Ingin Cepat Berangkat Haji Kok Pakai Dokumen Palsu?

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embargasi Surabaya menemukan 16 dokumen diduga palsu milik calon jemaah haji (calhaj). Dokumen-dokumen palsu tesebut milik calhaj kelompok terbang (kloter) 31 asal Kabupaten Lumajang.

Kepala Bidang Penyelenggara Ibadah Haji dan Umroh, Kementrian Agama Kanwil Jatim, Faridul Ilmi mengatakan pihaknya mendapatkan laporan dari petugas Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).

“Menurut keterangan petugas perwakilan daerah ada pemalsuan dokumen. Ada 16 dokumen calon jemaah haji yang diduga palsu,” kata Faridul Ilmi di Asrama Embargasi Surabaya (AHES), Jumat (27/7/2018).

Sejumlah dokumen yang dipalsukan di antaranya fotocopy surat nikah, Kartu Keluarga dan dokumen-dokumen lainnya. Pemalsuan dokumen tersebut disinyalir untuk mempercepat keberangkatan calhaj.

“Kejadian pemalsuan ini baru pertama kali dengan maksud dan tujuan ingin mempercepat keberangkatan,” tandasnya.

Faridul juga menceritakan di antara calon jemaah haji yang memalsukan dokumen adalah seorang wanita berinisal NH. Sebelumnya NH akan berangkat dengan suaminya pada tahun 2020 nanti. Namun NH menikah lagi dan kemudian berangkat dengan suaminya yang baru.

“Dua tahun sebelum berangkat suaminya meninggal dunia. Dan sekarang berangkat dengan suaminya yang baru. Diduga mereka memalsukan dokumen,” ungkap Faridul.

Kemenag Jatim pun segera melaporkan dugaan pemalsuan 16 dokumen calhaj ini ke pihak Kemenag Pusat. “Kami juga akan membuat tim khusus untuk menindaklanjuti kasus ini,” tambahnya.

Sementara itu, dengan ditemukannya dokumen-dokumen palsu milik 16 calhaj tersebut, maka keberangkatan mereka pun ditunda.

 

DETIK

Ket Foto: Kepala Bidang Penyelenggara Ibadah Haji dan Umroh, Kementrian Agama Kanwil Jatim, Faridul Ilmi. (Foto: Deni Prastyo Utomo)

Neraka dan Penghuninya

Bicara mengenai neraka mungkin akan sedikit mengerikan di telinga kita khususnya umat Islam. Allah SWT pun telah memberikan gambaran surga dan neraka, dan itu tertulis jelas di dalam Al Quran.

Allah SWT berfirman,

مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ ۖ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى ۖ وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ ۖ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ

Artinya, “(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring, dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?”(Muhammad: 15)

“Ayat tersebut menunjukkan kepada kita orang yang beriman, bahwa surga adalah tempat bagi orang-orang yang ikhlas dalam beribadah, orang yang beriman, dan orang yang bertakwa kepada Allah SWT. Juga bahwa surga adalah merupakan suatu tempat di akhirat yang berisi penuh dengan kesenangan dan kegembiraan bagi hamba Allah SWT,” terang Ustad Muhamad Ghozali, MA, kepada Aktual.com, Senin (29/2)

“Kegembiraan dan kesenangan di dalam surga tidak dapat dibandingkan dengan kesenangan dan kegembiraan yang terdapat di dunia yang fana ini. Suatu hal yang belum pernah terlintas dalam perasaan dan hati serta mimpi-mimpi kita. Harus diketahui jika sebenarnya semua keindahan yang berada di dunia hanya bersifat sementara, maka keindahan dan kesenangan di dalam akhirat bersifat kekal.”tuturnya

“Sedangkan sebaliknya Allah SWT memberikan gambaran neraka dalam ayat tersebut adalah suatu tempat di akhirat yang sangat tidak menyenangkan dan tidak menggembirakan. Tempat ini diperuntukkan bagi orang-orang kafir, orang-orang yang melanggar perintah Allah SWT. Di neraka orang-orang yang berbuat dosa melebihi amal baiknya akan mendapatkan siksa dan adzab dari Allah SWT,” jelasnya

Coba mungkin beberapa dari kita pernah merasakan panasnya api di dunia akan tetapi itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan panasnya api yang ada di dalam neraka dan tidak dapat dibandingkan dengan panasnya api yang ada di dunia ini walaupun denga matahari sekalipun. Dari keterangan ayat Al Quran di atas, kita dapat membayangkan suatu gambaran betapa menderitanya orang yang hidup tersiksa di dalam neraka Jahannam.

Allah SWT brfirman,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا

Artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(An Nisa’ : 56)

“Ayat-ayat Al Quran tersebut memberikan bukti kepada kita bahwa Surga dan Neraka itu adalah benar adanya dan kita tidak bisa memungkirinya kecuali orang-orang yang kafir kepada Allah SWT,” ucap Ustad Ghozali.

Perhatikanlah firman Allah SWT dalam Surat At Tahrim ayat 6-8 berikut ini,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَعْتَذِرُوا الْيَوْمَ ۖ إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Hai orang-orang kafir, janganlah kamu mengemukakan uzur pada hari ini. Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan menurut apa yang kamu kerjakan.

