Sayangi Fakir Miskin Jalan Pintas Menuju Surga

Ja’far al-Khuldi – rahimahullah berkata,” Saya mendengar al Junaid -rahimahullah -berkata: Saya mendengar Sari as-Saqathi berkata, “Saya tahu jalan pintas menuju surga: Jangan meminta apa pun pada seseorang, jangan mengambil apa pun dari seseorang, sementara Anda tidak memiliki apa pun yang bisa Anda berikan pada orang lain.”

Dikisahkan dari al-Junaid bahwa ia berkata, “Tidak dibenarkan seseorang mengambil sesuatu dari orang lain sehingga la lebih suka mengeluarkan (memberi) daripada mengambil.”

Abu Bakar Ahmad bin Hamawaih, sahabat ash-Shubaihi – rahimahullah – berkata, “Barangsiapa mengambil karena Allah maka ia mengambil dengan penuh hormat, dan barangsiapa meninggalkan (tidak mengambil) sesuatu karena Allah maka ia juga mengambil dengan penuh hormat. Dan barangsiapa mengambil bukan karena Allah maka la mengambil dengan hina dan barangsiapa tidak mengambil bukan karena Allah maka dia juga tiak mengambil dengan hina.”

Saya mendengar Ahmad bin Ali al-Wajihi berkata: Aku mendengar az-Zaqqaq berkata, “Yusuf ash-Shayigh datang menjemputku di Mesir dengan membawa kantong berisi dirham. Ia ingin memberiku sesuatu. Namun tangannya aku kembalikan ke dadanya. Lalu ia berkata, fAmbillah uang ini dan jangan Anda kembali padaku. Sebab andaikan aku tahu bahwa aku memiliki sesuatu u aku memberi Anda sesuatu tentu aku tidak akan memberikan : pada Anda.”

Saya mendengarAhmad bin Ali berkata: Aku mendengarAbu Ali ar-Rudzabari – rahimahullah – berkata: Aku tidak pernah melihat etika (adab) yang lebih baik dalam memberikan kelembutan dan kasih sayang pada orang-orang fakir daripada adab yang dilakukan Ibnu Rafi’ ad-Dimasyqi. Aku melihatnya ketika aku bermalam di rumahnya. Pada malam itu aku bercerita tentang Sahl bin Abdullah yang pernah berkata, “Ciri orang fakir yang jujur adalah tidak meminta, tidak menolak dan tidak menyimpan.”

Ketika aku mau pergi meninggalkannya, la membawa sejumlah dirham.Ia berdiri di sebelahku mengangkat tempat air. Lalu ia berkata padaku, “Bagaimana Anda bercerita tentang Sahl bin ‘Abdullah?” Tatkala aku selesai mengisahkannya dan aku berka kepadanya, “Janganlah Anda meminta dan jangan pula menolak, maka la segera melemparkan dirham-dirham itu ke tempat airku lalu ia pergi meninggalkanku.

Abu Bakar az-Zaqqaq – rahimahullah – berkata, “Kedermawanan bukanlah seorang yang berada memberi pada yang tidak punya, akan tetapi kedermawanan adalah orang yang tidak punya memberi kepada orang yang berada.”

Dikisahkan dari Abu Muhammad al-Murta’isy- rahimahullah -yang berkata, “Menurut saya, mengambil tidak bisa dibenarkan sehingga Anda datang kepada orang yang Anda mengambil darinya. Maka Anda mengambil untuknya dan bukan untuk Anda.

Dikisahkan dari Ja’far al-Khuldi dari al Junaid – rahimahullah – yang berkata: Satu hari aku pergi menemui Ibnu al-Kurraini dengan membawa dirham yang ingin aku berikan kepadanya, dengan anggapan la tidak mengenalku. Aku meminta padanya agar la sudi mengambil dirham yang kubawa untuknya. Kemudian la berkata,”Aku tidak membutuhkan dirham.” la tidak mau mengambilnya. Lalu aku berkata kepadanya, “Jika engkau tidak membutuhkannya, maka aku adalah seorang muslim yang sangat senang bila engkau mau mengambil pemberianku ini. Maka silakan engkau mengambilnya untuk menyenangkan hatiku.” Akhirnya ia mau mengambilnya.

Disebutkan dari Abu al-Qasim al-Munadi rahimahullah- bahwa jika la melihat asap mengepul dari sebagian rumah tetangganya, maka ia akan berkata pada orang-orang yang ada disekitarnya, “Pergilah Anda kepada mereka, dan katakan pada mereka, ‘Berilah saya bagian dari apa yang engkau masak!” Ada seseorang di antara mereka yang berkata,”Barangkali mereka hanya memasak air.” Maka la berkata, “Berangkatlah kepada mereka, apa yang bisa diandalkan oleh orang-orang kaya itu kecuali memberikan sesuatu pada kita dan mereka meminta syafaat dengan pemberiannya itu di akhirat.”

Al Junaid – rahimahullah – berkata: Aku membawa uang dirham kepada Husain bin al-Mishri, dimana istrinya sedang melahirkan. Mereka sedang berada di gurun sahara yang tidak punya tetangga. Namun la tidak mau menerima pemberianku. kemudian dirham itu kuambil kembali dan kulemparkan ke dalam kamar di mana istrinya berada sembari berkata, “Wahai istri Husain ini untukmu!” Akhirnya ia tidak bisa berkutik untuk menolak apa yang aku lakukan.

