Menu Sehat di Alquran dan Hadis

Alquran tidak membatasi diri hanya dengan menyebutkan makanan yang diijinkan dan yang tidak diperbolehkan tapi juga memberi tips bermanfaat mengenai diet seimbang, makanan yang mengandung sebagian besar jika tidak semua bahan bermanfaat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, penguatan dan perbaikan tubuh manusia.
Bahan-bahan ini meliputi protein hewani, lemak, kalsium, zat besi, garam, dan lain-lain.

Diet yang paling seimbang terdiri dari daging, ikan, susu segar, keju dan buah. Baik referensi langsung maupun tidak langsung telah dibuat mengenai hal tersebut di atas.

1.  Protein

Referensi mengenai pentingnya protein daging dalam makanan manusia diberikan dalam ayat berikut ini:

“Dan ternak, Dia telah menciptakan mereka untukmu, di dalamnya ada kehangatan (pakaian) dan banyak manfaat, dan dari mereka yang kamu makan.” (16: 5)

Ikan selalu dianggap sebagai makanan dengan protein sangat tinggi dan sangat penting untuk dikonsumsi manusia.
“Dan dari mereka berdua (air tawar dan air asin) Anda makan daging yang segar (ikan).” (35:12)

2.   Susu

Kegunaan susu segar ditekankan dalam firman-Nya:

“Dan sesungguhnya di dalam ternak ada pelajaran bagimu. Kami memberi Anda minum dari apa yang ada di perut mereka, dari antara ekskresi dan darah, susu murni, enak dimakan oleh peminum. “(16:66)

3.  Buah-buahan.

Manfaat buah-buahan sebagai makanan yang baik dapat dipahami dari ayat ini:
“Dan dari buah pohon kurma dan anggur, Anda menginginkan minuman keras dan bekal yang baik.” (16:67)

Demikian pula ada ayat-ayat yang mencakup seluruh jajaran buah-buahan, salad, dan sayuran yang juga memainkan peran penting dalam diet bergizi dan seimbang:

“Dialah yang menurunkan hujan dari langit, dan dengan itu Kami menghasilkan tumbuh-tumbuhan dari segala jenis, dan daripadanya Kami menghasilkan gandum yang berkerumun tebal. Dan dari pohon kurma dan serentetannya datang kumpulan kurma tergantung rendah dan dekat, dan kebun buah anggur, buah zaitun dan buah delima masing-masing serupa (dalam bentuknya) namun berbeda (dalam variasi dan rasa). Lihatlah buahnya saat mereka mulai menanggung, dan kematangannya. “(6:99)

Islam, menjadi agama yang lengkap, juga mengajarkan dan menasihati orang beriman tentang metode makan yang terbaik. Orang-orang percaya disarankan untuk bersikap moderat dalam setiap aspek kehidupan.

Referensi langsung telah dibuat dalam Alquran tentang moderasi dalam makan dan minum.

“Dan makan dan minum, tapi jangan buang-buang boros, tentu Dia (Allah) tidak menyukai orang-orang yang menyia-nyiakan pemborosan.” (7:31)

Rasulullah sallallahu alaihi wasallam menjelaskan bahwa kelemahan terburuk seseorang adalah perut seseorang. Jika Anda harus makan pastikan Anda mengisi sepertiga perut Anda dengan makanan, sepertiga dengan air dan biarkan sepertiga untuk udara, biarkan kosong.

Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Perut adalah tangki tubuh dan pembuluh darah turun ke sana. Bila perut sehat maka vena kembali dalam kondisi sehat, namun bila dalam kondisi buruk, mereka kembali berpenyakit. ”

Jadi, disarankan untuk selalu menjaga perutnya dan menahan diri dari makanan dan praktik yang bisa mencemari perut dengan berbagai penyakit. Rasulullah juga menganjurkan untuk selalu berhenti makan sebelum perutnya benar-benar penuh, berhenti makan saat keinginan untuk makan lebih banyak masih ada.

Dari semua yang telah disebutkan, pentingnya makan sehat, diet seimbang, dan higienis dapat dipahami dalam terang Alquran dan Sunnah. Islam telah menekankan pentingnya hal-hal ini sejak awal tidak seperti otoritas kesehatan dan lain-lain, yang baru saja mulai menekankan pentingnya hal tersebut. Ini bisa dihitung sebagai permata lain yang mewujudkan kesempurnaan Islam.