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(At Tahrim : 6-8)

Adapun beberapa nama neraka dan penghuninya yang tertulis di dalam Al Quran adalah,

1. Neraka Hawiyah, diperuntukkan atas orang-orang yang ringan timbangan amal baiknya, yaitu mereka yang selama hidup di dunia mengerjakan kebaikan bercampur dengan keburukan. Baik itu muslim laki-laki maupun perempuan yang perbuatan sehari- harinya tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka Hawiyah sebagai tempat tinggalnya. Allah SWT berfirman,

وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ
فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ
وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ
نَارٌ حَامِيَةٌ

“Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu ? (Yaitu) api yang sangat panas.”(Al Qari’ah : 8-11)

2. Neraka Jahim, adalah tempat penyiksaan atas orang-orang musyrik atau orang-orang yang menyekutukan Allah SWT, maka sesembahan mereka akan datang untuk menyiksa mereka. Orang yang di dunia menyembah sapi (bangsa Hindu) maka sapi yang akan menyiksa orang itu. Orang yang menyembah patung berbentuk hewan, maka patung itu yang akan menyiksanya. Dan demikian selanjutnya. Syirik disebut sebagai dosa yang paling besar bagi Allah SWT, karena syrik berarti mensekutukan Allah SWT atau menganggap ada mahluk yang lebih hebat dan berkuasa sehebat Allah SWT.

3. Neraka Saqar, adalah tempat untuk orang-orang munafik yaitu orang-orang yang mendustakan (tidak mentaati) perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW. Mereka mengetahui bahwa Allah SWT sudah menentukan hukum Islam melalui lisan Nabi Muhammad SAW, tetapi mereka meremehkan syariat (hukum) Islam.

4. Neraka Lazza, Allah SWT berfirman,

كَلَّا ۖ إِنَّهَا لَظَىٰ

نَزَّاعَةً لِلشَّوَىٰ

تَدْعُو مَنْ أَدْبَرَ وَتَوَلَّىٰ

وَجَمَعَ فَأَوْعَىٰ

Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergolak, yang mengelupas kulit kepala, yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama), serta mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya. (Al Ma´arij : 15-18)

5. Neraka Huthamah, itu disediakan untuk orang yang suka mengumpulkan harta, serakah dan menghina orang-orang miskin. Mereka berpaling dari agama, tidak mau bersedekah dan tidak mau pula membayar zakat. Mereka juga memasang wajah masam apabila ada orang miskin yang meminta bantuan. Maka Allah SWT membalas dengan menyiksa mereka dengan cara menguliti dan mengelupaskan kulit muka mereka. Serta membakar mereka semau yang Allah SWT mau. Neraka Huthamah disediakan pula untuk orang yang  gemar mengumpulkan harta berupa emas, perak atau platina, mereka serakah tidak mengeluarkan zakat hartanya dan mencela menghina orang-orang miskin. Maka di Huthamah harta mereka dibawa dan dibakar untuk diminumkan sebagai siksa kepada manusia pengumpat pengumpul harta.

6. Neraka Sair, diisi oleh orang-orang kafir. Dan orang yang memakan harta anak yatim, Kafir berasal dari kata kufur yang berarti ingkar atau menolak. Sehingga kafir dapat diartikan menolak adanya Allah SWT atau dengan membantah perintah Allah SWT dan Rasul-NYA. Jadi manusia kafir itu terdiri dari, Orang yang tidak beragama Islam atau orang yang tidak mau membaca syahadat. Orang Islam yang tidak mau shalat. Orang Islam yang tidak mau puasa. Orang Islam yang tidak mau berzakat.

7. Neraka Wail, disediakan untuk para pengusaha dan pedagang yang culas, mengurangi timbangan, mencalo barang dagangan untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat. Maka dagangan mereka dibakar dan dimasukkan ke dalam perut mereka sebagai azab atas dosa-dosa mereka.

8. Neraka Jahanam, Neraka tempat penyiksaan yang kemudian banyak disebut orang dengan nama jahanam. Neraka yang paling dalam dan berat siksaannya. Allah SWT berfirman,

وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ

لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ

Artinya, “Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.”(Al Hijr : 43-44)

“Mengenai hal ini saya jadi ingat sebuah hadis yang sering diceritakan sewaktu saya masih belajar di pondok pesantren di daerah Jawa Timur oleh Ustad saya, jujur sebenarnya saya dimasukkan ke pondok pesantren karena saya bandel. Minggu pertama saya tinggal di pondok saya masih terbilang bandel dan waktu itu ada seorang ustad yang bercerita kesaya mengenai apa itu neraka.”tuturnya sambil mengenang masa lalu

Yazid Ar-Raqqsyi meriwayatkan dari Anas bin Malik Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah SAW pada waktu yang tidak biasa dengan raut muka yang berbeda dari biasanya. Rasulullah SAW pun bertanya, Wahai Jibril, kenapa Aku melihat raut mukamu berbeda ?

Jibril menjawab, “Wahai Muhammad, aku datang kepadamu pada saat Allah SWT memerintahkan supaya api neraka dinyalakan. Tidak pantas jika orang yang mengetahui bahwa neraka, siksa kubur dan siksa Allah itu sangat dasyat untuk bersenang sebelum dirinya merasa aman dari ancaman itu.”

Rasulullah SAW menjawab, “Wahai Jibril, lukiskanlah keadaan neraka itu kepadaku.”

Jibril berkata, “Baik, …Ketika Allah SWT menciptakan neraka, apinya dinyalakan seribu tahun hingga berwarna hitam pekat, nyala dan baranya tidak pernah padam.”

“Demi Dzat yang mengutus engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya neraka itu berlubang sebesar lubang jarum, niscaya segenap penghuni dunia akan terbakar karena panasnya.”

“Demi Dzat yg mengutus Engkau dengan kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada baju penghuni neraka itu digantung diantara langit dan bumi, niscaya semua penghuni dunia akan mati karena bau busuk dan panasnya.”

“Demi Dzat yg mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya sehasta dari mata rantai sebagaimana yang disebutkan didalam Al Quran diletakkan di puncak gunung, niscaya bumi sampai kedalamnya akan meleleh.”

“Demi Dzat yang mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada seorang berada di ujung barat dunia ini disiksa, niscaya orang yang berada di ujung timur akan terbakar karena panasnya.”

Neraka itu mempunyai 7 pintu dan masing-masing pintu dibagi-bagi untuk laki-laki dan perempuan.

Rasulullah SAW bertanya, Apakah pintu-pintu itu seperti pintu kami ?