Yusuf bin al-Husain – rahimahullah – ditanya, “Jika aku mempersaudara seseorang karena Allah, kemudian aku keluar. kepadanya dengan membawa semua hartaku. Lalu apakah aku telah menunaikan semua hak-haknya dari apa yang Allah berikan kepadaku?” Maka la menjawab, “Bagaimana Anda bisa melakukannya dengan rendahnya mengambil dan menemukan kemuliaan memberi bila dalam memberi ada kemuliaan sementara dalam mengambil ada kerendahan?” [Syeikh Abu Nashr as-Sarraj/Sufinews]

 

INILAH MOZAIK

Surga Dibeli dengan Harga Satu Dirham

BETAPA sering kita bersemangat akan hal-hal besar dalam cita untuk memperjuangkan agama, lalu lalai bahwa Rasulullah SAW adalah teladan dalam tiap detak & semua laku, juga untuk hal yang sekecil-kecilnya.

Pada zaman di mana banyak amal besar dikecilkan oleh niat yang tak menyurga; betapa penting bagi kita mentarbiyah niat dalam amal-amal kecil yang luput dilirik manusia, tapi berpeluang menjadi tinggi nilai bersebab niatnya.

“Imam Abu Dawud, penulis Kitab Sunan”, demikian Al-Hafizh Ibnu Hajar menukil riwayat dari Ibnu Abdil Barr, “Berada di atas perahu penyeberangan di Sungai Dajlah. Tiba-tiba, beliau mendengar orang bersin di tepian dan membaca “Alhamdulillah”.

Maka Imam Abu Dawud menyerahkan uang 1 dirham pada si tukang perahu agar mau mendekatkan sampannya sejenak ke tepian, sehingga beliau bisa menghampiri orang yang bersin dan mendoakannya, “YarhamukaLlaah”. Maka orang itupun membalas sambil tersenyum, “Yahdikumullaahu wa yushlihu baalakum.”

Perjalanan pun dilanjutkan. Dengan heran, bertanyalah orang kepada beliau mengapa sesusah-payah itu rela membayar demi mendoakan orang bersin dan mendapat doa darinya. Maka beliaupun menjawab,

“Mudah-mudahan menjadi doa yang mustajab.”

Ketika mereka (para penumpang perahu seperjalanan Imam Abu Dawud) tertidur, tetiba semuanya mendengar dalam mimpinya ada yang berkata, “Wahai para penumpang perahu, sesungguhnya Abu Dawud telah membeli surga dari Allah dengan satu dirham.” Merekapun saling menceritakannya satu sama lain.

Kisah ini dicantumkan Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalany dalam Fathul Bari, 10: 610. Beliau menyatakan, “Sanadnya baik.”

Imam Abu Dawud, Allah merahmatinya; hadits telah dilunakkan baginya sebagaimana besi dilunakkan bagi Nabi Dawud. Lunak bukan hanya karena riwayatnya yang jadi ilmu manfaat, tak putus pahala hingga hari kiamat. Lunak, sebab hatinya yang lembut amat peka untuk beramal dengan sunnah kekasih yang dirindukannya, meski terlihat remeh dalam pandangan manusia. [Ustaz Salim A Fillah/Fimadani]

 

INILAH MOZAIK

Abdullah bin Abbas: Muda Usianya, Luas Ilmunya

“Ya Ghulam, maukah kau mendengar beberapa kalimat yang sangat berguna?” tanya Rasulullah suatu ketika pada seorang pemuda cilik. “Jagalah (ajaran-ajaran) Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya selalu menjagamu. Jagalah (larangan-larangan) Allah maka engkau akan mendapati-Nya selalu dekat di hadapanmu.”

Pemuda cilik itu termangu di depan Rasulullah. Ia memusatkan konsentrasi pada setiap patah kata yang keluar dari bibir manusia paling mulia itu. “Kenalilah Allah dalam sukamu, maka Allah akan mengenalimu dalam duka. Bila engkau meminta, mintalah pada-Nya. Jika engkau butuh pertolongan, memohonlah pada-Nya. Semua hal telah selesai ditulis.”

Pemuda cilik yang beruntung itu adalah Abdullah bin Abbas. Ibnu Abbas, begitu ia biasa dipanggil. Dalam sehari itu ia menerima banyak ilmu. Bak pepatah sekali dayung tiga empat pula terlampaui, wejangan Rasulullah saat itu telah memenuhi rasa ingin tahunya. Pelajaran aqidah, ilmu, dan amal sekaligus ia terima dalam sekali pertemuan.

Keakrabannya dengan Rasulullah sejak kecil membuat Ibnu Abbas tumbuh menjadi seorang lelaki berkepribadian luar biasa. Hidup bersama dengan Rasulullah benar-benar telah membentuk karakter dan sifatnya. Sebuah kisah menarik melukiskan bagaimana Ibnu Abbas ingin selalu dekat dengan dan belajar dari Rasulullah.

Abdullah bin Abbas lahir tiga tahun sebelum Rasulullah hij-rah. Saat Rasulullah wafat, ia masih sangat belia, 13 tahun umurnya. Semasa hidupnya Rasulullah benar-benar akrab dengan mereka yang hampir seusia dengan Abdullah bin Abbas. Ada Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, dan sahabat-sahabat kecil lainnya.

