Keajaiban Berpuasa

Salah satu ungkapan yang kerap didengar di bulan Ramadhan ini adalah Shumu Tashihhu/, yang artinya berpuasalah niscaya kamu akan sehat. Ungkapan ini menunjukkan bahwa manfaat puasa bagi kesehatan jasmani sangat besar.

Pimpinan Lembaga Dakwah Kreatif iHAQi, ustaz Erick Yusuf mengatakan, dimensi puasa itu seringkali hanya dipahami hanya mencakup ritual dan ibadah saja, padahal puasa juga menyangkut soal kehidupan sehari-hari, seperti soal kesehatan.

Menurut Ustaz Erick, saat ini sudah mulai banyak penelitian yang mengungkapkan keajaiban berpuasa selama 30 hari penuh selama Bulan Ramadhan. Salah satunya, dengan berpuasa maka akan terjadi detoksifikasi atau proses mengeluarkan racun secara alami dari dalam tubuh.

“Kalau kita berpuasa dimensi fisik atau jasadiyah, kita itu kan sebtulnya mendetok. Ini sudah mulai ada penelitian yang mengatakan bahwa kita memang di dalam puasa satu bulan penuh ini, setiap harinya mendetok,” ujar Ustaz Erick saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (24/5).

Dia mengatakan, dengan berpuasa juga bisa membakar penyakit, sehingga dalam sebuah penelitian tidak ada orang yang menderita penyakit maag lalu kambuh saat berpuasa. “Sakit maag itu justru sembuh dengan berpuasa karena makan dengan teratur, metabolismenya menjadi teratur. Ini hal-hal yang jasadiyah,” ucapnya.

Menurut Ustaz Erick, orang yang sedang berpuasa juga tidak lemah dan tetap memiliki stamina selama Ramadhan. Karena, secara tidak sadar konstelasi alam ketika Bulan Ramadhan juga berubah. “Bukannya kita jadi lemah tetapi justru mempunyai energi tersendiri puasa ini,” katanya.

Ustaz yang akrab disapa Kang Erick ini lalu menceritakan tentang kisah perang Badar, di mana umat Islam menang melawan seribuan pasukan kaum kafir Quraisy. Saat perang itu, umat Islam sedang berpuasa di Bulan Ramadhan.

“Bayangkan berpuasa saat perang, gak makan, dalam logika penalaran itu pasti lemas. Ternyata tidak lemas, karena ada energi Ramadhan,” jelas Kang Erick.

Dijelaskan, ketika pola makan diatur dengan cara berpuasa, justru akan lebih bertenaga. Tidak heran jika ada sejumlah atlet yang ketika bertanding masih dalam keadaan berpuasa. Kang Erick mencontohkan seperti pemain basket asal Amerika, Kareem Abdul-Jabbar dan mantan pemain klub sepakbola Chelsea, Nicolas Anelka.

“Kita lihat juga bagaimana pemain basket, Karim Abdul- Jabbar bepuasa ketika dia bertanding, kemudian Anelka tetap berpuasa. Artinya tidak ada kaiatannya dengan lemah. Jadi, kalau kita agar tetap fit? Itu tinggal mengatur asupannya,” ujarnya.

Di Bulan Ramadhan ini, tambah dia, umat Islam akan diatur untuk makan setiap waktu buka dan sahur. Di waktu ini, menurut Ustaz Erick, harus mengonsumsi makanan yang bisa menyeimbangkan gizi.

“Nah keseimbangan gizi inilah yang kemudian perlu kita lihat juga bagaimana sunnah berbuka dengan yang manis, bagaimana memperbanyak makan di sahur, dan tidak memperbanyak makan di waktu buka,” katanya.

 

Kepala pelayanan kesehatan Islamic Medical Servieces (IMS), dr Juni Cahyati mengatakan meskipun dianjurkan untuk mengonsumsi yang manis saat berbuka puasa, tidak baik juga jika dikonsumsi terlalu banyak. Karena itu, dia menganjurkan agar di bulan Ramadhan ini, masyarakat mengonsumsi empat sehat lima sempurna.

“Kalau kita makan manis-manisnya terlalu banyak, maka kalau tidak terbakar semua sebagai sumber energi, gula itu akan masuk ke hati dan oleh hati akan diubah menjadi lemak. Jadi bukannya turun berat badannya tapi malah naik,” jelas dr Juni saat dihubungi lebih lanjut.

Manfaat Puasa di Bulan Ramadhan

Kini kita telah berada di awal bulan suci Ramadhan yang akan kita jalani hingga satu bulan ke depan. Ramadhan selalu membwa berkah tak terkira bagi mereka yang menjalankannya.

