Saat Hidup Terkenal Baik tapi Mati dalam Maksiat

DARI Abu Abdurrahman Abdullah bin Masud radiallahuanhu beliau berkata: Rasulullah Shallallahualaihi wasallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan: “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara: menetapkan rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Pelajaran yang terdapat dalam hadis:

1. Sebagian ulama dan orang bijak berkata bahwa dijadikannya pertumbuhan janin manusia dalam kandungan secara berangsur-angsur adalah sebagai rasa belas kasih terhadap ibu. Karena sesungguhnya Allah mampu menciptakannya sekaligus.

2. Allah Taala mengetahui tentang keadaan makhluknya karena Allah maha mengetahui masa lalu, sekarang dan yang akan datang sebelum mereka diciptakan dan apa yang akan mereka alami, termasuk masalah kebahagiaan dan kecelakaan. Allah menetapkan semuanya secara adil dan tidak menzalimi hambanya.

3. Tidak mungkin bagi manusia di dunia ini untuk memutuskan bahwa dirinya masuk surga atau neraka, akan tetapi amal perbutan merupakan salah satu sebab untuk memasuki keduanya.

4. Amal perbuatan dinilai di akhirnya. Maka hendaklah manusia tidak terpedaya dengan kondisinya saat ini, justru harus selalu mohon kepada Allah agar diberi keteguhan dan akhir yang baik (husnul khotimah).

5. Disunahkan selalu berazam/bertekad memperbakki niat untuk mendatangkan kemantapan sebuah perkara dalam jiwa.

6. Tenang dalam masalah rezeki dan qanaah (menerima) dengan mengambil sebab-sebab serta tidak terlalu mengejar-ngejarnya dan mencurahkan hatinya karena Allah.

7. Kehidupan ada di tangan Allah. Seseorang tidak akan mati kecuali dia telah menyempurnakan umurnya dan Allah sudah mencukupkan rezekinya.

8. Dengan memahami hadis tersebut di atas harusnya menjadi motivasi kita untuk selalu memurnikan ketaatan kita kepada Allah, bagaimana setiap jam, setiap menit, setiap detik, setiap desah nafas kita untuk selalu ingat Allah. berzikir memuji dan memohon taufik dan hidayah Nya agar kita di kelompokkan bersama orang-orang yang diridai Allah

9. Apa yang disampaikan dalam hadis adalah qada sehingga sebelum ia menjadi sebuah takdir atau kenyataan. Setiap manusia punya peluang besar untuk merubahnya dengan cara berdoa, bersedekah, menuntut ilmu agama sehingga bisa memahami dan mengamal kan amal saleh sesuai yang di syariatkan Allah.

10. Selalu berikhtiar. Semangat dan berhuznudzon kepada Allah karena semua yang Allah berikan kepada kita adalah yang terbaik buat kita.

Catatan tambahan, kalau ada seorang yang nampak baik di mata manusia tapi di akhir kehidupannya mengerjakan amal buruk dan akhirnya wafat dalam kemaksiatan atau suul khotimah, ini bukan karena Allah zalim tapi justru Allah ingin menyingkap tabir kebenaran bagi yang hidup bahwa amal kebaikan yang dilakukannya bukan ikhlas karena Allah.

Wallahu A’lam. [Ustadzah Nurdiana]

 

INILAH MOZAIK

Beratnya Dosa Membunuh Seorang Muslim

MENUMPAHKAN darah seorang muslim bukan cuma dosa, tetapi peristiwa itu lebih dahsyat dan hancurnya dunia dan alam semesta. Apalagi kalau sampai terjadi perang saudara sesama muslim, tentu lebih parah lagi kondisinya. Sebab dalam sebuah peperangan, nyawa yang terbunuh biasanya bukan cuma satu atau dua orang, tetapi bisa ratusan bahkan ribuan.

