Cerita Insinyur Mesir Jadi Buruh Kasar demi Berhaji

Pak Kasnadi sudah sukar bergerak sejak masih dalam bus menuju Bandara King Abdulaziz Jeddah dari Makkah, Senin (27/8). Usianya yang sudah lewat kepala tujuh dan sakit di lutut sebelah kiri membuat jamaah asal Tegal, Jawa Tengah tersebut sukar berjalan.

Saat tiba di Bandara Jeddah bersama rombongan Kloter 3 Debarkasi Solo, ia langsung dipapah tiga petugas Daker Bandara PPIH Arab Saudi. Jabir (40 tahun) seorang tenaga pendukung yang bertugas di Sektor 1 Daker Bandara salah satunya.

“Dia sudah tak kuat jalan, makanya kami bopong,” kata Jabir.

Saat itu, kata Jabir, bus tiba di pemberhentian bus Gerbang E Bandara Jeddah. Pak Kasnadi mereka bopong bertiga hingga tiba di Gerbang D, sekitar 100 meter jaraknya.

Di Gerbang D tersebut tiba-tiba seorang pekerja kasar Mesir berlari mendekat. Dengan postur yang jauh lebih besar dan tegap dari para petugas Indonesia, langsung ia rebut Pak Kasnadi. Ia angkat dan ia gendong layaknya anak-anak.

Pak Kasnadi ia bawa dengan selamat sampai di Plaza D, tempat jamaah kloternya diistirahatkan sejenak sebelum diperiksa. Budi Marta, petugas Daker Bandara lainnya menuturkan, jamaah itu langsung diperiksa dokter dan diberi makan. Begitu pulih setelah diistirahatkan, ia kemudian didorong petugas Indonesia menggunakan kursi roda menuju pesawat. Sang penolong dari Mesir sudah tak kelihatan.

Republika.co.id berupaya mencari petugas itu keesokan harinya berdasarkan kisah para petugas. Tak sukar, lelaki dengan ciri khas selalu mengenakan topi berwarna krem itu nampak sedang duduk beristirahat bersama kawan-kawannya sembari menanti barang bawaan jamaah yang harus diangkat turun. Dan ia punya kisah yang tak kalah ajaib.

Pekerja bongkar muat itu mengatakan bernama Fathallah Alisawiyah. Ia lahir setengah abad lalu di Iskandariyah, Mesir, dan sampai saat ini masih punya pekerjaan tetap di sana. Di kampung halamannya, ia adalah seorang insinyur.

Ia biasanya mengerjakan keperluan teknis untuk masjid-masjid di seantero Mesir. Penghidupannya di Mesir, kata dia, tergolong nyaman dan berada. Dari tiga anak Fathallah, putri tertua sudah menyelesaikan pendidikan S3 Sastra Prancis.

Tahun ini, Fathallah mendaftar jadi pekerja kasar di Jeddah saat ada rekrutmen di Iskandariyah. Ini pertama kalinya ia menjalani pekerjaan tersebut. Selama dua bulan ia ditugaskan mengangkut barang-barang jamaah di Bandara King Abdulaziz.

Dari baju birunya, nampak Fathallah berada di posisi paling bawah hirarki para pekerja bongkar muat di Bandara Jeddah. Hari itu, ia baru saja selesai menggotong koper-koper besar jamaah asal Mali dari atap bus.

“Sangat kecil hasil bekerja di sini dibanding di Mesir,” kata dia sembari tersenyum dalam bahasa Arab di Bandara Jeddah, Selasa (28/8).

Apa hal ia rela bersusah payah jadi tenaga bongkar muat di Jeddah? Ternyata tujuan utamanya adalah berhaji di Tanah Suci. Kepala plontosnya menandakan ia sudah menyelesaikan seluruh rangkaian itu saat penerbangan di terminal haji Jeddah berhenti selama puncak musim haji.

Fathallah sedianya punya cukup harta untuk membiayai dirinya dan sang istri berangkat haji bersama jamaah lain dari Mesir. Tapi ia memang memilih jalan lebih berat yang menurutnya lebih mulia.

“Kalau saya berangkat haji biasa, saya takut tidak bisa bantu-bantu jamaah lain,” kata dia.

Dengan menjadi pekerja kasar di Bandara Jeddah, ia mengharapkan bisa ikut mendulang berkah dari menolong tamu Allah. Hal itu juga yang mendorongnya ngotot merebut Pak Kasnadi dari petugas Indonesia dan memberikan bantuan menggendong sampai ke tempat beristirahat.

Buat Fathallah, ibadah haji bukan sekadar mencari kedekatan personal dengan Allah. “Semua pekerjaan membantu sabilillah, para tamu Allah, adalah juga ibadah haji itu sendiri,” kata dia.

REPUBLIKA

 

Cek Keberangkatan Haji sudah bisa via smartphone Android Anda, Download Aplikasi ini! Info klik di sini! 

Serba-serbi Haji (9): Nasehat Sederhana yang Tepat

RUANG makan selalu saja menjadi tempat favorit para jamaah haji untuk saling berkenalan, berbagi pengalaman dan bahkan ada yang berbagi peluang kerja sama. Saya kadang ikut nimbrung juga di dalamnya. Ada banyak ilmu yang saya dapatkan dari dialog informal ini. Teringatlah saya pada salah satu petuah sahabat: “salah satu cara lobby yang baik adalah lewat meja makan.”

Namun, tak ada kaidah atau teori yang tak berkecualian. Semua punya pengecualian. Mustatsnayat kata orang Arab, exceptions kata orang Barat. Mat Kelor bercerita bahwa semalam dia ditelpon oleh sahabatnya yang sedang tengkar hebat dengan istrinya. Saat ditanya sejak kapan tengkarnya, ternyata sejak makan bersama di meja makan.

Kami tak tertarik dengan materi pertengkarannya karena itu urusan internal. Namun, saya tertarik dengan kisah Mat Kelor selanjutnya tentang penyelesaian pertengkaran yang sempat memuncak itu. Mat Kelor yang lugu banget ini sesungguhnya tak begitu percaya bagaimana bisa suami isteri itu bertengkar pas setelah baru usai prosesi haji. Tak adakah pertambahan harmonis sebagai hikmah haji? Pikir Mat Kelor.

Menariknya, pertengkaran sahabatnya itu terjadi di atas tidur menjelang tidur malam. Istrinya teriak: “Aku tak mau melihat wajahmu lagi. Aku capek, aku sedih.” Diucapkannya 3x sambil terisak dan meneteskan air mata. Sahabat Mat Kelor ini diam-diam mengirim pesan WA ke Mat Kelor untuk mendapatkan saran bagaimana menyikapi istri yang model begini. Apakah harus pergi atau bagaimana?