Dalam bukunya Buku “Oase Ramadhan: Panduan Sehat Selama Ramadhan “, Dr. Briliantono M. Soenarwo, SpOT, FICS, MD.PhD, MBA, menuliskan Allah selalu memberi janji kepada umatnya yang berpuasa dengan pahala  tiada tara. Selain pahala, kamu juga akan mendapat manfaat lainnya yang belum tentu dirasakan saat hari-hari biasa.

Saat bulan Ramadhan, seseorang akan mencegah dirinya untuk melakukan perbuatan yang tidak baik. Setiap waktu selalu diusahakan untuk mengamalkan perbuatan baik. Hal tersebut berdampak pada hati yang menjadi tenang.

Hati tenang akan membuat fisik lebih sehat, karena penyakit fisik berawal dari kotornya hati dan pikiran.

Melakukan kegiatan positif di bulan Ramadhan akan meningkatkan motivasi diri untuk mencapai apa yang diinginkan. Contih sederhana, seseorang akan berusaha sekuat tenaga untuk bisa menyelesaikan puasa satu bulan penuh. Jika ia tidak memiliki motivasi kuat, pastinya puasa pun berantakan.

Emosi seseorang yang berpuasa akan lebih stabil. Ia akan merasa lebih bahagia dan bersyukur atas apa yang dimilikinya. Tidak ada keluh kesah atas setiap rintangan atau cobaan yang menimpa.

Ramadhan juga membuat seseorang ingat akan akhirat. Manusia berbondong-bondong mengumpulkan pahala untuk bekal di hari akhir. Ramadhan memiliki segudang pahala dibandingkan bulan lainnya yang dapat diperoleh jika mau berusaha.

Mungkin saat bulan biasa, seseorang sering melakukan perbuatan tidak baik. Tetapi, saat bulan suci ini ia akan merasa diawasli sehingga tingkat perilaku buruk pun menuru. Sesungguhnya Allah maha melihat dan mengetahui.

Sesuai janji Allah, jika manusia bersyukur atas apa yang dimiliki, maka Allah akan menambahkan nikmat-Nya kepada manusia. Saat senang atau pun susah, terus lah mengingat Allah. Ia selalu ada di mana pun dan kapan pun untuk menolong hambanya yang taat.

 

REPUBLIKA

Dokter: Puasa Itu Menyehatkan

Berpuasa di Bulan Ramadhan bermanfaat besar bagi kesehatan. Kepala pelayanan kesehatan Islamic Medical Servieces (IMS), dr Juni Cahyati mengatakan, puasa menyehatkan karena tubuh khususnya pencernaan juga perlu diistirahatkan.

“Puasa itu menyehatkan. Jadi kenapa kita disuruh berpuasa, itu sebenarnya kalau dari sisi kesehatan karena kita butuh istirahat, makanya organ tubuh kita juga butuh istirahat,” ujar dr Juni saat dihubungi Republika.co.id, Kamis ( 24/5).

Menurut dia, pada saat berpuasa, sistem penceranaan akan diistirahatkan seharian, sehingga meregenerasi sel dan memperbaiki daya serapnya. Selain itu bisa menurunkan kadar gula darah dalam tubuh.

Dia menuturkan, hampir setahun umat telah memakan segala macam jenis makanan yang juga terdapat zat adiktif yang biasa digunakan sebagai hiasan, pemanis, ataupun pewarna makanan. Padahal, zat tambahan tersebut tidak diperlukan karena juga mengandung racun.

“Itu kan sebenarnya racun untuk tubuh. Itu biasanya akan diakumulasi di jaringan lemak, nah pada saat berpuasa ini akan lebih banyak dibakar lemaknya. Jadi termasuk zat yang tidak berguna atau beracun itu akan turut terbakar,” ucapnya.

Menurut dia, dengan melaksanakan ibadah puasa, semua organ tubuh seperti hati atau ginjal akan melakukan proses detoksifikasi, yaitu proses mengeluarkan racun secara alami dari dalam tubuh. Bahkan, menurut dia, jika ada yang menderita penyakit kencing manis maka gula darahnya akan lebih terkontrol.

“Terus yang gemuk juga gitu. Kalau puasa kan kita tetap boleh berolahraga, sehingga target untuk menjadi lebih sehat dan lebih langsing itu bisa tercapai,” katanya.

Dia mengatakan, sebenarnya berpuasa itu juga membiasakan umat untuk mempunyai pola hidup yang lebih baik dengan makan yang lebih sehat. Selain itu, lanjut dia, di bulan puasa ini, organ tubuh tidak terus mengolah makanan.