 

REPUBLIKA

Syair: Dalam Rahim

Ia terbujur
Bumi subur
Lembah-lembah dan gunung
Telentang tenang
Tangannya mengusap sayang
Perut mengandung.

Matanya nyalang
Langit-langit pun hilang
Karena langit penuh bintang
Dan pahlawan menyandang pedang
Naik kuda hitam zanggi
Adalah masadepan si-jabang
yang dalam rahim
menggeliat geli.
la memejam
Menahan nyeri.

Lalu terbayang
Bundanya tersenyum di ambang
“Tidakkah dahulu
Kusakiti juga bundaku?”
Keringat bermanik bening
Atas jidat, kening.
Ia mengerang
Dan malam yang lengang
Mendengar lantang
Teriakan si-jabang.

[Ajip Rosidi]

 

 

INILAH MOZAIK

Laba-laba Beri Pelajaran Kesabaran dan Ketekunan

PERNAHKAH kau memperhatikan laba-laba dan mengamati betapa mengagumkan ia menggunakan waktunya? Dengan kecepatan dan kewaspadaan, a menganyam jaring-sarangnya yang menakjubkan itu; sebuah rumah yang dihiasinya untuk beragam keperluannya.

Bila, misalnya, lalat jatuh tertungging ke dalam jaring itu, laba-laba itu buru-buru menyergapnya mengisap darah makhluk kecil itu dan membiarkan bangkai itu mengering untuk digunakannya sebagai makanannya.

Tapi kemudian datanglah penghuni rumah dengan membawa sapu, dan dalam sekejap saja, jaring-sarang, lalat dan laba-laba itu pun lenyap ketiga-tiganya sekaligus!

Jaring laba-laba itu melambangkan dunia, lalat itu melambangkan rizki Allah bagi makhlukNya dan laba-laba itu adalah makhluk-Nya. Andaikan seluruh dunia ini jatuh ke tanganmu, tetap saja kau dapat kehilangan semua itu dalam sekejap saja.

Kau hanya bayi di jalan makrifat; namun kau berdiri sia-sia di luar tabir. Jangan tuntut tempat dan kedudukan jika kau cukup panai. Dan ketahuilah, hai pandir yang tak peduli, bahwa dunia ini diserahkan pada lembu jantan. Ia yang memandang genderang dan bendera sebagai tanda keagungan tak akan pernah menjadi darwis; benda-benda itu hanyalah siul angin lebih kecil nilainya daripada mata uang terkecil.

Tahanlah kuda kebodohanmu yang melata bagai siput itu, dan janganlah terpedaya karena memiliki kekuasaan. Bila macan tutul itu sudah terkuliti, maka hidupmu pun akan terenggut hilang.

Bukalah mata cita-cita yang sejati dan temukan Jalan Keruhanian itu; langkahkan kakimu di Jalan Tuhan dan carilah istanaNya yang luhur. Sekali kau melihatnya, maka kau tak akan terikat lagi pada gemerlap dunia ini.[IslamIndonesia]

 

INILAH MOZAIK

Islam di Bosnia: Jasa Kesultanan Utsmaniyah

Islam pertama kali diperkenalkan di kawasan Bosnia dan Herzigovina saat penaklukan Ottoman paruh kedua abad ke-15, atau sekitar 1463. Namun, butuh waktu 100 tahun Islam menjadi mayoritas di negara tersebut.

Ketua komunitas Islam Bosnia Herzegovina Husein Kavazovic mengatakan, Islam menyebar di Bosnia melalui institusi yang didirikan oleh Ottoman Turki (Kesultanan Utsmaniyah). Islam tidak disebarkan dari orang yang berceramah keliling atau pedagang seperti di Venesia.

Sejak awal, Islam di Bosnia adalah Islam yang institusional memiliki ulama dan sekolah agama. Pada 1600, sebanyak dua per tiga penduduk Bosnia adalah Muslim. Mereka mendapat otonomi setelah pemberontakan Bosnia pada 1831.

Setelah Kongres Berlin, kekuasaan Ottoman di kawasan ini berakhir pada 1878 dan beralih di bawah Kekaisaran Austria-Hongaria, umat Islam membantu dalam membangun pusat Insitusi Islam Mashikha Islamiyya.