Jibril menjawab, Tidak.Pintu itu selalu terbuka dan pintu yang satu berada dibawah pintu yang lain. Jarak pintu yang satu dengan pintu yang lain sejauh perjalan 70 tahun. Pintu yang dibawahnya lebih panas 70 x lipat dari pintu yang diatasnya.”

“Musuh-musuh Allah SWT diseret kesana dan jika mereka sampai di pintu itu, malaikat Zabaniyah menyambut mereka dengan membawa rantai dan belenggu. Rantai itu dimasukkan ke dalam mulutnya dan keluar dari duburnya, sedangkan tangan kirinya dibelenggu dengan lehernya, dan tangan kanannya dimasukkan ke dalam dada hingga tembus ke bahu. Setiap orang yang durhaka itu dirantai bersama setan dalam belenggu yang sama, lantas diseret wajahnya tersungkur dan dipukul oleh malaikat dengan palu. Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalam neraka.”

Rasulullah SAW bertanya, “Siapakah penghuni masing-masing pintu itu?”

Jibril menjawab, “Pintu yang paling bawah namanya Hawiyah. Pintu neraka Hawiyyah ini adalah pintu neraka yang paling bawah (dasar), yang merupakan neraka yang paling mengerikan. Pintu neraka ini ditempati oleh orang-orang munafik, orang kafir termasuk juga keluarga Fir’aun, dalam neraka Hawiyyah.

Hal ini sebagaimana arti dari firman Allah SWT,”Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyyah.” (Al Qari’ah : 9)

Pintu kedua namanya Jahim. Yakni pintu neraka tingkatan ke 6. Tingkatan neraka ini di atasnya neraka Hawiyyah. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang musyrik yang menyekutukan Allah SWT. Hal ini sebagaimana arti firman Allah, “Dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat.” (Asy Syu’ara : 91)

Pintu ketiga namanya Saqar, tempat arang-orang shabi’in. Merupakan pintu neraka pada tingkatan ke 5. Di dalam pintu itu ditempati oleh orang-orang yang menyembah berhala atau menyembah patung-patung yang dibuat bangsanya sendiri. Tingkatan pintu neraka ini, terletak di atasnya pintu neraka Jahim. Tentang neraka ini, Allah SWT telah berfirman yang artinya, “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka).” (Al Mudatstsir :  42)

Pintu keempat namanya Ladza, berisi iblis dan orang-orang yang mengikutinya, serta orang Majusi. Ladza merupakan pintu neraka pada tingkatan nomor 4. Di dalamnya ditempati Iblis laknatullah beserta orang-orang yang mengikutinya dan orang-orang yang terbujuk rayuannya. Kemudian orang-orang Majusi pun ikut serta menempati neraka Ladza ini. Mereka kekal bersama Iblis di dalamnya. Tingkatan pintu neraka Ladza ini diatasnya pintu neraka Saqar.

Dalam hal ini Allah telah berfirman, “Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak.”(Al Ma’arij : 15). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Iblis dan para pengikutnya akan dimasukkan ke dalam neraka Ladza. Seperti apa yang dikatakan oleh Malaikat Maut (malaikat Izrail) ketika Iblis hendak dicabut nyawanya, maka malaikat maut itu berkata, bahwa Iblis akan diberi minum dari neraka Ladza.

Pintu kelima namanya Huthamah, tempat orang-orang Yahudi. Merupakan pintu neraka pada neraka tingkatan ke 3. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang Yahudi dan para pengikutnya. Pintu neraka Huthamah ini, tingkatannya di atas pintu neraka Ladza yang dihuni para Iblis. Tentang neraka Huthamah ini, Allah SWT telah berfirman dalam Al Quran, “Dan tahukah kamu, apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan.”(Al Humazah : 5-6)

Pintu keenam namanya Sa’ir, merupakan pintu neraka pada neraka tingkatan ke 2. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang Nashrani dan para pengikutnya. Pintu neraka ini berada di atas tingkatan pintu neraka Huthamah. Mengenai neraka ini, Allah SWT telah berfirman, “Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).”(Al Inshiqaq : 12)

Selanjutnya Jibril terdiam karena merasa segan kepada Rasulullah SAW. kemudian Rasulullah SAWbertanya, “Kenapa engkau tidak memberitahukan penghuni pintu yang ketujuh?”

Jibril menjawab, “Pintu ke tujuh namanya pintu neraka Jahanam. Merupakan pintu neraka yang paling atas (pertama). Di dalamnya berisi umatmu yang melakukan dosa-dosa besar dan tidak tobat sampai mereka meninggal dunia.”

Mendengar cerita dari malaikat Jibril maka Rasulullah SAW pun pingsan mendengar penjelasan Jibril tersebut. Jibril meletakan kepala Rasulullah SAW di pangkuannya sampai Beliau sadar kembali.

Lalu selang tak lama Salman Al-Farisi datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata, Assalaamu’alaikum, yaa ahla baiti rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan junjunganku Rasulullah SAW ?” Namun tidak ada yang menjawab, sehingga meraka pun menangis dan terjatuh.

Rasulullah SAW bersabda, “Betapa besar cobaan yang menimpaku dan aku merasa sangat sedih. Jadi, ada di antara umatku yang akan masuk neraka?”

Jibril menjawab, “benar, yaitu umatmu yang mengerjakan dosa-dosa besar.

Kemudian Rasulullah SAW. menangis, dan Jibril pun juga ikut menangis. Rasulullah SAW lantas masuk ke rumahnya dan menyendiri. Beliau hanya keluar rumah jika hendak mengerjakan salat dan tidak berbicara dengan siapa pun. Dalam salat beliau menangis dan sangat merendahkan diri kepada Allah SWT.

Pada hari yang ketiga, Abu Bakar r.a. datang ke rumah beliau dan mengucapkan, Assalaamualaikum, yaa ahla baiti rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan Rasulullah SAW ? Namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga Abu Bakar menangis tersedu-sedu.