“Jadi secara kesehatan ini membantu menyehatkan tubuh kita dan membentuk pola hidup yang lebih baik dan lebih sehat,” jelasnya.

Namun, tambah dia, masih banyak orang yang cara puasanya keliru. Dia mencontohkan seperti anjuran untuk berbuka puasa dengan yang manis-manis. Tapi, justru malah kebanyakan berbuka dengan yang manis-manis. Sudah makan kurma, masih makan es cendol, soda gembira, dan makanan manis lainnya.

“Kalau kita makan manis-manisnya terlalu banyak, maka kalau tidak terbakar semua sebagai sumber energi, gula itu akan masuk ke hati dan oleh hati akan diubah menjadi lemak. Jadi bukannya turun berat badannya tapi malah naik,” kata dr Juni.

Karena itu, dr Juni menganjurkan agar umat Islam tidak berlebihan saat berbuka puasa ataupun saat sahur. Agar stamina tetap terjaga dan tetap bugar, kata dia, umat hendaknya mengonsumi makanan empat sehat lima sempurna dan mengurangi makanan berminyak.

“Makannya juga harus empat sehat lima sempurna. Kalau perlu juga harus konsumsi multivitamin dan kalsium sebagai tambahan suplemen supaya tetap sehat,” ucapnya.

 

REPUBLIKA

Masjid Taj Mahal Ada di Malang

Suasana damai menyelimuti Jalan Raya Karangampel RT 08/02 Desa Karangwidoro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang pada Kamis sore (24/5). Di tengah-tengah hijaunya ladang nampak berdiri tegak sebuah masjid yang belakangan disebut sebagai “Taj Mahalnya Malang”.

Pengunjung Faridah mengungkapkan sebenarnya telah lama mengetahui keberadaan masjid yang bernama Salman Alfarisi tersebut. “Saya kalau ke Batu suka lewat sini karena tidak macet, dan saya lihat pembangunan masjid ini setidaknya dua bulan sekali lewat,” kata perempuan yang menetap di Sawojajar, Kota Malang, Kamis (24/5).

Bersama sang suami, Faridah sengaja berkeliling Malang sambil menunggu waktu buka puasa dengan menggunakan motor. Di tengah-tengah rencananya, dia pun mengunjungi Masjid Salman Alfarisi untuk shalat ashar dan berfoto-foto. Dari pengamatannya, dia tak menampik Masjid Salman Alfarisi sekilas mirip dengan Taj Mahal.

“Bagus tapi kalau mirip sekali atau tidak, ya enggak tahu karena belum pernah ke Taj Mahal yang asli. Saya baru lihat Taj Mahal di foto saja,” tambah perempuan yang berusia 47 tahun tersebut.

Meski sudah tahu keberadaan masjid, penyebutan “Taj Mahal” baru diketahui beberapa hari lalu. Faridah mulai penasaran untuk memasuki Masjid Salman Alfarisi setelah bangunan tersebut dibahas pada komunitas peduli Malang di Facebook. Di komunitas tersebut dibahas adanya bangunan serupa Taj Mahal di Malang.

Meski sangat mengapresiasi masjid ini, Faridah menyarankan pengelola untuk mengembangkannya lebih baik lagi. Dalam hal ini dapat dilakukan apabila pengelola benar-benar bertujuan untuk menjadikan masjid sebagai tempat wisata. Pemandangan di sekitar masjid harus diperbaiki lagi ke depannya hingga dapat menambah kesan keindahan.

Di kesempatan lain, Pengurus Takmir Masjid Salman Alfarisi, Deden Ferry menerangkan, bangunan sudah mulai dibangun sejak 2012 lalu selesai sekitar pertengahan 2017. Bangunan didirikan di lahan kosong dengan ukuran sekitar 1,8 hektare. Sementara luas masjid, dia melanjutkan, sebesar 1.600 meter per segi.

Menurut Deden, tak ada rencana khusus dari pengelola untuk membangun masjid serupa dengan Taj Mahal ini. Desain benar-benar diserahkan pada tim pembangunan masjid. Oleh karena itu, dia tidak mengetahui secara pasti alasan mengapa tim pembangunan memilih desain Taj Mahal.

Deden telah mendengar masjid yang berada di bawah naungan Yayasan Assunah Husnul Khatimah Malang ini disebut-sebut mirip dengan Taj Mahal sekitar 2016 lalu. Tak ada penolakan atau keberatan dari yayasan maupun pengurus masjid. Kondisi ini justru memberikan harapan agar masyarakat sekitar semakin tertarik untuk memakmurkan masjid.

Lokasi masjid memang tak terlalu dekat dengan keramaian atau pemukiman sekitar.Menurut Deden, perkampungan masyarakat berada sekitar 100 sampai 200 meter dari masjid.