Kerap kali Rasulullah meluangkan waktu dan bercanda bersama mereka. Tapi tak jarang pula Rasulullah menasehati mereka. Saat Rasulullah wafat, Ibnu Abbas benar-benar merasa kehilangan. Sosok yang sejak mula menjadi panutannya, kini telah tiada. Tapi keadaan seperti itu tak berlama-lama mengharu-biru perasaannya. Ibnu Abbas segera bangkit dari kesedihannya, iman tak boleh dibiarkan terus menjadi layu. Meski Rasulullah telah berpulang, semangat jihad tak boleh berkurang. Maka Ibnu Abbas pun mulai melakukan perburuan ilmu.

Didatanginya sahabat-sahabat senior, ia bertanya tentang apa saja yang mesti ditimbanya. Tak hanya itu, ia juga mengajak sahabat-sahabat lain yang seusianya untuk belajar pula. Tapi sayang, tak banyak yang mengikuti jejak Ibnu Abbas. Sahabat-sahabat Ibnu Abbas merasa tak yakin, apakah sehabat-shabat senior mau memperhatikan mereka yang masih anak-anak ini. Meski demikian, hal ini tak membuat Ibnu Abbas patah semangat. Apa saja yang menurutnya belum dipahami, ia tanyakan pada sahabat-sahabat yang lebih tahu.

Ia ketuk satu pintu dan berpindah ke satu pintu rumah sahabat-sahabat Rasulullah. Tak jarang ia harus tidur di depan pintu para sahabat, karena mereka sedang istirahat di dalam rumahnya. Tapi betapa terkejutnya mereka tatkala menemui Ibnu Abbas sedang tidur di depan pintu rumahnya.

“Wahai keponakan Rasulullah, kenapa tak kami saja yang menemui Anda,” kata para sahabat yang menemukan Ibnu Abbas tertidur di depan pintu rumahnya beralaskan selembar baju yang ia bawa.

“Tidak, akulah yang mesti mendatangi Anda,” kata Ibnu Abbas tegas. Demikiankan kehidupan Ibnu Abbas, sampai kelak ia benar-benar menjadi seorang pemuda dengan ilmu dan pengetahuan yang tinggi. Saking tingginya dan tak berimbang
dengan usianya, ada orang yang bertanya tentangnya.

“Bagaimana Anda mendapatkan ilmu ini, wahai Ibnu Abbas?”

“Dengan lidah dan gemar bertanya, dengan akal yang suka berpikir,” demikian jawabnya.

Karena ketinggian ilmunya itulah ia kerap menjadi kawan dan lawan berdiskusi para sahabat senior lainnya. Umar bin Khattab misalnya, selalu memanggil Ibnu Abbas untuk duduk bersama dalam sebuah musyawarah. Pendapat-pendapatnya selalu didengar karena keilmuannya. Sampai-sampai Amirul Mukminin kedua itu memberikan julukan kepada Ibnu Abbas sebagai “pemuda tua”.

Pada masa Khalifah Utsman, Ibnu Abbas mendapat tugas untuk pergi berjihad ke Afrika Utara. Bersama pasukan dalam pimpinan Abdullah bin Abi Sarh, ia berangkat sebagai mujahid dan juru dakwah. Di masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, ia pun menawarkan diri sebagai utusan yang akan berdialog dengan kaum khawarij dan berdakwah pada mereka. Sampai-sampai lebih dari 15.000 orang memenuhi seruan Allah untuk kembali pada jalan yang benar.

Di usianya yang ke 71 tahun, Allah memanggilnya. Saat itu umat Islam benar-benar kehilangan seorang dengan kemampuan dan pengetahuan yang luar biasa. “Hari ini telah wafat ulama umat,” kata Abu Hurairah menggambarkan rasa kehilangannya. Semoga Allah memberikan satu lagi penggantinya. (sa/berbagaisumber)

 

ERA MUSLIM

Ikut Pilpres, Muslimah Ini Jadi Penantang Putin

Presiden Vladimir Putin memiliki penantang baru untuk Pemilihan Presiden Rusia 2018. Ia adalah seorang perempuan Muslim asal Dagestan.

Aina Gamzatova, pertama kali mengumumkan pencalonan lewat Facebook pada Kamis. Hari Sabtu (30/12), ia membuatnya resmi. Ratusan pendukungnya berkumpul merayakan di Makhachkala, ibukota Dagestan.

Gamzatova ingin melihat polarisasi suara ketika ia maju untuk Maret nanti. Perempuan 46 tahun ini merupakan salah satu tokoh Muslim penting di Rusia.

Ia mengepalai perusahaan media terbesar di Rusia, Islam.ru yang terdiri dari televisi, radio, cetak, juga tulisan buku Islam. Gamzatova juga menjalankan sebuah lembaga amal.

Suaminya saat ini, Akhmad Abdulaev adalah seorang imam besar di Dagestan. Gamzatova sendiri dekat dengan aliran Sufi yang punya ratusan ribu pengikut. Pemimpinnya, Said-Afandi Chirkavi tewas dalam serangan bom bunuh diri di Kaukasus pada 2012.

Suami pertama Gamzatova adalah seorang pemimpin Muslim bernama Said Muhammad Abubakarov. Ia tewas di dalam mobilnya yang meledak pada 1998. Tidak pernah diketahui siapa yang membunuhnya.

Gamzatova sering menyebut musuhnya sebagai Wahabbi. Dalam buku-buku dan pidato-pidatonya, ia menyebut mereka haus darah. Ancaman pembunuhan dan kematian sering ia juga tokoh-tokoh Sufi dapatkan.

