Muslim Australia Perkenalkan Islam Sambil Minum Kopi

Sebagian masyarakat Australia masih ada yang berpandangan bahwa bahwa agama Islam seperti apa yang ada dalam pemberitaan tentang kelompok negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Padahal, Islam tidak seperti apa yang dilakukan kelompok teroris dan radikal tersebut.

Untuk meengkonter pemahaman yang salah tersebut, peserta Program Pertukaran Muslim (MEP) Australia-Indonesia seringkali mengadakan kegiatan-kegiatan, sehingga bisa menjelaskan Islam yang sebenarnya. Islam sebagai rahmat bagi semesta alam, yang moderat dan toleran.

“Jadi banyak sekali kegiatan yang kami lakukan, mislanya muslim dan non muslim duduk selama satu jam,” ujar salah seorang delegasi Muslim Australia, Anam Javed kepada Republika.co.id saat didampingi Koordinator Program MEP, Rowan Gould di Jakarta, Jumat (16/3).

Muslimah berhijab ini mengatakan, selama kegiatan tatap muka satu lawan satu itu dilakukan, setidaknya ada sekitar 50 orang yang hadir. Menurut dia, kegiatan dalam kemasan yang lebih besar juga pernah digelar di Galeri Nasional Victoria selama tiga hari berturut-turut dan diikuti kurang lebih 300 orang yang terdiri sari muslim dan non muslim.

“Dan itu yang muslimnya itu dari berbagai latar belakang, ada yang pakai hijab, ada juga yang tidak pakai,” ucap Anam yang juga menjabat sebagai sekretaris Islamic Council of Victoria.

Anam melanjutkan, saat diskusi sambil minum kopi tersebut, non muslim bebas bertanya tentang apapun terkait agama Islam. Dengan duduk sambil minum kopi, non Muslim yang penasaran dengan Islam juga akan merasa aman. “Kegiatan ini (di Galeri Nasional Victoria juga sempat menjadi viral karena kami juga promosi lewat sosmed, ada televisi yang meliput juga, dan ini tetap berlangsung,” kata Anam.

Selain itu, Guru Eltham High School ini menambahkan, aktivis Muslim Australia juga mengadakan berbagai kegiatan lainnya, seperti Nasional Mosque Open Day yang digelar setidaknya dua kali dalam setahun. “Jadi kita membuka pintu untuk semua orang dari mana saja untuk datang, dan belajar terkait masjid, apa yang dilakukan di sini, shalat itu apa, rukun Islam itu apa, azan bagaimana, dan seterusnya,” kata Anam.

“Jadi itu sangat besar dampaknya, sehingga mengubah kehidupan mereka (non muslim), yang sebelumnya takut ternyata Islam tidak seperti mereka bayangkan,” imbuhnya.

 

REPUBLIKA

Amalan Saleh jadi Pembela Orang-Orang Mukmin di Alam Kuburnya

Alam kuburnya diluaskan seluas tujuh puluh hasta. Dia mendapat cahaya di sana, lalu tubuhnya dikembalikan kepada asal mulanya.

 

Melalui Abu Hurairah r.a., Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya bila seseorang telah diletakkan di dalam kuburnya, ia mendengarkan suara sandal saudara-saudaranya saat mereka meninggalkannya. Jika ia seseorang mukmin maka shalat akan berada di atas kepalanya, puasa berada di samping kanannya, zakat di samping kirinya, perbuatan baik berupa sedekah, shalat sunnah, perbuatan makruf dan berbuat baik kepada manusia berada di ujung kakinya.

Lalu ia didatangi dari sisi atas, maka shalatnya berkata, “Tidak ada jalan dari arahku.” Lalu ia didatangi dari sisi kanan maka puasanya berkata, “Tidak ada jalan dari arahku.” Lalu ia didatangi dari sisi kiri, maka zakatnya berkata, ”Tidak ada jalan dari arahku.” Lalu ia didatangi dari sisi bawah maka perbuatan baiknya yang berupa sedekah, shalat sunnah, perbuatan makruf dan berbuat baik kepada manusia berkata, ”Tidak ada jalan dari arahku.”

Kemudian dikatakan kepadanya, “Duduklah! Ia pun duduk dan matahari telah dinampakkan kepadanya seakan-akan hampir terbenam, lalu ditanya, ’Tahukah kamu siapakah orang yang bersama kamu itu?Apa pendapatmu mengenai dirinya? Apa kesaksianmu atas dirinya? Orang itu menjawab, “Biarkanlah aku mendirikan shalat.” Mereka menjawab, ”Sesungguhnya kamu akan mendirikannya, akan tetapi jawablah pertanyaan kami, tahukah kamu siapakah orang yang bersama kamu itu? Apa pendapatmu mengenai orang itu? Dan apa kesaksianmu atas orang itu?’