Konsep jauh dari keramaian memang sengaja dipilih oleh pengelola. Yayasan pada hakikatnya berencana untuk membangun pondok pesantren bernama Darrussunah untuk lulusan SMA/sederajat di sekitar masjid. Dengan konsep ini, para santri diharapkan dapat semakin konsentrasi dalam mengemban pendidikan Alquran dan bahasa Arab.

“Dan saat ini pembangunannya masih berlangsung,” ujar pria yang kini berusia 34 tahun ini.

Hingga saat ini, dia menambahkan, masjid baru diperuntukkan shalat jamaah untuk lima waktu. Kemudian shalat tarawih dan kajian-kajian, baik selama Ramadhan maupun hari biasa. “Kita belum adakan shalat Jumat di sini,” jelasnya.

Melihat ketertarikan pengunjung pada masjid ini, Deden tak menampik, pengelola memiliki rencana mengembangkan tempat tersebut. Pihaknya ingin masjid tersebut masuk ke dalam wisata religi Malang. Kemudian nantinya dapat dibangun tempat penginapan dan membuat edukasi kegamaan bagi pengunjung.

“Sudah ada rencana ke sana tapi belum dipikirkan format pastinya,” jelasnya.

 

REPUBLIKA

Sering Dilakukan, 7 Kebiasaan Ini Bisa Bikin Puasa ‘Tak Berguna’

Ramadhan bukan hanya tentang “tidak makan apa-apa” tetapi memiliki banyak arti yang akan menguntungkan kamu baik secara fisik maupun rohani. Bukan hanya tentang menjauhi makanan, namun banyak aspek yang akan kamu pahami di bulan suci ini.

Selalu dikatakan jika kamu memiliki pikiran yang sehat maka kamu memiliki tubuh yang sehat. Ramadhan memurnikan pikiran dan jiwa saat kamu bertobat untuk dosa-dosa dan mengendalikan semua keinginan tidak sehat.

Di bulan Ramadhan, kamu punya waktu untuk memurnikan jiwa saat doa kamu didengarkan dengan cepat dan semua dosa dileburkan. Dengan mengendalikan semua keinginan duniawi, kamu lebih dekat dengan Allah SWT.

Kamu jadi tahu arti sebenarnya dari kemanusiaan dan kebahagiaan ketika membantu orang lain dengan menyumbang uang dan makanan. Ramadhan juga akan membuat kamu menyadari penderitaan orang lain yang tidak memiliki uang untuk membeli makanan.

Puasa Ramadhan adalah satu rukun Islam dan tanpa itu kamu tidak bisa disebut Muslim yang baik. Puasa selama ramadhan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.

 

Diantaranya menurunkan gula darah tinggi, menghilangkan kolesterol, menjaga jantung sehat, membersihkan hati dan tubuh. Ada banyak manfaat spiritual juga.

Jiwa dimurnikan dan pikiran dibersihkan dari semua pikiran jahat. Kamu mendekati Allah SWT dan melupakan perbuatan jahat. Ramadhan adalah waktu berkah dan semua setan terikat oleh Allah yang Maha Kuasa sehingga mereka tidak akan mengganggu Ramadhan.

Namun semua manfaat Ramadhan ini tak akan berguna juga kamu masih melakukan kebiasaan ini. Dilansir TribunTravel.com dari laman boldsky.com, 7 kebiasaan yang buat puasa kamu tak berguna.

1. Hindari menatap lawan jenis

Jaga pandangan jika kamu seorang Muslim sejati.

Menatap lawan jenis akan mengisi pikiran dengan hal negatif dan kamu mungkin melakukan dosa.

Khususnya di bulan Ramadhan, yang merupakan bulan berkah, hindari dosa-dosa seperti itu, kamu tidak akan mendapatkan manfaat dari Rozah.

2. Jangan emosi

Ramadhan adalah waktu kesabaran dan menunjukkan kemanusiaan terhadap orang lain.

3. Hindari pakaian yang mengundang nafsu

Dalam Islam, kita harus berpakaian dengan benar demi kesopanan dan itu mencegah para lawan jenis tertarik melihat ke arahmu. Sebab ini juga dapat merusak puasa mereka.

Perempuan harus menutupi tubuh mereka dan kepala dengan benar dan begitu juga laki-laki.

Ini akan melindungi kamu dari mata jahat orang lain dan mencegah anggota pria terpesona oleh pakaian kamu.

4. Jangan makan berlebihan

Ramadhan juga mengajarkan kita bagaimana perasaan orang lain ketika mereka lapar dan lemah sehingga kita bisa tahu betapa sulitnya kelaparan.

