Al Qoriib

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt. Semoga Allah Yang Maha Dekat, senantiasa melimpahkan hidayah kepada kita sehingga kita menjadi hamba-hamba-Nya yang sholeh. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Salah satu asma Allah Swt adalah Al Qoriib, Allah Yang Maha Dekat. Allah Swt berfirman, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah [2] : 186)

Allah Maha Dekat. Tentu dekatnya Allah dengan kita itu berbeda dengan dekatnya kita pada benda-benda di sekitar kita. Allah Swt bersemayam di atas Arsy, namun pengetahuan-Nya sangat dekat dengan kita, kekuasaan-Nya teramat dekat dengan kita.

Sehalus apapun bisikan kita, Allah mendengarnya. Serahasia apapun perbuatan kita, Allah melihatnya. Tidak ada yang tersembunyi dari pengetahuan Allah, karena Allah sesungguhnya sangat dekat dengan kita.

Allah Swt berfirman, “Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada” (QS. Al Mujadilah [58] : 7)

Rasa yakin bahwa Allah Maha Dekat akan membuat kita senantiasa memelihara niat, ucapan dan perbuatan kita. Karena jikalau kita malu berbuat jelek di hadapan manusia, maka tentu akan lebih malu lagi jika berbuat jelek di hadapan pengetahuan Allah Swt. Oleh karena itu, sungguh mengherankan jikalau ada orang yang seolah tanpa merasa bersalah dia korupsi, mengambil harta yang bukan haknya. Tidakkah ia sadar bahwa perbuatannya diketahui oleh Allah Swt.

Teknologi di jaman sekarang memungkinkan manusia untuk mengetahui perbuatan manusia lainnya yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Yaitu bisa dengan menggunakan alat penyadap atau kamera tersembunyi. Akan tetapi, alat-alat semacam itu masih memiliki kelemahan. Banyak hal yang terlewat disadap, banyak sudut yang terlewat direkam. Namun, pengetahuan Allah tidak ada batasannya. Allah Mengetahui segala kejadian di dalam lautan hingga di ruang angkasa, yang terang-terangan hingga yang paling rahasia.

Dialah Allah, Al Qoriib, Dzat Yang Maha Dekat. Semoga kita termasuk orang-orang yang giat untuk semakin mengenal Allah dan semakin dekat dengan-Nya. Aamiin yaa Robbal aalamiin. [smstauhiid]

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

INILAH MOZAIK

Jamaah Haji Diimbau Mandi dan Pakai Ihram di Embarkasi

Jamaah calon haji gelombang kedua mulai tiba di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi pada Senin (30/7) waktu setempat. Namun sejumlah jamaah calon haji masih ada yang belum mengenakan pakaian ihram saat tiba di bandara sehingga membuat proses keberangkatan ke Makkah sedikit terlambat.

Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi/ Debarkasi Jakarta Pondok Gede, Saiful Mujab mengatakan, semua jamaah calon haji sudah diimbau untuk melakukan mandi dan mengenakan pakaian ihram sejak di Embarkasi. Direktur Bina Haji Kementerian Agama RI sudah memberi surat edaran untuk jamaah calon haji keberangkatan gelombang kedua.

Ia menerangkan, melalui surat edaran tersebut jamaah calon haji diimbau supaya mandi dan mengenakan pakaian ihram sejak di Embarkasi. Tujuannya agar jamaah calon haji bisa bergerak lebih cepat dari Jeddah ke Makkah. “Untuk mempersingkat kedatangan di sana yang begitu cepat jadi (jamaah haji) diimbau seperti itu (mengenakan pakaian ihram di tanah air-red), dan itu ada surat edarannya,” kata Saiful kepada Republika.co.id, Selasa (31/7).

Sebelumnya, pada kedatangan kelompok terbang (kloter) 30 dari Embarkasi Jakarta Pondok Gede di Jeddah, nampak sebagian besar jamaah laki-laki sudah mengenakan pakaian ihram. Namun tidak sedikit pula yang belum mengenakan pakaian ihram. Akibatnya jamaah haji yang mestinya bisa diberangkatkan sekitar pukul 06.00 ke pemondokan di Makkah harus terhambat jamaah lain yang masih harus mandi, sholat sunah dan mengenakan pakaian ihram.