Pencalonan Gamzatova menjadi buah bibir di antara komunitas Muslim Rusia. Banyak yang menyesalkan, banyak juga yang memuji. Pihak kontra mengatakan seharusnya ia tidak keluar dari jangkauan suaminya.

Sementara pihak pro menyebutnya pemberani. Banyak pihak juga menilai bahwa keputusannya ini ingin meningkatkan citra perempuan Muslim Rusia. Juga ingin orang melihat wilayah Dagestan yang sangat butuh perhatian.

Wilayah ini terkenal kumuh, terlalu padat populasi, multi-etnis, dan sering terjadi konflik. “Meskipun dia kalah, orang-orang akan tahu perempuan berkerudung itu tidak hanya ibu, perempuan tapi juga terpelajar, bijak dan terhormat,” kata seorang mantan juara tinju Olympic yang juga wakil menteri olah raga Dagestan, Gaidarbek Gaidarbekov.

 

REPUBLIKA

4 Panglima Perang Muslim Terbaik

Sejak lahirnya Islam di awal abad ke 7 Masehi, telah terjadi peperangan yang tak terhitung jumlahnya yang melibatkan komandan yang berjuang untuk memperluas agama di seluruh dunia.

Saat tentara Islam pindah ke Eropa, hasilnya berabad-abad konflik. Selama rentang waktu ini, ada banyak pemimpin perang yang patut diperhatikan. Berikut 4 panglima perang Islam yang terkenal dengan kehebatannya.

1. Tariq bin Ziyad

Tariq dikenal sebagai penakluk Spanyol dan diakui sebagai komandan Muslim terbesar sepanjang masa. Hampir semua informasi menyebutkan Tariq bertanggal 711 karena tahun ini dia meluncurkan invasi ke Spanyol. Dia mendarat di Gibraltar pada bulan Mei dengan 10.000 orang dan memerintahkan mereka untuk ‘membakar kapal mereka’.

Mereka mematuhinya tanpa pertanyaan meskipun musuh berjumlah 100.000 orang. Tariq meminta bala bantuan dan menerima tambahan 7.000 orang. Terlepas dari kerugian jumlah pasukannya, ia memenangkan kemenangan cemerlang di Battle of Guadalete pada bulan Juli di mana King Roderic King terbunuh.

Tariq dan Musa mendengar tentang kesuksesan tersebut, dia pergi ke Spanyol dengan tentara 18.000 orang pada tahun 712. Keduanya menaklukkan sekitar dua pertiga Semenanjung Iberia saat Saragossa, Barcelona, dan Portugal diambil. Tentara Muslim bahkan berhasil sampai ke Prancis dan menaklukkan Lyons. Itu adalah awal pemerintahan Muslim di Spanyol sampai tahun 1492.

2. Salahuddin Al-Ayyubi

Saladin adalah salah satu komandan Muslim paling terkenal sepanjang masa. Dia terkenal karena perannya dalam Perang Salib Ketiga di mana dia melawan Raja Inggris legendaris Richard si Hati Singa. Saladin lahir di Tikrit, Irak modern, pada tahun 1137 atau 1138 di sebuah keluarga dengan keturunan Kurdi. Karir militernya dimulai di bawah komando pamannya, Shirkuh, dan dia mengikutinya ke berbagai pertempuran.

Dia menjadi kepala pasukan militer Muslim di Mesir pada tahun 1169, namun begitu pemimpin Mesopotamia Nuruddin meninggal pada tahun 1174. Selama 13 tahun berikutnya, Saladin menghabiskan sebagian besar waktunya untuk memerangi sesama Muslim dan menaklukkan Mosul, Damaskus, dan Aleppo di antara kota-kota lain. Dia mendirikan Dinasti Ayyubiyah dan siap membuat gencatan senjata dengan Tentara Salib untuk membebaskan tentaranya untuk memerangi umat Islam.

Namun, keadaan ini tidak berlangsung lama, dan Saladin memulai perang melawan Tentara Salib yang berlangsung selama sisa hidupnya. Pada Juli 1187, dia telah merebut sebagian besar Kerajaan Yerusalem. Dia menikmati kemenangan signifikan atas Tentara Salib pada Pertempuran Hattin pada tanggal 4 Juli 1187.

3. Harun al-Rashid

Lahir di Iran pada tahun 763, Harun Al-Rashid menjadi Khalifah kelima Dinasti Abbasiyah dan dianggap sebagai pemimpin terbesarnya. Pada saat dia berkuasa pada tahun 786, Abbasiyah paling kuat, dan dia adalah salah satu pria terkuat di dunia.

Harun adalah putra ketiga Mohammed al-Mahdi, khalifah ketiga dinasti tersebut dan dinobatkan sebagai pewaris kedua setelah kakaknya saat ia berusia 16 tahun. Pemerintahan Harun terjadi tepat di tengah Era Emas Islam, dan Kerajaan Abbasiyah berada pada puncaknya. Ini meluas dari Maroko ke India dan khalifah baru sangat bergantung pada wazirnya untuk membantu menjaga kekaisaran yang luas bersama-sama. Salah satu pencapaian militer utamanya adalah kampanye yang berhasil melawan Bizantium dari tahun 797 sampai 806.

Pemerintahan Harun paling dikenal karena kemakmuran agama, ilmiah dan budaya dengan seni dan musik Islam yang makmur. Dia juga dituduh melakukan kekejaman besar selama masa pemerintahannya, namun bagi pendukungnya, Harun adalah orang yang mendorong budaya Islam maju dan diakui sebagai salah satu pemimpin Muslim besar.