Muslim kemudian akan menyadari dan akan bermurah hati terhadap orang miskin.

Jika kamu makan berlebihan, kamu akan kehilangan manfaat itu.

5. Jangan tertawa keras

Tertawa seperti orang gila bukanlah hal yang etis untuk dilakukan.

Nabi Muhammad saw biasanya memberikan senyuman yang indah dan tidak pernah tertawa keras.

ni menambah pesona kepribadian dan mencerminkan kesalehan kamu.

Di bulan Ramadhan jika tertawa keras, puasa Anda makruh (perbuatan tidak suka atau menyinggung).

6. Jangan berniat untuk menurunkan berat badan

Jika niat untuk berpuasa di bulan Ramadhan didasarkan pada motif menurunkan berat badan atau hanya untuk pamer, puasa sia-sia di hadapan Allah.

Niat harus murni dan harus berpuasa demi Allah yang Maha Kuasa dan tidak ada yang lain.

7. Jangan berbohong dan melakukan tindakan setan

Nabi Muhammad saw mengatakan, memfitnah, berbohong senonoh dan berdebat merusak puasa.

Bukhari berkata, “Dia juga mengatakan bahwa kamu tidak perlu meninggalkan makanan atau minuman jika kamu berbohong.

TRIBUNNEWS

 

Mau Bayar Fidyah untuk Ganti Puasa? Begini Caranya

Berpuasa di bulan Ramadan adalah wajib bagi umat Islam. Tetapi ada pula yang diperbolehkan tidak menjalankan kewajiban ini.

Orang yang tidak berpuasa karena suatu hal saat bulan Ramadan bisa menggantinya di lain waktu. Namun bisa pula utang puasa diganti dengan membayar fidyah.

“Orang yang berat baginya berpuasa (QS Al-Baqarah: 184) seperti karena sakit yang tidak ada harapan sembuh, terlalu tua,” kata Direktur Urusan Agama Islam Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Juraidi, kepada detikcom, Senin (21/5/2018).

Ketentuan tentang siapa yang boleh tak berpuasa ada dalam surat Al Baqarah ayat 184. Berikut kutipan terjemahan surat Al Baqarah ayat 184:

(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Direktur Dewan Pakar Pusat Studi Alquran Prof Dr M Quraish Shihab pada Juli 2015 kepada detikcom pernah menjabarkan tentang siapa saja yang boleh mengganti puasa dengan fidyah. Menurut Quraish Shihab, sahabat Nabi bernama Ibnu Abbas memasukkan wanita hamil dan menyusui dalam kategori sesuai Surat Al-Baqarah ayat 184, sebagaimana diriwayatkan oleh pakar hadis Al-Bazzar.

Tetapi ada pandangan lain, kata Quraish, bahwa dalam mazhab Hambali disebutkan bahwa wanita hamil/menyusui tak wajib membayar fidyah, tetapi mengganti puasa. Kemudian menurut mazhab Ahmad dan Syafi’i, jika wanita hamil/menyusui hanya khawatir dengan bayi yang dikandungnya/disusukannya saja maka dia harus membayar fidyah dalam saat yang sama mengganti puasanya. Sedangkan jika khawatir akan dirinya sendiri, maka ibu hamil/menyusui cukup mengganti puasa dan tidak membayar fidyah.

Bagaimana cara membayar fidyah?

Direktur Urusan Agama Islam Kemenag Juraidi menyatakan fidyah dibayarkan dalam bentuk makanan pokok. Ia merujuk pada Surat Al-Baqarah ayat 184.

“Dalam bentuk makanan pokok, ada yang membolehkan diganti dengan uang senilai makan yang bersangkutan satu hari untuk satu fidyah,” tutur Juraidi.

Pembayaran fidyah lebih utama dilakukan dalam bulan puasa sampai sebelum salat Id. Juraidi juga mengatakan pembayaran fidyah bisa dilakukan lewat lembaga yang mengelola zakat.

Diwawancarai terpisah, Deputi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Arifin Purwakananta menjelaskan besaran pembayaran fidyah. Meski besaran fidyah bisa berbeda-beda, Baznas memberikan patokan.

“Secara fikih, dia disebutkan memberi makan kepada orang miskin selama satu hari. Ada orang yang makan sehari dua kali, ada pula yang sehari tiga kali. Sehingga Baznas menetapkan sehari itu dibayarkan ke orang miskin sebanyak Rp 50 ribu,” tutur Arifin.

Baznas dan lembaga pengelola zakat lainnya akan menyalurkan fidyah yang dibayarkan kepada fakir miskin. Menurut Arifin, Baznas memakai standar Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menentukan kategori fakir miskin.