Ia menjawab, “Ia adalah Muhammad, Aku bersaksi bahwa ia adalah utusan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, ia telah datang dengan kebenaran dari Allah.” Kemudian dikatakan kepada orang itu, “Atas hal itu kamu hidup, atas hal itu kamu mati dan dengan itu Insya Allah kamu akan dibangkitkan.” Seraya dibukakan satu pintu dari pintu-pintu surga, ia diberitahu, “Inilah tempatmu di dalam surga, dan segala hal yang telah Allah sediakan untukmu.”

Ia pun senang dan gembira. Lalu dibukakan untuknya satu pintu dari pintu-pintu neraka dan ia diberitahu, “Inilah tempatmu dan segala hal yang telah Allah sediakan untukmu jika engkau bermaksiat kepada Allah.” Ia pun bertambah senang dan gembira.

Kemudian kuburnya diluaskan seluas tujuh puluh hasta. Ia mendapat cahaya di sana, lalu tubuhnya dikembalikan kepada asal mulanya, bentuknya dijadikan bentuk yang indah, yaitu burung yang memakan tanaman surga, dan itulah yang telah Allah Subhanahu Wa Ta’alafirmankan,

Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (QS. Ibrahim: 27)

Sedangkan untuk orang kafir, jika ia didatangi dari sisi atas, di sana tidak ada apa-apa. Ketika didatangi dari sisi kanan, di sana tidak ada apa-apa. Ketika didatangi dari sisi kiri, di sana tidak ada apa-apa. Dan ketika didatangi dari sisi kaki, di sana tidak ada apa-apa.

Kemudian ia diperintahkan, “Duduklah! Ia pun duduk dengan gemetar ketakutan, kemudian ia ditanya, ”Apakah kamu tahu orang yang ada sebelum kalian itu (Nabi Muhammad SAW)? Ia balik bertanya, ”Orang yang mana? Bahkan ia tidak tahu namanya. Kemudian ia diberitahu, ”(Namanya) Muhammad.” Orang itu menjawab, ”Aku tidak tahu, aku hanya mendengar orang-orang mengatakan sesuatu, aku pun mengatakan hal serupa.”

Dikatakan kepada orang itu, “Atas hal itu kamu hidup, atas hal itu kamu mati dan dengan itu insya Allah kamu akan dibangkitkan.” Seraya dibukakan satu pintu dari pintu-pintu neraka, ia diberitahu, ”Inilah tempatmu di dalam neraka, dan segala hal yang telah Allah sediakan untukmu.” Ia pun sedih dan menyesal.

Lalu dibukakan untuknya satu pintu dari pintu-pintu surga dan ia diberitahu, “Inilah tempatmu dan segala hal yang telah Allah sediakan untukmu jika engkau taat kepada Allah.” Ia pun bertambah sedih dan menyesal. Kemudian kuburnya disempitkan hingga tulang-tulang rusuknya saling bersilang. Itulah kehidupan yang sempit yang telah Allah sebutkan dalam firman-Nya,

Maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghidupkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Taha: 124)

Dalam riwayat lain terhadap orang saleh disebutkan, “Orang itu akan didatangi di dalam kuburnya, ketika ia didatangi dari sisi kepala, bacaan Al-Qur’annya membelanya. Ketika didatangi dari arah tangan, sedekah membelanya dan ketika didatangi dari sisi kaki, perjalanannya ke masjid membelanya.”

 

Sudirman STAIL (Sumber buku: Ada Apa Setelah Mati, penulis: Husain bin Audah Al-Awayisyah.

HIDAYATULLAH

 

 

Cinta Kasih Ibu Dapat Tumbuhkan Kecerdasan Emosional Anak

PENDIDIKAN yang baik dan benar adalah pendidikan yang mampu membentuk kepribadian anak dengan ciri-ciri, di antaranya, sebagai berikut:

  • Pemberani
  • Penyabar
  • Penyantun
  • Hormat, tunduk, dan patuh kepada kebenaran
  • Menjauhi kezaliman dan mengembangkan keadilan
  • Berbakti kepada orang tua
  • Tunduk dan patuh kepada perintah Allah Subhanalah Wa Ta’ala
  • Mencintai sesama makhluk Allah Subhanalah Wa Ta’ala

Pendeknya, pendidikan anak yang baik dan benar adalah pendidikan yang dapat membentuk kecerdasan dan kesholehan pada diri anak. Pertanyaan yang muncul dari sini adalah: pendidikan yang berlandaskan apakah pendidikan yang dapat membentuk kecerdasan dan keSholehan pada diri anak?