Selain itu, umat Islam saat itu juga membangun kembali sekolah agama dan fakultas Islam dengan menerapkan disiplin ilmu tradisional dan ilmu pengetahuan modern. Ketika itu ulama Bosnia juga telah mempraktikkan tasawuf dasar. Umat Islam telah lama belajar dengan buku-buku yang ditulis oleh ulama dan memiliki masjid sebagai pusat belajar.

Bosnia, Albania, dan Kosovo merupakan bagian negara Kekaisaran Ottoman di Balkan yang sebagian besar penduduknya memeluk Islam dan tetap tinggal di sana hingga merdeka. Di negara lain, setelah Ottoman tak lagi memegang kekuasaan, banyak Muslim yang diusir, dipaksa pindah agama, dibantai, juga melarikan diri ke negara lain.

REPUBLIKA

Islam di Bosnia, Pengaruh Utsmaniyah, dan Geopolitik Balkan

Sebelum kedatangan penguasa Muslim, posisi Bosnia cukup unik dalam peta geopolitik Kristen pada Abad Pertengahan. Bosnia-Herzegovina memiliki populasi Muslim yang cukup signifikan di Semenanjung Balkan atau Benua Eropa pada umumnya sampai saat ini.

Riset Houssain Kettani yang terbit pada International Journal of En vironmental Science and Development (2010) menunjukkan, pada 2010 sebesar 43,8 persen dari total penduduk negara tersebut (3.781.274 jiwa) adalah umat Islam. Lebih lanjut, jumlah itu diprediksi stabil hingga tahun 2020 mendatang.

Bosnia-Herzegovina memiliki sejarah yang panjang dengan Islam. Sebelum ke datangan penguasa Muslim, posisi Bosnia cukup unik dalam peta geopolitik Kristen pada Abad Pertengahan. Menurut Schuman dalam “Nations in Transition: Bosnia and Herze govina” (2004), sejak tahun 1180, wilayah tersebut dipimpin Raja (Ban) Kulin yang menolak kekuasaan Romawi Barat (Ka tolik) dan Romawi Timur (Kristen Orto doks). Ban Kulin lebih mendukung Bogomi lisme hingga akhir kekuasaannya pada 1204.

Baik Katolik maupun Kristen Ortodoks memandang sekte tersebut sebagai aliran sesat. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila Paus Gregory IX berulang kali mengimbau penyerbuan atas Bosnia pada Perang Salib periode 1235-1241. Barulah pada 1322, Bosnia di bawah pimpinan Ban Ko tro manic menjalin aliansi dengan penguasa Katolik yang terdekat, Hungaria.

Namun, aliansi ini tidak mampu berbuat banyak terhadap perluasan wilayah Dinasti Turki Utsmaniyah. Pada 28 Juni 1389, pasukan Muslim berhasil menaklukkan Raja Serbia yang beragama Kristen Ortodoks, Lazar, di Kosovo. Bosnia pun kian lemah dari sisi in ternal dengan munculnya Stephen Vukcik yang mendeklarasikan pemisahan Herzegovina pada 1448.

Tiga tahun kemudian, Vrhbos na (kini Sarajevo) dapat dikuasai Turki Utsmaniyah. Barulah pada 1465 dan 1481, Turki Utsmaniyah berhasil menaklukkan berturut-turut Bosnia dan Herzegovina. Schuman menjelaskan, para sultan Utsmaniyah melindungi hak-hak orang non- Muslim di wilayah taklukan untuk hidup secara wajar dan beribadah. Bagai manapun, gelombang perpindahan agama tetap terjadi.

Para sejarawan menduga pelbagai motif penduduk setempat untuk menjadi Muslim. Di antaranya adalah me reka, terutama kaum Bogomilisme, ingin mempertahankan hakhak istimewa. Men jadi seagama dengan penguasa setempat dipandang akan lebih menguntungkan.

Selain itu, renggangnya hubungan Bosnia de ngan ajaran Katolik dan Kristen Ortodoks agaknya menjelaskan alasan mereka untuk lebih menerima Islam. Beberapa sejarawan menyoroti pemberlakuan sistem devsirme yang mewajibkan setiap laki-laki dewasa untuk mengabdi pada pemerintahan Utsmaniyah. Aturan ini berlaku, baik di lingkup sipil maupun militer.

Akan tetapi, para sultan Utsmaniyah le bih mementingkan aspek meritokrasi dari pada identitas agama. Sebagai contoh, seorang Kristen Ortodoks bernama Soko lovic terpilih untuk dikirim ke ibu kota Kesultanan Utsmaniyah, Istanbul, demi melanjutkan pendidikan.

