Berzikir Meninggikan Derajat di Sisi Allah

“MAUKAH aku tunjukkan kepadamu sebaik-baik amal dan yang paling mulia di sisi Tuhanmu serta yang paling dapat meninggikan derajatmu? Berzikir kepada Allah.”

Secara harfiah, zikir berarti mengingat dengan menyebut dan memuji nama Allah, dan merupakan ibadah yang paling mudah dilakukan. Sebab, tak seberat berpuasa atau bertahajud di sepertiga malam. Cukup hanya mengingat, mengucapkan pujian penghambaan dan pengagungan kepada Allah swt dengan bacaan tasbih, tahmid, istighfar, selawat, dan pujian yang disyariatkan.

Zikir mengenyangkan jiwa, menenangkan rasa, melembutkan hati, membersihkan sifat-sifat tercela, membesarkan rasa cinta kepada Allah swt serta menjadikan hidup di dunia dan akhirat lebih bernilai dan bermakna.

Dengan berzikir akan hilang ketulian pendengaran, kebisuan lisan, dan tersingkapnya kegelapan pandangan. Allah menghiasai lisan orang-orang yang berzikir sebagaimana Ia menghiasi pandangan orang yang melihat dengan cahaya.

Dengan demikian lisan orang yang lalau berzikir bagaikan boa mata yang buta, pendengaran yang tuli, dan tangan yang terputus. Zikir merupakan pintu Allah yang sangat agung, terbuka lebar bagi setiap hamba selama mereka tidak menutupnya dengan kelalaian.

Rasulullah saw telah banyak memberikan kita sebagai umatnya motivasi agar senang berzikir, suka memuji, menyucikan, dan mengagungkan Allah. Terbiasa berzikir akan membuat jiwa menjadi tenang karena ampunan dan pertolongan Allah selalu mengiringi.

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS.Ar-Rad : 28)

Menurut Imam Nawawi, bersikir adalah suatu amalan yang disyariatkan dan sangat dituntut di dalam Islam. Ia dapat dilakukan dengan hati atau lidah (lisan). Akan lebih afdal jika dengan kedua-duanya sekaligus. [Chairunnisa Dhiee]

Sumber: Buku “200 Amalan Saleh Berpahala Dahsyat”

 

INILAH MOZAIK

Inilah Dalil Tentang Azab dan Nikmat Kubur

Di antara hal yang termasuk dalam kategori iman kepada hari Akhir adalah beriman dan percaya kepada azab dan nikmat kubur. Dalil tentang hal ini adalah, firman Allah Ta’ala,

كَذَٰلِكَ يَجْزِي اللَّهُ الْمُتَّقِينَ- الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ ۙ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang yang bertakwa. (yaitu) orang yang ketika diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan baik, mereka (para malaikat) mengatakan (kepada mereka), “Salamun alaikum, masuklah ke dalam surga karena apa yang telah kamu kerjakan. (QS. An-Nahl: 31-32).

Dasar penetapan dalil di atas adalah firman-Nya, (yaitu) orang yang ketika diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan baik, mereka (para malaikat) mengatakan (kepada mereka), “Salamun alaikum, masuklah ke dalam surga”. Meski mereka belum masuk ke dalam surga yang luasnya seluas langit dan bumi, akan tetapi mereka telah ke dalam masuk kubur yang di dalamnya terdapat kenikmatan surga.

Allah Ta’ala berfirman,

فَلَوْلَا إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ – وَأَنتُمْ حِينَئِذٍ تَنظُرُونَ – وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنكُمْ وَلَٰكِن لَّا تُبْصِرُونَ – فَلَوْلَا إِن كُنتُمْ غَيْرَ مَدِينِينَ – تَرْجِعُونَهَا إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ – فَأَمَّا إِن كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ- فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّتُ نَعِيمٍ

Maka kalau begitu mengapa (tidak mencegah) ketika (nyawa) telah sampai di kerongkongan, dan kamu ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika kamu memang tidak dikuasai (oleh Allah), kamu tidak mengembalikannya (nyawa itu) jika kamu orang yang benar?Jika dia (orang yang mati) itu termasuk yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta surga (yang penuh) kenikmatan.(QS. Al-Waaqi’ah: 83-89).