Menanggapi hal tersebut, Saiful mengatakan, hal tersebut kembali kepada keyakinan masing-masing jamaah calon haji. Ada jamaah yang ingin tidak merasa rumit dengan pakaian ihram selama di perjalanan. Jamaah juga ada yang beranggapan di dalam pesawat akan terasa dingin jika mengenakan pakaian ihram sejak di Embarkasi.

Ia menyampaikan, mungkin masih ada jamaah calon haji yang beranggapan memiliki banyak waktu untuk mengenakan pakaian ihram saat tiba di Jeddah. Padahal PPIH sudah memberikan sosialisasi, menyampaikan surat edaran dan imbauan untuk jamaah calon haji di Embarkasi. PPIH Embarkasi sudah menekankan kepada semuanya agar terus mengingatkan jamaah supaya mengikuti instruksi surat edaran tersebut.

“Tapi prinsipnya kita memberikan penekanan kepada petugas yang menyertai kloter itu, baik ketua kloter, pembimbing, termasuk ketua rombongan, ketua regu, dan KBIH yang ikut, sudah kita sampaikan bahwa di sana prosesnya sudah cepat dan tidak ada transit lagi,” ujarnya.

Saiful juga menerangkan, di dalam pesawat ada petugas yang menyertai jamaah calon haji. Saat waktu solat, jamaah diingatkan. Petugas juga memberikan bimbingan tayamum dan ada sholat berjamaah di atas pesawat. Jamaah calon haji betul-betul diimbau, ketika pesawat mendekat ke Jeddah, biasanya  jamaah yang belum mengenakan pakaian ihram di Embarkasi disuruh pakai ihram di atas pesawat. Tapi prinsipnya jamaah tersebut sudah mandi semua.

IHRAM

Kemenag Pastikan Berita Masjidil Haram Ditutupi Payung Raksasa, Hoax

Makkah (Kemenag) — Satu lagi kabar bohong (hoax) menerpa terkait haji di Tanah Suci. Kalau kemarin tentang bus jemaah kecelakaan—kabar beredar bus jemaah Indonesia, faktanya jemaah Turki—kali ini dikabarkan Masjidil Haram ditutupi payung raksasa.

“Masjidil Haram memasang payung seperti Nabawi itu hoax,” tandas Kepala Daerah Kerja Makkah Endang Jumali di kantornya, Syisyah, Senin (30/7) siang waktu Saudi.

Kabar bohong akan semakin ramai menjelang puncak haji. Misalnya hoax terkait jemaah keracunan katering, jemaah telantar, biaya dam naik, angin puyuh robohkan tenda di Arafah, ataupun paket ziarah yang seharusnya gratis dikabarkan bayar.

“Insya Allah jemaah tidak sembarangan menanggapi berbagai informasi. Kami di sini juga sering menerima telepon dari Tanah Air menanyakan kondisi jemaah haji. Kami sampaikan kepada mereka tentang kondisi sebenarnya. Mereka paham,” kata Endang.

Dia mengimbau masyarakat tidak sembarangan mencerna berbagai informasi yang tersebar luas. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Pertama adalah memverifikasi info yang didapat. “Fakta harus menjadi acuan,” imbuhnya.

Untuk layanan pengaduan juga memastikan kebenaran informasi masyarakat bisa hubungi WhatsApp Center Haji pada nomor 050 350 0017 atau Call Center Haji 9200 13210. Selain itu juga mengikuti perkembangan berita haji melalui laman resmi Kemenag RI: kemenag.go.id.

Di sisi lain, masyarakat diimbau tidak mudah menyebarkan informasi yang belum terverifikasi melalui media sosial. “Kita ingin penyelenggaraan haji berjalan lancar, semua jemaah mendapat predikat mabrur,”  pungkas Endang.

Sumber : MCH
Penulis : Bramma Aji Putra
Editor : Bramma Aji Putra
Keterangan Foto: Kadaker Makkah Endang Jumali 

68 Persen Jamaah Haji Indonesia Terserang Penyakit Bawaan

Sebanyak 80.973 jamaah dari 201 kloter telah tiba di Tanah Suci. Dari jumlah tersebut 68,77 persen atau 55.685 orang diantaranya adalah jamaah dengan risiko tinggi (Risti) kesehatan.