Saya tidak memiliki jawaban yang lain untuk menjawab pertanyaan di atas, kecuali jawaban Islam. Hanya paradigma. Islamlah yang akan mampu membentuk pribadi anak menjadi cerdas dan sholeh. Saya tidak menemukan konsep lain, ideologi lain, isme lain, atau teologi lain yang dapat membentuk kepribadian anak itu menjadi cerdas dan sholeh. Sebaliknya, konsep, ideologi, isme, atau teologi lain justru seringkali membentuk kepribadian anak yang timpang:

  • Anak menjadi cerdas tetapi sekaligus rusak akhlaknya.
  • Atau anak menjadi sholeh tetapi bodoh.
  • Atau anak menjadi tidak sholeh sekaligus menjadi tidak

 

Pendidikan model Barat, misalnya, adalah pendidikan yang menghasilkan anak cerdas tetapi rusak akhlak atau moralitasnya sehingga Anda jangan heran apabila melihat anak-anak Barat demikian brilian otaknya, tetapi sekaligus demikian ‘brilian’ dalam mengumbar nafsu syahwat. Model yang seperti ini tidak akan pernah terjadi apabila orang tua menerapkan pendidikan berparadigma Islam sebab tujuan pendidikan Islam adalah membentuk anak menjadi cerdas sekaligus sholeh.

Pertanyaannya, bagaimana wujud pendidikan yang demikian itu pada anak, khususnya yang harus dilakukan oleh seorang ibu? Di sini, saya hanya akan memfokuskan pembahasan pada tanggung jawab dan kewajiban seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya.

Islam mengajarkan bahwa tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak itu terbagi menjadi empat, yakni:

  • merawat
  • mengasuh
  • mendidik
  • membelajarkan

Karena ibu adalah perempuan, sedangkan perempuan memiliki kecenderungan yang amat besar dalam cinta, kasih, dan sayang, dan kecenderungan yang demikian ini sudah sepantasnya diberikan kepada anak-anaknya, maka tugas pendidikan yang paling penting dan pokok dilakukan oleh ibu adalah merawat dan mengasuh anak-anaknya. Tugas ini paling sesuai dengan eksistensi ibu sebagai seorang perempuan. Tugas ini pula yang paling sesuai dengan unsur kedekatan kepada anak-anaknya.

Lihatlah hubungan seorang ibu dan anaknya. Ibu memiliki rahim. Dalam rahim tersebut ibu mengandung anaknya selama kurang lebih sembilan bulan sepuluh hari. Selama itu, si ibu tidak pernah berpisah sedikit pun dengan anak yang dikandungnya. Lalu si ibu ini melahirkan dan menyusui. Semua ini telah membawa hubungan dan ikatan eimosional, spiritual, dan intelektual yang amat dekat dengan anaknya. Oleh karena itu, dalam masa-masa seperti ini, si ibu haruslah memberikan perawatan dan pengasuhan kepada anak-anaknya.

Saya mengatakan kepada Anda bahwa hanya ibu yang mampu memberikan perawatan dan pengasuhan yang baik kepada anak-anaknya. Seorang ayah pun sesungguhnya bisa melakukan hal ini. Namun, seorang ayah terlalu lemah dalam masalah-masalah yang seperti ini jika dibandingkan dengan seorang ibu. Dengan kata lain, kelebihan yang dimiliki oleh semua ibu jika dibandingkan dengan kelebihan yang dimiliki oleh seorang ayah adalah dalam memberikan perawatan dan pengasuhan terhadap anak-anaknya.

Sebagai seorang ibu, Anda haruslah memberikan rawatan dan asuhan yang sebaik-baiknya kepada putra dan putri Anda. Perhatikanlah pertumbuhan dan perkembangan anak Anda. Jaga kesehatan fisiknya. Jaga pula kesehatan mental dan spiritualnya.

Dalam masa-masa melaksanakan tanggung jawab pendidikan ini, Anda harus terus mengembangkan sifat-sifat khas Anda sebagai seorang perempuan:

  • sabar
  • lembut
  • penyayang
  • santun
  • cinta kasih

Anda harus mengembangkan sifat-sifat ini, sebab sifat-sifat ini akan membuahkan kecerdasan emosional pada anak Anda sebagai ladang yang akan ditanami oleh nilai-nilai spiritual. Anda tidak usah mencontoh ibu-ibu yang bersikap keras, kasar dan tidak sabar yang seringkali banyak kita jumpai.