Dengan kalem dan bijak, Mat Kelor membalas WA itu: “Jangan lawan istrimu. Tanda haji mabrur adalah memaafkan dan memaklumi. Cukup matikan semua lampu di kamarmu. Lalu tidurlah. Maka dia tak akan bisa melihatmu lagi karena gelap.”

Istri sahabatnya itu tak ada suaranya lagi, sang suaminyapun diam. Tak lama kemudian mereka tertidur. Saat pagi menyapa, mereka terbangun. Dan mereka kaget saat sadar bahwa mereka bangun bersama dalam keadaan berpelukan. Benar-benar jitu nasehat Mat Kelor. Hahahaa.

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi 

ININLAH MOZAIK

Serba-serbi Haji (8): Harga Mahal Sebuah Keahlian

MENGAPA bengkel resmi itu berbiaya lebih mahal ketimbang bengkel amatir? Jawabannya adalah karena para montir atau pekerjanya adalah ahli atau profesional, bukan pemula yang coba-coba. Semua kita kalau sakit pasti akan mencari dokter yang ahli di bidangnya, walau jauh lebih berbiaya mahal dibandingkan yang tidak ahli.

Ada kisah yang tersisa dari prosesi haji. Saat usai jumrah aqabah, para jamaah melakukan cukur (tahallul). Ada yang membawa alat cukur sendiri dan ada pula yang memanfaatkan jasa tukang cukur. Tak ada tukang cukur yang tak laku. Tulisan “barbershop” atau “shalun halaqah” berderet sepanjang jalan. Tukang cucuk dadakan juga banyak dijumpai. Kalau musim umrah biaya cukur hanya 10 riyal, musim haji berbiaya 30 riyal bahkan lebih. Tergantung ukuran kepala, sepertinya. Hahahaa

Mat Kelor termasuk yang memanfaatkan jasa tukang cukur ini. Sebulem berangkat ke tukang cukur, dia tanya temannya bagaimana cara minta cukur gundul. Temannya menyarankan untuk bilang “kullun” alias semuanya. Dia manggut-manggut. Bahasa Arab sangat dibutuhkan di musim haji ini karena tukang cukurpun memakai bahasa Arab.

Satu jam kemudian, Mat Kelor tiba kembali di hotel. Wajahnya kelihatan agak lesu sedih. Tangan kananya memegangi kepalanya yang sudah botak tapi terlihat banyak luka berdarahnya. Temannya bertanya itu kepalanya kenapa? Dia berkata lirih: “cukur model kullun.” Semua tertawa, termasuk saya. Tapi Mat Kelor tetap kelihatan sedih.

Mat Kelor bercerita bahwa tukang cukurnya tidak ahli, tidak profesional. Padahal bayarnya ya mahal juga, sama dengan yang profesional, 30 riyal. Nah, yang ini namanya penipuan, menyamar sebagai profesional dengan memanfaatkan kesempatan dan kebutuhan orang lain.

Kamipun iba kepada Mat Kelor dan bertanya kepadanya di mana letak salon cukurnya untuk diumumkan biar tak ada korban berikutnya. Setelah kami datangi, ternyata nama salonnya bukan barbershop melainkan BAR BAR SHOP. Pantas saja nyukurnya penuh luka. Bar bar dalam kamus besar bahasa Indonesia didefinisikan sebagai tidak beradab, bangsa yang belum beradab (sifatnya kasar dan kejam). Hahahaa… teliti sebelum memilih. Salam, AIM. [*]

 

INILAH MOZAIK

Jamaah Diminta tak Panik Saat Pisah Rombongan di Madinah

MAKKAH — Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis mengatakan jamaah haji Indonesia yang akan ke Madinah diminta tidak panik jika terjadi pecah rombongan dari Makkah.

Dikutip Media Center Haji di Makkah, Kamis (30/8), Sri mengatakan terdapat kemungkinan jamaah yang bergerak dari Makkah akan mengalami perbedaan hotel di Madinah meski satu rombongan. Dia mengatakan pengarahan diberikan kepada jamaah mengenai persoalan pecah rombongan dan cara mengatasinya. Pengarahan itu dilakukan di maktab sebelum jamaah berangkat ke Madinah.

Selanjutnya, kata dia, tim Daerah Kerja Madinah memiliki tim untuk membantu jamaah jika sampai terpisah dari rombongan. Selain itu, terdapat juga tim yang mengurusi koper jamaah yang salah hotel.

Tim tersebut akan melakukan penyisiran koper jamaah di hotel yang tidak sesuai dengan lokasi pemondokannya. Dengan begitu, persoalan koper jamaah tersasar di hotel lain tidak terjadi.

Sri mengingatkan jamaah haji gelombang dua yang akan bergerak dari Makkah ke Madinah untuk membawa barang seperlunya. Jangan sampai terlalu banyak barang yang nantinya justru mereporkan saat mereka berangkat ke Madinah dan ketika penempatan.

Adapun jumlah jamaah yang bergerak ke Madinah dari Makkah sekitar 114 ribu orang. Mereka merupakan jamaah penerbangan gelombang dua. Sementara 87 ribu orang lainnya adalah jamaah penerbangan gelombang pertama yang telah berada di Madinah dan Makkah. Sebagian jamaah gelombang pertama secara berangsur-angsur dipulangkan ke Tanah Air dan beberapa di antaranya sudah tiba di kampung halamannya masing-masing.

REPUBLIKA

 

22.008 Jemaah Haji Sudah Bertolak ke Tanah Air, 210 Jemaah Wafat

Makkah (PHU) —Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) sampai hari keempat fase kepulangan ke Tanah Air, Kamis (30/08) pagi waktu Saudi, sebanyak 49 kloter atau 22.008 jemaah telah dierbangkan ke Tanah Air. Sementara jemaah wafat kini mencapai 210 orang. Rinciannya adalah 141 jemaah wafat di Makkah, 28 di Madinah, 8 di Arafah, 6 di Muzdalifah, 24 di Mina dan sisanya atau 3 jemaah wafat di Daker Bandara.