Begini prosedur pembayaran fidyah berupa uang:

1. Menghitung jumlah hari tak puasa
2. Diniatkan untuk membayar fidyah
3. Mendatangi pengelola zakat atau ke kantor Baznas setempat
4. Menyampaikan maksud untuk membayar fidyah ke panitia zakat
5. Panitia zakat akan membaca doa sebagai tanda fidyah telah dibayarkan.

 

DETIK

Startup Indonesia Diajak Ikut Makmurkan Masjid

Dewan Mesjid Indonesia (DMI) mengajak startup-startup di seluruh Indonesia untuk turut memakmurkan dan dimakmurkan masjid lewat program Indonesia Berinovasi. Program ini diluncurkan di acara Ramadhan Jazz Festival di pelataran Masjid Cut Meutia, Jakarta Pusat, Jumat (25/5).

Wakapolri Komjen Syafruddin selaku Wakil Ketua umum DMI mengatakan agar masyarakat dan remaja masjid terus maju dan berinovasi buat Bangsa.

Sesuai gagasan Ketua Umum DMI, Wapres Jusuf kalla, program Indonesia Berinovasi merupakan upaya untuk mendorong lahirnya inovator-inovator, termasuk dari lingkungan masjid serta dalam rangka pengimplementasian “Akselerasi Memakmurkan dan Dimakmurkan oleh Masjid”.

“DMI turut berupaya menggerakkan inovator nasional agar melahirkan startup kebanggaan Indonesia semakin maju inovasinya sehingga akan dapat dilahirkan inovator-inovator lingkungan Masjid yang bermanfaat buat Indonesia,” ujar Komjen Syafruddin di sela-sela acara.

Periode registrasi Indonesia Berinovasi dibuka mulai tanggal 20 Mei 2018 hingga 20 Agustus 2018, kategori Remaja Masjid dan Umum. Para peserta dapat mengunggah pitch deck atau presentasi singkat ke situs http://portal.telkomcloud.co.id.

Selanjutnya, akan terpilih 17 peserta untuk masuk ke tahap development. Para pemenang akan memperoleh; kesempatan sebagai solusi SaaS Nasional, mentoring, aplikasi akan menjadi member pada marketplace portal cloudventure capital, dan social media campaign.

Program Indonesia Berinovasi melanjutkan aplikasi pemberdayaan masjid dan mubalig di seluruh Indonesia pada 2016 lalu, yaitu aplikasi Dewan Masjid. Aplikasi ini juga merupakan gagasan inovasi Jusuf Kalla selaku ketua umum DMI yang menginginkan sebuah aplikasi dapat mencari penceramah secara real-time dan informasi masjid-masjid terdekat untuk memudahkan pengguna untuk beribadah.

Baca juga:

Fitur Cek Visa Umroh di Aplikasi Cek Porsi Haji (Sebarkan ke rekan2 Muslim)

Apa Hukum Puasa Perempuan Yang Tidak Berjilbab

Melalui syari’at yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassallam, Allah Subhanahu Wata’ala mewajibkan kaum perempuan untuk menutup seluruh lekuk dan badannya kecuali kedua telapak tangan dan wajah.

Akan tetapi terkadang timbul di dalam benak kita mengenai pertanyaan apakah hukum puasanya kaum perempuan yang tidak menutup aurat mereka? mantan Mufti Syeikh Ali Jum’ah beserta Lembaga Fatwa Mesir “Darul ifta” pernah membahas persoalan ini beberapa tahun yang lalu

Berikut sepenggalan arsip jawaban mantan mufti Mesir dan Darul ifta mengenai hukum puasa perempuan yang tidak berjilbab?

Pakaian yang menutup aurat adalah wajib hukumnya baik kaum laki-laki ataupun perempuan sesuai dengan syariat yang telah diturunkan Allah Subhanahu Wata’ala kepada Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassallam, yaitu tidak menampakan lekuk tubuh sehingga dapat mengundang syahwat.

Di dalam Islam Allah telah menegaskan bahwa suatu kewajiban tidak akan terpisah dari kewajiban lainnya, seperti orang yang berpuasa tidak akan pernah dibenarkan sama sekali untuk meninggalkan shalat, dan mereka yang shalat dan berpuasa tidak dibenarkan sama sekali untuk tidak memakai pakaian yang sesuai dengan syariat.

Muslimah yang baik adalah mereka yang mendirikan shalat wajib dan berpuasa di bulan suci Ramadhan serta menjaga auratnya. Sedangkan mereka yang tetap mendirikan shalat dan berpuasa tetapi tidak mengenakan jilbab, hanya Allah sendiri yang tahu dan bagaimana mengganjar hamba tersebut.