Hal ini terjadi ketika ruh sudah sampai di kerongkongan, dan inilah bagian dari kenikmatan kubur. Sesungguhnya manusia diberi kabar gembira sebelum ruh keluar dari jasadnya, dikatakan kepada ruhnya, “Keluarlah wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan keridhaan dari Allah.” Dengan perintah itu maka keluarlah ruh dengan mudah.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

 

Abu Bakar Minta Dimakamkan dengan Kain Kafan Lama, Alasannya Mengharukan

Mencari kepala negara yang adil dan hidup sederhana, kita tidak akan mendapati orang-orang yang bisa menyamai mereka. Khulafaur rasyidin. Terutama Abu Bakar ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu.

Beliau sebenarnya adalah pebisnis sukses yang kaya raya. Di masa awal Islam, beliau memerdekakan sejumlah budak dengan uangnya sendiri, senilai ratusan milyar rupiah. Pada berbagai perang, beliau menginfakkan hartanya dalam jumlah sangat besar.

Abu Bakar sebenarnya kaya raya. Namun ia mencontoh Rasulullah yang hidup sederhana. Zuhud mendarah daging dalam hidupnya.

Meskipun menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah, beliau sering menahan lapar. Ia banyak berpuasa dan tidak banyak makan nikmat saat berbuka. Rumahnya juga sederhana. Pakaiannya juga sederhana. Padahal ia seorang kepala negara.

Menjelang wafat, ia berwasiat tentang amanah kepemimpinan yang meledakkan tangis Umar.

“Allah merahmati Abu Bakar,” kata Umar saat itu sambil sesenggukan, “ia telah menyusahkan orang-orang setelahnya.”

Maksud menyusahkan orang-orang setelahnya adalah membuat khalifah sesudahnya tidak mampu mengungguli Abu Bakar, bahkan sulit mencontoh kualitasnya.

Di hari terakhir hidupnya, Abu Bakar bertanya kepada putrinya, Aisyah radhiyallahu ‘anha.

“Hari apa Rasulullah wafat?”

“Hari Senin”

“Sekarang hari apa?”

“Hari Senin”

“Saya mengharap kepada Allah semoga saya meninggal antara hari ini sampai nanti malam. Dengan berapa kain Rasulullah dimakamkan?”

“Tiga kain putih”

“Kalau begitu, cucilah kainku ini dengan kunyit dan tambahkan dua kain putih lagi”

“Wahai ayah, bukankah ini kain lama?”

“Orang yang hidup lebih butuh kain baru daripada mayit. Karena kain sama saja. Baru atau lama akan segera melapuk di dalam kubur.”

Bukan hanya Aisyah, seluruh mukmin yang lembut hatinya pun akan terharu mendengar dialog itu. Bayangkan, ini seorang khalifah. Seorang kepala negara. Namun ia meminta dikafani dengan kain lama.

Setelah sepanjang hidupnya sejak masuk Islam selalu sederhana, detik-detik terakhir hidupnya pun memancarkan aura zuhud yang seperti kata Umar, sulit dicontoh oleh pemimpin setelahnya.

Tetapi justru zuhudnya itulah yang membuat semua orang kagum kepada Abu Bakar. Semua orang tunduk di bawah kepemimpinannya. Dan dunia tidak mampu menggodanya. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

BERSAMA DAKWAH

Berhaji tidak Sah Jika Ilegal

Ibadah haji seharusnya dilakukan sesuai dengan syarat dan ketentuan syariah yang berlaku. Seperti, memenuhi syarat istitha’ah atau kemampuan. Mulai dari mampu secara fisik, mental hingga finansial.

Sekretaris Komisi Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Asrorun Ni’am menyampaikan syarat-syarat wajib tersebut harus terpenuhi. Jika memang belum masuk daftar pemerintah dan belum ada jalan yang absah ke Saudi berarti belum berkewajiban. “Kalau melakukan ikhtiar dengan jalan tidak benar itu melanggar aturan, tidak dibenarkan secara syar’i dan kenegaraan,” katanya pada Republika.co.id, Kamis (2/8).