 

 

*/Muhammad Muhyidindikutip dari bukunya Bangga Menjadi Muslimah

HDAYATULLAH

Orang Terkaya dan Orang Tak Kaya

ORANG terkaya nomor 1 di dunia saat ini adalah Jeff Bezos. Kekayaannya berjumlah 112 miliar dollar, setara dengan 1.540 triliun rupiah. Wow sekali, bukan?

Orang terkaya nomor 2 adalah Bill Gates. Dia turus dari peringkat pertama yang dipertahankannya selama 18 kali. Kekayaannya kini adalah sejumlah 90 miliar dollar, setara dengan 1.238 triliun rupiah. Wow, juga bukan?

Orang terkaya nomor 3 adalah Warren Buffet dengan harta sejumlah 84 miliar dollar, setara dengan 1.155 triliun rupiah. Masih di atas seribu triliun. Jadi Wow, juga bukan?

Tak usah terkaget-kaget. Ada kabar yang membuat kita yang tak punya banyak harta tersenyum bangga karena memiliki kesamaan dengan orang terkaya itu. Ternyata, mereka juga bernafas dengan paru-paru menghirup udara bumi yang sama dengan kita.

Ternyata, saat mereka tidur, mereka juga pejamkan mata. Ternyata, mereka makan juga melewati mulut, tidak langsung masuk sendiri ke dalam perut. Ternyata, mereka kencing dan buang air besar lewat jalur yang sama dengan kita. Lalu, apa yang membedakan mereka dengan kita? Angka jumlah hartanya saja bukan?

Mereka tersenyum sama dengan kita, melengkungkan bibir ke atas. Dan banyak pula kesamaan yang lain. Satu hal saja yang perlu kita catat tebal-tebal: “Yang tak kaya di dunia, jangan sampai di akhirat juga tak kaya. Yang kaya di dunia, jangan sampai tak kaya di akhirat.” Bagaimana caranya? Jaga iman dan amal shalih.  [*]

 

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi 

INILAH MOZAIK

Mengumbar Amal Saleh di Sosmed Membuka Pintu Setan

BAGAIMANA sikap kita terhadap yang suka mengumbar amal lewat sosial media, wajibkah kita langsung menasihatinya, bagaimana metodenya? Fitrah manusia, kalau berbuat dosa tidak ingin orang lain tahu.

Mengunggah di sosial media sedang berbuat maksiat, tidak ada! Yang ada lagi umroh, yang ada sedang hadir kajian ustadz syafiq. Tapi hati-hati tujuan teman kita mengumbar amal itu, apa? Karena Allah jalla jalaluh mengatakan:

Kalau kalian sedekah terang-terangan itu baik, asalkan niatnya ikhlas lillahi taala. Tapi kalau kalian sedekah sembunyi-sembunyi, tidak ada orang lain yang tahu. Itu lebih baik. Kalian kasih kepada fakir miskin tanpa orang tahu itu lebih baik.

Karena ketika kita mengumbar amal saleh kita, kita membuka pintu buat setan, kita buka pintu untuk riya. Tapi kalau kita sembunyikan, setan mau ngerusak dari mana? Tidak bisa.

Kadang kala kita salat malam, sendirian tidak ada yang tahu. Pagi-pagi sahabatnya melihat dan berkomentar kenapa matanya merah.

Kemudian menjawab, “Oh iya saya semalam salat dari jam satu sampai jam tiga.” Masya Allah. Salat malam tidak perlu dibicarakan, tidak perlu.

Ada orang sedekah duitnya habis. Ente kok duitnya habis? Naam kenapa ya habis duit ana. Begitulah orang yang saleh (sambil senyum) Masya Allah!

 

[Ustaz Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA]

INILAH MOZAIK

Panah, Olahraga yang Dianjurkan Rasulullah

Sebagai salah satu cabang olah raga modern, panahan me mang tak sepopuler sepakbola, bulu tangkis, atau bola basket. Namun, bagi umat Islam, panahan menempati posisi yang istimewa karena merupakan salah satu olahraga yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW bersabda, `’Ajarilah anak-anak kalian berkuda, bere- nang, dan memanah. (HR Bukhari dan Muslim). Sementara, dalam kesem- patan lain, Rasullullah bersabda, `’Lem parkanlah (panah) dan tung- gangilah (kuda).”(HR Muslim).

Pada masa Rasulullah dan Khulafa ar-Rasyidin, memanah menjadi sarana penting untuk berperang. Seseorang yang memiliki keahlian memanah pada masa itu, dapat memberi sumbangsih besar kepada kaum Muslimin dalam memetik kemenangan di berbagai medan perang.