Adapun rincian 210 jemaah yang wafat sebagai berikut:

Madinah:
1. Sukardi Ratmo Diharjo (JKG-1) wafat pada 18 Juli 2018 di Masjid Nabawi (lalu dibawa di Klinik Kesehatan Haji/KKHI Madinah) disebabkan cardiac arrest pada usia 59;
2. Ade Akum Dachyudi (67) asal Kloter JKS-13; wafat pada 23 Juli 2018 di Masjid Nabawi (KKHI Madinah) disebabkan isheamic heart disease pada usia 67 tahun;
3. Sunarto Sueb Sahad (SOC-15) wafat pada 23 Juli 2018 di KKHI Madinah (perjalanan) disebabkan cardiovascular disease pada usia 57 tahun;
4. Siti Aminah Rasyip (SOC-05) wafat pada 23 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) karena acute ischemic heart disease pada usia 57 tahun;
5. Sanusi Musthofa Khafid (SUB-06) wafat pada 25 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan other obstructive pulmonary disease pada usia 73 tahun;

6. Katio Abdul Majid Simanjutak (MES-02) wafat pada 25 Juli 2018 di RSAS disebabkan cardiac arrest pada usia 59 tahun;
7. Machyar Sahromi Muhammad Thaif (JKS-06) wafat pada 26 Juli 2018 di RSAS disebabkan acute myocardial infarokom pada usia 78 tahun;
8. Mohammad Sholeh bin Abu Bakar (SUB-23) wafat pada 27 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan isheamic heart disease pada usia 74 tahun;
9. Nordiani Bahrani Kursani (BDJ-03) wafat pada 28 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan isheamic heart disease pada usia 53 tahun;
10. Widodo Karto Semito bin Jimin (JKS-35) wafat pada 29 Juli 2018 di RSAS disebabkan cardiac arrest pada usia 56 tahun;

11. Abdullah Noor bin Sidik (SOC-13) wafat pada 29 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan Cardiovascular Disease pada usia 72 tahun;
12. Rasnam Ponidjan (SUB-23) wafat 29 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan isheamic heart disease pada usia 64 tahun;
13. Adang Aliyudin Satibi (JKG-05) wafat 30 Juli 2018 pukul 09.15 disebabkan shock kardiogenic di RS King Fahd Madinah pada usia 61 tahun;
14. Ame Omon Jasan (JKS-31) wafat 30 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan cardiovascular diseases pada usia 55 tahun;
15. Dadang Saepulloh Abdullah (JKS-003) wafat 31 Juli 2018 pukul 08.41 WAS di RS King Fahd Madinah disebabkan shock hypovolemik pada usia 57 tahun;

16. Daklan Mustopa Kholil (JKS-38) wafat 31 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan cardiovascular diseases pada usia 58 tahun;
17. Sujatmin Siswo Taruno (SOC-26 ) wafat 1 Agustus 2018 pukul 02.00 WAS di KKHI Madinah disebabkan chronic obstructive pulmonary disease (COPD) pada usia 86 tahun;
18. Budi Riyanti Asmi (PLM-05) wafat 1 Agustus 2018 di Masjid Nabawi (KKHI Madinah) disebabkan circulatory diseases pada usia 54 tahun;
19. Tohet Kuris Jamil (PLM-03) wafat 2 Agustus 2018 di RSAS (KKHI Madinah) disebabkan cardiac arrest pada usia 69 tahun.
20. Muhtarom Muh. Yasin Mursid (SOC-34) wafat 3 Agustus 2018 di hotel (KKHI Madinah) disebabkan ischeamic heart disease pada usia 82 tahun;

21. Mium Usup Dito Redjo (SUB-35) wafat 4 Agustus 2018 di rumah sakit (KKHI Madinah) disebabkan cardiopulmonary arrest pada usia 64 tahun;
22. Adenan Damud Asir (PDG-07) wafat 6 Agustus 2018 pada usia 72 tahun;
23. Sarun Karim Bakri (SUB-08) wafat 9 Agustus 2018 di RSAS disebabkan cardiovascular diseases pada usia 52 tahun;
24. Sugiati Nassa Petta Lolo (Haji Khusus/PT. Tazkiyah Global Mandiri) wafat 12 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan cardiovascular disease pada usia 60 tahun;
25. Subadi Minto Semito (PLM-08) wafat 12 agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 65 tahun;

26. Sunarni Sumantri Zakaria (Haji Khusus/PT. Arston Pesona Indonesia Tour) wafat 13 Agustus 2018 disebabkan cardiovascular diseases pada usia 62 tahun;
27. Iraja Lagening Labebang (BPN-02) wafat 15 Agustus 2018 disebabkan infectious and parasitic diseases pada usia 68 tahun;
28. Soekadji Towirjo Tosoero bin Towirjo (PIHK) wafat pada 27 Agustus 2018 pada usia 71 tahun;

Makkah:
29. Supriyati Teguh Adam (SOC-5) wafat 29 Juli 2018 pukul 23.30 WAS di KKHI Makkah disebabkan acute pulmonary lung disease pada usia 51 tahun;
30. Zainal Abidin Yusuf (UPG-04) wafat 29 Juli 2018 di RSAS disebabkan infectious and parasatic diseases pada usia 60 tahun.

31. Supiyah Ngadiman Safei (JKG-11) wafat pada 2 agustus 2018 pkl 16.00 WAS di RSAS An Noor Makkah pada usia 65 tahun;
32. Jamiatun Waridin Suratman (SOC-52) wafat 2 Agustus 2018 pukul 13.30 WAS di Masjidil Haram Makkah pada usia 66 tahun;
33. Jene bin Sanusi Enon (JKS-11) wafat 2 Agustus 2018 pukul 19.25 WAS di RSAS An Noor Makkah pada usia 87 tahun;
34. Mukti Wibowo bin Martono (SOC-11) wafat 3 Agustus 2018 pukul 19.00 WAS di RSAS pada usia 69 tahun;
35. Bua Permata Uar bin Daing Matira (UPG-012) wafat 4 Agustus 2018 pukul 00.23 WAS di Masjidil Haram pada usia 58 tahun;

36. Busari bin Kasihan (SOC-004) wafat 4 Agustus 2018 pukul 08.23 WAS di RSAS pada usia 63 tahun;
37. Masriah binti Sejadi Tarsipin (SUB-046) wafat 4 Agustus 2018 pukul 14.00 Was di RSAS pada usia 59 tahun;
38. Bainah Siregar binti Banua Siregar (MES-008) wafat 5 Agustus 2018 pukul 06.20 WAS di RSAS pada usia 72 tahun;
39. Arif Hidayat bin Padli (JKS-027) wafat 5 Agustus 2018 pukul 11.30 WAS di pemondokan pada usia 60 tahun;
40. Rohanah binti Suhadmi Musani (JKS-057) wafat 5 Agustus 2018 pukul 10.00 WAS di RSAS pada usia 73 tahun;

41. Paisah binti Junaiddin Rangkuti (MES-003) wafat 6 Agustus 2018 pukul 10.03 WAS di RSAS pada usia 60 tahun;
42. Murti bin Wiji Tajid (SUB-047) wafat 7 Agustus 2018 pukul 23.51 WAS di RSAS pada usia 82 tahun;
43. Siti Ngaisah Yayah (PLM-001) wafat 7 Agustus 2018 pukul 13.45 WAS di RSAS pada usia 78 tahun;
44. Sikan Purwoprayitno Madjada bin Madjasa (SOC-016) wafat 8 Agustus 2018 pukul 01.05 WAS di pemondokan pada usia 78 tahun;
45. Jasmo Karmani Kami bin Karmani (SOC-061) wafat 9 Agustus 2018 pukul 03.15 WAS di Masjidil Haram pada usia 58 tahun;