4. Mahmud dari Ghazni (971 – 1030)

Mahmud adalah pemimpin pertama dalam sejarah yang membawa gelar ‘Sultan’ yang berarti ‘otoritas’, dan dia adalah pemimpin terbesar Kekaisaran Ghaznavid. Mahmud lahir tahun 971 di zaman modern Afghanistan. Dia bergabung dengan ayahnya dalam penangkapan Khorasan pada tahun 994 dan mewarisi mahkota tahun 998 saat Sabuktigin meninggal.

Dia mungkin paling dikenal karena invasinya ke India. Dari 1000 sampai 1027, Mahmud menyerang India dalam waktu tidak kurang dari 17 kali. Mahmud sering menyerang India karena dia ingin menjarah sumber daya yang sangat besar dari negara yang luas dan juga untuk menyebarkan Islam.

Dia mendirikan universitas dan membangun masjid & istana dan ilmuwan yang tepercaya. Dia meninggal pada tahun 1030 akibat tuberkulosis setelah tertular malaria selama invasi. Kekaisaran Ghaznavid berlangsung sampai tahun 1187 ketika ditaklukkan oleh orang-orang Seljuk yang sedang berkembang.

 

REPUBLIKA

Herrington : Jika Menginginkan Kebenaran, Bergaullah dengan Muslim

“Saya menyadari cara terbaik untuk merasakan bagaimana menjadi seorang Muslim adalah dengan menjalani hidup seperti mereka,” kata Cassidy Herrington, seorang mahasiswi, non-Muslim dan wartawan di harian Kentucky Kernel, sebuah media yang dikelola oleh mahasiswa di Universitas Kentucky, AS.

Keinginannya untuk mengenal lebih dekat dan memahami kehidupan sebagai Muslim itulah yang mendorongnya untuk mencoba “menjadi seorang muslimah” dengan cara mengenakan jilbab selama satu bulan penuh.

“Selama sebulan saya mengenakan jilbab, bergulat dengan persepsi yang ditunjukkan orang asing, teman bahkan keluarga saya sendiri,” kata Herrington.

“Karena persepsi-persepsi itu, saya berjuang ketika harus menuliskannya. Pengalaman saya berjilbab sangat pribadi, tapi saya berharap dengan berbagi atas apa yang saya lihat, akan membuka ruang dialog yang lebih terbuka dan kritis,” sambungnya,

Awalnya, Herrington khawatir akan reaksi komunitas Muslim ketika melihatnya yang non-Muslim mengenakan jilbab. Untuk itu, ia merasa harus mendapatkan persetujuan dari komunitas Muslim sebelum mulai mengenakan jilbab.

Tanggal 16 September, Herrington mendatangi sebuah organisasi Muslim Student Association (MSA) dan mengenalkan dirinya. Ia mengaku sangat grogi ketika pertama kali datang ke kantor itu. Di sana ia bertemu dengan Heba Sulaeiman, mahasiswi yang menjabat sebagai Presiden MSA, yang menyambut gembira setelah mendengar rencana dan maksud kedatangan Herrington ke tempat itu.

“Ide yang mengagumkan,” kata Herrington menirukan respon Suleiman.

Herrington merasakan ketegangan dan kegelisahan yang dirasakannya mulai mencair. Ia mengucapkan “Assalamu’alaikum” saat mengenalkan dirinya di hadapan sejumlah anggota MSA dan ia mendengar belasan orang yang hadir membalasnya dengan ucapan “wa’alaikumsalam.”

Ketika akan meninggalkan kantor MSA, beberapa orang remaja muslim mendekatinya. “Saya tidak akan melupakan seorang diantara mereka mengatakan ‘ini memberi saya harapan’, sementara remaja yang lain berujar ‘saya muslim, dan saya bahkan tidak bisa melakukan hal itu’,” tutur Herrington.

Ia tidak terlalu menanggapi perkataan remaja-remaja tadi sampai kemudian ia merasakan bahwa “proyek” yang dilakukannya bukan sekedar menutupi rambutnya dengan kerudung, tapi ia akan mewakili sebuah komunitas dan sebuah agama. “Konsekuensinya, saya harus benar-benar menjaga perilaku saya saat mengenakan jilbab,” ujar Herrington.

Dua minggu setelah datang ke MSA, ia bertemu lagi dengan Heba Suleiman dan temannya, Leanna yang mengajarkannya mengenakan jilbab. “Meski ini inisiatif saya sendiri, saya merasa tidak seorang diri dan ini sangat membantu ketika saya merasa ingin melepas jilbab dan menghentikan proyek pakai jilbab ini,” kata Herrington.

“Saya menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasanya. Saya bersepeda dan merasakan sensasi desiran angin yang menyelinap di sela-sela jilbab yang saya kenakan. Saya berjalan di depan etalase toko dan melihat sepintas refleksi wajah orang asing sampai saya terbiasa dan menyadari bahwa refleksi wajah orang asing itu adalah saya sendiri,” tutur Herrington menceritakan pengalamannya setelah mengenakan jilbab.

“Mengenakan jilbab menjadi kegiatan rutin saya tiap pagi. Suatu hari, berangkat bersepeda ke tempat kuliah, dan ketika sampai baru sadar kalau saya lupa mengenakan jilbab,” tukasnya sambilnya tersenyum.