Umar r.a. datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata, Assalaamu’ alaikum, yaa ahlal baiti rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan Rasulullah SAW ?” Namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga Umar lantas menangis tersedu-sedu.

Kemudian Salman bangkit dan mendatangi rumah Fathimah. Sambil berdiri di depan pintu ia berkata, ” Assalaamu’ alaikum, wahai putri Rasulullah SAW sementara Ali r.a. sedang tidak ada di rumah.

Salman lantas berkata, “Wahai putri Rasulullah SAW, dalam beberapa hari ini Rasulullah SAW. suka menyendiri. Beliau tidak keluar rumah kecuali untuk salat dan tidak pemah berkata-kata serta tidak mengizinkan seseorang untuk masuk ke rumah beliau.”

Fathimah lantas pergi ke rumah beliau (Rasulullah). Di depan pintu rumah Rasulullah SAW Fathimah mengucapkan salam dan berkata, “Wahai Rasulullah, saya adalah Fathimah.”

Waktu itu Rasulullah SAW sedang sujud sambil menangis, lantas mengangkat kepala dan bertanya, Ada apa wahai Fathimah, Aku sedang menyendiri. Bukakan pintu untuknya.” Maka dibukakanlah pintu untuk Fathimah.

Fathimah menangis sejadi-jadinya, karena melihat keadaan Rasulullah yang pucat pasi, tubuhnya tampak sangat lemah, mukanya sembab karena banyak menangis.

Fathimah bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang sedang menimpa dirimu wahai ayahku?” Beliau bersabda, “Wahai Fathimah, Jibril datang kepadaku dan melukiskan keadaan neraka. Dia memberitahu kepadaku bahwa pada pintu yang teratas diperuntukkan bagi umatku yang mengerjakan dosa besar. Itulah yang menyebabkan aku menangis dan sangat sedih.”

Fatimah bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mereka masuk ke neraka itu?” Beliau bersabda, “Mereka digiring ke neraka oleh malaikat. Wajah mereka tidak hitam, mata mereka tidak biru, mulut mereka tidak disumbat, dan mereka tidak dibelenggu ataupun dirantai.”

Fatimah bertanya,” Wahai Rasulullah, bagaimana sewaktu mereka digiring ke neraka oleh malaikat?” Beliau bersabda, “Laki-laki ditarik jenggotnya, sedangkan perempuan dengan ditarik rambut ubun-ubunnya. Banyak di antara umatku yang masih muda, ketika ditarik jenggotnya untuk digiring ke neraka berkata, Betapa sayang kemudaan dan ketampananku.

Banyak di antara umatku yang perempuan ketika ditarik ke neraka berkata, Sungguh aku sangat malu. Ketika malaikat yang menarik umatku itu sampai ke neraka dan bertemu dengan Malik, Malik bertanya kepada malaikat yang menarik umatku itu, Siapakah mereka itu? Aku tidak pernah melihat orang-orang yang tersiksa seperti mereka. Wajah mereka tidak hitam, mata mereka tidak biru, mulut mereka tidak disumbat, mereka tidak dibarengkan dengan golongan setan, dan mereka tidak dibelenggu atau diikat lehernya?

Malaikat itu menjawab, “Kami diperintahkan untuk membawa mereka kepadamu dalam keadaan seperti itu. Malik berkata kepada mereka, Wahai orang-orang yang celaka, siapakah sebenarnya kalian ini? (Dalam hadis yang lain disebutkan, bahwa ketika mereka ditarik oleh malaikat, mereka selalu menyebut-nyebut nama Muhammad. Ketika mereka melihat Malik, mereka lupa untuk menyebut nama Muhammad SAW. karena seramnya Malaikat Malik).

Mereka menjawab, Kami adalah umat yang diturunkan Al Quran kepada kami dan termasuk orang yang mengerjakan puasa pada bulan Ramadhan. Malik berkata, “Al Quran hanya diturunkan untuk umat Muhammad SAW.

Ketika mendengar nama Muhammad, mereka berteriak seraya berkata, ‘Kami termasuk umat Muhammad SAW Malik berkata kepada mereka, Bukankah di dalam Al Quran ada larangan untuk mengerjakan maksiat-maksiat kepada Allah SWT ?

Ketika mereka berada di tepi neraka dan diserahkan kepada Malaikat Zabaniyah, mereka berkata Wahal Malik, izinkanlah kami untuk menangisi nasib kami.

Malik mengizinkannya, dan mereka lantas menangis dengan mengeluarkan darah.

Malik lantas berkata, Alangkah baiknya, seandainya tangis ini kamu lakukan sewaktu berada di dunia. Seandainya sewaktu di dunia kamu menangis seperti ini karena takut kepada siksaan Allah, niscaya sekarang ini kamu tidak akan masuk neraka.

Malik lalu berkata kepada Zabaniyah, Lemparkan, lemparkan mereka ke dalam neraka. Ketika mereka dilempar ke dalam neraka, mereka berseru secara serempak mengucapkan kalimat, Laa ilaaha illallah…., sehingga api neraka langsung menjadi padam.

Kemudian Malik berkata, Wahai api, sambarlah mereka! Api itu menjawab, Bagaimana aku menyambar mereka sementara mereka mengucapkan kalimat, Laa ilaaha illallaah. Malik berkata lagi kepada api neraka, Sambarlah mereka.

Api itu menjawab, Bagaimana aku menyambar mereka, sementara mereka mengucapkan kalimat, Laa ilaaha illallah. Malik berkata, Benar, namun begitulah perintah Allah Arasy. Kemudian api itu pun menyambar mereka. Di antara mereka ada yang disambar sampai dua telapak kakinya, ada yang disambar sampai dua lututnya, dan ada yang disambar sampai lehernya.