Ini dilihat diantaranya dari jamaah yang umurnya lebih dari 60 tahun dan penyakit yang telah ada sejak di Tanah Air.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka menegaskan, “Tingginya Risti merupakan fakta yang tidak bisa dipungkiri. Karena memang demikianlah kondisi kesehatan jamaah kita yang mayoritas sudah Usila dan umumnya usia lanjut (Usila) sudah disertai dengan penyakit penyerta,” ujar Dr. Eka Jusuf, di Madinah, Senin (30/7/2018).

Menurut Eka, fakta ini harus dihadapi bersama sama. Tidak hanya melalui pendekatan kesehatan saja tetapi pendekatan yang komprehensif. Semua pihak harus sepakat bahwa jemaah haji harus terlindungi agar dapat menjalankan ibadahnya sampai tuntas dan kembali ke Tanah Air menjadi haji Mabrur.

Eka menambahkan, kita harus pro Rakyat. Harus pro Jemaah. “Saya mengajak semua pihak untuk mensukseskan program kesehatan jamaah haji yang merupakan bagian dari upaya perlindungan jemaah secara menyeluruh. Kita sebagai petugas haji harus memiliki satu target. Satu kepentingan, yaitu melindungi jamaah,” tegas Eka.

Kepada jemaah Kepala Pusat Kesehatan Haji mengingatkan jemaah untuk menghemat tenaga menjelang Armina.

“Jangan memaksakan diri untuk beraktivitas yang tidak penting. Cukup istirahat. Jaga pola makan, dan banyak minum,” tegas Eka.

Data Kesehatan Haji

Hingga hari ke 13 penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi, pelayanan kesehatan jemaah diberikan di 3 tempat, yaitu di Kloter oleh Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI), di Bandara oleh Tim Mobile dan di Klinik Kesehatan Haji Indinesia (KKHI).

Adapun total rawat jalan oleh TKHI sebanyak 22.059 orang (20.564 orang di Madinah dan 1.495 orang di Makkah) dan total rujukan sebanyak 273 orang (252 orang di Madinah dan 21 orang di Makkah).

“Diagnosa penyakit terbanyak rawat jalan adalah Hypertension sebanyak 3.727 orang,” kata Eka.

Tim Mobile di Bandara mendata 160 jemaah mengalami masalah kesehatan.

Di KKHI Madinah menerima 14 Rujukan merawat inap 41 jemaah dan merujuk 21 jemaah ke RSAS. Sementara di KKHI Makkah telah menerima 10 pasien, masih dirawat inap 7 jemaah, dan merujuk 14 jemaah ke RSAS.

Untuk mengingatkan jemaah senantiasa menjaga kesehatannya, Tim Promotif Preventif (TPP) telah memberi penyuluhan kepada 201 Kloter.

“Penyuluhan mulai diberikan ketika jamaah tiba di Bandara, di bus, pemondokan dan di masjid Nabawi setelah sholat subuh,” kata Eka.

Penyuluhan diberikan agar jemaah selalu menggunaakan alat pelindung diri (APD) lengkap setiap beraktivitas di luar pondokan. APD yang dianjurkan meliputi penggunaan payung, kacamata hitam, masker, semprotan air, dan sandal.

Untuk payung dan kacamata, Kemenkes telah menyiapkan 204.000 buah yang diberikan kepada semua jamaah haji. Sementara masker, sandal dan semprotan air masing-masing berjumlah 20.400 atau 10 persen dari jumlah jamaah, dibagikan kepada jamaah yang kedapatan tidak memakai masker, semprotannya rusak atau hilang, dan tidak memakai alas kaki.

Selain itu, TPP juga mendistribusikan dan memasang poster dan banner berisi pesan-pesan kesehatan. Pemasangan dilakukan di sektor-sektor dan di pemondokan yang banyak dilalui jamaah.

“Sampai hari ini sebanyak 15 jamaah wafat. Penyebab wafat terbanyak dipicu oleh penyakit jantung (11 orang). Lokasi wafat terbanyak di pondokan sebanyak 6 orang,” jelas Eka.

Eka mengingatkan jamaah untuk selalu menjaga kesehatan menjelang puncak ibadah haji nanti. “Haji itu Arafah. Siapkan tenaga supaya bisa ibadah maksimal,” tegas EKa.

OKEZONE

 

Awalnya Bogdan Kopanski Penasaran dengan Suara Azan

Kopanski muda tiba-tiba tergerak untuk mendatangi masjid tempat suara azan tersebut.