Dia kemudian menjadi seorang Muslim dan pada akhirnya meraih posisi wazir utama. Schuman menyebut, agama Kristen masih dipeluk ka lang an petani, sedangkan kelas menengah dan kelas atas Bosnia-Herzegovina condong pada Islam. Dalam kekuasaan Turki Utsmaniyah, Kota Vrhbosna menjadi pusat kegiatan politik, pendidikan, dan budaya masyarakat.

Pu luhan masjid dan ratusan sekolah untuk umum dibangun. Menjelang pertengahan tahun 1500-an, Vrhbosna telah memiliki tata kota yang cukup modern, lengkap dengan sistem irigasi, fasilitas kesehatan publik, dan destinasi wisata.

Pada masa inilah kota tersebut berubah namanya menjadi Sarajevo, yang diambil dari bahasa Turki saraj (‘istana’) dan ovas (‘tanah terbuka’). Memasuki era 1700-an, kendali Istanbul atas Bosnia-Herzegovina mulai menyusut. Hal ini seiring dengan menurunnya simpati warga, termasuk kaum Muslim Bosnia, yang memandang rezim Utsmaniyah mengabaikan kepentingan setempat.

Memang, hingga dasawarsa 1800-an, Bosnia-Herzegovina cen derung tertinggal bila dibandingkan dengan tetangganya, Kroasia yang dikuasai Wangsa Hapsburg dan Serbia yang telah lepas dari kekuasaan Utsmaniyah. Sementara, mayoritas rakyat Bosnia-Herzegovina hidup dalam kemiskinan, seantero Eropa mulai terpacu revolusi industri.

Negeri ini menjadi rentan campur ta ngan asing. Pada 1875, kelompok petani Kristen di Herzegovina memberontak terha dap para tu an tanah Muslim. Pasukan Uts maniyah dapat memadamkan pemberon takan yang didukung Serbia ini. Kesultanan juga mendapatkan tantangan dari luar.

Aliansi Serbia dan Montenegro meng umum kan perang terhadap Utsmaniyah pada 1876. Satu tahun kemudian, Rusia melakukan hal yang sama. Namun, langkah Rusia ini menimbulkan kecurigaan dari imperium Eropa daratan. Usai perang Rusia-Turki pada 1878, kongres terjadi di Berlin, Jerman, antara wakil-wakil imperium besar Eropa, yakni Rusia, Ing gris Raya, Prancis, Austria-Hungaria, Ita lia, Jerman, dan Kesultanan Utsmaniyah.

Mereka menyepakati pembagian garis ke kuasaan di Semenanjung Balkan. Bosnia-Her zegovina pun berstatus otonom di ba wah kekuasaan Aus tria-Hungaria, mes ki pun secara legal masih merupakan wila yah Utsmaniyah. Sekelompok umat Islam Bosnia memberon tak terhadap keputusan ini, tetapi cepat di patahkan kekuatan militer Austria-Hungaria.

Tiga puluh tahun setelah itu, Austria-Hungaria resmi mencaplok Bosnia-Herze govina. Awalnya, langkah ini dianggap me nya lahi Kongres Berlin 1878. Imperium Ka to lik itu ke mudian memberikan sejum l ah be sar uang ke pada Utsmaniyah sebagai kom pen sasi. Namun, Serbia masih mengecam aneksasi Austria-Hungaria ini karena diang gap membahayakan umat Kristen Ortodoks setempat.

Pada 1912, Serbia yang beraliansi dengan Mon tenegro, Bulgaria, dan Yunani merebut sebagian besar wilayah Utsmaniyah di Semenanjung Balkan. Sementara itu, ke sul tanan Turki Utsmaniyah sendiri sedang goyah. Inilah awal dari prahara Perang Dunia I. Di Serbia muncul kelompok ekstremis Tangan Hitam (Black Hand) yang dipimpin komandan militer Serbia, Dragutin Dimitrijevic. Tangan Hitam meyakini Bosnia-Herzegovina harus menjadi milik rezim Kris ten Ortodoks, bukan Austria-Hungaria.