46. Yurni binti Dja’far Abdullah (MES-012) wafat 9 Agustus 2018 pukul 05.00 WAS di pemondokan pada usia 68 tahun;
47. Djamaluddin bin Sangkala Liong (UPG-012) wafat 9 Agustus 2018 pukul 10.55 WAS di pemondokan pada usia 63 tahun;
48. Triyanto Citro Sukarto (SOC-44) wafat 9 Agustus 2018 pada usia 57 tahun;
49. Suparto Katidjo Abdullah (BTH-13) wafat 9 Agustus 2018 pada usia 64 tahun;
50. Rohmat Abdul Latif (SUB-54) wafat 9 Agustus 2018 pada usia 63;

51. Hardjono Hardjo Utomo (SOC-59) wafat 10 Agustus 2018 pada usia 69;
52. Soeprat Moeri Karyani (SOC-54) wafat 10 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;
53. Ahmad Betong Ariih (JKG-29) wafat 10 Agustus 2018 pada usia 68 tahun;
54. Mat Kaer Iskak (SUB-09) wafat 11 Agustus 2018 di RSAS disebabkan circulatory disease pada usia 76;
55. Zaenal Maarif Abdullah (Haji Khusus/PT Patuna Mekar Jaya) wafat 7 Agustus 2018 di disebabkan cardivascular diseases pada usia 61 tahun;

56. Afandi Mukri Mufid bin Mukri (Haji Khusus/PT Citra Wisata Dunia) wafat 9 Agustus 2018 pukul 16.55 WAS di RSAS pada usia 64 tahun;
57. Mariso Bakri Amat (BPN-07) wafat 11 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiartory disease pada usia 56 tahun;
58. Aty Yuliana Kasmidi (UPG-14) wafat 11 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan respiartory disease pada usia 62 tahun;
59. Sara Basiru Duke (UPG-29) wafat 12 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan cardiovacular diseases pada usia 70 tahun;
60. Manyuzar Young Mansyur (MES-10) wafat 12 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 69 tahun;

61. Utin Risnarti Idris (BTH-16) wafat 12 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan malignant neoplasms (cancers) pada usia 55 tahun;
62. Mukhlis Teuku Usman Sarong (BTJ-05) wafat 12 Agustus 2018 di RSAS disebabkan cardivascular diseases pada usia 57 tahun;
63. Nizar Muhammad Syam Balikun (BTH-09) wafat 12 Agustus 2018 di RSAS disebabkan cardiovascular diseases pada usia 55 tahun;
64. Nurharini Adi Sukarta (SOC-23) wafat 13 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 67 tahun;
65. Madun Eri Markim (JKG-36) wafat 13 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan endocrine, nutritional and metabolic disease pada usia 68 tahun;

66. Suherman Surmin Kasmin (JKS-12) wafat 14 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan cardiovascular diseases pada usia 66 tahun;
67. Suratman Muhanan Wirorejo (BTH-24) wafat 14 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan respiratory diseases pada usia 76 tahun;
68. Hamdani Fitri Syarkowi (JKG-35) wafat 13 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan infectious and parasit diseases pada usia 51 tahun;
69. Husni Thamrin Prabujaya (PLM-10) wafat 14 Agustus 2018 di RSAS Makkah disebabkan cardiovascular diseases pada usia 68 tahun;
70. Suyatno Sadi Abdullah (MES-09) wafat 15 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan digestive diseases pada usia 77 tahun;

71. Siti Chumaizah Djenal Sahlan (SUB-32) wafat 15 Agustus 2018 di RSAS Makkah disebabkan circulatory diseases pada usia 73 tahun;
72. Sudiqnyo Supadi Supodikromo (SUB-23) wafat 15 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan cardiovascular disesases pada usia 76 tahun;
73. Isjono Namsori Kasidi (SOC-20) wafat 15 Agustus 2018 di RSAS Makkah disebabkan cardiovascular diseases pada usia 64 tahun;
74. Nordiana Hologau Tompon (SUB-66) wafat 15 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan cardiovascular diseases pada usia 73 tahun;
75. Saswadi Rabun Sutarana (SOC-91) wafat pada 15 Agustus 2018 di Masjid (KKHI Makkah) disebabkan cardiovascular disesases pada usia 74 tahun;

76. Tasmin Sudarmi Tasiran (SOC-60) wafat 15 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan respiratory diseases pada usia 65 tahun;
77. Saodah Taali Jaila (LOP-05) wafat 16 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan circulatory diseases pada usia 70 tahun;
78. Sutaman Sondong Leman (SOC-83) wafat 15 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan injury, poisioning and certain other consequences of external cau pada usia 75 tahun;
79. Sarika Sujana Sajan (JKS-80) wafat 16 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 54 tahun;
80. Nani Keman Abdul Rojak (JKS-03) wafat 16 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan respiratory diseases pada usia 60 tahun;

81. Muhammad Tahir Ahmad Mahmud (LOP-05) wafat 16 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 58 tahun;
82. Tri Widyatiningsih Mitrosumarjo (SOC-78) wafat 17 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 57 tahun;
83. Abdul Muis Sjamsul Bahri (JKS-83) wafat 17 Agustus 2018 di RSAS disebabkan cardiovascular diseases pada usia 62 tahun; dan
84. Ridwan Usman Abdurrahman (PDG-06) wafat 17 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan cardiovascular diseases pada usia 59 tahun;
85. Narsih Binti Sadipan (SOC-79) wafat 17 Agustus 2018 pada usia 59 tahun;

86. Rusnati Binti Rali (JKS-88) wafat 17 Agustus 2018 pada usia 78 tahun;
87. Sukiran Bin Sukino (JKG-39) wafat 17 Agustus 2018 pada usia 67 tahun;
88. Badrut Tamam Siddiq (SUB-16) wafat 17 Agustus 2018 pada usia 60 tahun;
89. Suhatma Bin Tumin (JKG-63) wafat 18 Agustus 2018 pada usia 84 tahun;
90. Jasman Ayub Ismail bin Ayub Ismail (BTH-013) wafat 18 Agustus 2018 pada usia 60 tahun;

91. Kismo Wiyono Al Rubinah (SOC-24) wafat 18 Agustus 2018 pada usia 87 tahun;
92. Moh Huri bin Sallim Jeti (SUB-012) wafat 24 Agustus 2018 pada usia 65 tahun;
93. Rahmawaty binti Muhammad Ibrahim (MES-007) wafat 23 Agustus 2018 pada usia 47 tahun;
94. Pandak bin Candak (PLM-013) wafat 24 Agustus 2018 pada usia 74 tahun;
95. Yuwono Dwi Putranto bin Imam Soedjarwo (SOC-059) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 57 tahun;