Betapa beratnya dosa membunuh nyawa seorang muslim, juga ditegaskan oleh sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Demi Allah Yang jiwaku berada di tangan-Nya, membunuh seorang muslim itu lebih dahsyat di sisi Allah dari hancurnya dunia.” (HR. Muslim)

Dalam riwayat yang lain disebutkan hal yang sama meski dengan redaksi yang agak berbeda:

“Hancurnya dunia lebih ringan di sisi Allah dari dibunuhnya seorang muslim.” (HR. Muslim)

Maka haram bagi seorang muslim untuk turun ke medan perang, kalau orang yang harus dibunuhnya ternyata masih beragama Islam. Dan tentu saja perang semacam itu bukan jihad. Sebab jihad itu hanya dalam rangka perang melawan orang kafir saja. Kafirnya pun bukan sembarang kafir, tetapi syaratnya harus kafir harbi (orang kafir yang memerangi Allah dan Rasulullah dengan berbuat makar di atas muka bumi atau seluruh orang musyrik dan Ahli kitab yang boleh diperangi atau semua orang kafir yang menampakkan permusuhan dan menyerang kaum Muslimin, red.).

[Ahmad Sarwat, Lc., MA]

 

INILAH MOZAIK

Berpakaian Seorang Muslim

Dalam Islam semua aspek kehidupan ada adab dan etikanya. Etika yang baik adalah salah satu yang Islam ajarkan dan anjurkan. Etika yang baik juga menunjukan bahwa kita adalah seorang muslim yang baik. Karena semua terlihat dari bagaimana kita melakukan semua kegiatan berdasarkan syariat Islam.

Bahkan sampai hal sepele seperti bagaimana seseorang yang berjalan pun ada etikanya. Islam sangat melarang muslim untuk bersikap angkus dan sombong. Dalam menjalani kehidupan ini sikap tersebut tidak boleh kita lakuakan karena tidak mencerminkan seorang muslim yang baik.

Dalam buku Ensiklopedia Islam Al Kamil yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijiri, dijelaskan cara berjalan atau berpakian yang dilarang dalam Islam, yang mana tidak mencerminkan seorang muslim.

Firman Allah subhanahu wa ta’ala,

“Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku. Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.”(QS. Lukman: 18-19)

“Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.”(QS. An Nur: 31)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Ketika seseorang lelaki berjalan dengan pakaian yang dia kagumi, menyisir jambulnya, tiba-tiba Allah menenggelamkannya ke bumi, maka dia akan berguncang sampai hari kiamat.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah sallallahu alaihi wasallam melarang dua cara berpakaian, yaitu lelaki yang duduk jongkok dengan satu pakaian yang kemaluannya tidak ditutupi suatu apa pun, dan memakai satu pakaian yang tidak menutupi kedua pundaknya.”(HR. Bukhari)

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah sallallahu alaihi wasallam melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan-perempuan yang menyerupai laki-laki.”(HR. Bukhari)

Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang meniru suatu kaum maka ia bagian dari kaum tersebut.”(HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Sumber: Ensiklopedia Islam Al Kamil yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijiri. Bagain Kedua Fikih Alquran Dan Ash Sunnah. Adab berpakian. Cara berjalan dan berpakian yang terlarang. Hal 486

REPUBLIKA

Kontribusi Alquran terhadap Kebangkitan Iptek Modern

Alquran sebagai mukjizat yang menakjubkan Nabi Muhammad SAW merupakan sumber pengetahuan tertinggi umat Islam. Allah SWT menyebutkan kebenaran-kebenaran ilmiah dalam Alquran lewat bahasa simbol, sehingga manusia harus selalu berusaha menguaknya. Dari Alquran, ilmu pengetahuan modern dapat diungkap.

Dikutip dari Ensiklopedia Alquran bahwa cahaya Islam awalnya memancar dari Makkah. Kemudian, Rasulullah SAW hijrah ke  Yatsrib yang selanjutnya disebut Madinah dan menjadikannya sebagai basis pijakan misi Islam hingga terjadinya peristiwa pembebasan kota Maka (fathu Makkah). Sebelum kedatangan Islam, bangsa Arab hidup dalam situasi jahiliah, meskipun sebagian mereka mahir mengubah syair. Sebelum kedatangan Islam, bisa dipastikan tak seorang pun penduduk Makah yang layak disebut ilmuwan.

Seberapa jauh kejahiliahan yang menguasai dunia Arab sebelum kedatangan Islam dapat diketahui dari buku Futuh al-Buldan karya seorang  sejarawan, al-Baladzuri. Dalam referensi sejarah akurat ini, al-Baladzuri mencatat hanya sekitar tujuh belas orang Quraisy saja yang dapat membaca dan menulis ketika Islam datang. Di antaranya terdapat Imam Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khathab, Utsman bin Affan, Uthbah bin Rabi’ah, dan Jahm bin ash-Shalt. Dengan kondisinya yang demikian, hanya ditemukan tujuh belas orang aksarawan saja di kalangan mereka.