Pembimbing ibadah haji dan umrah dari Wahana Travel, Syafiuddin Fadlillah mengatakan calon jamaah haji yang tidak memenuhi syarat tersebut, maka kewajiban berhajinya telah gugur. Ia menegaskan hal tersebut adalah hal pertama yang harus diperhatikan.

“Jangan sampai gara-gara ingin mencapai keinginan haji akhirnya syarat-syarat yang sudah ditentukan oleh Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW tidak dijalankan,” kata dia.

Syarat kemampuan ini bukan tanpa tujuan. Saat seseorang memaksakan diri berhaji padahal tidak mampu, maka ia hanya akan mendzalimi diri sendiri dan orang lain. Termasuk jamaah yang berhaji tapi ilegal.

Sebelumnya, Sebanyak 116 warga negara Indonesia (WNI) digerebek petugas keamanan Arab Saudi di sebuah penampungan pada Jumat (27/7). Di antara mereka ada yang mengaku berangkat ke Arab Saudi sebelum bulan Ramadhan dengan visa umrah.

Kemudian juga ada yang mengaku datang ke Arab Saudi saat bulan Ramadhan. Menurut kabar, mereka juga akan melaksanakan ibadah haji meski tidak memiliki visa haji.

Ustaz Syaff mengatakan sarana prasarana Arafah dan Mina saat ini di Arab Saudi terbatas. Sehingga pemerintah perlu pembatasan jamaah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Maka dari itu, izin berupa visa sangat penting untuk memantau jumlah jamaah yang ikut serta dalam pelaksanaan haji. “Jika semua diizinkan, 10 juta orang, 20 juta orang berkumpul di sana maka yang akan terjadi adalah kemudharatan,” kata pria yang akrab disapa Ustaz Syaff.

 

Syarat kemampuan juga berlaku bagi penyelenggara perjalanan haji. Jangan sampai demi uang maka kepercayaan jamaah dikorbankan. Jamaah ditipu bahwa mereka seperti mendapatkan izin ke Saudi padahal menggunakan visa selain haji.

Selain itu, Menurut Ustaz Syaff, fatwa Arab Saudi pun telah memperjelas hukum haji ilegal tersebut. Ulama-ulama seluruh dunia juga sepakat bahwa tidak sah haji seseorang yang melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan.

Pemerintah Saudi berulang kali kampanye pentingnya izin haji sebagai aturan syarat sah. Hal itu demi menghindari kecelakaan yang tidak diinginkan. Kepadatan berlebih hanya akan membawa keburukan dan bencana. “Maka benar, haji tidak sah jika mengabaikan ketentuan-ketentuan yang sudah dibuat,” katanya.

REPUBLKA

116 WNI Terjaring Razia Haji Ilegal di Makkah

Sebanyak 116 warga negara Indonesia (WNI) terjaring razia pihak keamanan Arab Saudi di sebuah penampungan yang terletak di kawasan Misfalah, Makkah. Ratusan WNI ini diketahui akan melaksanakan ibadah haji secara ilegal.

Keterangan pers dari Konsulat Jenderal RI (KJRI) Jeddah yang dikirim ke Jakarta, Rabu (1/8) dinihari menyebutkan, hasil pemeriksaan berita acara (BAP) oleh Tim Petugas KJRI Jeddah di Tarhil (Pusat Detensi Imigrasi) menyebutkan 116 WNI yang terjaring ini sebagian besar memegang visa kerja, sisanya masuk ke Arab Saudi dengan visa umrah dan visa ziarah.

Disebutkan staf informasi dan kebudayaan KJRI Jeddah, Fauzy Chusny, penggerebekan tersebut berlangsung pada Jumat (27/7) tengah malam. Sebagian besar para WNI yang terjaring razia ini berdomisili di Makkah, sebagian lagi berasal dari luar Mekkah namun menyeberang melalui perbatasan masuk ke Kota Makkah untuk melaksanakan ibadah haji.