Ketika api itu akan menyambar muka, Malik berkata, Jangan membakar muka mereka, karena dalam waktu yang cukup lama mereka bersujud Kepada Dzat Yang Maha Kuasa.

Dalam Al Quran, Allah SWT telah mensifati neraka Jahannam sebagai berikut, “Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi gunung.”(Al Mursilat : 32) “Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya.(AlHijr : 43)

Dari Hadits Qudsi, Bagaimana kamu masih bisa melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahari-Ku. Tahukah kamu bahwa neraka jahanam-Ku itu mempunyai 7 tingkat. Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah. Setiap daerah mempunyai 70,000 kampung Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik. Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak Setiap kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum. Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor ular. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat. Juga di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 rantai Setiap rantai diseret oleh 70,000 malaikat.

“Betapa pedih dan mengerikannya neraka yang diceritakan oleh Malaikat Jibril, bahkan Rasulullah SAW pun menjadi sedih dan menangis tanpa henti-henti akan kabar yang disampaikan Malaikat Jibril kepad Rasulullah SAW.”ucap Ustad Ghozali dengan meneteskan air mata

“Keyakinan tentang kegaiban alam surga dan neraka, akan mampu menjadi mesin penggerak untuk selalu dan selalu belajar dan bekerja serta beribadah secara baik dan benar, yakni secara islami. Semoga ini menjadi gambaran untuk kita agar kita selalu ingat kepada Allah SWT agar kita dijauhkan dari siksa neraka yang pedih,” ucapnya dengan nada sendu.

(Ismed Eka Kusuma)

AKTUAL

3 Golongan yang Diancam Allah SWT dengan Siksa Neraka

Ada tiga golongan manusia yang kelak tidak dilihat oleh Allah karena Allah benci kepada mereka. Allah pun tidak mengampuni dosanya dan mereka diancam siksa neraka yang pedih. Siapa saja mereka?

1. Orang yang menguasai kelebihan air atau sumber daya alam lainnya, tetapi tidak mau membagikan pada orang yang membutuhkan.

2. Seorang laki-laki yang berbaiat kepada seorang imam dengan tujuan dunia. Jika imam menuruti keinginannya, dia senang, tetapi jika sang imam tidak memenuhi kemauannya, dia marah (sakit hatinya).

3. Orang yang menjual dagangannya dengan sumpah dusta. “Demi Allah, barang ini sudah ditawar lebih tinggi dari penawaranmu”, padahal ucapan itu bohong. Hadis ini mengingatkan kita agar berdagang atau mencari rezeki dengan jujur.

Tiga macam perbuatan manusia tersebut memiliki kesamaan, yaitu mencari kehidupan dunia. Mereka adalah orang-orang yang menukar janji Allah (Surga) dan menghargai sumpah mereka dengan nilai dunia yang kecil.

Firman Allah dalam Surat Ali Imran Ayat 77, “Sesungguhnya orang-orang yang menjual janji Allah (Surga) dan mengobral sumpah mereka dengan harga yang kecil mereka tidak mendapatkan pahala mereka di akhirat dan Allah tidak mengajak mereka berbicara dan tidak melihat mereka pada hari kiamat dan Allah tidak akan menyucikan mereka dan bagi mereka azab yang pedih.”

Diriwayatkan dalam Hadis Bukhari, Rasulullah bersabda, “Ada tiga golongan yang Allah tidak melihat mereka pada hari kiamat dan Allah tidak akan menyucikan mereka dan bagi mereka siksa yang pedih; seorang laki-laki memiliki kelebihan air di jalan namun ia menahan dari ibnu sabil, dan seorang laki-laki yang berbaiat pada imam dia tidak baiat kecuali karena dunia, jika imam memberi dunia dia senang namun jika ia tidak diberi dia marah, dan seorang laki-laki berdagang setelah ashar, maka ia mengatakan: demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia sungguh aku telah memberi dengan dagangan, dan pembelinya percaya.”

 

LIPUTAN6

Kita tidak Miskin

Pakaiannya lusuh. Tidak ada senyum. Mendung kefakiran menggelayut kuat di wajahnya. Kaki menyaruk gontai. Dengan sedih, ia pun bertanya di majelis seorang ahli hikmah.”Mengapa aku seperti ini; menjadi orang yang sangat miskin dan selalu mengalami kesulitan hidup?”

Sang Guru Bijak pun menjawab, “Karena engkau tidak pernah berusaha untuk memberi pada orang lain.” “Bagaimana aku memberi, wahai Tuan Guru, sementara tidak ada sesuatu pun yang bisa aku beri?” jawab si miskin.

Dengan senyum mendamaikan, sang ahli hikmah ini menuturkan nasihatnya, “Sebenarnya engkau masih punya banyak untuk engkau beri pada orang lain.”

“Apakah itu, wahai Tuan Guru?”

“Pertama, dengan lisan yang engkau punya, engkau bisa berikan senyuman dan pujian. Kedua, dengan mata yang engkau punya, engkau bisa memberikan tatapan yang lembut penuh rahmat. Ketiga, dengan telinga yang engkau punya, engkau bisa memberikan perhatian untuk mendengar keluhan orang-orang di sekitarmu.”

“Berikutnya, keempat, dengan wajah yang engkau punya, engkau bisa memberikan keramahan dan kesantunan yang bersahabat. Dan kelima, dengan tangan yang engkau punya, engkau bisa memberikan bantuan dan pertolongan kepada orang lain yang membutuhkan.”

“Jadi,” lanjut sang Guru Bijak, “sesungguhnya engkau bukanlah miskin, hanya saja tidak pernah mau memberi pada orang lain. Itulah yang menyebabkan orang lain juga tidak pernah mau memberikan apa pun pada dirimu.”

“Engkau akan terus seperti ini jika engkau tidak mau memberi dan berbagi pada orang lain. Pulanglah dan berbagilah pada orang lain dari apa yang masih engkau punya agar orang lain juga mau berbagi denganmu,” ujar sang Guru.