Alquran memiliki peran strategis dalam penyebaran dan pemberian motivasi untuk mengembangkan sekaligus memperdalam  pengetahuan bangsa Arab. setingkat di bawah Alquran adalah peran Rasulullah SAW lewat haditsnya. Salah satu bukti bahwa ayat pertama yang dibawa Jibril kepada Nabi Muhammad SAW adalah sebagian surah al-Alaq yang di dalamnya tersurat perintah untuk terbiasa membaca.

Allah SWT berfirman: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (‘alaq). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang Mengajar manusia dengan perantaraan pena. Dia mengajarkan kepada manusia hal-hal yang tidak diketahuinya.” (QS. al-alaq :1-5)

Ayat kedua dari surat ini mengandung keunikan mukjizat ilmiah Alquran. Para musafir klasik mengatakan bahwa kata al-‘alaq merupakan bentuk jamak dari al-‘alaqah. ‘Alaqah, seperti mereka katakan adalah gumpalan darah yang menggantung karena kelembabannya. Namun Ibnu Abbas menganggap bahwa ‘alaq adalah sejenis lintah hitam. Dinamakan ‘alaq karena jika diletakkan di bagian tubuh manapun dari manusia, ia akan menempel (‘alaqa) untuk menghisap darah yang rusak.

Ketika ilmu pengetahuan kian maju, mikrosop makin canggih, dan para ilmuwan berhasil mengetahui bentuk dan peroses pembentukan spermatozoa, menjadi jelaslah bahwa spermatozoa sangat mirip dengan seekor lintah (dudah al-alaq) yang disebutkan Ibnu Abbas. Spermatozoa memiliki kepala dan ekor sama denngan lintah.

Masih dalam masalah spermatozoa, ditemukan sebuah mukjizat ilmiah lain dalam Alquran, tepatnya dalam ayat berikut: “Maka hendaknya manusia memerhatikan dari apa diciptakan. Manusia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tara’ib.” (QS. ath-Thariq: 5-7)

Yang dimaksud “…air yang terpancar” adalah sperma yang dicurahkan ke rahim seorang perempuan, berasal dari tulang punggung lelaki (shulb). Sementara tara’ib merupakan organ khusus perempuan, yaitu bagian tubuh tempat mengeluarkan cairan yang membawa sel telur ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan lelaki. Sperma yang memancar itu akan bertemu dengan sel telur sehingga mengakibatkan terjadinya kehamilan.

Berpuluh-puluh abad setelah turunya ayat ini, secara ilmiah ditemukan bahwa kehamilan hanya dapat terjadi dari pertemuan dua cairan, sperma lelaki yang keluar dari shulbi dan sel telur perempuan yang keluar dari tara’ib.

 

REPUBLIKA

Dua Ayat yang Bikin Rasulullah Menangis Pilu

SEMOGA Allah Taala melimpahkan salam dan salawat kepada manusia yang paling agung di langit dan bumi-Nya ini. Ialah manusia yang paling sayang dan sangat besar cintanya kepada umatnya, terlebih orang-orang yang mengimani ajarannya yang mulia.

Diriwayatkan dari sahabat mulia Amr bin Ash Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam menundukkan wajah, mengangkat kedua tangannya, lalu berdoa dengan iringan isak tangis, sedih yang memilukan. “Ya Allah, ummatku, ummatku,” ujar sang Nabi.

Melihat dan mengetahui apa yang terjadi pada hamba-Nya yang paling mulia itu, Allah Taala mengutus malaikat Jibril Alaihis salam untuk bertanya. “Wahai Jibril,” Firman-Nya kepada imam para malaikat ini, “Pergilah kepada Muhammad dan tanyakan padanya, apa yang membuatnya menangis?” Dan Allah Taala Maha Mengetahui.

Kepada malaikat yang mengantarkan wahyu itu, Rasulullah mengisahkan sebab tangis pilunya. Ialah dua ayat agung yang baru saja dia baca. Dua ayat yang sangat menyentuh hati imam para Nabi Allah dan Utusan-Nya Taala.