Sejak masih belia, Bogdan Kopanski tidak pernah puas dengan kehidupan spiritualnya. Ajaran Katolik yang ia peroleh semasa kecil ternyata tidak mampu menjawab kegundahan jiwanya yang tengah mencari-cari kebenaran tentang Tuhan.

Kopanski lahir di Polandia pada 1948. Keluarganya memiliki latar belakang etnik Silesia. Tumbuh sebagai anak yang cerdas, Kopanski kecil cukup kritis mencerna pelajaran agama yang ia dapatkan dari gereja. Ia tidak mau menerima doktrin-doktrin gereja begitu saja tanpa merenungkannya kembali dengan menggunakan akal sehat yang ia punya.

“Ketika masih berumur 12 tahun, saya akhirnya menolak konsep iman Kristiani karena ajaran tersebut tidak masuk akal bagi saya,” tutur Kopanski membuka kisah perjalanan rohaninya.

Tidak hanya dalam urusan agama, Kopanski juga menunjukkan sikap kritisnya dalam merespons situasi politik di negaranya. Saat menjalani pendidikan akademi militer di Katowice, ia aktif menentang rezim komunis Polandia. Sebagai hasilnya, ia pun dikeluarkan dari sekolah ketentaraan itu pada 1968 dan kemudian dijadikan sebagai tahanan politik oleh penguasa setempat.

Sekeluarnya dari penjara, Kopanski melanjutkan pendidikannya pada program sejarah di Universitas Silesia, Katowice. Setelah lulus, ia lalu bekerja sebagai dosen dan peneliti di perguruan tinggi tersebut. Di samping mengajar, Kopanski juga meneruskan studinya ke jenjang pascasarjana (S-2).

Selama berkutat di dunia kampus itulah ia mulai berkenalan dengan Islam. “Saya merasa tertarik untuk mendalami sejarah peradaban Muslim di Eropa. Ini menjadi titik awal saya mempelajari Islam dan Alquran,” ujarnya.

Penasaran

Beberapa waktu berikutnya, rasa penasaran Kopanski terhadap Islam kian besar. Ia pun lantas berusaha mencari lebih banyak lagi literatur tentang  agama samawi tersebut guna memuaskan rasa dahaga intelektualnya.

Pada 1974, Kopanski mendapat kesempatan mengikuti program pertukaran mahasiswa ke Turki. Kebetulan ketika itu ia tengah merampungkan tesis S2-nya tentang kebijakan Sulaiman al-Qanuni (Sultan Turki Ottoman yang hidup antara 1494-1566) terhadap Polandia. Oleh karenanya, kesempatan berkunjung ke Turki itu betul-betul ia manfaatkan untuk mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitiannya tersebut.

Selama berada di Turki, Kopanski memperoleh banyak pengalaman baru. Salah satu kenangan yang paling berkesan baginya sampai saat ini adalah ketika ia mendengar lantunan indah suara azan dari sebuah masjid tua di Istanbul. “Lafaz-lafaz azan yang menggema itu terasa sangat menyentuh jiwa. Sampai-sampai, bulu romaku berdiri saat mendengarkannya,” ungkapnya.

Seakan-akan ada kekuatan gaib yang menuntunnya, Kopanski muda tiba-tiba tergerak untuk mendatangi masjid tempat suara azan tersebut berasal. Sesampainya di masjid itu, ia bertemu seorang pria Turki yang sudah berusia lanjut. Lelaki itu pun tersenyum begitu mengetahui Kopanski merasa terpanggil oleh suara azan.

Setelah keduanya bercakap-cakap untuk beberapa saat lamanya, pria tua itu lantas mengajarkan Kopanski tata cara berwudhu. Ada pengalaman sangat spiritual yang dirasakan Kopanski tatkala anggota tubuhnya dibasahi oleh air wudhu. Tanpa disadari, air matanya pun jatuh bercucuran karena terharu. Pada waktu itulah Kopanski mengucapkan kalimat Syahadat dan resmi menjadi Muslim.

Setelah kalimat suci tersebut terlontar dari bibirnya, untuk pertama kalinya Kopanski merasakan pikirannya begitu tenang dan santai. Dia juga merasakan nikmat dan cinta Allah memenuhi seluruh relung hatinya kala itu. “Selanjutnya, saya melaksanakan shalat Maghrib berjamaah di masjid tersebut. Itu adalah shalat pertama yang saya lakukan sepanjang hidup saya,” kenangnya.