Pada 28 Juni 1914, putra mahkota Austria-Hu ngaria, Francis Ferdinand, dan rom bongan berkunjung ke Sarajevo. Dimitri je vic lantas mengutus seorang pemuda 19 tahun, Gavrilo Princip, untuk menjalankan misi pembunuhan terhadap Francis. De ngan pistol dari sakunya, Princip meng hi langkan nyawa sang pangeran Austria-Hungaria beserta istrinya, Sophie, yang sedang menumpangi kendaraan mereka. 

 

REPUBLIKA

Nikahnya Orang Zina itu Haram Hingga Ia Bertobat

SEBAGAIMANA jawaban yang diberikan oleh Ustaz Farid Nu’man Hasan:

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah: “Nikahnya orang zina itu haram hingga ia bertobat, baik dengan pasangan zinanya atau dengan orang lain.”

Inilah yang benar tanpa diragukan lagi. Demikianlah pendapat segolongan ulama salaf dan khalaf, di antara mereka yakni Ahmad bin hambal dan lainnya. Tetapi kebanyakan ulama salaf dan khalaf membolehkannya, yaitu pendapat Imam Yang tiga, hanya saja Imam Malik mensyaratkan rahimnya bersih (kosong/tidak hamil).

Abu Hanifah membolehkan akad sebelum istibra (bersih dari kehamilan) apabila ternyata dia hamil, tetapi jika dia hamil tidak boleh jimak (hubungan badan) dulu sampai dia melahirkan.

Asy Syafii membolehkan akad secara mutlak akad dan hubungan badan, karena air sperma zina itu tidak terhormat, dan hukumnya tidak bisa dihubungkan nasabnya, inilah alasan Imam Asy Syafii.

Abu Hanifah memberikan rincian antara hamil dan tidak hamil, karena wanita hamil apabila dicampuri, akan menyebabkan terhubungnya anak yang bukan anaknya, sama sekali berbeda dengan yang tidak hamil.”

Nikahnya Wanita Hamil Harus dirinci sebagai berikut:

1. Hamil karena suaminya sendiri, tetapi suaminya meninggal atau wafat, dia jadi janda. Bolehkah menikah dan dia masih hamil? Sepakat kaum muslimin seluruhnya, wanita hamil dan dia menjanda ditinggal mati suami atau cerai, hanya baru boleh nikah setelah masa iddahnya selesai, yaitu setelah kelahiran bayinya. Tidak boleh baginya nikah ketika masih hamil, karena iddahnya belum selesai.

2. Gadis Hamil karena berzina, bolehkah dia menikah? Jika yang menikahinya adalah laki-laki yang menghamilinya, maka menurut Imam Asy Syafii adalah boleh. Imam Abu Hanifah juga membolehkan tetapi tidak boleh menyetubuhinya sampai ia melahirkan. Imam Ahmad mengharamkannya. Begitu pula Imam Malik dan Imam Ibnu Tamiyah.

Sedangkan, jika yang menikahinya adalah laki-laki lain, maka menurut Imam Ibnu taimiyah juga tidak boleh kecuali ia bertobat, yang lain mengatakan boleh, selama ia bertobat plus Iddahnya selesai (yakni sampai melahirkan), inilah pendapat Imam Ahmad. Demikian. Wallahu Alam.

 

INILAH MOZAIK

Strategi Sedekah, Ini 5 Waktu Sedekah Terbaik

SEDEKAH butuh strategi. Kalau kita dapati waktu berikut ini, perbanyaklah sedekah. Di samping ada hadits khusus, juga waktu yang ada secara umum adalah waktu terbaik beramal shalih secara mutkak.

1- Saat masa krisis, bencana dan kebutuhan hidup melilit

Allah Taala berfirman, “Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan.” (QS. Al-Balad: 11-14). Memberi makan pada hari “dzi masghobah”, maksudnya adalah pada masa kelaparan, ketika makanan menjadi langka, di masa semua kebutuhan terfokus pada makanan. Lihat Tafsir Ath-Thabari, 15: 255.

2- Saat peristiwa yang menakutkan seperti saat terjadi gerhana matahari atau saat peperangan

Dari Aisyah radhiyallahu anha, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat gerhana tersebut, maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari no. 1044 dan Muslim no. 901)

3- Sepuluh hari pertama Dzulhijjah

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968, dari Ibnu Abbas. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Syaikh Syuaib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim). Sedekah termasuk amalan yang baik yang dilakukan di awal Dzulhijjah. Dan pahalanya akan berlipat dibanding hari yang lain.