Malaikat Jibril kembali menghadap kepada Allah Taala, lalu memberitahukan jawaban Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa sallam, dan Dia Maha Mengetahui. Mendengar penuturan malaikat Jibril Alaihis salam, Allah Taala berfirman, “Kembalilah kepada Muhammad, sampaikan padanya, Kami akan menjadikanmu rida kepada umatmu, dan umatmu rida kepadamu. Kami tidak akan berbuat buruk kepadamu, tidak pula kepada umatmu.”

Mahasuci Allah Taala dengan segala karunia-Nya. Mahabenar Allah Taala dengan segala titah, perintah, dan karunia-Nya. Sungguh, Dia Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang telah mengutus kepada kita seorang Nabi dan Rasul yang sangat menyayangi umatnya, melebihi sayangnya para umat kepada dirinya.

Dua ayat yang membuat Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam berlinang tangis ialah ayat tentang Nabi Ibrahim Alaihis salam bersama umatnya dan ayat tentang Nabi Isa Alaihis salam yang memohon ampunan untuk umatnya.

“Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, sesungguhnya orang itu termasuk golonganku. Dan barangsiapa yang mendurhakai aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Ibrahim [14]: 36)

“Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau. Dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Qs. al-Maidah [5]: 118).

 

INILAH MOZAIK

Nyawa Dibalas Nyawa Dibolehkan, Jika…

SALAH satu alasan kenapa membunuh nyawa muslim diharamkan, karena pembunuhan nyawa manusia itu akan melahirkan dendam dari pihak keluarga atau kelompoknya. Lalu dendam ini akan melahirkan pembunuhan yang kedua, ketiga dan seterusnya.

“Siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.” (QS. Al-Maidah: 32)

Maka dalam syariat Islam, dendam untuk membunuh itu diharamkan. Istilah nyawa dibayar nyawa tidak dikenal di dalam syariat Islam, kalau yang dimaksud adalah balas dendam dengan cara membunuh lagi.

Nyawa dibalas nyawa hanya dibenarkan manakala dilakukan lewat proses pengadilan yang sah. Kalau pembunuhnya terbukti membunuh dengan sengaja, tanpa tekanan dan dengan penuh kesadaran, serta dilengkapi dengan saksi dan bukti yang diterima secara hukum, maka barulah dijalankan hukum qishash.

Sebaliknya, bila pengadilan yang sah tidak berhasil membuktikannya, maka tidak bisa dijalankan hukum qishash. Dan penting untuk dicatat, eksekusi hukum qishash itu tidak dilakukan oleh pihak keluarga korban, melainkan oleh petugas negara.

[Ahmad Sarwat, Lc., MA]

INILAH MOZAIK

Tetap Tenang Meski Diejek, Siapakah Dia?

Sekembalinya dari Isra Mikraj, Rasulullah SAW pergi ke Masjidil Haram. Ketika Abu Jahall melintas di hadapannya, Rasulullah SAW langsung menceritakan kepadanya bahwa tadi malam dirinya diperjalankan ke Masjidil Aqsa. Kemudian Abu Jahal tersenyum mengejek.

Ia berkata, “Engkau mengatakan bahwa engkau telah pergi ke Baitulmakdis tadi malam, lalu pagi-pagi sudah berada kembali di tengah-tengah kami?” Rasulullah menjawab mantap, “Benar”.

Dikisahkan dari Ensiklopedia Alquran bahwa Abu Jahal seolah-olah memperoleh kesempatan berharga untuk menanamkan keraguan kepada orang lain perihal kebenaran kenabian Muhammad SAW. Sekaligus untuk menegaskan kebenaran tentang yang pernah mereka (kaum kafir Quraisy) dakwahkan bahwa  Muhammad SAW kehilangan keseimbangan akalnya dan sudah sinting

Namun demikian, Abu Jahal khawatir jika Rasulullah SAW dapat menyangkal dari fitnahnya. Karena itu ia berkata, “Apakah engkau juga memberitahukan kaummu apa yang engkau katakan padaku sekarang?” Beliau menjawab, “Ya”. Lalu Abu Jahal meninggalkan beliau dan berteriak lantang, “Wahai segenap Bani Ka’ab bin Lu’ay, kemarilah, kemarilah!”

