Abwabul Faraj Kitab Pengingat Allah

Tahukah sesuatu yang menyelamatkan kalian dari bahaya musuh dan yang mempermudah rezeki datang? Kalian berdoa siang dan malam. Sesungguhnya doa adalah senjata orang-orang beriman (HR Abu Ya’la).

Itu adalah salah satu hadis pembuka ki tab Abwabul Faraj. Kitab ini ditulis dengan bahasa yang santun dan menyentuh, sehingga enak untuk dibaca. Untaian kata yang tertulis di dalamnya menggambarkan sosok pengarangnya yang bukan orang biasa. Dia adalah alim terkemuka Tanah Suci Sayyid Muham mad Alawi al-Maliki al- Hasani.

Dia dikenal sebagai pemegang teguh akidah Ahlussunnah wal jama’ah yang moderat di Tanah Suci. Kehidupannya ba nyak dicurahkan untuk berdakwah di Masjid al-Haram. Murid-muridnya tersebar di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Ayahnya , Sayyid Alawi (wafat 1971) adalah penasihat raja Faisal bin Abdul Aziz.

Berbagai dalil tentang doa ditulisnya sebagai pembuka kitab Abwabul Faraj. Siapa pun dapat mengangkat kedua tangannya sambil mengucapkan berbagai permintaan kepada Allah. Orang dengan berjuta pahala maupun berlumur dosa sama-sama berhak berdoa kepada Allah. Allah tak pernah membatasi hambanya untuk berdoa.

Selama mereka beriman dan mengakui kesalahan disertai semangat memperbaiki diri, maka langit akan mengantarkan doa-doa yang dipanjatkan hingga sampai didengar Sang Pencipta.

Bab pertama buku tersebut menjelaskan tentang amal yang menyenangkan hati dan menghilangkan gundah. Cara menghilangkan gundah dan keraguan adalah dengan menyibukkan diri dalam doa yang sudah pasti membuat hati senang. Doa melindungi diri dari ketakutan dan kekerasan hati.

Berdasarkan hadis yang dikumpulkannya, Sayyid Muhammad menjelaskan beberapa hal yang menyenangkan hati. Pertama adalah takwa. Sikap ini adalah penyembuh dan obat segala penyakit hati.

“Ini adalah cara untuk men jaga kejernihan hati. Fa manit taqa ja’alallahu lahu makhrajan (barang siapa bertakwa maka Allah akan memberikan jalan keluar permasalahan yang dihadapi),” tulis Sayyid Muhammad.

Kedua adalah bersuci untuk menghilangkan kesedihan. Dia mengutip pesan sahabat Umar bin Saqaf as-Saqafi, bahwa untuk menghilangkan rasa sedih, melapangkan dada, dan menyehatkan badan, adalah dengan membersihkan dan menyucikan badan. Salah satunya dengan mandi.

Lainnya adalah berbagai doa yang biasa dipanjatkan sahabat dan ulama, seperti syekh Abu Hasan Ali as-Syazili. Lafaz doa banyak berbunyi tentang pengagungan Allah dan kelemahan manusia sebagai hamba-Nya yang kerap melalaikan tugas kemanusiaan.

Zikir dan doa yang dianjurkan Sayyid Muhammad didasarkan pada riwayat hadis dan ijtihad ulama yang otoritatif. Pengarang juga menjelaskan faidah dari masing-masing doa dan wirid, yang kebanyakan untuk menenangkan dan menetapkan hati selalu mengingat Allah.

Ijtihad para ulama bukan sematamata hasil membaca kitab. Lebih dari itu, mereka sendiri mengamalkan zikir dan doa dalam keseharian semasa hidupnya. Oleh karena itulah mereka mampu menjelaskan manfaat dari keduanya.

Sayyid Muhammad menjelaskan rahasia surah Waqi’ah yang menjadi doa mempermudah rizki. Penulis produktif ini mengutip sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud Ra, bahwa Rasulullah bersabda, “barang siapa membaca surat Waqi’ah setiap malam, maka dengan izin Allah dia tidak akan mendapati kemiskinan selamanya.”

Hadis ini disebutkan dalam kitab Syu’bul Iman, karya al-Imam Baihaqi, Abu ‘Ubaid dalam kitab Fadail. Masih ba nyak lagi penjelasan tentang doa khasiat surat yang lain, termasuk juga doadoa dan wirid dari para ulama.

Selain sebagai pengalaman pribadi, ibrah para ulama berdoa juga menginspirasi masyarakat kini untuk mengikuti jejak mereka yang tak pernah membiarkan dirinya terlena dalam keduniaan. Pengalaman tersebut sangat berharga untuk masyarakat saat ini yang banyak disibukkan dengan pekerjaan duniawi.

Kitab Abwabul Faraj berisikan lima belas Bab. Selain bab tentang membahagiakan hati dan menghilangkan gundah, Sayyid Muhammad juga menulis bab doa al-Faraj, bab tentang terkabulnya keinginan dan kebutuhan, bab mempermudah rizki dan membayar hutang, bab menyembuhkan penyakit dan penolak bahaya. Bagian akhir buku ini menjelaskan tentang shalawat kepada Rasulullah SAW.

Kitab Sayyid Muhammad ini memiliki pesan yang sama dengan karangan Imam Nawawi Dimasyqi (1233-1277) al- Muntaqal Mukhtar Min Kitab al-Adzkar. Kitab ini berisikan hadis dan petuah para ulama mengenai zikir, etika, dan ibadah, yang menuntun para pembaca untuk mendekati Allah.