Akan tetapi janganlah berkecil hati karena kita selalu diperintahkan untuk selalu berhusnudzhon kepada Allah bahwa perbuatan baik kita akan dapat menghapus dosa-dosa kita, dengan syarat membuka lembaran baru dan bertobat nasuha atas segala yang telah dilakukan sebelumnya.

Oleh karena itu bagi kaum Muslimah yang belum menyempurnakan kewajibannya, hendaklah momen bulan Ramadhan menjadi titik tolak untuk selalu menyempurnakan kewajiban-kewajiban yang sebelumnya ditinggalkan. (Almasryalyoum/Ram)

 

ERA MUSLIM


baca juga: 

Usia 18 Tahun, Ibnu Khaldun Telah Kuasai Berbagai Ilmu, Bagaimana Dengan Anak Kita?

Hebat sekali, pada umur 18 tahun Ibnu Khaldun sudah menguasai ilmu keislaman dan umum. Pada umur itu ia juga sudah mandiri dalam belajar dan tidak bergantung kepada seorang guru. Tentunya apa yang dialami Ibnu Khaldun berbeda dengan anak-anak kita saat ini, dimana pada umur sekian masih disibukkan dengan les sana- les sini. Anak-anak kita pun belum mandiri dalam belajar dan masih harus terikat pada seorang guru.

Temuan itu diungkap oleh Dinar Kania Dewi, Kandidat Doktor Pendidikan Islam, dalam Diskusi Sabtuan INSISTS, berjudul Konsep Pendidikan Ibn Khaldun dalam Kitab Muqaddimah (2011).

Ibnu Khaldun (1332 M/732 H) merupakan salah satu ilmuwan besar yang lahir ketika peradaban Islam mengalami ujian berat di Timur maupun di Barat. Bisa dikata Ibnu Khaldun adalah ulama langka. Namanya harum hingga Eropa dan Amerika sebagai asset ilmuwan dunia yang menguasai berbagai jenis keilmuan.

Selain menguasai ilmu hadis dan fiqh, Ibn Khaldun juga menguasai ilmu-ilmu rasional (filosofis), yaitu teologi, logika, ilmu alam, matematika dan astronomi. Selain itu, Ibnu Khaldun juga seorang pendidik.

Berbeda dengan konsep Pendidikan Sekular, Ibn Khaldun berpandangan bahwa kebenaran yang hakiki bersumber dari Allah SWT. “Ibnu Khaldun selalu meletakkan wahyu sebagai premis mayor, bukan premis minor,” kata Dinar.

Dalam kitabnya Muqaddimah, Ibnu Khaldun juga menyoroti problematika pendidikan pada zamannya yang masih relevan hingga saat ini. Menurut Ulama yang pernah menjadi Qadi di Universitas Al Azhar itu, ringkasan yang biasa diperintahkan seorang guru kepada murid adalah salah satu bentuk masalah dalam pengajaran.

“Ini bisa jadi intropeksi juga bagi kita, yang kadang suka baca buku ringkasan, ketimbang buku rujukannya langsung,” sambung Ibu dua anak ini.

Selain itu, beragamnya metode dalam pendidikan menyebabkan pelajar menghabiskan banyak waktu dan energi untuk menguasai berbagai metode yang sebenarnya maknanya satu dan sama. Dinar pun akhirnya mengkritik kebijakan pemerintah yang kerap berganti-ganti kebijakan.

“Saat ini pemerintah kita ganti menteri, ganti kebijakan. Metode pun berbeda-beda dalam pendidikan kita saat ini dari mulai quantum learning, accelerated learning, hipnoparenting dan lain sebagainya.” Kritik Direktur Operasional Andalusia Islamic Education Management Service itu.

Salah satu ciri khas konsep pendidikan yang dilahirkan oleh Ulama kelahiran Tunisia tersebut adalah apa yang disebut dengan malakah. Malakah bisa dikatakan kebiasaan yang sudah mengakar dalam diri seseorang hingga bentuk perbuatan itu dengan kokoh tertanam (dalam pikiran). Mencapai malakah hanya dimungkinkan melalui pembelajaran yang bertahap (tadrij) disertai pengulangan dan pembiasaan.

“Malakah akan menciptakan pengetahuan reflek pada seseorang. Ilmu yang sudah dipelajarinya akan menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.” jelas Dinar

Metode paling mudah untuk memperoleh malakah, kata Ibnu Khaldun, adalah dengan melalui latihan diskusi atau debat ilmiah guna mengungkapkan pikiran-pikiran dengan jelas dan perdebatan masalah-masalah ilmiah. Inilah cara yang mampu menjernihkan persoalan dan menumbuhkan pengertian dan bukan melalui hapalan tanpa memahami makna yang terkandung di dalamnya

“Makanya, Ibnu Khaldun itu dianggap ahli dalam ilmu retorika,” ungkap Dinar.