Ketika mereka sudah berkumpul di sekelilingnya, Abu Jahal segera menceritakan kepada mereka apa yang telah didengarnya dari Rasulullah SAW. Akibatnya, sebagian orang keluar dari Islam. Kemudian sebagian kaum musyrik segera mendatangi Abu Bakar ash-Shiddiq untuk memberitahukan apa yang dikatakan Nabi Muhammad SAW. Mereka berharap Abu Bakar juga keluar dari Islam.

Abu Bakar dengan tenang mendengar celotehan mereka, lalu berkata, “Jika Muhammad berkata demikian, ia benar. Ia adalah orang yang benar lagi terpercaya, yang sama sekali tak pernah berdusta. Aku bahkan membenarkan kabar yang lebih dari itu. aku membenarkan setiap kabar dari langit yang disampaikannya baik pagi maupun petang.”

Serombongan kaum musyrik mendatangi Rasulullah SAW di antara mereka terdapat sejumlah orang yang sebelumnya pernah perhi ke Baitulmakdis dan melihat Masjidil Aqsa. Mereka berkata, “Jika engkau benar-benar pernah pergi ke Baitulmaqdis,  gambarkan Masjidil Aqsa pada kami!”

Rasulullah SAW menjawab, “Pada awalnya, sulit bagiku untuk menggambarkannya. Lalu masjid itu didatangkan padaku dan aku melihatnya sehingga dapat menggambarkannya.” Artinya Allah SWT menjadikan Masjidil Aqsa terpampang di pelupuk mata Rasulullah SAW. Dengan demikian, Deliau dapat menerangkan masjid tersebut secara rinci kepada kaum musyrik.

Kaum musyrik tahu sepanjang hidup Rasulullah SAW belum pernah pergi ke Baitulmaqdis. Meskipun demikian mereka tetap tidak merasa puas. Rasulullah SAW berharap, dapat memuaskan mereka agar mau memeluk Islam. Beliau lalu menyebutkan kepada mereka sejumlah bukit yang kebenarannya tak terbantahkan.

Beliau berkata, “Aku melewati unta bani fulan di Rauha’. Mereka sedang mencari untanya yang hilang. Aku mengambil segelas air di sana lalu meminumnya. Tanyakanlah kepada mereka tentang itu.” Rasulullah SAW menambahkan, “Aku juga melewati unta-unta di Tan’un, dan unta yang paling depan berwarna abu-abu, di atasnya terdapat dua buah karung yang terikat. Ia akan datang kepada kalian saat matahari terbit.”

Meskipun yang dikatakan Rasulullah SAW itu benar adanya, mereka tetap enggan memeluk Islam. Bahkan, mereka mengatakan, “Ini adalah sihir yang nyata!” Namun demikian, cahaya Islam mampu menembus gelapnya kebodohan dan kekufuran di Semenanjung Arabia.

 

REPUBLIKA

Terinspirasi Sahabat Penghafal Alquran

Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran Internasional, Ustaz Yusuf Mansur mengungkapkan, ketika Program Pembibitan Penghafal Alquran (PPPA) diluncurkan, lembaganya mengaudisi 70 calon santri. Kenapa hanya 70 calon santri?

”Terinspirasi dari perang di zaman sahabat, diantaranya Perang Uhud yang menyebabkan banyak sahabat penghafal Alquran gugur. Ada sekitar 70 penghafal Alquran yang meningal dunia dalam Perang Uhud?” kata Ustaz Yusuf Mansur menerangkan.

Selain terinspirasi dari Perang Uhud, Ustaz Yusuf Mansur menjelaskan alasan PPPA hanya mengaudisi 70 calon penghafal Alquran, supaya mudah menyebutnya. ”Kita mulai mengaudisi tahun 2006. Alhamdulillah terjaring sekitar 52 orang.”

Jumlah santri tersebut, kata dia, di luar santri yang dididik di rumah. Santri yang dididik di rumah dikembangkan dengan sistem salaf(tradisional).

Sampai tahun 2006 dikembangkan salaf, kemudian Allah SWT mempercepat usahanya. ”Target kami sebenarnya tahun 2010 mengembangkan konsep internasional boarding school,” ujarnya.