Herrington mengakui jilbabnya kadang membuatnya tidak nyaman. Ketika berbelanja di toko grosir, ia merasa orang-orang memperhatikan dirinya. Ia tidak tahu apakah itu cuma perasaannya saja, tapi ia merasa terasing dari orang-orang yang ia kenal dekat. “Teman kuliah, para profesor dan teman-teman semasa sekolah menengah tidak mengatakan apapun tentang jilbab saya, dan itu menyakitkan. Kadang, terjadi gap setiap kali kami berbincang-bincang,” ungkap Herrington.

Suatu ketika, ia makan di sebuah restoran Timur Tengah King Tut. Pemilik restoran bernama Ashraf Yusuf memuji proyek jilbabnya dan menanyakan apakah ia akan tetap mengenakan jilbab setelah proyeknya selesai. Herrington hanya mengangguk sambil tersenyum.

“Seorang non-Muslim yang mengenakan jilbab, hanya mengenakan penutup kepala,” kata Yusuf.

Herrington pernah juga dikirimi email dari seseorang. Ketika ia membuka email berisi file audio, terdengar suara bacaan salat dari Makkah, tapi tiba-tiba terdengar suara tembakan tiga kali lalu suara lagu kebangsaan AS.

Herrington menegur orang yang mengiriminya email itu dan orang itu mengatakan bahwa ia cuma bercanda. Herrington mulai mengerti bahwa memang ada masalah fobia dan sikap tidak toleran terhadap Islam dan Muslim.

“Email itu membuktikan bahwa banyak orang yang tidak akurat memandang Islam,” imbuhnya.

Sebulan penuh mengenakan jilbab, selama bulan Oktober kemarin, memberikan pemahaman baru bagi Herrington bahwa tak ada yang perlu ditakuti dengan eksistensi komunitas Muslim. “Faktanya, banyak tentara AS yang muslim, yang ikut membela negeri ini. Apa yang Anda lihat atau Anda dengar dari media tentang Islam, bisa saja keliru. Kalau Anda menginginkan kebenaran, bergaullah dengan muslim,” tandasnya.

Untuk saat ini, Herrington mungkin sudah melepas kembali jilbabnya, ia juga minta maaf pada orang-orang yang merasa telah tertipu dengan identintasnya. Tapi dengan pengalamannya berjilbab, semoga Allah Swt menganugerahkan hidayah dan cahaya Islam bagi Herrington. (ln/KK)

 

ERA MUSLIM

 

————————————-
Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini!

Share Aplikasi Andoid ini ke Sahabat dan keluarga Anda lainnya
agar mereka juga mendapatkan manfaat!

Belajar Ikhlas

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt. Tiada yang kuasa menciptakan alam semesta yang mengagumkan ini selain Allah, tiada yang mampu menghidupkan yang mati dan mematikan yang hidup kecuali Allah. Hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepada-Nya kita pasti akan kembali. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Mengapa itikaf di masjid? Karena untuk menghemat sewa kontrakan. Mengapa rajin shaum senin-kamis? Karena ingin langsing sekaligus menghemat uang jajan. Mengapa disiplin sholat subuh di awal waktu? Karena ingin wajah terlihat berbinar.

Saudaraku, Allah Swt berfirman,“Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)..”(QS. Az Zumar [39] : 2-3)

Saudaraku, marilah kita senantiasa berhati-hati dalam menjaga kebersihan hati agar senantiasa lurus dan murni dalam berniat. Karena Allah Swt hanya menerima amal sholeh seorang hamba yang dilakukan dengan niat ikhlas hanya mengharapkan ridho-Nya semata. Boleh jadi kita menunaikan rencana niat baik kita, tetapi saat melakukannya hati kita berbelok menjadi berharap sesuatu yang lain selain penghargaan Allah.

Seperti saat ikut aksi bela Islam tempo hari di Jakarta. Mari kita tafakuri kembali, muhasabah kembali apa sebenarnya niat kita. Kegiatan tersebut adalah kegiatan yang direncanakan sebagai kebaikan, sebagai amal sholeh kita sehingga kita berusaha sekuat tenaga agar semuanya berlangsung tertib dan damai, ada dalam ridho Allah Swt. Namun, bagaimana dengan hati kita, jangan sampai niat kita malah hanya ingin dilihat orang lain sebagai pemberani, jangan sampai niat kita hanya ingin berfotoselfiesehingga dikagumi orang lain.

Rasulullah Saw dalam sebuah haditsnya pernah mengingatkan kepada kita tentang seorang mujahid yang gugur di medan jihad, seorang dermawan yang membelanjakan hartanya di jalan Allah, dan seorang yang hafal dan paham Al Quran, tetapi ketiganya masuk neraka. Sebabnya hanya satu, karena bukan Allah yang ada di dalam hatinya.

SubhaanAllah!Marilah kita terus-menerus melatih diri untuk terampil menjaga niat. Semoga Allah Swt menerima amal sholeh kita dan membimbing kita dengan hidayah-Nya sehingga kita termasuk orang-orang yang ikhlas.Aamiin yaa Robbalaalamiin. [smstauhiid]

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

INILAH MOZAIK

Ketika Manusia Tidur ke Mana Ruh?

BANYAK orang mengatakan bahwa tidur itu adalah kematian sementara manusia. Jika dikatakan mati sementara, lantas kemanakah perginya ruh manusia saat tidur?

Menurut ilmiah penelitian ini belum pernah dilakukan, jikalau dilakukan pasti tidak akan masuk logika karena ruh tersebut merupakan jiwa yang berada di dalam masing-masing manusia yang masih hidup, ruh sendiri tidak berbentuk dan manusia sendiripun tak bisa melihatnya. Simak ulasan berikut.