Ada zikir yang dibaca pada pagi dan malam hari. Ada juga zikir dan doa pada waktu tertentu, seperti ketika mema suki rumah, ketika berada di Tanah Suci, memakai pakaian, memasuki toilet, dan banyak lagi. Doa-doa tersebut didasari pada hadis dan pendapat ulama yang otoritatif.

Bagian awal kitab ini berisikan bab tentang ikhlas beramal. Imam Nawawi mengutip ayat Alquran yang artinya, Tidaklah manusia diperintah kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas untuk agamanya. (QS al-Bayyinah: 5).

Kitab karangan Syekh Nawawi maupun Sayyid Muhammad sama-sama kaya dengan pendapat para ulama, terutama sufi. Mereka berbicara tentang etika yang menjadi jalan menuju kedekatan kepada Ilahi Rabbi. Petuah mereka merupakan asupan bermanfaat untuk hati yang selama ini dipenuhi dengan kesibukan duniawi.

Berbagai pembahasan dalam dua kitab ini mem buat siapapun menyadari, selama ini kesibukan dan keduniaan telah merenggut kemesraan dan kehangatan bersama Sang Pencipta.

 

REPUBLIKA

Gagal Khusyuk, Kita Salat bersama Setan?

MENCAPAI perasaan khusuk dalam salat bukanlah perkara mudah. Ada saja tindakan atau pikiran yang pada akhirnya mengurangi kekhusukkan dalam salat. Hal tersebut tidak terlepas dari ulah dan tipu daya setan. Golongan yang tercipta dari api ini senantiasa menggoda manusia agar salatnya tidak sempurna. Itulah mengapa manusia harus selalu waspada, terutama saat melaksanakan ibadah wajib ini.

Sebagaimana dilansir dari muslimahdaily, terdapat enam orang yang bersama setan saat sedang menjalankan salatnya. Bukan mengikuti manusia melaksanakan salat, namun setan tidak berhenti mengganggu hingga manusia tidak berdaya. Siapa saja enam orang tersebut? Berikut informasi selengkapnya:

1. Orang yang was-was dalam niat

Orang pertama yang bersama setan saat salat adalah mereka yang merasa was-was dalam niat. Biasanya perasaan was-was ini akan berlangsung hingga saat salat. Hal itu membuat orang ragu terkait rukun salat yang seharunya dijalankannya. Misalnya saja lupa jumlah rakaat dan lupa bacaan. Jika mengalami ini anda patut waspada, karena sebenarnya anda tengah bersama dengan setan yang menggoda. Setan menghembuskan was-was dan syubhat dalam diri manusia.

Hal ini sudah dilakukan sejak awal permusuhannya dengan Allah Ta’ala. Yakni ketika setan menggoda Nabi Adam dan Siti Hawa untuk memakan buah Khuldi. “Kemudian setan membisikkan pikiran jahat (waswas) kepadanya, dengan berkata,”Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi (kekekalan) dan kerajaan yang tidak akan binasa?” (QS Thaha: 120).

2. Orang yang ingat itu dan ini

Di antara kita pasti sering mengalami hal ini. Saat sedang khusuk salat, tiba-tiba teringat hal ini dan itu. Ternyata setan tidak akan membiarkan manusia salat dengan khusuk. Mereka akan terus mengganggu ibadah manusia dengan menghadirkan banyak pikiran-pikiran di kepala manusia. Ada suatu kisah pasa saat Imam Hanafi masih hidup. Seseorang datang kepadanya karena lupa meletakkan sesuatu barang. Imam Hanafi menyuruhnya untuk salat dengan khusuk sepanjang malam dan berdoa kepada Allah agar barang yang hilang dapat ditemukan.

Saat menjalankan perintah tersebut, ternyata baru setengah malam saja orang yang kehilangan barang tadi bisa mengingat di mana ia meletakkan barangnya. Keesokan harinya Ia bertanya kepada Imam Hanafi mengapa demikian. Sang Imam kemudian menjawab, bahwa setan tidak akan senang apabila seorang hamba khusyu dalam salatnya, sehingga setan akan membuatnya mengingat apa yang ia lupakan saat salat.

3. Orang yang merasa ragu buang angin

Hal ini juga sering dialami oleh banyak orang. Saat selesai wudu atau tengah salat, tiba-tiba terasa seperti buang angin. Ternyata perasaan ragu buang angin atau tidak merupakan sebuah gangguan yang setan hembuskan untuk mengacaukan salat seseorang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian merasakan hal itu, maka janganlah membatalkan salatnya hingga dia mendengar suaranya atau mencium baunya tanpa ragu.” (HR Ahmad)

4. Orang yang tidak fokus pada salat

Tidak fokus saat melaksanakan salat juga menjadi salah satu pertanda bahwa setan sedang bersamanya. Tidak fokus bisa saja disebabkan hal-hal yang dapat mencuri perhatian saat salat. Misalnya hp berdering, memikirkan kendaraan yang sedang diparkir karena takut hilang dan banyak lagi. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah Radhiallahu ‘anha, ia berkata: “Saya bertanya kepada Rasulullah tentang hukum menengok ketika salat”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Itu adalah curian setan atas salat seorang hamba”. (HR Bukhari)

5. Orang yang salatnya tergesa-gesa

Karena ingin mengerjakan hal lain, biasanya seseorang salat dengan cepat dan tergesa-gesa. Sebaiknya anda lebih berhati-hati lagi terhadap hal ini. Karena sebenarnya, ini pertanda bahwa anda sedang bersama setan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang umatnya melakukan hal itu. Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda: “Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari salatnya”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari salat?”. Rasulullah berkata, “Dia tidak sempurnakan ruku dan sujudnya.” (H.R Ahmad). Dalam hal ini Rasulullah menganggap perbuatan mencuri dalam salat lebih buruk daripada mencuri harta.