Dalam kisah yang lain, kepiawaian memanah diyakini menjadi kunci kemenangan pasukan yang dipimpin Sultan Muhammad Alfatih saat berjuang merebut Konstatinopel pada abad ke- 14. Dalam operasi penaklukan itu, pasukan Sultan Muhammad terlebih dahulu berenang mengarungi Selat Bosphorus, kemudian berkuda sembari melepaskan ribuan anak panah untuk mengobrak-abrik pasukan musuh. Akhirnya, kemenangan pun diperoleh.

Pada masa ketika bangsa Eropa masih terseok dalam Era Kegelapan, peradaban Islam sudah berhasil men- ciptakan beragam pencapaian, baik di bidang budaya, ilmu pengetahuan, serta seni. Bahkan, para ulama Arab sudah menyelidiki berbagai aspek dari ilmu farmasi, psikoterapi, hingga astronomi.

Begitu pula dalam hal memanah. Sejak lama, para ilmuwan Islam menga takan bahwa memanah merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang dapat dikembangkan dan dipelajari lebih jauh agar membawa hasil yang lebih baik dan sempurna. Banyak bukti menunjukkan, kegiatan memanah sudah ada sejak masa penyebaran Islam.

Salah satunya adalah keterangan dalam sejumlah teks yang menun- jukkan adanya pembahasan mengenai panahan, baik yang digunakan dalam peperangan maupun olahraga. Ini bukanlah hal yang mengejutkan karena memanah sudah tertanam dalam budaya Islam. Nabi Muhammad pun merupakan sosok yang andal dalam memanah. Bahkan, di Istana Topkapi, Istanbul, Turki, tersimpan tiga buah anak panah yang diyakini milik Nabi Muhammad.

 

REPUBLIKA

Hikmah di Balik Olahraga Sunnah

Olahraga memanah dan berkuda kini sedang digemari oleh masyarakat, terutama di per kotaan. Selain bertujuan untuk kesehatan, olahraga ini juga sebagai anjuran sunah Nabi. Oleh karena itu, banyak komunitas memanah dan ber kuda didirikan atas dasar untuk meng ikuti sunah. Dengan niat yang sama, para Muslimah pun giat berenang di kolam-kolam khusus Muslimah dengan burkini.

Direktur Pusat Kajian Hadis Jakarta KH Ahmad Lutfi Fathullah membenarkan bahwa olahraga memanah dan berkuda merupakan anjuran sunah. Selain dua itu, olahraga gulat dan berenang termasuk juga yang dianjurkan. Namun, kata dia, tidak banyak hadis yang menjelaskan tentang olahraga sunah tersebut.

Menurut Kiai Lutfi, Rasulullah memiliki kemampuan berpacu sangat baik. Ke mampuannya hampir tidak ada yang dapat mengalahkannya. Di samping itu, Rasulullah sering mengadakan lomba memanah. Pada zaman Nabi, berkuda, memanah, gulat, dan berenang belum menjadi aktivitas olahraga seperti saat ini. Kalau duluuntuk seleksi. Bukan olahraga, ujar Kiai Lutfi kepada Republika.co.id, belum lama ini.

Situasi dan kondisi waktu itu yang kerap terjadi peperangan membuat Rasulullah dan pasukannya agar selalu bersiap diri. Pasukan dipersiapkan oleh Nabi untuk menghadapi kebutuhan sosial saat itu. Kala itu, setiap orang dimana pun berada harus siap ber pe rang.

Karena itu, ia mengungkapkan, Rasulullah sangat sering mengadakan lomba gulat dibandingkan memanah, berkuda, dan berenang. Setelah itu, ketika melakukan perjalanan, sering kali mereka berpacu berebut siap yang paling cepat.

Lewat kemampuan berpacu, utusan pengirim berita dan prajurit berkuda bisa mengirim pesan dengan cepat. Mereka semua bisa berkuda nanti siapa yang paling cepat dia akan naik menjadi pra- jurit berkuda, mengirim berita kan harus pandai menggunakan kuda, kata Lutfi.

Olahraga sunnah tersebut, kata dia, mempunyai makna sangat tinggi. Ia tidak hanya sebatas kegiatan berkuda, memacu, bergulat, dan berenang, tapi ada hubungannya dengan makna kehidupan sehari-hari. Kiai Lutfi mencontohkan terkait dengan olahraga berkuda. Menurut dia, berkuda pada zaman Nabi, dalam prak tik kehidupan saat ini bisa dimaknai se bagai mengendarai kenda raan. Bergulat yaitu untuk menjaga diri.

