadikan bagian tubuh kaum Muslimin. Khalifahnya bernama Umar bin Khattab dan nama pendetanya itu Patrick Saverius itu memberikan kunci kepada Al Khattab yang waktu itu berjalan dari Madinah menggunakan satu onta bersama asistennya bergantian,” lanjutnya.

Sampai di Al Aqsa, lanjut Felix, yang mendapat jatah menaiki onta adalah asisten Umar Bin Khottob. Patrick yang datang dan tidak mengetahui mana yang Umar Bin Khottob pun berkata kepada orang yang menaiki onta. “Wahai Umar, ini kunci dari Al Aqsa,”

Kemudian dijawab oleh asisten Umar “Saya bukan Umar bin Khattab, sesungguhnya yang Umar bin Khattab adalah yang dibawah.”

Lalu Patrick yang merupakan pastur itu pun berkata “Sungguh pantas umat Islam memimpin Dunia”. Ketika Felix menceritakan hal itu, sontak seluruh jama’ah yang hadir meneriakkan Takbir.

“Mulai saat itu, Al Aqsa menjadi milik kaum Muslimin, dan tanah syam dan tanah Baitul Maqdis menjadi milik kaum Muslimin. dan terus menerus menjadi milik kaum Muslimin dan dijaga dari masa ke masa. Itu adalah tanah suci umat islam, karena rasul telah memelihara tanah itu,” ungkapnya.(kl/kbn)

 

ERA MUSLIM