6. Wanita yang salat ke masjid menggunakan wangi-wangian

Ternyata wanita yang ke mesjid dengan menggunakan wewangian juga didekati oleh setan. Dengan aroma-aroma tersebut setan justru lebih mudah untuk membuat salat orang yang ada di sekitar wanita yang memakai wewangian agar tidak khusuk. Menggunakan wangi-wangian saat ke masjid adalah salah satu perbuatan yang Rasulullah larang. Rasulullah bersabda, yang artinya : “Jika salah satu dari kalian (para wanita) hendak ke masjid, maka janganlah sekali-kali menyentuh wewangian.” (H.R Muslim)

Semoga kita cepat menyadari ketika mengalami enam hal di atas. Jangan sampai ikut terpedaya. Dan hendaklah meminta perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Wallahu A’lam Bishawab

 

INILAH MOZAIK

Dua Larangan Rasulullah kepada Umatnya

APABILA Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memerintahkan sesuatu, pastilah sesuatu itu baik bagi umatnya. Sebaliknya, jika beliau melarang sesuatu, pastilah sesuatu itu buruk bagi umatnya.

Namun, sering kali manusia tidak mengindahkan petunjuk dan larangan yang telah digariskan beliau. Banyak perintah yang tidak ditaati dan banyak larangan yang dilanggar. Di antaranya, dua larangan berikut ini.

“Sesungguhnya aku melarang dua suara yang paling bodoh dan keji, yakni suara seruling ketika sedang mendapat nikmat dan suara tangis yang keras ketika mendapat musibah” (HR. Tirmidzi dan Baihaqi; hasan)

Suara seruling ketika sedang mendapat nikmat

Alangkah sering hal ini dilanggar oleh umat Islam. Seakan-akan dianggap hal yang biasa dan boleh-boleh saja. Padahal sesungguhnya ini dilarang Rasulullah dan digelari dengan paling bodoh dan keji.

Kita lihat saat keluarga muslim mendapatkan nikmat pernikahan. Walimah yang seharusnya menjadi wujud rasa syukur dan bentuk pengumuman kepada khalayak bahwa si Fulan dan Fulanah menikah, berubah menjadi ajang hiburan yang di dalamnya ada hal terlarang.

Diputarnya musik-musik yang diiringi seruling merupakan hal yang sering terjadi di masyarakat kita saat walimah atau acara lainnya. Bahkan sebagian orang bukan hanya memutar musik melalui kaset namun mengundang band atau elektone dan sejenisnya yang secara live menghadirkan suguhan musik termasuk seruling.

Banyak acara-acara lain yang juga masuk dalam kerangka “nikmat Allah” tetapi diisi oleh pemutaran musik dengan seruling di dalamnya. Misalnya khitanan dan syukuran. Persis seperti yang dilarang Rasulullah dalam hadits tersebut.

Suara tangis keras saat musibah

Siapapun yang terkena musibah, manusiawi jika ia bersedih dan berduka. Bahkan menangis sekalipun. Namun yang dilarang oleh Rasulullah adalah menangis dengan suara keras. Meraung-raung. Meratap.

Umat Islam dituntun untuk bersabar saat menghadapi musibah. Baik ketika kehilangan anggota keluarga, ada bencana maupun bentuk-bentuk musibah lainnya. Menangis meraung-raung merupakan tanda bahwa kesabaran masih belum muncul saat menghadapi musibah.Wallahu alam bish shawab.

 

INILAH MOZAIK

 

————————————-
Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini!

Share Aplikasi Andoid ini ke Sahabat dan keluarga Anda lainnya
agar mereka juga mendapatkan manfaat!

Rasulullah Sudah Prediksi LGBT Marak di Zaman Now

TAK ada satu pun perkara yang disebutkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam akan terjadi di masa depan melainkan pasti terjadi.

Syaikh Musthafa Muhammad Abu Al Muathi mengumpulkan puluhan peristiwa yang disabdakan Rasulullah akan terjadi di masa depan. Sekitar separuh dari peristiwa-peristiwa itu telah terjadi, menjadi bukti bahwa apa yang disabdakan Rasulullah pasti benar.

Misalnya sabda Rasulullah tentang apa yang akan dialami oleh para sahabat. Bahwa Umar bin Khattab akan mendapatkan Ilham. Bahwa Umar bin Khattab dan Utsman akan mati syahid sementara Abu Bakar akan masuk surga tanpa mati syahid. Juga beragam hadits lain yang kemudian terbukti, bahkan ketika Rasulullah masih hidup.

Sejumlah hadits Rasulullah tentang umat Islam dan dunia setelah beliau wafat juga telah terbukti. Misalnya munculnya nabi palsu, meluasnya wilayah Islam, ditaklukkannya Baitul Maqdis, ditaklukkannya Konstantinopel, dan berbagai peristiwa lainnya yang telah terjadi.