Menurut Koordinator Pelayanan dan Perlindungan Warga (KPW), Safaat Ghofur, para WNI yang digerebek tersebut sebagian besar berasal dari Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Saat dilakukan BAP, mereka mengaku berniat ingin melaksanakan ibadah haji.

Kepada pihak penampung, menurut Safaat, mereka membayar sewa kamar dengan biaya bervariasi, dari 150 hingga 400 riyal per kepala. Mereka menyewa beberapa syuggah (rumah) dalam satu imarah (gedung) melalui orang Bangladesh yang berlaku sebagai calo, di mana rumah-rumah tersebut dihuni 10 sampai 23 orang, bercampur antara laki-laki dan perempuan.

Salah seorang yang ditangkap mengaku berangkat dengan visa umrah dan masuk ke Arab Saudi sebelum bulan Ramadhan dan ada juga yang datang pada saat Ramadhan. WNI tersebut mengaku juga berniat melaksanakan haji dan usai haji, akan langsung pulang ke Indonesia melalui Tarhil.

Sayangnya, sebelum mewujudkan niatnya, ia terlanjur terjaring razia, padahal jamaah tersebut telah membayar ke travel Rp 50 juta hingga Rp 60 juta. Sesampainya di Makkah mereka juga harus membayar uang tambahan sebesar 500 riyal untuk menebus paspor ke pemandunya.

“Setelah di Makkah, mereka bebas mau ke mana saja dan tidak ada urusan lagi dengan travel,” tutur Tolabul Amal, Staf KJRI yang bertugas di Tarhil.

Tolab juga menyayangkan karena mereka mengaku tidak ingat nama biro tavel yang memberangkatkan. Namun demikian, KJRI menyayangkan, jamaah yang memiliki dokumen resmi juga ikut diamankan petugas karena tinggal dengan WNI lainnya yang ilegal.

Cerita lainnya menyebut, adanya seorang yang berangkat dengan visa kunjungan pribadi (ziarah syakhshiah) yang visanya diurus oleh anaknya dengan membayar hingga Rp90 juta, karena berharap visanya bisa diperpanjang hingga bulan haji.

Sebagian dari pengguna visa ziarah ini enggan dimintai keterangan oleh Tim Petugas dari KJRI saat melakukan BAP. Mereka berdalih telah melakukan perpanjangan visa dan ada pihak yang sedang berupaya membebaskan mereka.

Dua tahun lalu KJRI mengurus sedikitnya 52 orang yang tertahan kepulangannya hingga 50 hari, karena berhaji dengan visa bisnis, kunjungan dan jenis visa lainnya. “Dari mereka ada juga dari kalangan media. Mereka harus membayar 15 ribu riyal per orang, baru bisa pulang,” ujar Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin.

Karena itu, Konjen Hery mengimbau masyarakat agar menunaikan ibadah haji sesuai prosedur yang telah diatur Pemerintah Arab Saudi. “Tidak baik juga beribadah tapi dengan melanggar hukum negara setempat,” kata Konjen.

 

REPUBLIKA

Banyak Calhaj Dirawat karena Malas Minum

Terdapat banyak calon haji yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia Mekkah karena malas minum air sehingga mengalami kendala kesehatan. “Mayoritas yang dirawat adalah karena sesak nafas, kurang minum dan malas makan. Ketika datang ke UGD, jamaah dalam keadaan lemah dan kami tangani,” kata Direktur KKHI Makkah Nirwan Satria, Kamis (2/8).

Dia mengatakan calhaj Indonesia banyak yang berisiko kesehatan tinggi (risti) sehingga harus bisa menjaga kesehatannya. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah dengan rajin minum, makan tepat waktu dan mengurangi aktivitas yang tidak penting.

Khusus untuk minum, dia mengatakan calhaj membutuhkan banyak cairan karena di Arab Saudi memiliki cuaca yang panas dan kering sehingga hidrasi diri menjadi penting. Dengan kebugaran yang baik, kata dia, calhaj bisa mempersiapkan fisik untuk amalan ibadah haji berdiam diri atau wukuf di Arafah.