Karier akademis

Sejak menjadi Muslim, Kopanski menambahkan ‘Ataullah’ pada nama depannya-yang secara harfiah berarti ‘karunia Allah’. Ia lalu menikahi perempuan asal Palestina bernama Mariam binti Abdurrahman. Dari perempuan itu, Kopanski dikaruniai tiga orang anak, yakni Khalid, Tareq, dan Summaya.

Pada 1975, Kopanski meraih gelar masternya di bidang sejarah dari Universitas Silesia. Lima tahun berikutnya, ia berhasil pula menyandang gelar doktor (PhD) di bidang humaniora dari perguruan tinggi yang sama. Pada dekade 1980-an, ia melanjutkan karier akademisnya di berbagai universitas dan lembaga penelitian Islam di AS, Suriah, India, Pakistan, Bosnia, dan Afrika Selatan.

Pada 1995, ia dinobatkan sebagai guru besar sejarah di International Islamic University Malaysia. Sampai saat ini, ia masih aktif mengajar di perguruan tinggi milik Negeri Jiran tersebut. Sebagian hasil kajian dan penelitiannya lebih banyak membahas soal sejarah umat Islam di Eropa Tengah dan Eropa Timur.

REPUBLIKA

Siapakah Wali Nikah untuk Wanita Mualaf?

TERKAIT perwalian wanita muallaf sementara keluarganya masih kafir, ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini,

Pertama, Ulama sepakat bahwa yang boleh menjadi wali harus memiliki kesamaan agama. Wali seorang muslimah, harus seorang muslim. Sementara non muslim tidak bisa menjadi wali bagi muslim, meskipun itu ayahnya sendiri.

Allah berfirman, “Mukmin lelaki dan mukmin wanita, satu sama lain menjadi wali.” (QS. at-Taubah: 71)
Allah juga berfirman, “Allah tidak akan memberikan celah bagi orang kafir untuk menguasai orang yang beriman.” (QS. an-Nisa: 141).

Kedua, Orang yang berhak jadi wali bagi wanita urutannya adalah ayahnya, kakek dari ayah, anaknya, cucu lelaki dari anak lelaki, saudara lelaki kandung, saudara lelaki sebapak, keponakan lelaki dari saudara lelaki sekandung atau sebapak, lalu paman. Sehingga dia mengikuti urutan kedekatan sesuai urutan yang mendapat asabah dalam pembagian warisan.

Karena itu, jika ada wali yang muslim bagi wanita mullaf di antara urutan di atas, maka dia yang paling berhak jadi wali. Misalnya, seorang wanita muallaf, semua keluarga ayahnya kafir, tapi dia punya saudara lelaki kandung yang muslim, maka saudara lelakinya yang menjadi wali baginya. Ketiga, jika tidak ada satupun anggota keluarga yang berhak jadi wali karena beda agama, maka hak perwalian dialihkan ke pemerintah muslim.

Dari Aisyah Radhiyallahu anha, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada nikah kecuali dengan wali. Dan sultan (pemerintah) merupakan wali bagi orang yang tidak memiliki wali.” (HR. Ahmad 26235, Ibn Majah 1880 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Bagaimana jika wanita mullaf ini tinggal di negeri kafir? Wanita muallaf yang tinggal di negeri kafir, semua keluarganya tidak ada yang muslim, siapa yang bisa menjadi wali pernikahannya?

Siapapun muslim tidak dihalangi untuk melakukan pernikahan, hanya karena latar belakang posisi dan lingkungannya. Islam memberikan kemudahan baginya. Wanita ini tetap bisa menikah, dan yang menjadi walinya adalah tokoh muslim yang terpercaya di daerahnya, seperti imam masjid di negerinya.

Ibnu Qudamah mengatakan, “Untuk wanita yang tidak memiliki wali (di keluarganya) dan tidak pula pemerintah yang muslim, ada salah satu riwayat dari Imam Ahmad, yang menunjukkan bahwa dia dinikahkan dengan lelaki adil (terpercaya), atas izin si wanita itu.” (al-Mughni, 7/18).

Demikian, Allahu alam. [Ustadz Ammi Nur Baits]

INILAH MOZAIK

Renungkanlah Kematian Anda

NABI Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sering merenungkan kematiannya sendiri. Latihan ini meluaskan pemahaman beliau tentang misteri kehidupan dan memperdalam pengalaman kasih sayangnya.