Selain menggunakan kalimat berita bahwa nanti akan terjadi begini, akan datang sebuah masa, dan kalimat senada lainnya, Rasulullah juga kadang mengabarkan apa yang akan terjadi di masa depan dengan kalimat yang menunjukkan kekhawatiran. Dan tidak ada satu pun yang dikhawatirkan Rasulullah akan terjadi pada umatnya, melainkan perkara itu kemudian benar-benar terjadi satu per satu.

Salah satunya adalah fenomena merebaknya pengidap LGBT. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah bersabda pada 14 abad yang lalu dan kini benar-benar terjadi.

“Sesungguhnya perbuatan yang paling kutakuti akan menimpa umatku adalah perbuatan yang dilakukan oleh kaum Luth” (HR. Ibnu Majah)

Dalam hadits berderajat hasan ini, Rasulullah mengkhawatirkan umatnya akan melakukan perbuatan sebagaimana perbuatan kaum Nabi Luth yakni homoseks.

Hari-hari ini, kita mendapati fenomena yang membuat miris. LGBT muncul ke permukaan secara terang-terangan. Pelaku LGBT kini bukan hanya orang-orang Barat dan non muslim tetapi juga tidak sedikit yang merupakan WNI dan mengaku Muslim.

Selain melakukan perbuatan yang dilaknat Allah itu, mereka juga menggalang gerakan dukungan agar LGBT bisa diterima di masyarakat. Sungguh, selain ini menunjukkan bahwa apa yang disabdakan Rasulullah benar-benar terjadi, juga mengundang laknat sebagaimana sabda beliau yang lain:

“Sungguh dilaknat orang yang melakukan perbuatan seperti yang dilakukan kaum Luth” (HR. Ahmad; hasan).

Semoga Allah melindungi kita dan keluarga kita. Serta menguatkan kita untuk berdakwah menyembuhkan para pengidap LGBT agar mereka sadar dan kembali bertobat.

 

INILAH MOZAIK

Pakai Hijab, Kartika Putri Minta Tolong Foto Lamanya Dihapus

Kartika Putri, salah seorang artis yang identik dengan pakaian seksinya, memutuskan untuk berhijab di awal tahun 2018 ini. Ia pun menyatakan foto-foto lamanya yang telah terpajang di media sosial (medsos) sebagai dosa jariyah.

Dalam akun Instagram resminya, Kartika Putri meminta bantuan seluruh masyarakat yang memiliki foto dirinya ketika berpakaian seksi agar dihapus. Karena, menurut dia, selama para lelaki bukan mahram melihat foto tubuhnya yang menampilkan auratnya, maka ia akan terus berdosa.

“Setiap kali laki-laki melihat foto saya, malaikat terus menerus mencatatkan dosa saya dan dosa ini akan selalu mengalir walaupun saya sudah meninggal nanti (dosa jariyah),” ujar Kartika dalam update InstaStory di akun Instagram-nya, Sabtu (10/2).

Namun, berkaitan dengan dosa jariyah, Kartika tak mengungkapkan detailnya. Biar bagaimanapun, keputusan Kartika mengenakan hijab patut diacungi jempol dan menambah deretan artis yang memutuskan untuk berhijrah.

 

REPUBLIKA

Pacaran dan Selingkuh itu Sama Saja, Kok Bisa?

PACARAN, aktivitas lumrah yang dilakukan berbagai macam kalangan baik yang masih anak-anak, dewasa hingga tua renta. Apa penyebabnya? Apakah hal itu telah menjadi budaya atau memang suatu hal biasa yang dianggap wajar dalam paradigma masyarakat dewasa ini?

Berkaca pada berbagai tindakan amoral yang ditimbulkan dari aktivitas pacaran, tetap saja tak menyurutkan angka pertumbuhan pasangan di luar sana. Bergonta-ganti pacar bukan lagi hal yang perlu ditutupi, karena definisi pacaran memang bukanlah suatu aib, melainkan kebanggaan bahwa diri mereka berkualitas hingga mampu menarik lawan jenis.

Tak sedikit pula orangtua yang justru mengizinkan bahkan mendorong anak-anaknya untuk memiliki pacar. Ditambah lagi dengan dukungan moral maupun materiil yang diberikan demi kelancaran hubungan anak-anak mereka. Entah ada di zaman apa kita sekarang ini?

Ketika maksiat tak lagi dianggap sebagai perbuatan dosa. Ketika orangtua malah menjadi penjerumus neraka bukannya penunjuk surga. Ketika anak lebih mencintai perbuatan dosa ketimbang mempelajari agama. Dan ketika kehidupan dunia yang fana lebih diperjuangkan ketimbang akhirat yang baka.

Ada benarnya ketika Ustaz Felix Y. Siauw dalam salah satu dakwahnya mengatakan, “Pacaran dan selingkuh itu sama saja, aktivitasnya tidak ada bedanya, sama-sama merayu, memegang, menjamah, yang belum dinikahi, tangan yang belum diakadin. Pacaran dan selingkuh itu tiada bedanya, sama-sama maksiat, sama-sama tidak diridai Allah, sama-sama perbuatan tercela. Bedanya, selingkuh itu khianati pasangan, dan pacaran itu khianati Allah tapi pelakunya punya sifat sama, nggak mau taat pada aturan Allah.”

Dan dalam akhir pesannya, beliau berkata, “Hati-hati laki-laki yang menikah karena fisik. Laki-laki itu semuanya sama termasuk saya, kalau menikah karena fisik, setelah 3 hari menikah, rumput tetangga lebih hijau. Betul begitu yang sudah menikah? Maka orang yang pacaran, dia itu segala-segalanya, matanya indah banget, dagunya ya Allah, bibirnya ya Allah. Tapi setelah jadian kok kayanya temannya jadi cantik. Jadi hati-hati yang sekarang cari pasangan lewat pacaran. Siap-siap ketika sudah nikah sengsara.”