Perkenalan Ustaz Yusuf Mansur dengan keluarga besar sebuah teve swasta, mewujudkan Pondok Pesantren Daarul Quran Ketapang lebih cepat dari waktu yang direncanakan.

Kemudian Bulak Santri dikembalikan menjadi pesantren percontohan. Sedang Pesantren Daarul Quran di Ketapang menjadi head quarter dari seluruh Daarul Quran.

Daarul Quran tahun 2006 dikembangkan menjadi Daarul Quran Nusantara (DQN). Waktu itu, Ustaz YM, begitu ia akrab disapa, melihat banyak donatur berasal dari Lumajang, Wonogiri, Semarang, bahkan dari Papua, Sulawesi, Kalimantan.

Makanya ia berinisiatif mengembalikan PPPA yang didapat dari teman-teman di daerah ke daerah masing-masing sehingga bergulirlah konsep Daarul Quran Nusantara (DQN).

Orang Jawa Timur mau bersedekah, mereka bikin DQN di Surabaya. Orang Jawa Tengah mau bersedekah, mereka bikin di Semarang. Begitu pun orang Kalimantan mau bersedekah, maka dibuatkan di Banjarmasin.

”Daarul Quran yang sifatnya PPPA digratiskan. Kalau yang di Jakarta, kita jadikan sekolah subsidi silang. Yang di head quarter kita jadikan sekolah unggulan dengan aneka fasilitas,” jelasnya.

Dari Makkah, Menggerakkan Sedekah untuk Masjid di Papua (2-habis)

Sekadar informasi, di Mappuru, kepala Kantor Kementrian Agama bukan Muslim. Jadi, membangun masjid di sana, murni swadaya masyarakat Muslim yang jumlahnya masih di bawah 100 KK dan pekerjaan utama tani dan nelayan.

Lokasi Masjid Al-Ma’rifat adalah di Jalan Poros Timika, Pomako Mappurujaya, Kecamatan Mimika Timur, Kabupaten Mimika, Papua.

Melalui BBM, Enha menulis pesan kepada para sahabat Istana Yatim, “Sebentar lagi saya akan memimpin thawaf wada’. Akan saya dedikasikan doa khusus bagi sahabat yang mau membantu masjid di Tanah Papua. Langsung saja  ya, chat me now! Dari sini, dari Masjidil Haram yang dimuliakan:  Bismillah untuk masjid di Papua. Alfatihah.

Dalam waktu sekitar tiga jam, Enha mengirimkan BC yang mengabarkan sudah terkumpul Rp 4,7 juta untuk membangun masjid di Mappuru, Papua tersebut. Satu jam kemudian, jumlahnya melonjak. “4 jam: Rp 28 juta.” Kurang dari satu jam kemudian, jumlahnya bertambah lagi menjadi Rp 40 juta.

Beberapa sahabat Istana Yatim mengirimkan BBM yang isinya nadzar. Kalau usaha mereka berhasil, mereka akan menyisihkan sedekah untuk Istana Yatim dan Masjid Al-Ma’rifat.

Kira-kira satu jam kemudian, Enha mengirimkan BC, “Sudah tembus Rp 43,6 juta untuk masjid Papua. Semoga malam ini, malam Jumat penuh berkah, bisa ditutup Rp 50 juta. Bantu doa ya untuk sahabat yang bernadzar.” Tengah malam waktu setempat, jumlah dana yang terkumpul telah menembus Rp 50 juta.

Pada Jumat (27/3) siang waktu setempat, Enha bersama jamaah umrah Kafilah Rindu Haromain kembali ke Tanah Air. Mereka menumpang pesawat Garuda Indonesia langsung dari Jeddah ke Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Banten.

Begitu mendarat di Tanah Air, Jumat (27/3) sekitar pukul 20.30, Enha segera mengonfirmasi jumlah dana yang terkumpul sudah terakumuluasi mencapai Rp 68 juta lebih.

“Allah Mahakuasa mempertemukan 66 sahabat yang tidak saling mengenal satu sama lain dalam spirit batin yang sama: membangun rumah Allah di wilayah minoritas, Papua,” ujarnya penuh syukur.