Dalam surah Az-Zumar ayat 42 Allah berfirman :

“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.”

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah memegang jiwa-jiwa manusia ketika sedang tidur. Dalam ayat lain, yakni surah Al-Anam ayat 60-61 disebutkan:

“Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur (mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan. Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.”

Di dalam dua ayat diatas, Allah menyebutkan kata wafat 2 kali, yakni pada kata “yatawaffakum” yang diartikan sebagai kata menidurkan pada ayat diatas, juga pada kata “tawaffathu” yang berarti “diwafatkan”. Hal ini adalah tentang 2 macam wafat, yakni wafat sementara dan wafat selamanya. Hal ini dijelaskan dalam ayat Az-Zumar ayat 42, “maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan.”

Karena itulah, ketika kita tidur, menurut sunnah dari Abu Hurairah radliyallaahu anhu : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda :

“Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tempat tidurnya, kemudian kembali lagi, hendaklah ia mengibas-ngibaskan kainnya tiga kali (sebelum tibur pada tempat tidurnya). Sesungguhnya ia tidak mengetahui apa yang terjadi saat ia meninggalkannya. Dan apabila berbaring, hendaklah ia membaca : Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, Rabb-ku, aku meletakkan lambungku (tidur), dan dengan-Mu pula aku mengangkatnya (bangun). Apabila Engkau menahan diriku (mati), sayangilah aku. Namun bila Engkau melepaskannya (hidup), peliharalah ia sebagaimana Engkau telah pelihara dengannya hamba-hamba-Mu yang shalih”.

Tulisan disarikan dari terjemahan Ibn Katsir Rahimahullah Jadi apabila kita hendak tidur hendaknya berwudhudan bacalah doa agar terhindar dari segala macam bahaya dan penyakit. [sumatracyberblogspot]

 

INILAH MOZAIK

Setan Cantik Penggoda Keluarga Harmonis

INI kisah tentang setan yang jarang muncul di sinetron-sinetron kita: setan yang cantik rupawan. Ya, setan yang berwajah wanita penggoda yang berusaha merusak hubungan keluarga harmonis di sebuah kota di Timur Tengah sana.

Sang suami adalah bos di sebuah perusahaan besar. Istrinya adalah perawat di sebuah rumah sakit pemerintah. Mereka hidup bahagia dengan dua anak yang masih sekolah dasar. Satunya laki-laki dan lainnya perempuan. Rumah mereka terbilang cukup luas; ada taman bunga, kolam renang, garasi dan gapura sendiri.

Suatu hari, sang suami meradang dan mencemooh adik laki-lakinya yang datang untuk mengeratkan tali silaturahmi. Adik ini memang baru saja keluar dari penjara karena kasus kriminal yang mempermalukan keluarga.Cerita seolah terputus di situ.

Kehidupan suami itu kembali seperti biasa. Hingga suatu hari. Saat pulang ke kantor di malam hari, sang suami menabrak gadis di jalan bebas hambatan. Meski terluka di sana-sini, tapi perempuan itu selamat. Saat keluar dari mobil untuk menolongnya, sang suami terbelalak melihat seorang gadis yang cantik rupawan. Dara muda itu pun akhirnya dipersilahkan mampir ke rumah. Dia pun senang. Kini dia jadi bagian dari keluarga yang tenang itu.

Berangsur-angsur kesehatannya membaik, dan kehadirannya di rumah itu perlahan mencuri perhatian sang suami. Drama yang mengaduk-aduk perasaan susul-menyusul. Sang suami rupanya jatuh hati, dan dara rupawan itu pun siap dimadu. Ini seperti menemukan payung saat mau hujan. Sang istri yang mengenal setiap sela rumah tangga itu mencium aroma tak sedap.

Dia marah, dan suaminya pun marah. Kata-kata perceraian berkali-kali terdengar dari mulut sang suami. Entah mengapa, setelah kata-kata itu terlontar, si suami tiba-tiba bertemu dengan seorang pengacara yang menawarkan jasa baik untuk membantunya maju ke sidang perceraian. Berkas perceraian segera masuk ke pengadilan dan si suami mulai berpikir keras untuk memberikan pesangon bagi istri yang hendak dia ceraikan. Dia mengambil jalan pintas: mengemplang uang kantornya. Bola percerian terus bergulir di pengadilan.

Saat segalanya seperti berjalan lancar, sang suami menerima panggilan ibunya untuk mudik ke kampung halaman. Di sana dia mendengar nasihat ibunya yang tidak rela dengan perceraian ini. Sang suami akhirnya luluh juga. Dia mencabut gugutannya.

Ketika dia mulai sadar betapa dia telah gelap mata, segalanya hampir terlambat. Anak laki-lakinya menghilang dari rumah, bersama dara muda yang siap dimadu itu. Dia dan istrinya mencari kemana-mana tapi tak menemukan jejaknya. Mereka lalu membawa orang alim yang dikenal untuk membantu mencari.

Di tempat lain, gadis rupawan itu telah berdiri di sebuah pinggir jalan raya bersama putra sulung keluarga itu. Dia mengajak anak itu menyeberang jalan yang ramai. Dia melangkah terlebih dulu. Berkali-kali mobil menghantam badannya, tapi dia tak terluka sama sekali. Kendaraan seperti hanya menghantam bayang-bayang. Melihat keanehan itu, si sulung terpaku dan lunglai di pinggir jalan.