96. Setu Sulistijo Budi bin Djojodikromo (SUB-005) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 79 tahun;
97. Roikin bin Sudia (JKS-057) wafat 24 Agustus 2018 pada usia 73 tahun;
98. Mustadjab Rifa’i bin Karijono (SUB-010) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;
99. Patimah binti Sukarya (JKS-027) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 61 tahun;
100. Yayah Bariah binti Mamat Rahmat (JKS-007) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 63 tahun;

101. Surat Asmuri Sahlan binti Asmuri (SOC-054) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 80 tahun;
102. Abdul Amin bin Anwar (SUB-074) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 56 tahun;
103. Tujirah binti Wirjo Utomo (SOC-90) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 61 tahun;
104. Syamsi Anwar bin Abr Rahman (PIHK) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 60 tahun;
105. Nurdjanah binti Mahmud (JKS-039) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 74 tahun;

106. Takhroni bin Sakib Tarwadi (SOC-014) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 61 tahun;
107. Endang Suharya bin Tjetje (JKS-069) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 73 tahun;
108. Khoiron bin Abd Kamid (SUB-067) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 49 tahun;
109. Sutriyono bib Sukiman (SOC-069) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 48 tahun;
110. Saepuloh bin KHN. Hanafiah (JKS-027) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 79 tahun;

111. Siti Darwati Roslan binti Roslani Abdul Gani (SOC-66) wafat 23 Agustus 2018 pada usia 65 tahun;
112. Puji Rahayu binti Harjo Setomo (JKS-091) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 64 tahun;
113. Siti Aliyah Karto Darmo binti Karto Darmo (JKG-043) wafat 23 Agustus 2018 pada usia 66 tahun;
114. Tamin bin Suraji (SUB-048) wafat 23 Agustus 2018 pada usia 55 tahun;
115. Muhammad Daswan Sanmusa bin Sanmusa (JKG-049) wafat 23 Agustus 2018 pada usia 81 tahun;

116. Siti Nurfaridah binti Supardi (SOC-038) wafat 23 Agustus 2018 pada usia 55 tahun;
117. Nurmah binti Makjin (MES-016) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 53 tahun;
118. Imam Kustarto bin Mas Moh Muhtar (SUB-013) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 65 tahun;
119. Khabil Hi Abdullah Syafi bin Hi Abdullah Syafi (UPG-007) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;
120. Djumlah binti Dullah Amin (JKG-051) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 63 tahun;

121. Hamid Arief Syahlan bin Hatomi (JKS-071) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 83 tahun;
122. Atina Hidayati binti Soleh (SOC-008) wafat 24 Agustus 2018 pada usia 56 tahun;
123. Soesanto Darmo Tohiran bin Darmo Tohiran (PIHK) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 75 tahun;
124. Aminuddin bin Muksarun (BDJ-003) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 65 tahun;
125. Suryadi bin Sahari (JKS-078) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 58 tahun;

126. Masdewan Hasibuan binti Marjuki Hasibuan (MES-021) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 65 tahun;
127. Zainah binti Mohamad Siddik (PDG-010) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 73 tahun;
128. Sadatun Syam bin Syam Dondang (LOP-006) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 67 tahun;
129. Masdar bin Hamdi Ijan (BDJ-006) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 63 tahun;
130. Ramelan Sadimo Kaliyah bin Sadimo (SUB-040) wafat 26 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;

131. Yuritae binti Alfrid (BDJ-012) wafat 26 Agustus 2018 pada usia 60 tahun;
132. Ngatenam bin Sarip (SUB-023) wafat 26 Agustus 2018 pada usia 74 tahun;
133. Suharjo bin Martatilar bin Karya Semita (SOC-089) wafat 26 Agustus 2018 pada usia 66 tahun;
134. Jajang bin M Ali (JKS-032) wafat 26 Agustus 2018 pada usia 61 tahun;
135. Gimin bin Wongso (PLM-005) wafat 26 Agustus 2018 pada usia 78 tahun;

136. Sulimin bin Galimo Sandiyo (SUB-040) wafat 26 Agustus 2018 pada usia 66 tahun;
137. Irsyad bin Sakim (SUB-067) wafat 27 Agustus 2018 pada usia 76 tahun;
138. Sutarno bin Sutanto (JKS-065) wafat 26 Agustus 2018 pada usia 59 tahun;
139. Kusaini bin Ibrahim (SUB-004) wafat 26 Agustus 2018 pada usia 65 tahun;
140. Ramzan Muhammad Yusuf bin M Yusuf (PIHK) wafat 26 Agustus 2018 pada usia – tahun

141. Kunaman bin Carsad (JKS-015) wafat 27 Agustus 2018 pada usia 68 tahun;
142. Misye Gantini binti HR Otto Argadikusumah (JKG-051) wafat 27 Agustus 2018 pada usia 54 tahun;
143. Surip bin Nardi Utama (JKS-054) wafat 27 Agustus 2018 pada usia 56 tahun;
144. Abdullah bin Amin bin M Amin (BTJ-003) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 57 tahun;
145. Lasmijati binti Sastrorejo (SOC-087) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 72 tahun;

146. Suhartina binti Syahril Syarif (BTH-002) wafat 27 Agustus 2018 pada usia 50 tahun;
147. Jamaludin Abdullah bin Abdullah Ahmad (JKG-030) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 56 tahun;
148. ST Jaenab binti H Atalib (LOP-006) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 65 tahun;
149. Oom Komariah binti Iju (JKS-086) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 73 tahun;
150. Siti Sahra binti Sau Sau (UPG-020) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;

151. Usman bin Tachroni (SOC-011) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 67 tahun;
152. Akhmad Qurniawan Basyirun Mazid bin Basyirun Mazid (JKG-022) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 50 tahun;
153. Endon binti Karto Ali Kusen (JKG-034) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 80 tahun;
154. Waluyo Darmo Pawiro bin Darmo Pawiro (SOC-028) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 70 tahun;
155. Muhammad Toni bin Sadul (BTH-014) wafat 29 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;

156. Sanip bin Ajim (JKS-087) wafat 29 Agustus 2018 pada usia 61 tahun;
157. Syafril Karim bin Abd Karim (BTH-022) wafat 29 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;
158. Romadi bin Sanuri Pa’yam (SUB-077) wafat 29 Agustus 2018 pada usia 67 tahun;
159. Uddi Sanhudi bin H Eyo Hadiah (JKS-077) wafat 29 Agustus 2018 pada usia 80 tahun;
160. Asmah Lawi Syukur binti Lawi (BDJ-009) wafat 29 Agustus 2018 pada usia 59 tahun;