Kemudian memanah, kata dia, mempunyai makna untuk menyerang apabila mendapatkan serangan. Dari memanah seseorang bisa mendapatkan pelajaran fokus dalam menjalani kehidup an. Misalnya, apabila bercita-cita men jadi pemain sepakbola maka harus fokus berlatif sepakbola. Berenang ya mengarungi kehidupan. Kehidupan kan banyak cobaannnya. Bisa tenggelam. Kalau berenang nggakada yang mundur, semua maju. Ketika hidup jangan sam pai mundur. Ujungnya berenang pulau atau target. Hidup harus ada target,kata Lutfi.

 

REPUBLIKA

Wahai Tamu Allah, Yuk Mulai Jaga Stamina dari Sekarang

Tidak terasa kurang dari tiga bulan lagi musim haji dimulai. Rasanya seperti baru kemarin saya menginjakkan kaki di Tanah Suci untuk bertugas sebagai peliput haji di Media Center Haji (MCH) 2017.

Selama 74 hari saya menghabiskan waktu di Madinah dan Makkah. Sebagian besar waktu memang dihabiskan di Madinah dimana saya ditugaskan. Kami (tim MCH Madinah) hanya menyambangi Makkah selama 14 hari jelang dan usai puncak haji.

Berbagai persoalan seputar pelaksanaan haji saya saksikan dan alami sendiri. Persoalan itu mulai dari keberangkatan, imigrasi, penginapan, konsumsi hingga kesehatan jamaah haji.

Sebagian besar jamaah haji Indonesia memang berusia lanjut. Tahun lalu, sebagian besar jamaah haji Indonesia yang berangkat didominasi usia 51-60 tahun (71.054 orang).

Hal itu karena waktu tunggu jamaah haji yang sangat panjang, bahkan hingga puluhan tahun. Menabung bertahun-tahun dan ketika sudah tiba waktut berangkat, kondisi fisik sudah menua.

Ibadah haji sejatinya adalah ibadah fisik. Bayangkan, satu putaran tawaf di lantai satu dan dua mataf Masjid Al Haram berjarak satu kilometer. Artinya, jamaah harus menempuh jarak sedikitnya tujuh kilometer.

Setelah itu dilanjutkan dengan prosesi mengenang gerak Siti Hajar yang berlari kecil antara Bukit Safa dan Marwah. Tujuh kali bolak-balik, jamaah harus berjalan hingga paling tidak tiga kilometer. Hanya prosesi di Masjid Al Haram saja jamaah harus menempuh 11 kilometer.

Ketika akan dan sesudah melontar jumrah juga dijalani dengan berjalan kaki karena lalu lintas Makkah sangat padat, bahkan berhenti. Satu-satunya cara adalah dengan berjalan kaki.

Fisik yang kuat dibutuhkan jamaah ketika harus bolak-balik dari hotel menuju Masjid Nabawi di Madinah untuk mengerjakan shalat lima waktu. Waktu tempuh dari hotel ke Nabawi relatif pendek, hanya beberapa ratus meter. Paling jauh jamaah menginap satu kilometer dari Nabawi. Itu pun disediakan bus.

Kondisi berbeda di Makkah dimana jarak dari Masjid Al Haram dengan penginapan jauh. Karena itu harus menggunakan bus shalawat. Begitu juga di Arafah dan Mina.

Belum lagi acara mampir di pertokoan. Jamaah tentu berkeliling dari satu toko ke toko lainnya.

Semua itu dijalani jamaah haji di tengah cuaca gurun yang panas dan kering. Benar-benar menguras fisik. Karena itulah sangat penting bagi calon jamaah haji menjaga kondisi fisiknya agar selalu prima.

Bagi yang jarang atau mungkin tidak pernah berolahraga, bangunlah di pagi hari usai shalat subuh dan mulai biasakan diri berjalan kaki. Mulailah dengan jarak dua hingga tiga kilometer. Seiring waktu, jarak tempuh bisa ditambah hingga lima kilometer setiap hari.

Saya sendiri merasakan bagaimana lelahnya menjalankan berbagai prosesi haji. Bagi saya prosesi yang sangat menguji fisik adalah saat akan melontar jumrah.

Mulai dari hotel, saya dan teman-teman harus berjalan kaki menuju jamarat karena jalanan macet total. Melewati terowongan Mina sepanjang tiga kilometer juga menjadi tantangan tersendiri.

Di sini jamaah tidak diperkenankan beristirahat atau duduk-duduk di pinggir jalan karena akan mengganggu mobilitas jamaah lain. Tak heran tahun lalu, banyak jamaah yang ‘tumbang’. Tentu dipengaruhi sejumlah faktor lain, karena ada jamaah sakit yang saya temukan mengaku tidak makan sebelum melontar jumrah.