4- Bulan Ramadhan

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar melakukan kebaikan. Kedermawanan (kebaikan) yang beliau lakukan lebih lagi di bulan Ramadhan yaitu ketika Jibril alaihis salam menemui beliau. Jibril alaihis salam datang menemui beliau pada setiap malam di bulan Ramadhan (untuk membacakan Al Quran) hingga Al Quran selesai dibacakan untuk Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Apabila Jibril alaihi salam datang menemuinya, tatkala itu beliau adalah orang yang lebih cepat dalam kebaikan dari angin yang berhembus.” (HR. Bukhari no. 1902 dan Muslim no. 2308).

Guru-guru dari Abu Bakr bin Maryam rahimahumullah pernah mengatakan, “Jika tiba bulan Ramadhan, bersemangatlah untuk bersedekah. Karena bersedekah di bulan tersebut lebih berlipat pahalanya seperti seseorang sedekah di jalan Allah (fii sabilillah). Pahala bacaaan tasbih (berdzikir “subhanallah”) lebih afdhol dari seribu bacaan tasbih di bulan lainnya.” (Lihat Lathaif Al-Maarif, Ibnu Rajab Al Hambali, Al-Maktab Al-Islami, cetakan pertama, 1428 H, hal. 270)

5- Hari Jumat

Secara umum, amalan apa pun sangat baik dilakukan di hari Jumat. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Hari yang baik saat terbitnya matahari adalah hari Jumat. Hari tersebut adalah hari diciptakannya Adam, hari ketika Adam dimasukkan ke dalam surga dan hari ketika Adam dikeluarkan dari surga. Hari kiamat tidaklah terjadi kecuali pada hari Jumat.” (HR. Muslim no. 2912)

Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah. [Muhammad Abduh Tuasikal]

 

INILAH MOZAIK

Keutamaan Baca Surat Al Waqiah Tiap Malam, Dijamin Tidak Akan Miskin

Ini salah satu keutamaan Surat Al Waqiah yang kita ketahui dari hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud dan penjelasan para ulama mufassirin. Membaca surat Al Waqiah tiap malam, insya Allah dijauhkan dari kemiskinan.

Khalifah Utsman bin Affan bermaksud memberikan sejumlah harta kepada Abdullah bin Mas’ud untuk putra-putranya. Namun, Abdullah bin Mas’ud menolak sembari menjelaskan bahwa dirinya sama sekali tidak khawatir putra-putranya menderita kemiskinan.

Sahabat ahli tafsir itu pun membuka sebuah rahasia. Bahwa ia telah mengajarkan satu amalan yang pernah diajarkan Rasulullah kepadanya.

“Apakah Amirul Mukminin takut putra-putraku miskin? Mereka sudah kusuruh membaca Surat Al Waqiah setiap malam,” kata Abdullah bin Mas’ud ketika sakit menjelang wafat.

Ia kemudian menyampaikan sabda Rasulullah yang pernah didengarnya:

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْواقِعَةِ كُلَّ لَيْلَةٍ لَمْ تُصِبْهُ فَاقَةٌ أَبَدًا

“Barangsiapa membaca surat Al Waqiah setiap malam, dia tidak akan menderita kemiskinan selama-lamanya” (HR. Abu Ya’la dan Ibnu Asakir)

Kisah ini ditulis oleh DR Abdurrahman Raf’at Al Basya dalam bukunya, Shuwar min Hayaat ash Shahabat. Juga ditulis oleh Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar.

Ibnu Katsir menampilkan hadits lebih banyak lagi tentang keutamaan Surat Al Waqiah. Selain hadits Abdullah bin Mas’ud tersebut, Ibnu Katsir juga mengetengahkan sejumlah hadits yang menunjukkan keutamaan serupa.

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْواقِعَةِ كُلَّ لَيْلَةٍ لَمْ تُصِبْهُ فَاقَةٌ

“Barangsiapa membaca surat Al Waqiah setiap malam, dia tidak akan menderita kemiskinan” (HR. Abu Syuja)

Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir mencantumkan hadits serupa dari Anas.