Dan semoga menjadi keinsafan kita bersama bahwa tidak ada pacaran yang syar’i. Dosa tetaplah dosa meski semua orang di dunia memakluminya. Maksiat tetaplah maksiat meski dibalut dengan taat. Karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah Azza wa Jalla. [DOS]

 

INILAH MOZAIK

Awas! Ramalan Masa Depan Lewat Garis Tangan

PERUNTUNGAN, nasib, jodoh dan hal lainnya adalah sesuatu yang misteri bagi sebagian orang. Namun menjadi sesuatu yang seolah bisa diramalkan bagi sebagian lainnya. Salah satu cara menerawang nasib di masa depan ialah melalui rajah tangan atau garis tangan.

Seseorang yang mengaku bahwa dirinya mampu membuka tabir rahasia ini kerap disebut cenayang, peramal, dukun, paranaormal atau lainnya. Tak sedikit dari kita bahkan para muslim turut memercayainya, apalagi jika ramalan mereka sering bersesuaian dengan apa yang terjadi di kemudian hari. Lantas benarkah Allah menyisipkan rahasia nasib melalui perbedaan rajah tangan masing-masing manusia? Mari kita simak penjelasan dari Ustaz Ahmad Sarwat Lc dalam menanggapi polemik ini:

Dalam akidah Islam, garis tangan itu tidak ada kaitannya denga nasib dan masa depan seseorang. Kalau ada orang yang mengaku bisa membacanya, ketahuilah bahwa orang itu sedang melakukan dusta, namun dibantu oleh setan yang terkutuk. Membaca garis tangan sebenarnya bagian dari tindakan syirik, yaitu meramal nasib. Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah ‘arrafah. Perbuatan seperti ini secara akidah tidak akan pernah dibenarkan, lantaran nasib dan takdir setiap orang hanya ada di sisi Allah. Tidak ada seorang pun yang mengetahuinya, karena semua itu hal gaib serta menjadi rahasia Yang Maha Kuasa.

Tapi mungkin anda bertanya, mengapa terkadang ramalan-ramalan itu benar sesuai dengan kejadiannya? Hal seperti itu bisa diterangkan demikian, yaitu setan yang terkutuk itu datang ke langit untuk mencuri dengar tentang perintah-perintah Allah atas apa yang akan terjadi. Namun setan tidak pernah bisa melakukannya, mereka hanya langsung dilempar dengan api yang panas. Akibatnya, mereka tidak pernah mendapat informasi yang valid, kecuali menduga-duga atau hanya sepotong-sepotong.

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang (nya),dan Kami menjaganya dari tiap-tiap setan yang terkutuk, kecuali setan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.” (QS. Al-Hijr: 16-18)

Tapi kemudian asumsi versi setan itu kemudian ‘dijual’ kepada dukun ramal. Tentunya tidak gratis, harus ada kompensasinya. Bentuknya pasti bukan uang karena setan tidak makan uang. Setan hanya minta satu hal, yaitu menemaninya di dalam neraka untuk sama-sama diazab. Sebab setan sudah dipastikan masuk neraka. Tidak ada hal yang bisa meringankannya, kecuali mencari teman yang bisa diajak senasib, sama-sama dibakar di dalam neraka.

Para dukun ramal ini tentu saja ditugaskan oleh setan untuk menjadi agen pemasaran yang potensial. Maka beragam trik penipuan dilakukan, salah satunya adalah jasa membaca garis tangan. Orang awam yang tidak punya pemahaman akidah yang lurus sudah bisa dipastikan akan jadi korbannya. Padahal boleh jadi berawal dari iseng-iseng, tapi sesungguhnya dari sudut pandang akidah sangat fatal.

Sebab ramalan masa depan itu adalah salah satu pintu dari pintu-pintu syirik. Sementara dosa syirik itu kalau sampai terbawa mati tanpa sempat bertobat sebelumnya, tidak akan diampuni di akhirat. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa: 48)

Karena itu sebaiknya anda hindari bermain-main dengan masalah membaca garis tangan, sebab risikonya sungguh tidak main-main. Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

INILAH MOZAIK

Empat Tipe Manusia

Antara hati dan pikiran sejatinya seiring dan seirama di dalam bertindak dan beribadah. Jika hati mengatakan A, tindakan juga harus A, tidak boleh menjadi B atau C. Namun, jika harus jujur dengan diri sendiri, keseragaman antara hati dan tindakan kita memang tidak terjadi. Di satu sisi, kita mengajak kepada orang lain untuk berbuat baik, tetapi kita sendiri jarang, bahkan tidak mau melaksanakan kebaikan itu.

Apakah manusia itu seutuhnya demikian? Ataukah ada manusia lain yang antara hati dan tindakan selalu seiring dan seirama dalam kehidupannya? Di manakah posisi kita saat ini? Dalam Syarah Nashaihul ‘Ibâd-nya Syekh Nawawi Al-Bantani, Syekh Abdul Qadir al-Jailani berkata bahwa manusia itu terbagi atas empat tipe/jenis:

Pertama, seorang yang tidak mempunyai lidah dan tidak mempunyai hati, yaitu orang-orang yang durhaka. Kita jangan bergaul dengan mereka agar bisa terhindar dari sifat jeleknya.