Arafah
161. Kamdi Amat Rejo bin Amat Rejo (SOC-77) wafat 19 Agustus 2018 pada usia 65 tahun;
162. Moh. Hirjan bin Munakip (LOP-001) wafat 19 Agustus 2018 pada usia 67 tahun;
163. Raji bin Samingan (MES-001) wafat 19 Agustus 2018 pada usia 77 tahun;
164. Suhartini binti Kamdi Suryokaryono (JKG-058) wafat 19 Agustus 2018 pada usia 60 tahun;

165. Mahdi Jakfar Maddan bin Jakfar (PIHK) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 60 tahun;
166. Warno bin Noyo Droni (BTH-024) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 61 tahun;
167. Adi Tjardidjo bin Tjarsilan (JKS-072) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 73 tahun;
168. Siti Nurroudlotul Masluhan (BTH-012) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 56 tahun;

Muzdalifah
169. Slamet Masirun Rekso bin Masirun (SUB-039) wafat 23 Agustus 2018 pada usia 64 tahun;
170. Nurdjanah binti Mahmud (PLM-005) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 74 tahun;
171. Sri Jumani binti Samardi (JKG-033) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 50 tahun;
172. Nurhayati binti Arban Abdullah (BTH-003) wafat 20 Agustus 2018 pada usia 59 tahun; dan
173. Abdullah Lakkase Laedang bin Lakkase (PIHK) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 63 tahun, dan
174. Hayuya binti H. Saimi (PDG-009) wafat 20 Agustus 2018 pada usia 81 tahun.

Mina
175. Kartinah Abu Hasan (SOC-063) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 68 tahun;
176. Seni binti Parto Wiryo (BTH-023) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 62 tahun;
177. Siti Aminah binti Muhammad Hasaeni (SOC-095) wafat 23 Agustus 2018 pada usia 66 tahun;
178. Miswan bin Buang Busono (SUB-004) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 63 tahun
179. Siti Udia binti M Saleh (LOP-006) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 66 tahun;
180. Abdul Radjak Igris bin Igris A. Mahmud (UPG-025) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 60 tahun;

181. Suryana binti Bahari Abdul Razak (BTH-012) wafat 20 Agustus 2018 pada usia 50 tahun;
182. Maseron bunti Juliyan Basir (JKG-046) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 64 tahun;
183. Budiyono bin Ramelan (SOC-084) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 80 tahun;
184. Tatang Sunarta bin Ikung (JKS-072) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;
185. Supeni bin Yahkun Barnawi (BTH-008) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;

186. Abdullah Rumbawa bin Tatlau Rumbawa (UPG-011) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 79 tahun;
187. Isnaniah Ali Mansyur binti Ali Mansyur (PIHK) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 47 tahun;
188. Tini Rochani binti Andun Rusmana wafat 21 Agustus 2018 pada usia 63 tahun;
189. Maniti binti Luddin (SUB-007) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 61 tahun;
190. Basirun bin Main (PDG-009) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 51 tahun;

191. Mohammad Baharuddin Harun bin Harun (BTH-019) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;
192. Zainab binti Abdus Samad (BTH-004) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 63 tahun;
193. Iroh binti Odi Dulgani (JKG-061) wafat 24 Agustus 2018 pada usia 73 tahun;
194. Mulyani binti Mulyadi (JKS-064) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 53 tahun;
195. Ali Arman bin Muhammad Djarim (PDG-016) wafat 23 Agustus 2018 pada usia 53 tahun;

196. Suminah binti Samaji (SUB-080) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 66 tahun;
197. Moncot Hasibuan (MES-021) wafat 24 Agustus 2018 pada usia 78 tahun; dan
198. Yuli Muarifa binti Muhammad Arif (SUB-028) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 49 tahun; dan
199. Saidi bin Jahri Aji Jamat (PLM-001) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 77 tahun;

Arafah
200. Basuki Setia Sejati bin Muhammad Rachami (SOC-087) wafat 19 Agustus 2018 pada usia 55 tahun;
201. Siti Halimah binti Ahmad Jemat (BTJ-006) wafat 20 Agustus 2018 pada usia 76 tahun;
202. Siti Rofingah binti Ahmad Dahlan (SOC-091) wafat 20 Agustus 2018 pada usia 63 tahun;
203. Patonah binti Carta (JKS-080) wafat 20 Agustus 2018 pada usia 65 tahun;

204. Yusuf Lewa bin Abdullah Lewa (SUB-065) wafat 19 Agustus 2018 pada usia 78 tahun;
205. Qomariyah binti Abdullah (SUB-006) wafat 19 Agustus 2018 pada usia 64 tahun;
206. Saripah Marsip Husin binti Marsip (JKG-046) wafat 19 Agustus 2018 pada usia 83 tahun; dan
207. H. Dinar Ali bin Dinar (BPN-007) wafat 20 Agustus 2018 pada usia 66 tahun;

Bandara
208. Hartati Hasan Pate (UPG-34) wafat 14 Agustus 2018 di KKHI Bandara disebabkan respiratory diseases pada usia 39 tahun;
209. Mukit Ikin Paing (SUB-66) wafat 12 Agustus 2018 di KKHI Bandara disebabkan diseases of the genitourinary system pada usia 57 tahun; dan
210. Hadia Daeng Saming (UPG-05) wafat pada 20 Juli 2018 di Klinik Bandara AMMA disebabkan cardiac arrest pada usia 73 tahun.(mch/ha)

 

KEMENAG RI

Jaafaria, Surga Belanja Oleh-Oleh Jamaah Haji yang Dahulu Dikenal Pasar Seng

Mendengar nama pasar Seng, teringat ketika orangtua dahulu yang kerap berhaji atau umrah selalu menyempatkan singgah ke pasar tersebut.

Namanya tenar dikala itu, di antara tahun 1990 hingga 2000-an mengenal pusat belanja oleh-oleh ada di pasar Seng.

Tapi kini, cerita pasar Seng itu sudah berganti. Tahun 2008, pemerintah Saudi menggusur pasar tersebut untuk perluasan Masjidil Haram. Kini pasar Seng tinggal kenangan.

Saat ini, era Pasar Seng itu tergantikan oleh Pasar Jaafaria atau Jaafaria Sauq. Sama seperti Pasar Seng, Pasar Jaafaria juga menarik jamaah haji mayoritas Indonesia, karena harganya yang murah. “Harga grosir”, begitu Pasar Jaafaria dikenal. Sehingga menjadi “surga” bagi jamaah haji dan umrah untuk membeli oleh-oleh.

Letaknya hanya 1 kilometer dari Masjid Al Haram, Makkah, tepatnya di sebelah Masjid Jin, Pasar Jaafaria menempati lantai dasar dari beberapa bangunan hotel yang ada di sekitar daerah itu.

Pantauan Okezone, banyak jamaah Indonesia sebelum pulang ke Tanah Air usai melaksanakan ibadah Haji, mereka berbondong-bondong berburu aneka oleh-oleh di Pasar Jaafaria.