Beliau pernah bersabda, “Satu-satunya penasihat yang kau butuhkan adalah kematianmu.”

Dalam proses mencapai keputusan penting, renungkanlah kematian Anda. Latihan ini dengan cepat menyusun ulang prioritas dan nilai.

Latihan spiritual lain Rasulullah adalah melakukan ziarah kubur dan berdoa di sana. Beliau kerap melakukan ini di tengah malam.

Dalam salah satu kegiatan beliau sebelum wafat, Rasul berdoa semalam suntuk di sebuah makam seraya memohon rahmat dari Allah untuk para orang yang sudah wafat.

Praktik ini, ujar Rasul, membangun sifat rendah hati, lembut hati, dan keberanian di dalam diri kita. [Wajah Sejuk Agama]

INILAH MOZAIK

Takut Sombong, Si Fakir Ini Menolak Harta

SAAT Rasulullah Saw menjalankan masa kenabiannya di Madinah, beliau sering menyelenggarakan majelis ilmu dan mengisinya secara langsung. Majelis tersebut berlangsung setiap hari Kamis, dan para sahabat kerap menghadirinya.

Kaum muslimin yang ingin mendapat siraman rohani langsung dari Rasulullah selalu bersegera agar bisa menempati tempat terbaik. Mereka ingin semua yang disampaikan Rasulullah bisa menjadi pengantar untuk memperoleh rida Allah Swt. Di majelis tersebut, tidak ada yang namanya membeda-bedakan. Siapa yang lebih cepat datang, maka dia akan memperoleh tempat terbaik.

Suatu hari, saat majelis tersebut tengah berlangsung datanglah seseorang, yang kemudian melihat ke sana kemari. Ternyata ia sedang mencari tempat di mana ia bisa menyelipkan dirinya. Ia pun menemukan satu-satunya tempat kosong, yaitu di sebelah seorang miskin yang pakaiannya sangat lusuh dan bahkan sobek.

Lelaki tersebut tampak ragu untuk duduk di sana. Tapi karena tidak ada tempat lain, ia pun memaksakan diri untuk menempatinya. Sambil mendengarkan ceramah Rasulullah Saw, lelaki tersebut terlihat menyelamatkan bajunya agar tidak menempel pada seorang fakir di sebelahnya. Ia memang mengenakan pakaian yang bagus dan wangi.

Mendapat hal tersebut, Rasulullah Saw menanyai si lelaki berpakaian bagus. “Mengapa kau terus menarik kain bajumu? Apakah engkau khawatir pakaianmu kotor terkena pakaian saudaramu yang fakir?”

Lelaki tersebut tersentak mendengar teguran Rasulullah. Ia menyadari sikapnya yang keliru karena tampak merendahkan orang lain. Ia pun menyesal. “Ya Rasulullah, aku bertobat kepada Allah atas kesalahanku. Sebagai penebus dosa, aku akan memberikan separuh hartaku kepada saudara yang di sampingku ini.”

“Apakah kamu bersedia menerima hibahnya,” kata Rasulullah bertanya kepada sang fakir. Seseorang tersebut menjawab dengan tegas. “Tidak. Akut tidak mau hartanya.”

“Mengapa kau tidak mau menerima separuh hartanya.” Rasulullah kembali bertanya.

Sang fakir menjawab. “Aku takut menjadi sombong karena harta. Seperti orang ini.”

“Dan janganlah kamu memalingkan kamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman [31]: 18) [An Nisaa Gettar]

INILAHMOZAIK

Bikin Haru, Kakek Penambal Ban di Semarang Ini Akhirnya Naik Haji

Semarang – Asal ada niat pasti akan tercapai. Barangkali itu menggambarkan perjuangan Safuan Aziz (64), seorang kakek penambal ban yang akhirnya akan berangkat haji 7 hari lagi.

Di bengkel tambal bannya yang sederhana di depan rumah, Safuan terlihat sibuk menambal ban pelanggannya. Pria beralamat di Mangunharjo RT 02 RW 02 Kecamatan Tugu, Kota Semarang itu memang masih bersemangat bekerja meski usia sudah senja.

“Saya dulu tukang batu, terus tidak boleh lagi sama anak-anak, istri tidak mengijinkan, ya nambal-nambal ban,” kata Safuan saat ditemui di bengkelnya beberapa waktu lalu.

Senyum sering tersungging di wajahnya ketika mengingat tanggal 6 Agustus 2018 mendatang ia akan berangkat ke Tanah Suci.