Selain latihan jalan dengan rutin, umumnya empat hingga lima kali sepekan, jaga juga pola makan. Makanlah makanan bergizi. Perbanyak serat dari sayur dan buah-buahan. Kurangi kegiatan yang tidak perlu dan istirahat cukup.

Calon jamaah harus mengontrol dan memeriksakan kesehatannya secara teratur sebelum keberangkatan. Mumpung masih ada waktu, cek ke Puskesmas sehingga pengobatan optimal. Apalagi khusus tahun ini, jamaah yang akan melunasi biaya perjalanan naik haji diharuskan menyerahkan surat keterangan sehat dari dokter rumah sakit. Calon jamaah juga harus memiliki BPJS Kesehatan.

Itulah sekelumit gambaran betapa ibadah yang didamba-dambakan setiap Muslim butuh ketangguhan fisik. Tak perlu khawatir dan tak perlu terlalu dipikirkan apalagi hingga stres. Selama Anda rajin berlatih fisik, Anda akan baik-baik saja.

 

Oleh: Ani Nursalikah*

Penulis adalah Redaktur Republika.co.id

Ekspatriat di UEA Tertarik dengan Keluhuran Islam

Dalam beberapa waktu terakhir, Kota Dubai di Uni Emirat Arab (UEA), telah menjadi saksi atas beralihnya keyakinan ribuan kaum ekspatriat di negeri itu kepada Islam. Sepanjang kuartal pertama tahun ini saja, ada lebih dari 500 orang yang menyatakan syahadat di kota tersebut. Yang lebih meng agumkan lagi, para mualaf itu berasal dari 200 negara yang berbeda.

Mereka tersentuh oleh ajaran belas kasih Islam yang menghormati keberadaan semua budaya dan agama. “Hebatnya lagi, beberapa di antara mereka ada pula yang memutuskan menjadi mualaf setelah mendengar alunan merdu suara azan,” ujar Kepala Bagian Bim bingan Rohani Departemen Agama UEA Yusra al-Gaood, seperti dikutip Khaleej Times, awal pekan ini.

Banyaknya kalangan ekspatriat yang menjadi mualaf di kota itu tidak bisa dilepaskan dari kerja keras yang dilakukan Departemen Amal dan Urusan Islam Dubai (IACAD) Menurut al-Gaood, lembaga tersebut selama ini memang giat menggelar berbagai program dakwah Islam kepada masyarakat Dubai, termasuk kaum pendatang.

Belum lama ini, lebih dari 6.000 orang berbon dong-bondong mengunjungi pusat kebudayaan Islam yang ada di kota ini untuk mengikuti kuliah Islam. “Sebagian besar di antara mereka justru berasal dari kalangan non-Muslim,” kata al-Gaood.

Kepala Seksi Pembinaan Mualaf IACAD Huda al-Kaabi menuturkan, lembaganya menye lenggarakan program dakwah tahunan yang mengusung tema ‘Jika Anda Mengenalnya, Anda akan Mencintainya’. Lewat program tersebut, para peserta diperkenalkan dengan nilai-nilai luhur kepribadian Rasulullah SAW.

“Alhamdulillah, lewat program ini, banyak orang yang berhasil mendapat pencerahan sete lah mengetahui keagungan akhlak yang dimiliki Nabi Muhammad SAW,” ungkap al-Kaabi.

Meningkat

Tahun ini bukan pertama kalinya kaum ekspatriat di UEA berduyunduyun memeluk Islam. Sepanjang 2013 saja, ada 2.115 warga asing yang menjadi mualaf di negeri tetangga Arab Saudi itu. Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun sebe lumnya, yaitu sebanyak 1.907 mualaf. Seme nt a r a , jumlah ekspa triat yang ma suk Islam di UEA pada 2011 d i laporkan hanya 1.380 orang. Angka t e r s e b u t sedikit menu run di ban ding kan dengan 2010 yang jumlahnya 1.500 orang.

Banyaknya warga asing di UEA yang beralih menjadi Muslim, sekaligus menunjukkan tingginya preferensi kaum pendatang di negeri itu terhadap Islam dibandingkan kawasan lain dunia.

Para mualaf biasanya tertarik kepada Is lam karena agama ini mengajarkan rasa belas kasih, rasionalitas, dan kesetaraan bagi semua ma nusia. “Mereka juga menyadari bahwa Islam adalah agama yang damai dan sangat menjunjung tinggi toleransi,” ujar al-Kaabi lagi.