سُوْرَةُ الْواقِعَةِ سُوْرَةُ الْغِنَى فَاقْرَؤُوْهَا وَعَلَّمُوْهَا أَوْلَادَكُمْ

“Surat Al Waqiah adalah surat ‘kekayaan’. Maka bacalah Surat Al Waqiah dan ajarkanlah kepada anak-anak kalian” (HR. Ibnu Murdawaih)

عَلِّمُوْا نِسَاءَكُمْ سُوْرَةَ الْواقِعَةِ فَإِنَّهَا سُوْرَةُ الْغِنَى

“Ajarilah kaum perempuan kalian Surat Al Waqiah, karena sesungguhnya ia adalah surat kekayaan” (HR. Ad Dailami)

Buya Hamka menjelaskan bahwa maksud membaca tiap malam agar memahami isinya dan mengamalkannya.

“Jika kita baca Surat ini dan kita pahami maknanya, jiwa kita akan merasa kuat,” kata Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar, “kita tidak akan meras rendah diri kecuali kepada Allah. Kita tidak akan menggantungkan harapan kepada sesama manusia. Itulah kekayaan sejati.” [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

 

BERSAMA DAKWAH

Dua Tanda Dosa

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt. Semoga Allah Yang Maha Mengetahui segala kejadian menggolongkan kita sebagai orang-orang yang ihsan, selalu merasa disaksikan oleh Allah. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Ketika kita melakukan kemaksiatan atau dosa, maka ada dua tandanya yang akan muncul dalam hati kita, terasa oleh kita.Pertama,resah gelisah.Kedua,rasa takut jika sampai diketahui orang lain.

Dosa itu menimbulkan kegelisahan, karena dosa itu seperti noda tinta yang mengotori kain putih bersih, dosa menodai hati sehingga hati menjadi kotor, keras dan buta. Dampaknya, tidak merasakan nikmatnya ibadah, tidak terasa nikmatnya munajat kepada Allah, sulit menerima nasehat. Ketika seseorang berbuat dosa, apalagi semakin tinggi intensitasnya dan lebih parahnya sudah terbiasa berbuat dosa, maka ia semakin jauh dari mengingat Allah dan semakin jauh dari ketenangan.

Allah Swt berfirman,“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.”(QS. Ar Radu [13]: 28).

Orang yang berbuat dosa juga semakin kering hatinya karena menjauh dari keikhlasan. Ketika ia merasa takut perbuatannya diketahui orang lain, maka ia akan menyembunyikan dirinya dalam sandiwara dan dusta. Sedangkan sekali dia berdusta, maka akan semakin banyak dustanya karena ia harus menutupi dusta demi dusta yang sudah ia lakukan. Akhirnya, yang ia fokuskan hanya perhatian makhluk terhadap dirinya, bukan perhatian Allah kepadanya. Yang lebih ia takutkan perhatian makhluk, bukan perhatian Allah terhadapnya.

Saudaraku, ketika dua tanda ini muncul terasa pada hati kita, ini adalah alarm untuk kita agar segera bertaubat. Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang Allah berikan kekuatan untuk peka memahami sinyal-sinyal dosa dan bersegera mentaubatinya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat.Aamiin yaa Robbalaalamiin. [smstauhiid]

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar 

INILAHMOZAIK

Penyakit yang Menyerang Ahli Ibadah/Penuntut Ilmu

SEORANG penuntut ilmu tidak boleh futur dalam usahanya untuk memperoleh dan mengamalkan ilmu. Futur yaitu rasa malas, enggan, dan lamban di mana sebelumnya ia rajin, bersungguh-sungguh, dan penuh semangat.

Futur adalah satu penyakit yang sering menyerang sebagian ahli ibadah, para dai, dan penuntut ilmu. Sehingga seseorang menjadi lemah dan malas, bahkan terkadang berhenti sama sekali dari melakukan aktivitas kebaikan.

Orang yang terkena penyakit futur ini berada pada tiga golongan, yaitu:

1). Golongan yang berhenti sama sekali dari aktivitasnya dengan sebab futur, dan golongan ini banyak sekali.

2). Golongan yang terus dalam kemalasan dan patah semangat, namun tidak sampai berhenti sama sekali dari aktivitasnya, dan golongan ini lebih banyak lagi.

3). Golongan yang kembali pada keadaan semula, dan golongan ini sangat sedikit.

Futur memiliki banyak dan bermacam-macam sebab. Apabila seorang muslim selamat dari sebagiannya, maka sedikit sekali kemungkinan selamat dari yang lainnya. Sebab-sebab ini sebagiannya ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. [*]

 

INILAH MOZAIK