Ia pun bercerita, niatnya ke tanah suci ada sejak tahun 2008 silam. Dengan niat kuat itu, Safuan selalu menyisihkan uang hasil tambal ban dan menjual bensin eceran kemudian diberikan ke istri untuk di simpan.

“Seger gitu hawanya tahu mau berangkat, pesiapannya ya iman dan taqwa sama bekal,” tandasnya.

DETIK

 

Cek Keberangkatan Haji sudah bisa via Android, Download Aplikasi ini! Sebarkan info ini ke teman, kerabat dan lainnya!

Cara Aman Hadapi Pengemis Musiman di Tanah Suci

MADINAH – Pengemis atau orang yang meminta belas kasihan dari orang lain kerap terjadi di mana saja. Tak terkecuali di Tanah Suci, seperti di Makkah dan Madinah. Ketika beribadah haji atau umrah, jamaah Indonesia tidak sedikit yang memiliki pengalaman menghadapi para pengemis yang rata-rata adalah anak-anak usia tanggung. Keberadaan mereka pun biasanya saat musim haji atau umrah.

Para pengemis yang berdalih menjajakan dagangannya seperti parfum atau tasbih ini kerap memaksa. Bahkan, mereka tidak segan-segan mengikuti hingga memeluk si jamaah hingga tak segan membuka isi tas jamaah tersebut.

Akhmad contohnya. Jamaah asal Depok ini mengaku kaget usai salat asar di Masjid Nabawi tiba-tiba dihadang sekelompok anak yang berpakaian serba hitam (perempuan) dan berpakai serba putih (laki-laki).

“Mereka awalnya menawarkan parfum. Saya bilang tidak, karena sudah punya. Tapi mereka tetap memaksa dan saya diikuti, dipeluk, bahkan kaki saya ditahan sehingga sulit berjalan,” ujar Akhmad menceritakan pengalamannya kepada Okezone.

Mereka, kata Akhmad, pandai berbahasa Inggris dan mengaku datang jauh dari Suriah. “No money no go, please 5 riyal,” kata Akhmad menirukan perkataan anak-anak kecil itu. Lantaran terus dipaksa, ia pun harus membayar mahal harga satu parfum ukuran kecil yakni 5 riyal.

Akhmad merupakan satu dari sekian jamaah Indonesia yang kerap diganggu para pengemis, baik di Makkah maupun di Madinah. Karena itu, untuk menangkal dari perilaku anak-anak yang memaksa meminta uang ke jamaah. Bagaimana tipsnya?

Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Endang Jumali berpesan kepada jamaah Indonesia khususnya, pertama jangan pernah pergi sendirian, upayakan bepergian kemanapun bersamaan. “Jangan pernah percaya dan terlalu akrab dengan orang yang belum pernah kita kenal sebelumnya. Hati-hati dan tetap waspada karena ini bukan hanya menimpa jamaah kita saja,” ujar Endang Jumali.

Namun, Endang menyarankan bila jamaah terganggu dengan siapa pun baik pengemis atau orang orang asing yang berpura-pura baik, segera menemui petugas yang berjaga di sektor khusus.

“Di sekitaran Masjidil Haram itu ada sektor khsusus. Banyak petugas kita yang berjaga-jaga di sana, di menara tower zam-zam juga ada,” tuturnya.

Tak hanya di dalam masjid, aksi meminta uang dengan cara memaksa juga bisa terjadi di luar masjid, sehingga perlu perhatian khusus jamaah, ketika menemukan dan merasa terancam segera temui petugas atau hubungi nomor WhatsApp/SMS Center 503500017 atau Call Center 920013210.

Jamah bisa juga hubungi 911, sehingga tidak perlu khawatur bila terjadi sesuatu bisa langsung menghubungi 911. Operator 911 tersebut melayani dalam enam bahasa untuk memudahkan komunikasi. Yakni bahasa Arab, Inggris, Prancis, Farsi, Urdu dan Indonesia.

Kecepatan dan kesigapan petugas tidak diragukan, hanya memerlukan waktu 10-15 petugas keamanan Arab Saudi akan tiba di lokasi dan mengambil tindakan.

Bagaimana caranya? Untuk jamaah Indonesi tidak perlu khawatir terkendala bahasa, cukup buka ponsel, nanti disambungkan dengan petugas berbahasa Indonesia.

OKEZONE