Ikhwatal iman, memberi tidak ditentukan oleh seberapa besar atau kecil, tetapi berdasarkan kebutuhan. Ada yang butuh didengarkan. Ada yang butuh dikuatkan. Ada yang butuh diperhatikan. Ada yang butuh disemangati. Ada yang butuh diberi pengharapan.

Karena itu, selalu lakukanlah yang terbaik. May yazra’yahshud, apa yang kita tanam sekarang akan kita ketam pada kemudian hari.

Ketika kita menanam padi, mungkin rumput ikut tumbuh.Namun, ketika kita menanam rumput, tidak mungkin padi ikut tumbuh. Jadi, saat kita melakukan kebaikan, mungkin hal buruk akan ikut mengiringi. Namun, ketika kita melakukan keburukan, tidak akan mungkin muncul kebaikan.

Mari tetaplah berbuat baik sekecil apa pun bentuk kebaikan itu. Meski yang kita bisa sekedar doa, menyungging senyum, dan menyapa ringan penuh sopan dan santun.Wallahu A’lam.

OLEH USTAZ MUHAMMAD ARIFIN ILHAM

REPUBLIKA

 


Alhamdulillah, aplikasi cek porsi haji sudah aktif kembali. Cek informasi akomodasi haji tahun ini. Install dari HP Android Anda. Klik di sini! 

Riya Melanda Pendamba Dunia dan Pendamba Akhirat

IKHLAS sering diartikan sebagai tidak riya dalam beramal. Riya adalah syirik kecil. Dalam tulisan berikut ini, yang dipetik dari kitab al-Thariqah al-Muhammadiyah, Syekh al-Birgawi dengan gamblang menerangkan bagaimana riya bisa melanda baik pendamba dunia maupun pendamba akhirat.

Termasuk penyakit hati yang menyebabkan kekufuran adalah riya. Orang yang riya biasanya berusaha mencari kesuksesan di dunia ini dengan melakukan ibadah, kemudian mengabarkan kesalehannya itu kepada orang lain. Memberitahukan amal kita ke orang lain, tanpa mereka menanyakannya, dan bukan dengan maksud mengajari atau memperbaiki pemahaman keagamaan
mereka, termasuk sikap riya.

Riya adalah salah satu perwujudan sifat nifak (munafik), yaitu berusaha menampilkan suatu sikap yang bertentangan dengan kenyataannya. Lawan riya adalah ikhlas atau ketulusan hati yang merupakan dasar keberagaman.

Ikhlas berarti berbuat dan berperilaku selaras dengan iman. Sikap Ikhlas lahir dari kesungguhan untuk mencari jalan keselamatan dan kedamaian di dunia dan di akhirat serta didorong oleh kehendak yang kuat untuk mendekati diri pada Allah swt.

Orang yang ikhlas akan mendapatkan balasan karunia yang besar dari Allah di dunia ini, berupa kepuasan batin karena selalu merasa diawasi dan diperhatikan oleh Allah swt. Nabi saw bersabda, “Apabila kau tak sanggup melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR.Muslim dari Ibn Umar).

Kadang-kadang kemunafikan merasuk ke dalam hari didorong oleh hasrat meraih sukses duniawi. Inilah pangkal kemunafikan dalam lingkup kehidupan dunia. Tetapi, bila keuntungan ukhrawi juga muncul dalam keinginan seseorang, keadaannya menjadi rumit. Muncul persaingan yang hebat antara mementingkan keuntungan duniawi atau keuntungan ukhrawi.

ORANG YANG IKHLAS AKAN BERUSAHA MENJAGA SETIAP TINDAKAN, IBADAH, DAN KESALEHAN LAINNYA AGAR TETAP TAK TAMPAK DAN LUPUT DARI PERHATIAN
MANUSIA. [Chairunnisa Dhiee]

Sumber: buku ” Ikhlas Tanpa Batas”

INILAH MOZAIK

Pemerintah Gratiskan Biaya Badal Jamaah Haji yang Meninggal di Tanah Suci

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan mempersiapkan tenaga musiman (temus) untuk membadalhajikan para jamaah haji yang meninggal sebelum wukuf Arafah (Armina, Mina dan Muzdalifah).

Hingga Kamis (26/7/2018) jamaah haji yang meninggal dunia di Madinah sudah mencapai tujuh orang.

Mereka adalah Sukardi Ratmo Diharjo (59 tahun), Hadia Daeng Saming (73), Ade Akum Dachyudi (67), Sunarto Sueb Sahad (57), Siti Aminah Rasyip (57), Sanusi bin Musthofa (73), dan Katio Simanjutak (59).

Jamaah yang meninggal tersebut nantinya akan dibadalkan dan biayanya akan ditanggung oleh negara dalam hal ini Kementerian Agama.

Konsultan Pembimbing Ibadah Haji Daker Madinah, Ahmad Kartono mengatakan, pembadalan akan dilakukan petugas yang ditunjuk oleh pemerintah dan biasanya oleh temus.

Adapun tahapannya, jamaah haji yang meninggal akan didata identitasnya terlebih dahulu secara lengkap. Lalu, PPIH Arab Saudi menunjuk beberapa orang, biasanya dari temus, untuk membadalhajikan jamaah yang meninggal itu.

Temus yang direkrut biasanya diambilkan dari para petugas haji. Dengan begitu, identitas mereka sudah jelas dan tercatat.

Satu temus akan mengerjakan haji untuk satu jamaah yang meninggal. ’’Jadi tidak boleh dobel. Temusnya juga harus sudah pernah berhaji,’’ terangnya. Setelah selesai, PPIH akan menerbitkan sertifikat badal haji dan diserahkan kepada ahli waris. ’’Tidak ada biayanya, ditanggung negara, ’’ katanya.