Sesungguhnya baik dan buruknya akhlak seseorang sering kali dipengaruhi dengan siapa ia bergaul dan berinteraksi. Jika sekiranya dengan terlalu banyak bergaul kita takut terbawa buruk, maka lebih baik menghindari orang-orang tipe pertama ini. Menghindari mereka merupakan pilihan terbaik daripada memaksakan sering-sering duduk bersama mereka.

Kedua, seseorang yang mempunyai lidah, tetapi tidak mempunyai hati, yaitu orang-orang yang pandai berbicara hikmah, tetapi ia sendiri tidak mengenalnya. Ia mengajak orang ke jalan Allah, tetapi ia menjauhi-Nya. Jauhilah mereka agar engkau tidak terpengaruh keindahan bahasanya sehingga engkau hangus dengan kemaksiatannya.

Sering kali kita dibuat silau sekaligus kagum dengan orasi-orasi dan hikmah dari lisan seseorang hanya karena ia pandai membuat kata-kata menjadi indah. Perintah Tuhan dan nabi-Nya ia uraikan dengan baik kepada semua orang. Ia tuturkan juga bagaimana untaian dan kalimat hikmah para ulama. Namun, itu sebatas di lisan, dalam praktiknya jauh dari semua yang ia ucapkan.

Ketiga, seorang yang mempunyai hati, tetapi tidak mempunyai lidah. Dialah orang mukmin yang Allah tutup pandangan matanya dengan aibnya sendiri. Hatinya terang dan paham akan manusia di mana ia berada. Orang semacam ini mungkin termasuk wali-wali Allah.

Satu di antara cara untuk meningkatkan keimanan dan memompa semangat beribadah kepada Allah dengan banyak bergaul dengan orang-orang shaleh. Ia tidak pernah tergoda untuk membicarakan, apalagi sampai menyebarkan aib orang lain. Ia sibuk dengan aibnya sendiri, waktunya habis untuk taat dalam keterasingan kepada Allah.

Keempat, seorang yang mengerti dan beramal menurut apa ia mengerti. Dialah orang-orang alim yang Allah memberikan kepadanya pengertian tentang tanda-tanda kebesaran Allah dengan ilmunya. Upayakan agar engkau selalu dengannya dan menerima semua nasihat-nasihatnya.

Sekeras-kerasnya batu, jika terkena tetesan air yang terus-menerus menetes ke atasnya, lama-kelamaan batu itu akan berlubang juga. Begitu juga dengan hati manusia, sekeras dan sesusah apa pun hati tersebut, jika dibasuh dengan air nasihat dari orang-orang saleh, maka akan luluh juga untuk menerima sebuah hikmah dan kebenaran.

Kita wajib mendekati orang-orang tipe nomor empat ini. Karena ia mengerti mengapa ia beribadah, paham akan kebesaran-kebesaran Allah, dan menjadi hamba-Nya yang paling taat dan takut kepada-Nya. Ia bagaikan cahaya lampu di tengah kegelapan yang menyinari.

Di posisi manakah kita berada saat ini? Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang saleh dan patut untuk menjadi calon penghuni surga. Wallahu a’lam.

 

Oleh: Feri Anugrah

REPUBLIKA

Syiar Islam di Eropa Setelah Jatuhnya Konstantinopel

Jika Kekhalifahan Umayyah pernah menorehkan peradaban di Eropa selatan, pada era yang lebih maju, Turki Utsmani (Ottoman) pun melakukan hal sama di Eropa Tenggara dan Tengah.

Beberapa wilayah Eropa menjadi bagian dari imperium Islam terbesar sepanjang masa itu. Hanya, tak banyak pengaruh budaya Islam yang dibawa ke Eropa, kecuali di wilayah Konstantinopel yang saat ini merupakan negara Turki.

Salah satu pembukaan Islam (fath al-Islam) terbesar sepanjang sejarah, yakni pembukaan Konstantinopel. Sejak itu, Turki Utsmani mulai merambah ke Benua Eropa. Pada abad ke-16, Hungaria jatuh ke tangan Turki Utsmani. Menyusul kemudian, Albania, Bulgaria, Serbia, Makedonia, Rumania, Bosnia, hingga Yunani. Seabad setelahnya, sebagian besar Balkan sudah tunduk.

Dengan kekuasaan Turki Utsmani di beberapa wilayah Eropa, menjadi jalur migrasi Muslimin ke Benua Biru tersebut. Tak heran jika wilayah-wilayah tersebut dihuni banyak Muslim hingga kini. Bulgaria, misalnya. Hingga 1878, negara kecil tersebut berada di bawah kepemimpinan Turki Utsmani.

Saat ini, populasi Muslim di sana lebih dari 130 ribu. Hal serupa juga terjadi di Bosnia, Albania, dan Kosovo. Albania bahkan saat ini memiliki populasi mayoritas Muslim, padahal sebelumnya negara ini menganut Katolik Roma dan Kristen.

Jika dihitung secara umum, wilayah Eropa yang memiliki banyak populasi Muslim, yakni Eropa Timur dan Tengah. Sementara, di Eropa Barat, sebagian besar Muslim merupakan imigran yang relatif baru atau anak-anak para imigran dari Turki, Afrika Utara, dan Asia Selatan.