Ketika memasuki lantai dasar, bukan hanya Indonesia, pasar Jaafaria disesaki para jamaah negara lain yang ingin membeli buah tangan untuk keluarga tercinta.

Barang yang ditawarkan beraneka ragam, boleh dikatakan sangat lengkap. Mulai dari pakaian muslim, souvenir, batu cincin, makanan, parfum, hingga perhiasan emas pun tersedia.

Umumnya barang yang ditawarkan segala macam perlengkapan ibadah umat muslim. Negara yang memproduksi bervariasi, baik lokal maupun mancanegara seperti China, India, Turki, Yaman, Mesir, Pakistan, bahkan buatan Indonesia juga ada.

Untuk membuktikan, apakah benar pasar Jaafaria ini menawarkan harga miring dari toko pada umumnya. Memang benar, harganya lebih murah dibanding dengan di toko-toko sekitar maktab Indonesia.

Contohnya, untuk satu harga sorban, di toko biasa dijual 15-20 riyal, sementara di Pasar Jaafaria ditawarkan harga 8 riyal, namun harus membeli satu lusin. Bila satuan dikenakan harga 10 riyal perbuahnya. Pembeli bisa hemat 5 riyal.

Untuk souvenir harga toko dengan di Pasar Jaafaria rata-rata sama. Bedanya bila membeli minimal 10 buah dapat bonus satu gantungan kunci.

Tapi, seperti umumnya toko-toko di Makkah, pembeli harus pandai-pandai menawar. Bahkan beda hari, bisa beda harga untuk barang yang sama.

Seperti yang dialami Tuty, jamaah haji asal Madura ini mengaku menghabiskan uang hingga 9 juta rupiah ketika berbelanja di Pasar Jaafaria. “Lumayan banyak (belanjannya), mumpung disini dan murah,” ujar Tuty yang mengaku banyak membeli pakaian muslim dan souvenir.

Hal lain yang membuat ia senang berbelanja di Jaafaria lantaran hampir semua penjual bisa berbahasa Indonesia. “Bisa ditawar, soalnya mereka bisa berbahasa Indonesia, dah gitu lengkap, banyak pilihan dan bisa bayar dengan rupiah,” tuturnya.

Berbeda cerita dengan Aisyah yang mengaku menyesal lantaran, justru soal harga lebih murah di Madinah. “Saya sebelum ke Makkah sempat belanja di Madinah, barang yang saya beli sama persis, tapi harga selisih 5 riyal lebih mahal di sini (Jaafaria),” ujar jamaah haji dari Bekasi ini.

Sebagai informasi, bila belanja di Pasar Jaafaria, sebaiknya pagi hari atau sore, bila siang udara sangat terik sekali. Suhunya mencapai 40-42 derajat celsius.

Bila datang waktu salat, para pedagang akan menutup tokonya sementara, dan mereka akan menggelar salat berjamaah di dalam pasar tersebut. Selepas 30 menit pasar kembali dibuka.

OKEZONE

Serba-serbi Haji (7): Cara Baru Menyiksa Setan

KERINDUAN akan masa lalu itu sesuatu yang biasa saja, lazim terjadi. Kerinduan akan masakan tradisional, makanan desa, bisa jadi muncul di tengah pemanjaan perut dengan masakan modern. Lihat saja meja rapat para pejabat kini, kacang rebus, ketela rebus, pisang rebus dan kawan seperjuangannya didaulat sebagai modern healthy food, makanan sehat jaman kini.

Ternyata hal yang sama terjadi juga di musim haji ini. Mat Kelor mendapat undangan pesta dari teman-temannya yang ada dalam kelompok haji reguler. Menurut kisahnya, ternyata makanan istimewa yang dihidangkannya adalah rujak petis super pedas. Petisnya khusus dibawa dari Madura. Sebagai orang yang berlatarbelakang Madura juga, rasa rujak petis itu menggoda angan juga. Kerongkongan ikut basah walau tak ikut diundang.

Yang ingin saya kisahkan adalah pertanyaan Mat Kelor yang mengagetkan saya: “Bagaimana hukumnya makan rujak petis tanpa baca Basmalah. Apakah itu tak mengurangi kemabruran haji? Ini terjadi pada Mat Tellor.” Ketimbang memjadi fitnah, saya minta supaya klarifikasi pada pelaku.

Rupanya sang pelaku adalah adik ipar Mat Kelor. Ketika saya tanya, dia menjawab bahwa ketika minum air dia baca Basmalah. Sementara saat makan rujak tidak membaca basmalah. Saat saya tanya mengapa, dia menjawab: “Kata kiai, kalau kita makan tanpa baca basmalah maka syetan ikut makan. Saya biarkan syetan ikut makan rujak petis super pedas itu. Lalu saya minum biar tak haus dan tak pedas lagi. Saya baca basmalah saat minum biar syetan tak ikut minum. Jadi syetan itu saya buat haus dan kepedasan. Beginilah saya menyiksa syetan. Mat Kelor dan saya ngakak. Hahahaaaa. Salam, AIM. [*]

INILAH MOZAIK

Jemaah Hendak Pulang Visa Hilang, Segera Lapor Bisa Cetak Ulang

Jeddah (PHU)—Layanan pemulangan jemaah haji sudah berlangsung sejak 27 Agustus lalu. Secara umum proses pemulangan Jemaah haji dari Bandara King Abdul Aziz berjalan lancar tanpa kendala berarti. Meskipun banyak ditemukan Jemaah haji yang membawa barang berlebih, tidak sesuai ketentuan penerbangan. Pernah juga dilaporkan penemuan barang berharga jemaah seperti perhiasan, HP, maupun barang lainnya yang segera dikembalikan kepada pemiliknya

Namun di balik lancarnya proses pemulangan juga ditemukan masalah baru terkait keimigrasian Jemaah haji. Rabu (29/8/2018) dilaporkan telah 70an Jemaah haji kehilangan lembar visa. Walaupun lembar visa dapat dicetak kembali tentu butuh waktu dan menghambat proses penyelesaian imigrasi.

Setiap dilaporkan Jemaah kehilangan visa di dalam pasportnya petugas harus sigap mencetak ulang di Kantor Daker Airport. Kepala Daker Arsyad Hidayat meminta Jemaah memeriksa keberadaan lembar visa setelah dibagi oleh petugas wukala sebelum masuk gate terminal haji.

“Kami mohon kepada jemaah haji yang akan pulang ke tanah air memeriksa visanya,” ujar Arsyad di Daker Airport Jeddah, Rabu (29/8).