Ada tiga hal metode pengajaran yang diperkenalkan oleh Ibnu Khaldun. Pertama adalah Penyajian Global (sabil al-ijmal). Pada tahap awal pengajaran sebuah disiplin ilmu/ aspek keterampilan, guru hendaknya menyajikan hal-hal pokok, problem-problem yang prinsip dari setiap materi pembahasan dalam bab-bab yang dijelaskan. Keterangan atau penjelasan dari guru harus bersifat global (ijmal) serta memperhatikan potensi intelek (aql) dan kesiapan (isti’dad) dari masing-masing peserta didiknya untuk menangkap apa yang diajarkan kepadanya.

Kedua, Pengembangan (al-syarh wa al-bayan). Pengetahuan atau keterampilan yang disajikan harus diangkat ketingkat yang lebih tinggi. Guru harus menyertakan ulasan tetang berbagai aspek yang menjadi kontradiksi di dalamnya dan ragam pandangan (teori) yang terdapat pada materi tersebut. Keahlian pelajar pada tahap ini harus lebih disempurnakan.

Terakhir adalah penyimpulan (takhallus).Pokok pembahasan harus disampaikan dengan lebih mendalam dan lebih rinci dalam konteks yang menyeluruh. Segala aspek yang ada berserta pemahamannya harus dipertajam lagi dan semua masalah penting, sulit dan kabur harus dituntaskan. Pada tahap terakhir ini diharapkan malakah dari pelajar mencapai kesempurnaan.

 

ERA MUSLIM

Berawal Dari Iseng Puasa Bulan Ramadhan, Akhirnya Bersyahadat

Seorang Non Muslim Dari saudi Arabia, Ayesha Siddiqa, 29 tahun memandang Ramadan memiliki pesona tersendiri. Bulan Ramadan telah mengubah hidupnya.

Dia mengenal islam dan menjadi mualaf setelah belajar berpuasa Ramadan.

Kisah hidup Ayesha bermula ketika Ramadan 2013. Ayesha yang berpindah dari India ke Uni Emirat Arab (UEA) ingin merasakan puasa Ramadan.

Ini karena Ayeesha melihat beberapa kawannya menjalankan ibadah puasa. Dia lalu mencoba rasanya puasa bersama dengan beberapa temannya.

”Ramadan sangat spesial bagi saya karena ini adalah hal pertama yang menarik saya mempelajari Islam. Saya tinggal di sini bersama teman-teman saya dan saat Ramadan tiba, saya melihat mereka sahur, puasa sepanjang hari, berdoa, dan berbuka bersama di waktu senja. Saya tertarik dan kemudian memutuskan untuk berpuasa dengan mereka,” kata Ayesha, di laman Khaleej Times, (13/06/2017) kemarin
Sejak perkenalan di bulan Ramadan 2013 cinta Ayesha kepada Islam mulai tumbuh. Dia menyebut perkenalan itu sebagai titik balik.

” Cinta untuk Islam berakar di hati saya selama bulan suci ini empat tahun yang lalu. Meskipun saya memulai berpuasa bukan sebagai pemeluk Islam. Kini merupakan Ramadan ketiga saya sebagai seorang Muslim, Alhamdulillah,” pungkasnya.(jk/gr)

 

ERA MUSLIM

Jimak setelah Makan Sahur, Kenapa Tidak?

ALLAH membolehkan kaum muslimin untuk melakukan segala yang membatalkan puasa di malam hari sampai masuk subuh. Baik makan, minum, maupun hubungan badan.

Allah berfirman:

Makan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu terbit fajar. (QS Al-Baqarah: 187)

Ayat ini menegaskan bahwa Allah memberikan izin untuk makan, minum, atau melakukan hubungan badan sampai kita benar-benar yakin, fajar telah terbit. Dan ini ditandai dengan masuknya waktu subuh.

An-Nawawi mengatakan,

“Apabila fajar terbit ada orang yang masih melakukan hubungan badan, jika dia lepas seketika maka puasanya sah. Jika tidak, puasanya batal.” (Al-Majmu Syarh Muhadzab, 7/400).

Bagaimana dengan mandinya?

Mandi junub bisa ditunda setelah masuk subuh, karena bukan syarat sah puasa, harus suci hari hadats. Dan jika dia hendak shalat subuh, dia harus mandi terlebih dahulu.

Allahu alam. [Ustadz Ammi Nur Baits]

 

INILAH MOZAIK