Adapun di Albania, Kosovo, Bosnia-Herzegovina, dan Bulgaria, Muslimin telah lama berada di sana sejak masa Turki Utsmani. Sehingga, Muslimin di negara-negara tersebut sebagian besar lahir di sana atau merupakan penduduk asli. Negara-negara yang pernah dijajaki Islam tersebut tak banyak memiliki populasi Muslim yang besar.

Namun, sebagian negara memiliki Muslim sebagai etnis mayoritas. Beberapa negara yang memiliki konsentrasi tinggi Muslim tersebut, yakni Kosovo dengan 90 persen populasinya merupakan Muslim, Albania dengan 80 persen populasinya merupakan Muslim, Bosnia-Herzegovina 40 persen, dan Republik Makedonia memiliki 33 persen. Adapun Yunani hanya sekitar tiga persen Muslim, sementara Spanyol hanya sekitar satu persen Muslim.

Sedangkan, jumlah Muslimin terbanyak Eropa berada di negara Jerman, yakni sebanyak empat juta. Angka tersebut cukup fantastis karena jumlahnya lebih besar dari Muslim Lebanon dan termasuk 10 besar negara dengan jumlah Muslim terbanyak. Padahal, Jerman bukanlah wilayah yang pernah terjamah kekhalifahan Islam.

Mantan presiden Jerman Christian Wulff pernah mengatakan, pada 2010, Islam, seperti halnya Kristen, merupakan bagian dari Jerman. Ucapan sang presiden sempat menjadi kontroversi di Jerman. Perdebatan Islam di Jerman pun sempat mencuat.

Kemudian, Presiden Joachim Gauck mengatakan pada tahun lalu ia tidak mendukung pernyataan Wulff, tetapi menghormatinya. “Yang benar adalah banyak Muslim yang tinggal di negara ini. Apa yang akan saya katakan adalah Muslim yang hidup di sini merupakan bagian dari Jerman,” kata Gauck dalam sebuah wawancara dengan majalah Jerman Die Zeit dikutip dari Hurriyet Daily.

 

REPUBLIKA

Takdir jangan Jadi Pembenaran LGBT

ALLAH memiliki hikmah yang sangat agung dalam tiap syariat Islam dan dalam setiap takdirNya karena itu semua berasal dari ilmu dan hikmah yang kadang kita ketahui dan kadang tidak kita ketahui.

Seorang muslim tidak memiliki kewajiban apa-apa selain rida dan pasrah. Allah berfirman:

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.”

Jika seorang muslim telah ridha dan pasrah (pada ketetapan Allah) maka tidak masalah jika dia mencari hikmah (di balik takdir dan syariat Allah) supaya iman dan keyakinannya bertambah sebagaimana firman Allah taala:

“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata, Wahai Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati. Allah berfirman, Belum percayakah engkau? Ibrahim berkata, Aku percaya, tetapi agar hatiku mantap.” (QS. Al-Baqarah: 260)

Kehidupan ini adalah negeri ujian, di sinilah Allah menguji para hambaNya dengan kebaikan dan keburukan. Allah berfirman: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kamu akan dikembalikan”(QS. Al-Anbiya: 35)

Sebagaimana Dia menciptakan kebaikan, Dia pulalah yang menciptakan keburukan. Segala sesuatu yang berada di dalam kerajaanNya tidak akan terjadi kecuali dengan izinNya. Sebagaimana difirmankan oleh Allah tabaraka wa taala: “Sesungguhnya segala sesuatu Kami ciptakan sesuai takdirnya.” (QS. Al-Qamar: 49)

Imam Muslim meriwayatkan di dalam kitab Shahih beliau sebuah riwayat dari Thawus bahwasanya beliau mengatakan:Aku menjumpai sekelompok sahabat Rasulullah dan mereka mengatakan bahwa segala sesuatu itu terjadi berdasarkan takdir. Aku pula mendengar Abdullah bin Amr mengatakan, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Segala sesuatu itu terjadi berdasarkan takdir hingga orang yang lemah dan orang yang cerdas.”

Hal ini tidak serta merta bermakna bahwa Allah mencintai keburukan-keburukan yang diciptakanNya, bahkan Allah benci pada keburukan. Oleh karena itu Allah melarang dan mengharamkan melakukan perbuatan keji baik lahir maupun batin. Allah berfirman:

“Katakanlah: Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al Araf: 33).

Allah juga berfirman:

“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya. Katakanlah: Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji. Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui? (QS. Al Araf: 28).

Allah taala telah menciptakan manusia dan melengkapkannya dengan berbagai perangkat kepahaman seperti pendengaran, penglihatan, dan hati. Allah berfirman:

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An Nahl: 78).

Berdasarkan hal ini, manusia memiliki pilihan antara mengerjakan kebaikan atau kejahatan. Allah berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.” (QS. Al Insan: 3)

FirmanNya yang lain: “(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus.” (QS. At Takwir: 28)

Umumnya, musibah-musibah ini dengan mudah menimpa seseorang manakala dia banyak berbuat keji dan mencondongkan hatinya kepada hal-hal tersebut sehingga hatinya menjadi rusak, fitrahnya menjadi merosot, dan selalu menginginkan perbuatan keji. Dengan begitu, dia telah membuka pintu kejahatan bagi dirinya sendiri.