Sabtu (28/3) sebelum Zhuhur dana tersebut sudah menembus Rp 80 juta. Enha mengaku sangat bersyukur kepada Allah. Ia berniat mengantarkan sendiri dana tersebut ke Papua. Kalau bisa, juga bersama da’I lainnya tentunya.

Enha pun mengirimkan BC sebagai berikut: “Tinggal ngundang investor akhirat nih yang mau membiayai perjalanan dakwah menuju Papua, berkenan? Kalau da’i nya siapa yang siap berjuang ke Papua? Hayuuuu ngacuuuung.

 

REPUBLIKA

Dari Makkah, Menggerakkan Sedekah untuk Masjid di Papua (1)

Bagi kaum Muslimin di Jawa pada umumnya, tidak sulit mencari tempat ibadah. Masjid dan mushalla bertebaran di mana-mana.

Tidak demikian halnya dengan di Papua. Di wilayah paling timur Indonesia itu masih banyak daerah yang belum ada masjidnya. Termasuk di antaranya daerah Mappuru Jaya, Timika, Papua.

Hal itulah yang mendorong Pimpinan Pondok Pesantren Istana Yatim Bekasi, Jawa Barat, Ustadz Nurul Huda mengajak para sahabat Istana Yatim dan kaum Muslimin pada umumnya mengumpulkan dana untuk membangun masjid di  Mappuru Jaya tersebut.

Apalagi selama Ramadhan 1436 H lalu, sekitar dua minggu dai yang biasa dipanggil Ustadz Enha tersebut berdakwah di Papua.

Caranya bukan dengan mengirimkan proposal ke sana ke mari. Sebab, seperti tekadnya sejak awal mengembangkan Istana Yatim, Enha tidak mau menyebar proposal.

Dia hanya mau menggunakan Black Berry Messenger (BBM). Begitu pula dalam mengumpulkan dana untuk membangun masjid di Mappuru Jaya tersebut.

Akhir pekan lalu, saat menunaikan ibadah umrah di Tanah Suci, Ustadz Enha terkejut saat bertemu dengan para penggerak dan pengurus masjid tersebut di Makkah.

Subhanallah. Tidak terduga saya bertemu dengan para jamaah dan pengurus masjid dari Papua di sini, di Tanah Suci ini,” ungkapnya kepada Republika, Ahad (29/3).

”Bu Farida yang didapuk sebagai ketua panitia pembangunan Masjid Al-Mar’rifat menuturkan penuh haru perjuangan membangun masjid di Mappuru Jaya, Timika, Papua,” kata Enha melanjutkan.

Ia kemudian mengutip pernyataan Farida, “Alhamdulillah Ustadz,bantuan dari sahabat Ustadz di BB sangat membantu kelancaran pembangunan masjid setelah saat itu setahun lebih mandek karena keterbasan dana. Sekarang sudah 60 persen lebih dan yang mendesak kubah utama, karena saat ini bagian tengah masih ditutup seng, kalau hujan suka bocor.”

Farida mengungkapkan kepada Enha, teman-temannya yang muallaf asal Suku Kumoro yang berjumlah 13 orang sekarang intens belajar Islam setiap Jumat.

“Bu Farida juga mendesak saya soal Istana Yatim Cabang Papua agar segera dibangun. Tanah seluas tujuh hektar sudah disiapkan di sana. Bu Farida mengatakan kepada saya, ‘Kami butuh pesantren, Ustadz, agar cahaya Islam bisa menerangi Mappuru Jaya,” tutur Enha.

Mendengar permintaan Farida, Enha pun menjawab, “Ya, Bu, insya Allah semua impian kita akan pesantren di Mappuru akan terwujud. Saya masih fokus penyelesaian masjid  dan asrama putri di Istana Yatim Bekasi. Segera setelah ini kita akan ke Mappuru, semoga Allah SWT memudahkan semuanya.”

Namun, begitu mendengar Masjid Al-Ma’rifat masih bocor bila hujan, Enha mengaku terharu. “Rasanya ingin membantu, meskipun masjid di Istana Yatim Bekasi juga belum selesai. Karena itu, dari Kota Makkah Al-Mukarramah ini saya mengajak para sahabat Istana Yatim untuk menyelesaikan dulu kubah Masjid Al-Ma’rifat Mappuru yang menurut Bu Farida butuh Rp 130 juta,” paparnya.

 

REPUBLIKA