Amalan tersebut tergolong berat karena JCH harus tinggal di tenda dengan bentang alam padang tandus yang panas dan kering. “Karena haji itu wukuf di Padang Arafah maka kita siapkan fisik untuk menyambut wukuf pada saatnya nanti,” kata dia.

Suhu yang tergolong ekstrim di Saudi, Nirwan mengingatkan jamaah untuk juga menggunakan alat pelindung diri (APD) standar. “Siang hari bisa 46 derajat Celcius. Sehingga kita melindungi jamaah dengan membagikan alat pelindung diri.

“Tim promotif preventif (TPP) kita ada di garda depan untuk mengingatkan jamaah gunakan alat-alat seperti masker, payung, semprotan wajah sehingga jamaah kita tidak kekurangan cairan,” katanya.

Temperatur panas, kata dia, bisa memicu jamaah terkena dehidrasi sehingga bisa mengalami kejang panas atau heatstroke, kesadaran berkurang, berbicara sendiri bahkan kehilangan kesadaran.

Untuk menangani itu, Nirwan mengatakan rekan calhaj lain bisa membantu penderita membaringkan jamaah, melonggarkan pakaian dan menyiram tubuh korban dengan air dingin sebanyak-banyaknya. Penting juga untuk menghindarkan calhaj bersangkutan dari sengatan matahari secara langsung dan membawanya ke tempat teduh.

IHRAM

Masyarakat Aceh Segera Miliki Alquran Terjemahan Bahasa Ibu

Masyarakat di Provinsi Aceh akan segera memiliki Alquran terjemahan dalam bahasa Aceh atau bahasa ibu,

“Penerjemahan Alquran dalam Bahasa Aceh telah masuk pada tahap akhir, yaitu telah berada pada tahapan validasi akhir sebelum dilakukan proses cetak oleh Kementerian Agama RI,” kata Ketua Panitia Abdul Rani di Banda Aceh, Kamis (2/8).

Ia menjelaskan terjemahan Alquran dalam bahasa Aceh tersebut telah dibahas dalam Workshop Validasi II yang di dalam kegiatan tersebut menghadirkan tim penerjemah dan para pakar sebelum proses percetakan.

“Ini merupakan pertemuan terakhir tim penerjemah dengan para pakar dan tim lainnya sebelum naik cetak. Sebelumnya juga telah dilakukan beberapa kali workshop/seminar, serta workshop validasi pertama dan ini merupakan yang kedua,” katanya.

Ia mengatakan penerjemahan Alquran ke dalam bahasa Aceh merupakan program kerja sama Puslibang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, yang ditandatangani pada Maret 2017.

“Tim penerjemahan Alquran telah bekerja sejak ditandatangani MoU untuk menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Aceh, beberapa kali telah berdiskusi untuk menyamakan persepsi dalam penggunaan bahasa,” katanya.

Rektor UIN Ar-Raniry Prof Warul Walidin mengatakan Alquran terjemahan memiliki fungsi yang sangat luar biasa bagi generasi di masa mendatang, karena mereka dapat mempelajari Alquran dengan terjemahan dalam bahasa ibu.

“Kita dapat memperkenalkan Alquran kepada anak-anak kita secara langsung dari bahasa Ibu, ini sangat strategis dan luar biasa, sehingga dapat dipahami dengan baik,” kata Warul.

Kegigihan Tukang Becak Menabung 20 Tahun untuk Naik Haji

Ibadah haji merupakan panggilan Tuhan. Setidaknya itulah yang tergambar dari keadaan pasangan suami istri (pasutri) asal Dusun Kasuruan, Desa Rejoso Utara, Kabupaten Pasuruan, Asmari (60) dan Misani (51).

Pasutri ini akhirnya akan berangkat haji setelah menunggu selama 20 tahun. Bukan pedagang, pegawai atau karyawan, Asmari merupakan seorang tukang becak. Meski demikian, ia bisa menyisihkan penghasilannya sehingga bisa melunasi biaya naik haji.

“Kami nabung selama 20 tahun, Alhamdulillah tahun ini berangkat,” kata Asmari saat ditemui di rumahnya, Rabu (24/8/2016).