Sementara untuk jamaah haji yang ingin membadalhajikan keluarganya, menurut Kartono, di luar kewenangan pemerintah.

Namun, dia berpesan agar berhati-hati memilih orang yang akan diserahi tugas badal haji. ’’Harus cari orang yang amanah, sudah pernah berhaji, dan paham aturan badal haji,’’ katanya.

Orang yang melakukan badal haji akan mendapat upah. Namun ketika ditanya berapa besaran rupiahnya, ia enggan menyebut nominal. ’’Tergantung kesepakatan saja. Kalau ada temus yang tidak mau diberi upah ya silakan,’’ katanya.

OKEZONE

Saat Wukuf, Suhu Diprediksi Capai 51 Derajat Celcius

Wukuf di Arafah adalah inti dari perjalanan ibadah haji. Sehingga jika tak wukuf di Arafah maka haji seseorang tidak sah.

Maka dari itu, jamaah harus berjuang melakukan wukuf meski suhu nanti diperkirakan akan menyentuh angka 51 derajat celsius.

Jemaah haji diminta menjaga kesehatan diri dan rajin menyemprotkan air ke wajah selain minum air putih yang banyak.

“Diperkirakan panasnya mencapai 51 derajat celsius. Jemaah meski menyiapkan diri untuk menghadapinya,” ujar Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Endang Jumali saat ditemui Media Center Haji (MCH) di Kantor Daker Makkah, seperti dilansir dari laman resmi Kemenag.

Endang mengatakan jemaah haji tetap mengenakan alas kaki ke mana pun berpergian.

“Kalau tak pakai sandal, kaki akan melepuh. Kadang yang sakit diabetes tak merasakan panas padahal kakinya sudah melepuh,” kata Endang.

OKEZONE

Penduduk Surga Pun Menyesal

Imam Thabrani dalam hadis hasan shahih-nya pernah menulis sepenggal kisah tentang surga. Surga digambarkan mempunyai tingkatan-tingkatan yang luasnya setara langit dan bumi.

Suatu kali, setetes minyak harum dari seorang penduduk surga yang berada di atas jatuh menetes ke surga yang ada di bawahnya. Kejadian itu menghebohkan seisi surga yang ada di bawah.

Pasalnya, aroma harum dari setetes minyak harum tersebut mengalahkan wangi-wangian seisi jagad di surga bawah itu. Penduduk surga yang ada di bawah bertanya-tanya, dari manakah wangi harum itu? Semerbak wangi yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.

Dijawablah oleh malaikat penjaga surga, aroma yang sangat harum itu berasal dari tetesan minyak wangi dari seorang penduduk surga yang tinggal di atas mereka. Penduduk surga bawah itu pun makin penasaran, apa yang membuat orang tersebut bisa memasuki surga yang ada di atasnya? Betapa mulianya orang itu, hingga ditempatkan di surga yang ada di bagian atas.

Malaikat pun menjawab. Amal ibadah si pemilik parfum itu pada dasarnya sama dengan orang-orang yang ada di surga bagian bawah. Namun bedanya, si pemilik parfum itu memiliki zikir yang lebih banyak dari engkau sebanyak satu kali. Maka, ia pun ditempatkan di surga yang lebih tinggi, lanjut malaikat itu.

Saat itu, penyesalan pun meliputi penduduk surga yang di bawah. Mereka menyesal, mengapa sewaktu di dunia me reka menyia-nyiakan waktu. Andaikan saja, mereka mau lebih banyak untuk berzikir dan ber ibadah, tentu mereka bisa ditempatkan di surga yang lebih tinggi.

Di Akhirat, penyesalan tidak hanya datang dari penghuni neraka saja. Hadis Riwayat Thabrani ini membuktikan, penduduk surga sekalipun akan menyesali diri di dalam surga. Mereka menyesal, mengapa tidak menyibukkan diri dengan ibadah.

Mereka menyesal tidak disibukkan oleh urusan-urusan akhirat, kerja-kerja positif, ibadah, serta hal-hal kebaikan. Mereka beranggapan, mereka telah meremehkan akhirat yang saat itu mereka rasakan betapa besar nilainya. Hadis ini juga menunjukkan, betapa besarnya nilai sebuah zikir di hadapan Allah dan mendapat ganjaran yang besar.

Dalam hadis lain disebutkan, Ada dua kalimat yang ringan di lidah tapi berat timbangannya (di Akhirat). Kalimat itu adalah, ‘sub hanallahi wabihamdihi’ dan subhanallahil ‘azhimi’. (HR Bukhari). Tidakkah hadis ini dapat memotivasi mereka yang ingin memburu akhirat? Jika sebuah zikir yang enteng di lidah saja di hargai dan diberi ganjaran sedemikian besar di akhirat, maka tentu ibadah-ibadah yang lebih berat akan mendapatkan ganjaran yang lebih berat pula.

Bagaimana kiranya ganjaran bagi mereka yang menunaikan haji, shalat tahajud sepanjang ma lam, dan orang-orang yang berjihad/berperang di jalan Allah? Betapa besar pula ganjaran orang yang bersusah-payah menuntut ilmu, menghafal Alquran, mengabdikan diri pada kedua orang tua, dan berbagai aktivitas mulia lainnya.

Tentu itu semua mendapatkan ganjaran lebih baik di sisi Allah SWT. Dalam hadisnya Rasulullah SAW bersabda, Bentengilah diri kalian dari api neraka, walau dengan sebutir kurma. (HR Ahmad, Bukhari dan Muslim). Bayangkan saja, dengan bersedekah hanya sebuah biji kurma atau memberi makan orang berbuka puasa dengan sebuah biji kurma bisa menjadi tameng dari api neraka.

Bagaimana pulalah kiranya mereka yang bersedekah dan membangun masjid, sekolah agama, fasilitas umum, dan sarana pendidikan? tentu mereka lebih terlindungi dari api negara selama semua itu ikhlas karena Allah SWT semata.