“Sebelum Jemaah masuk ke pesawat petugas imigrasi akan mengecek dokumen keimigrasian (visa). Jemaah haji segera memeriksa visanya di dalam passport saat menerima dari wukala. Bila ternyata hilang atau tercecer, segera melaporkan kepada ketua kloternya untuk diprint out kembali,” imbuhnya.

Sementara jadwal pemulangan Jemaah dari Bandara KAA pada Rabu (29/8) dijadwalkan 16 kloter. Kloter asal embarkasi Surabaya 4 kloter (SUB7 – SUB10), Solo 3 kloter (SOC6 – SOC8), Jakarta-Bekasi 3 kloter (JKS7 – JKS9), Jakarta-Pondok Gede 2 kloter (JKG4 dan JKG5), Makassar 2 kloter (UPG3 dan UPG4), dan masing-masing 1 kloter dari Lombok (LOP-2), Padang (PDG-3), dan Banjarmasin (BDJ-1). Jumlah Jemaah haji yang akan dipulangkan pada hari ketiga mencapai 6.654 orang.

Sedangkan jemaah yang sudah diterbangkan melalui bandara KAA Jeddah sampai dengan pukul 16.00 waktu Saudi sebanyak 37 kloter. Keseluruhan jemaah sebanyak 15.105 orang disertai 185 petugas kloter. Maskapai Garuda Indonesia menerbangkan 19 kloter dan Saudi Arabian Airlines telah memulangkan 18 kloter. (ab/ab).

KEMENAG RI

Kaus Ganti Presiden ‘Dikibarkan’ di Mina, Menag: Jemaah Tahan Diri

Madinah – Di tengah prosesi puncak haji di Mina, beredar video jemaah haji Indonesia ‘mengibarkan’ kaus dengan tagar #2019GantiPresiden. Menag Lukman Hakim Saifuddin meminta jemaah menahan diri.

“Mari kita jaga bersama menjaga kota suci ini dari pengaruh-pengaruh luar yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan ibadah kita,” ujar Lukman, yang juga merupakan amirul hajj, di Madinah, Arab Saudi, Senin (27/8/2018).

Dalam video yang viral itu, tampak jemaah haji Indonesia mengaitkan kaus putih dengan tulisan ‘#2019GantiPresiden’ ke sebuah tongkat. Tongkat itu kemudian dijunjung tinggi ke atas saat jemaah tengah berjalan kaki, seperti bendera yang tengah dikibarkan. Dari gambar yang beredar, tampak lokasi kejadian berada di jalan yang ada di tengah-tengah perkemahan di Mina, Mekah.

Lukman mengingatkan kembali mengenai prosesi ibadah haji dengan memakai kain ihram. Makna dari penggunaan kain dua helai itu adalah mengenai tidak adanya lagi sekat-sekat perbedaan di antara manusia satu dengan yang lain.

“Kita menggunakan kain ihram dalam wukuf dalam puncak haji kita di Arafah. Wukuf itu untuk menunjukkan tidak adanya perbedaan yang prinsipil dan nonprinsipil sekaligus. Mari kita jaga bersama-sama perbedaan aspirasi politik. Jangan sampai mencemari atau mempengaruhi secara negatif usaha kita bersama di Tanah Suci ini,” ujar Lukman.

Lukman meminta setiap jemaah haji tidak membawa persoalan di Tanah Air ke Tanah Suci di Mekah maupun Madinah. Termasuk mengenai politik praktis yang sedang hangat di Indonesia menjelang Pilpres 2019.

“Sebaiknya tidak dilakukan hal-hal seperti itu. Sebaiknya masing-masing kita bisa menahan diri untuk tidak melibatkan persoalan-persoalan yang ada di Tanah Air di Tanah Suci. Karena Tanah Suci ini milik kita bersama, milik umat Islam Indonesia, tanpa adanya sekat-sekat perbedaan aspirasi politik praktis,” kata Lukman.

Dalam kesempatan ini, Lukman juga menyatakan jemaah haji dan delegasi Indonesia menghormati pemerintah Arab Saudi yang telah meminta agar kesucian Mekah dan Madinah dijaga.

“Jadi dalam banyak media Imam Besar Masjid Haram Syekh Abdurahman As-Sudais bahwa ini adalah kota suci Mekah dan Madinah. Kita berhaji dalam rangka ingin melaksanakan ibadah, dan mari kita jaga bersama menjaga kota suci ini dari pengaruh-pengaruh luar yang tidak kaitannya sama sekali dengan ibadah kita,” tutur Lukman.

DETIK

Tak Boleh Masuk Koper, Bagaimana Cara Zamzam Dibawa ke Indonesia?

Mekah – Jemaah haji dilarang membawa cairan lebih dari 100 ml di dalam koper, termasuk air zamzam. Lalu ketika banyak kerabat yang menantikan air zamzam ini di Tanah Air, bagaimana solusinya?

Aturan larangan membawa cairan lebih dari 100 ml ke dalam koper itu merupakan aturan penerbangan internasional. Aturan ini bersifat mengikat bagi setiap penumpang pesawat.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah mensosialisasikan larangan membawa cairan, termasuk air zamzam, ini ke dalam koper. Namun masih ada juga jemaah yang nekat memasukkan air tersebut dalam kemasan botol air mineral ke dalam koper. Hasilnya? Koper jemaah itu dibongkar paksa di bandara.

Untuk dicatat, jemaah haji nantinya akan mendapatkan air zamzam ketika tiba di embarkasi (untuk fase pemulangan biasa disebut debarkasi). Ada jatah 5 liter air zamzam untuk masing-masing jemaah.

Lima liter belum cukup? Solusi bagi jemaah haji yang ingin membawa air zamzam ke Indonesia adalah dengan jasa ekspedisi atau kargo.

“Setidaknya dari sepekan sebelum keberangkatan barang-barang sudah dikirim. Jadi, ketika jemaah sampai ke kampung halaman, barang kiriman juga sudah sampai,” kata Kepala Daerah Kerja Mekah Dr Endang Jumali di Syisyah Mekah pada Selasa (28/8/2018).

Kargo akan menerima jasa pengiriman benda padat maupun cair, seperti pakaian, makanan, air zamzam, dan barang pecah-belah. Air zamzam merupakan bawaan kesukaan jemaah haji. Sejak awal pemeriksaan koper sebelum dikirim ke bandara untuk dimasukkan bagasi, jemaah banyak yang nekat membawa muatan berlebih, seperti air zamzam. Ada juga barang yang melebihi muatan lainnya, seperti pakaian, makanan, dan berbagai aksesori pakaian.

Endang menjelaskan PPIH tidak memfasilitasi pengiriman kelebihan barang jemaah. Tahun ini, jelasnya, tidak ada alokasi anggaran untuk pembiayaan pengiriman kelebihan muatan jemaah. Jadi jemaah dipersilakan mengirim sendiri segala kelebihan muatan dengan biaya sendiri.

DETIK