Tak selang beberapa lama, orangtuanya datang menemukannya terbaring lemas di trotoar. Gadis penggoda itu pun langsung hilang dari pandangan. Ali yang ikut membantu pencarian menerangkan siapa sesungguhnya perempuan jelita itu. Dia dan pengacara yang sempat membantu sang suami mengurus perceraian ternyata adalah sosok yang sama, katanya. Keduanya adalah penjelmaan setan yang hadir dalam wujud yang cantik rupawan.

Moral ceritanya adalah ini: bangga diri, merasa suci, ujub dan sikap merendahkan yang muncul pada sang suami saat bertemu dengan adiknya yang eks narapidana telah membuka pintu bagi setan memasuki kehidupannya. Dan bahwa setan tak selalu punya wajah yang menyeramkan, sehingga kita mudah lari darinya. Terkadang, dan boleh jadi lebih seringnya, setan muncul dalam wajah yang cantik jelita sehingga membuat kita gampang tergiur olehnya.[islamindonesia]

Awas! Ada Makruh di dalam Sholat Kita

YANG dimaksudkan dengan makruh adalah segala yang menyelisihi perkara sunah yang telah disebutkan sebelumnya. Makruh itu sendiri adalah sesuatu yang diberi pahala jika ditinggalkan dengan landasan diniatkan dan tidak diberi hukuman bagi yang melakukannya.

Contohnya, meninggalkan sunnah yang termasuk makruh adalah meninggalkan takbir intiqol yaitu takbir berpindah rukun. Melakukan takbir intiqol termasuk dalam sunah hayah, meninggalkannya termasuk makruh. Termasuk dalam yang makruh pula adalah membaca doa iftitah.

Namun ada perkara lain yang makruh untuk dilakukan dalam salat. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1- Menoleh saat salat dengan memalingkan leher kecuali jika ada keperluan.

Dari Aisyah radhiyallahu anha, ia bertanya pada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengenai berpaling (menoleh) dalam salat. Nabi shallallahu alaihi wa sallam lantas menjawab,

“Itu adalah copetan yang dicopet oleh setan dalam salat seseorang.” (HR. Bukharino. 751)

Adapun jika ada kebutuhan untuk menoleh seperti saat salat khauf ketika akan datangnya musuh, maka boleh.

Bahasan di atas adalah jika menoleh dengan memalingkan wajah atau leher. Adapun jika memalingkan dada lantas menjauh dari arah kiblat, salatnya batal karena meninggalkan rukun menghadap kiblat. Adapun mencuri pandangan dengan mata, tidaklah mengapa.

Dalilnya adalah,

“Ali bin Syaiban, ia adalah seorang delegasi (utusan). Ia berkata, “Kami pernah keluar hingga kami bertemu dengan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Kami pun membaiat beliau dan kami salat di belakang beliau. Beliau lantas mencuri pandangan lewat pelipis matanya pada seseorang yang tidak menegakkan tulang punggungnya saat salat ketika ruku dan sujud. Ketika selesai salat, Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengatakan, “Wahai kaum muslimin, tidak ada salat bagi yang tidak menegakkan punggungnya saat ruku dan sujud.” (HR. Ibnu Majah no. 871 dan Ahmad 4: 23. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

2- Memandang ke langi-langit.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda,

“Kenapa bisa ada kaum yang mengangkat pandangannya ke langit-langit dalam salatnya.” Beliau keras dalam sabda beliau tersebut, hingga beliau bersabda, “Hendaklah tidak memandang seperti itu, kalau tidak, pandangannya akan disambar.” (HR. Bukhari no. 750).

Di antara yang dimakruhkan yang lain adalah menyingsingkan atau melipat ujung pakaian di tengah-tengah salat, juga mendahulukan salat dari makan yang telah tersaji.

Rinciannya sebagai berikut.

3- Melipat atau mengumpulkan rambut dan menyingsingkan ujung pakaian di tengah-tengah salat.

Dalam hadits Ibnu Abbas disebutkan, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Aku diperintahkan bersujud dengan tujuh bagian anggota badan: (1) Dahi (termasuk juga hidung, beliau mengisyaratkan dengan tangannya), (2,3) telapak tangan kanan dan kiri, (4,5) lutut kanan dan kiri, dan (6,7) ujung kaki kanan dan kiri. Dan kami dilarang mengumpulkan pakaian dan rambut.” (HR. Bukhari no. 812 dan Muslim no. 490)

Yang diperintahkan adalah menjulurkan celana atau pakaian sebagaimana adanya. Namun dengan catatan, pakaian tidak isbal (tidak melebihi mata kaki), itu lebih selamat.

4- Salat ketika telah tersaji makanan dan sangat ingin sekali menyantap makanan tersebut.

Jika tidak mendahulukan, maka tidak akan khusyuk saat salat. Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Jika makan malam salah seorang dari kalian telah tersaji sedangkan salat telah ditegakkan, maka dahulukanlah makan malam tersebut. Janganlah tergesa-gesa, santaplah hingga habis.” (HR. Bukhari no. 673 dan Muslim no. 559). [Muhammad Abduh Tuasikal, MSc]

Sumber :rumaysho; Al Fiqhu Al Manhaji ala Madzhabil Imam Asy Syafii, Dr. Musthofa Al Khin, Dr. Musthofa Al Bugho, terbitan Darul Qalam, cetakan kesepuluh, tahun 1430 H

 

INILAH MOZAIK