Sebut Nabi Musa dengan Preman, Beradabkah?

RASULULLAH shallallahu alaihi wa sallam mengingatkan kepada kita, agar selalu waspada dalam menjaga lisan. Anggota badan yang satu ini, bisa jauh lebih berbahaya dari pada tangan dan kaki. Karena lepas kontrol lisan, bisa menyebabkan pelakunya terjerumus ke neraka jahanam.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengingatkan, “Sesungguhnya ada seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan murka Allah, diucapkan tanpa kontrol akan tetapi menjerumuskan dia ke neraka.” (HR. Bukhari 6478)

Al-Hafidz Ibn Hajar mengatakan dalam Fathul Bari ketika menjelaskan hadis ini, yang dimaksud diucapkan tanpa kontrol adalah tidak direnungkan bahayanya, tidak dipikirkan akibatnya, dan tidak diperkirakan dampak yang ditimbulkan. Hal ini semisal dengan firman Allah ketika menyebutkan tentang tuduhan terhadap Aisyah: “Mereka sangka itu perkara ringan, padahal itu perkara besar bagi Allah.” (QS. An-Nur: 15)

Terutama ketika orang sedang berkelakar, sering sekali dia tidak kontrol, sehingga keluar kalimat celaan atau kata yang tidak selayaknya diucapkan. Karena itulah, al-Quran menyebutkan, diantara sebab orang menghina Allah dan Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa sallam, adalah ketika dia sedang bergurau.

Allah berfirman, “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman (QS. at-Taubah: 65 66)

Ayat ini turun berkaitan dengan sikap seorang munafiq yang menyebut Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat sebagai orang yang paling rakus ketika makan, jika bicara tak bisa dipegang, dan paling penakut ketika bertemu musuh. Lalu perkataan orang munafik ini dilaporkan kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Akhirnya orang ini berusaha untuk untuk meminta maaf kepada beliau, dan beralasan bahwa dia hanya bergurau, tidak ada maksud serius untuk menghina Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat.

Namun tidak dipedulikan oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Di saat itulah, Allah menurunkan firman-Nya di atas. (Tafsir Ibnu Katsir, 4/171)

Selanjutnya anda bisa menilai, ketika ada yang menyebut Nabi Musa alaihis salam dengan preman, dengan maksud bercanda. Sekalipun tidak ada niat melecehkan, setidaknya dia melakukan kesalahan besar, tindakan kurang adab terhadap status kenabian.

 

INILAH MOZAIK

Berbagi Singkong Goreng Berbuah Pergi Haji

SEKITAR tahun 1980, seorang pedagang gorengan di Jakarta, selama tiga hari berturut-turut melihat seorang bocah laki-laki lusuh berlalu lalang dengan wajah sedih di depan gerobak dagangannya. Ia tahu, anak itu menginginkan satu dua potong gorengannya secara gratis.

Karena tidak berani meminta, ia hanya memandang gerobak gorengan itu dari kejauhan. Pada hari keempat, pedagang gorengan itu menyisakan sepotong singkong buntut yang biasanya tidak laku dijual. Dipanggilnya bocah itu sambil mengacung-acungkan singkong kecil itu.

Tak menunggu lama, si bocah itu langsung berlari menyambar singkong itu sambil berucap, “Terima kasih, bang.” Matanya berbinar, senyumnya terkembang. Dua puluh empat tahun kemudian, tukang gorengan itu masih berjualan di tempat yang sama.

Suatu hari, sebuah mobil mewah berhenti di depan gerobaknya yang parkir di tengah perkampungan kumuh. Penumpangnya, seorang pria muda berpenampilan mewah, menghampiri pedagang gorengan itu. Saat saling berhadapan, si pedagang gorengan seperti tidak peduli. Tapi ia bingung ketika si pemuda perlente itu mendadak berucap, “Bang, ada singkong buntut?” Kagak ada, Mas! Singkong buntut mah dibuang. Kenapa tidak beli yang lain saja? Nih, ada pisang sama singkong goreng,” ujar si pedagang gorengan itu.

“Saya kangen singkong buntutnya, Bang. Dulu, abang kan yang pernah memberi saya singkong goreng buntut? Dulu, ketika saya masih kecil, dan ayah saya baru saja wafat tidak ada yang membiayai hidup saya. Teman-teman mengejek karena saya tidak bisa jajan. Selama empat hari saya berlalu-lalang di depan gerobak abang, sampai abang memanggil saya dan memberi sepotong singkong goreng buntut yang langsung saya sambar,” tuturnya.

Si pedagang gorengan terperangah. Dia tidak mengira sepotong singkong buntut, yang biasanya dia buang, bisa membuat pemuda itu mendatangi dengan keadaan yang benar-benar berbeda. Si pedagang akhirnya ingat wajah yang pernah dikenalnya 24 tahun silam.

Melihat pedagang gorengan masih terperangah menatapnya, pemuda itu kemudian bercerita bahwa sesaat setelah menyambar singkong itu dulu, ia langsung memamerkan kepada teman-temannya. Ia ingin membuktikan bahwa dia masih bisa jajan. Sesuatu yang dianggap remeh, tapi baginya itu membuatnya sangat bahagia, sehingga dia berjanji suatu saat akan membalas budi baik pedagang gorengan itu. “Abang tidak sekadar memberi saya singkong buntut, tapi juga memberikan saya kebahagiaan,” papar si pemuda itu.

“Saya mungkin tidak bisa membalas budi baik Abang. Tapi saya ingin memberangkatkan Abang berhaji, semoga Abang bahagia dan menerimanya,” ujar si pemuda lagi.

Pedagang gorengan hampir-hampir tidak percaya. Dua puluh empat tahun silam, ia telah membahagiakan seorang anak yatim, maka Allah swt membalas amal salehnya itu. Subhanallah.

INILAH MOZAIK