Kehidupan Asmari sangat sederhana. Penghasilan sebagai tukang becak yang tak seberapa menuntutnya untuk berhemat. Meski demikian keluarga ini tampak sangat bahagia.

Setiap hari, Asmari menarik becak dengan perhasilan rata-rata Rp 70 ribu. Karena tekadnya yang kuat ingin berhaji, ia pun sangat rajin menabung. Ia menyisihkan penghasilan setiap hari.

“Setiap hari nabung agar bisa haji,” ujar Asmari.

Bukan hanya mampu berhaji, karena kerja kerasnya Asmari juga mampu menyekolahkan 4 anaknya sampai jenjang sekolah menengah atas. Asmari dan Misani tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) 61 Kabupaten Pasuruan dan akan berangkat 2 September nanti.

“Saya minta doanya,” tutup Asmari.

Salah seorang tetangga menuturkan, keluarga Asmari selama ini dikenal keluarga yang saleh. Meski bekerja sebagai tukang becak, keluarga ini tak pernah terlibat masalah.

“Keluarganya seperti tentram, gak pernah ada apa-apa,” ujar Anisatur Rohma, salah seorang tetangga.

 

DETIK

Keajaiban Air Zamzam yang Bikin Ilmuwan Terperangah

Air zamzam muncul ke permukaan bumi sejak zaman Nabi Ibrahim. Tepatnya kala Nabi Ibrahim menempatkan Siti Hajar dan Nabi Ismail di padang pasir kering kerontang.

Kala itu Nabi Ibrahim yang masih bayi menghentakkan kaki dan munculah air zamzam. Sampai saat ini, keajaiban yang mengundang decak kagum adalah, air zamzam tidak pernah habis meski lokasinya di tengah gurun pasir yang diselimuti cuaca panas dan jarang turun hujan.

Pusat air zamzam terletak di dalam Masjidil Haram, sejajar dengan pintu Kakbah. Dahulu lokasi air zamzam bisa diakses melalui lorong bawah Masjidil Haram. Jamaah dengan bebas mengambil air melalui sumur yang diambil dengan alat timba manual. Namun, air zamzam banyak dijual di pinggir jalan dan tidak terjamin keamannya bila dikonsumsi.

Seiring berjalannya waktu Raja Arab Saudi Abdullah mengarahkan agar air zamzam tetap terjaga dengan didirikannya pusat pengemasan air zamzam pada 2010. Dengan begitu, kualitas air zamzam sebelum dikonsumsi lebih terjamin karena selalu dipantau oleh laboratorium kesehatan dan geologi, serta dewan takmir Masjidil Haram.

Dia menjelaskan, sumur air zamzam terletak di dalam Masjidil Haram. Dahulu banyak jamaah yang datang dan menjual air zamzam dengan kebersihan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Namun kini sudah sumur tersebut ditutup agar mutu kualitasnya terjaga. Sebelum sumur zamzam ditutup, lanjutnya, ada salah satu peneliti yang ditugaskan masuk ke dalam sumur.

Menurut kesaksiannya, hingga saat ini titik mata air zamzam tidak telihat. Air diketahui keluar dari sisi sumur zamzam. Meski air zamzam diserap dalam jumlah yang sangat banyak, hanya dalam hitungan tidak sampai 15 menit, maka sumur zamzam akan terisi. Padahal setiap harinya ratusan ribu kubik air zamzam diserap dari sumur untuk didistribusikan 24 jam di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah secara gratis.

“Ini seperti kambing kurban, kenapa di dunia tidak pernah habis?” ujarnya, di tempat pengemasan air zamzam, Distrik Kudai, Kota Makkah, Selasa (26/9/2017).

Sekadar diketahui, ilmuwan Jepang Dr Masaro Imoto pernah melakukan penelitian menggunakan teknik nano. Dia mengatakan, air zamzam memiliki beberapa keistiwamaan yang tidak tertandingi oleh air biasa.

Dr Masaro secara singkat menyimpulkan, air zamzam adalah air yang diberkahi tidak ada duanya Tidak satupun jenis air yang menyerupai butiran kristal air zamzam. Seluruh laboratorium yang ada tidak mampu mengubah berbagai karakteristiknya.