Allah berfirman: Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.” (QS. Ash Shaff: 5)

Allah juga berfirman: “Di dalam hati mereka ada penyakit lalu Allah tambah penyakit mereka.” (QS. Al Baqarah: 10)

Jadi, orang-orang yang terjerumus dalam perilaku homoseks atau pun dalam maksiat apa saja sebenarnya sedang berada dalam musibah. Maka daripada menjadikan dirinya tawanan masa lalu dan berlarut-larut memikirkan takdir (padahal dia tidak berhak beralasan dengan takdir), lebih baik dia menatap masa depannya, melakukan berbagai upaya memperbaiki diri, memperbanyak merendahkan diri dan merasa hina di hadapan Allah agar Dia membantunya lepas dari maksiat ini. Dan Allah adalah Dzat yang Maha Mengabulkan doa orang yang dalam kesulitan dan Maha Mengangkat bala.

Allah firmankan: “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).” (QS. An Naml: 62)

Tidak layak bagi dirinya untuk berputus asa atau bahkan sekadar mendengarkan omongan para penggembos semangat. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan semuanya mudah bagi Allah. Allah berfirman: “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (QS. Al Lail: 5-7)

Dia juga berfirman: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Ankabut: 69)

Jika pada diri orang tersebut semata terdapat niat kecenderungan penyimpangan seksual (LGBT) maka tidak ragu lagi bahwa dia tidak sama dengan pelaku hubungan seks yang menyimpang atau korbannya. Kami tidak yakin ada seorang ulama pun yang menyamakan antara dua hal ini (orang yang semata berniat dengan yang benar-benar melakukan pent.). Hadits-hadits mengenai hukuman sangat jelas dalam hal ini. Selain itu, amalan hati tidak diberi hukuman pidana. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Imam al Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya Allah memaafkan umatku atas apa yang diniatkan oleh diri mereka selama mereka tidak mengucapkan atau melakukan apa yang mereka niatkan itu”

Akan tetapi, wajib untuk menghadang datangnya pikiran-pikiran yang kotor serta meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk karena terkadang setan itulah yang mendatangkan pikiran-pikiran kotor itu melalui bisikan-bisikannya. Akibat bisikan-bisikan setan, hati menjadi terbiasa akan pikiran-pikiran kotor sehingga orang tadi akhirnya melakukan perbuatan keji ini. Terjadilah hal yang menimbulkan penyesalan, padahal tidak ada waktu untuk menyesal.

Para ulama telah menjelaskan bahwa pidana untuk perbuatan zina dan sodomi tidak teranggap sampai adanya empat orang saksi.

Semisal syarat-syarat ini tidak harus disebutkan dalam setiap fatwa karena sudah merupakan hal yang dimaklumi bersama. Pun, hukuman pidana hanya berhak ditegakkan oleh penguasa dan tidak boleh ditegakkan atas seseorang kecuali jika telah pasti dengan bukti-bukti yang nyata bahwa dia telah melakukan zina. Juga tidak wajib bagi siapa saja yang telah melakukan zina untuk mengangkat perkaranya kepada hakim agar dia diberi pidana. Namun, yang lebih utama baginya adalah bertobat dan tidak membuka aibnya.

Kita meminta kepada Allah agar memberikan keselamatan kepada seluruh kaum muslimin dari segala bala. Betapa bagusnya apa yang diajarkan Rasulullah kepada kita dalam zikir pagi dan sore. Ibnu Umar mengatakan, “Rasulullah tidak pernah meninggalkan doa berikut ketika sore dan ketika pagi:

Allahumma innii as-alukal afwa wal aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal afwa wal aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur awrootii wa aamin rowaatii. Allahummahfazh-nii mim bayni yadayya wa min kholfii wa an yamiinii wa an syimaalii wa min fawqii wa audzu bi azhomatik an ughtala min tahtii.

“Ya Allah, aku memohon kepadaMu ampunan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, aku memohon kepadaMu ampunan dan keselamatan dalam agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku dan amankanlah aku rasa takut, jagalah aku dari arah depan arah belakangku, dari arah kanan dan kiriku, dan dari atasku. Aku berlindung dengan kebesaranMu agar aku tidak dibinasakan dari arah bawahku.”

Waki mengatakan, “Maksudnya (dibinasakan dari arah bawah) adalah ditenggelamkan ke bumi”.Perlu diperhatikan bahwa dengan tidak membuka diri sebagai orang yang memiliki kecenderungan homoseks, ini akan menjaga pelakunya dari banyak kejelekan dan menghilangkan dosa yang besar dari dirinya. Sehingga terdapat kebaikan dunia dan akhirat dengan tidak mengumbar aib homoseks. Dan barangsiapa yang mengumbar aibnya sendiri, maka jangan salahkan siapa-siapa selain dirinya sendiri.

Imam al Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkah sebuah hadits dari Salim bin Abdullah bahwa beliau mengatakan telah mendengar Abu Hurairah berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Setiap umatku akan diampuni kecuali orang-orang yang mengumbar aib dosanya. Sungguh termasuk sikap mengumbar aib semisal seseorang mengerjakan suatu perbuatan jelek di malam hari lalu di pagi harinya, dalam keadaan Allah telah menutupi perbuatan jeleknya itu, dia berkata pada temannya, Wahai fulan, tadi malam aku melakukan ini dan itu Padahal Allah telah menutupi perbuatannya, akan tetapi dia singkap tutup yang Allah telah berikan itu di pagi hari.”

Demikian karena sikap mengumbar aib sendiri merupakan tanda tidak peduli dan sikap acuh tak acuh terhadap dosa baik dengan ucapan atau perbuatan. Oleh karena itu, dosanya pun menjadi bertambah besar.Wallahu alam [Al Ustaz Miftah Hadi Al Maidani]

 

INILAH MOZAIK