 

REPUBLIKA

Semua Hari Baik, Hiraukan Keyakinan Sial

ABU Hurairoh pernah menceritakan sebagaimana disebutkan dalam riwayat Imam Ibnu Majah, beliau mengatakan:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyukai bersikap optimis yang baik dalam setiap keadaan.”

Termasuk ketika orang punya rencana maka dia dianjurkan untuk optimis dalam melakukan rencananya selama rencana yang dia lakukan adalah sesuatu yang halal, apalagi ini pernikahan yang itu sangat diajurkan dalam Islam.

Dan beliau membenci thiyaroh (berkeyakinan sial) karena hari tertentu atau karena bulan tertentu atau karena peristiwa tertentu dan thiyaroh dalam Islam hukumnya syirik sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Ibnu Masud, Rasulullah pernah mengatakan:

“Thiyaroh itu syirik, thiyaroh itu syirik (diulangi oleh Nabi sebanyak 3 kali)”

Dan kita sebagai kaum muslimin tentu saja sangat tidak diperkenankan untuk berkeyakinan sial dengan adanya hari tertentu atau keyakinan sial karena wathon, apalagi karena kemudian pengaruh hitung-hitungan ada hari pasaran (kliwon, pahing, dst) yang itu sama sekali tidak pernah dikenal dalam Islam dan itu ketahui bahwasanya perhitungan semacam ini adalah warisan dari budaya Hindu atau budaya animisme atau agama paganisme sebelum adanya Islam di Indonesia.

Karena itu tidak selayaknya bagi kaum muslimin ikut-ikutan dengan melibatkan diri mempercayai hitung-hitungan semacam itu yang ini dinamai dalam Islam yang disebut oleh Nabi dengan thiyaroh.

Kemudian apakah harus mencari hari baik? Jawabannya semua hari baik, sebagaimana tadi katakan Beliau menyukai sikap optimis yang baik.

Jadi anggap semua hari yang ada dalam hari-hari anda untuk menikah adalah hari yang baik, namun kembali pada masalah hari apakah yang paling tepat bagi saya untuk menikah? Ini mungkin anda perlu pertimbangkan siapa yang harus akan anda undang, kemudian siapa saja yang harus dilibatkan dalam pernikahan tadi sehingga perlu memperhatikan kapan hari yang paling cocok untuk mereka bisa kumpul, semacam ini diperbolehkan kembali pada masalah tradisi dan adat manusia.

Misalnya dia memilih hari libur kalau ditempat kita hari sabtu atau ahad, kalau mungkin di negara yang lain dia mempunyai hari libur yang berbeda di persilahkan dia boleh memilih hari libur yang lainnya. Hanya saja ada bulan yang kita di anjurkan melakukan pernikahan, menurut sebagian ulama adalah bulan syawal, berdasarkan keterangan dari Aisyah sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Muslim, beliau mengatakan:

“Rasulullah menikahiku di bulan syawal dan beliau tinggal bersamaku karena setelah nabi menikah beliau tidak langsung hidup satu rumah namun berpisah.”

Dan nabi baru tinggal bersama Aisyah juga di bulan syawal di tahun berbeda artinya ada unsure kesengajaan dimana nabi, memulai kehidupan baru beliau di bulan syawal dan kata para ulama alasan nabi memilih bulan syawal untuk mengawali kehidupan berkeluarga adalah dalam membantah keyakinan orang-orang musyrikin yang mereka beranggapan bulan syawal adalah bulan sial karena bagi masyarakat arab, syawal adalah bulan pantangan untuk pernikahan.

Sehingga bagi mereka syawal dihindari untuk melakukan pernikahan membangun keluarga. Termaksud mengawali kehidupan rumah tangga dan nabi melakukan ini dalam rangka membantah mereka. Kaena itu bisa kita qiyaskan dalam konteks sekarang misalnya ada di antara kita yang tinggal di sebuah daerah.

Daerah itu ada bulan tertentu yang ia anggap sebagai bulan pantangan untuk menikah, kalau mungkin di yogja ada bulan syura, Kemudian di jawa timur ada bulan dzulqodah yang mereka sebut bulan selo itu singkatan dari selai olow. Kemudian mereka meyakini ini bulan pantangan untuk nikah.

Maka salah satu di antara yang dianjurkan kaum muslimin adalah mereka menikah di bulan-bulan semacam ini dalam rangka melawan akidah yang menyimpang yang di miliki oleh masyarakatnya untuk membuktikan.

Tunjukkan bahwasanya saya menikah dan bahagia, tidak terjadi apa-apa tidak terpengaruh dengan bulan ini dianggap sial oleh masyarakat. Wallahu alam.

 

[Ustaz Ammi Nur Baits]