OKEZONE

Kesejukan dari Lantai Masjid al-Haram

Area Makkah selalu dihujani panas menyengat. Suhunya mencapai 40 hingga 50 derajat celsius. Bahkan pada musim haji kali ini, panas diprediksi lebih tinggi lagi.

Namun demikian, cuaca ekstrem itu tak mematahkan semangat petawaf beraksi di Masjid al-Haram. Langkah mereka tetap tegap mengitari Ka’bah, menapaki lantai marmer al-Haram yang berwarna putih keruh.

Jika merasakan lelah, mereka akan sejenak meninggalkan area tawaf menuju tempat zamzam untuk rehat sambil meneguk tetesannya. Setelah segar, mereka kembali masuk kedalam kerumunan petawaf menyelesaikan ibadah tersebut.

Masjid al-Haram juga memiliki area yang sangat sejuk, seperti yang berada dekat tempat sa’i. tempat berlari kecil sepanjang 700 meter itu tak membuat orang-orang di dalamnya berkeringat. Sangat adem. Begitu juga area masjid al-Haram yang ada di atasnya. Ratusan ribu jamaah di sana terlihat begitu nyaman beribadah.

Area masjid suci dekat pintu King Abdul Aziz juga demikian. Dinginnya lantai begitu terasa di kaki. Jamaah berada di sana membentuk shaf sambil berzikir. Ada juga yang bersandar di dinding sana beristirahat sambil membaca Alquran. Jamaah perempuan di sana banyak mengenakan kaos kaki agar kulit kaki tak langsung merasakan dinginnya lantai.

Para petugas keamanan berseragam tersebar di setiap seratus meter area masjid suci. Ada yang berseragam. Ada pula yang mengenakan gamis putih dengan udeng-udeng khas Arab menutupi kepala.

Pilar-pilar tinggi penopang langit masjid saling berhubungan, membentuk ornamen cekung khas Timur Tengah. Barisan lampu kristal bulat terpasang di atasnya, bersinar terang bagai mentari.

Anggota kelompok terbang (kloter) dua Padang Jurmawati (68 tahun) merasakan dinginnya lantai al-Haram. “Terasa betul. Suami saya tak tolok dah di dalam masjid,” katanya di Hotel 111 Al Ghazi pada Rabu (1/8).

Kantor Berita Al-Arabiya, beberapa  waktu lalau memberitakan, pengurus dua masjid suci di Arab Saudi menjelaskan fenomena hawa dingin di al-Haram. Sumbernya ada di batu marmer menjadi lantai masjid. Pemerintah Arab Saudi mengimpor lantai marmer langka dari Yunani yang dapat memantulkan sinar matahari pada siang hari.

Masjid yang pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim Alaihissalam ini juga dilengkapi sistem pendingin udara. Sumbernya ada di bangunan sentral di Ajyad, berjarak 600 meter dari masjid suci.

Sentral itu adalah gedung enam tingkat yang dilengkapi dengan sistem pendingin udara canggih. Udara dingin disalurkan lewat lorong yang menghubungkan sentral dengan unit pendingin udara pada bangunan perluasan dan disalurkan pula ke satuan-satuan pendingin udara yang terdapat pada tiang-tiang masjid.

Al-Haram adalah masjid kebanggaan umat Islam. Masjid ini menjadi tempat ibadah haji yang selalu mengalami renovasi dari masa ke masa. Kini masjid itu diperkirakan dapat menampung hingga jutaan jamaah dari berbagai belahan dunia yang kini melaksanakan ibadah haji.

Di dalamnya terdapat Ka’bah, bangunan yang menjadi arah setiap Muslim melaksanakan shalat. Masjid lain mempunyai garis shaf yang lurus mengarah pada Ka’bah. Tapi tidak di al-Haram. Di sini garis shaf melingkar, mengitari bangunan tua itu yang ada di dalam area masjid suci.

 

Oleh: Erdi Nasrul, Jurnalis Republika dari Makkah

REPUBLIKA