PM Selandia Baru: Penembakan Masjid adalah Serangan Terorisme

Dalam konferensi pers di Wellington, Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Jacinda Ardern, menyebut insiden penembakan massal yang terjadi di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, pada Jumat siang tadi (15/03) sebagai serangan teroris.

Dilansir dari laman CCN Word, Arden dengan tegas mengatakan para tersangka yang berpandangan ekstremis tidak akan memiliki tempat di Selandia Baru atau dunia.

Sebagaimana diketahui bahwa selama ini Selandia baru termasuk negara multikultural yang aman. Sedang kota Christchurch adalah kota terpadat ketiga di Selandia Baru setelah Auckland dan Wellington, dengan 404.500 penduduk. Ia merupakan kota pesisir yang damai berbasis ekonomi pertanian.

Ardern menambahkan bahwa saat ini Selandia Baru telah memberlakukan status keamanan tertinggi guna merespons insiden ini. Ia menggambarkan serangan itu sebagai salah satu hari paling gelap di Selandia Baru.

“Apa yang terjadi di sini adalah tindakan kekerasan yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya,” katanya.

Sejauh ini, kepolisian Selandia Baru telah menangkap empat tersangka, salah satunya merupakan warga Australia. Keempat tersangka itu tak masuk dalam daftar hitam aparat keamanan.

Sementara itu menurut Mike Bush, Komisaris Polisi Selandia Baru, setidaknya 49 orang telah tewas akibat aksi tersebut. Di antaranya, empat puluh satu orang terbunuh di masjid al Noor di Deans Avenue, tujuh orang meninggal di masjid Linwood di Linwood Avenue, dan satu orang meninggal karena luka-luka mereka di rumah sakit.

“Selain itu sebanyak 48 pasien termasuk anak-anak dengan luka tembak yang saat ini dirawat di rumah sakit Christchurch untuk perawatan, dimana 20 lainnya menderita luka serius setelah penembakan tersebut,” kata Bush.

Salah satu saksi yang saat itu sedang mengikuti ibadah jamaah salat Jumat, Mohan Ibn Ibrahim, mengatakan dia berada di dalam masjid ketika penembakan dimulai dan dia mendengar pria bersenjata itu terus menembak selama 10 hingga 15 menit.

“Ini masjid besar dan ada lebih dari 200 orang di dalam. Para penembak itu datang dari belakang. Tembakan berlangsung lama. Kami harus melompati tembok untuk melarikan diri. Saya melihat banyak pecahan kaca dan batu bata di bagian belakang masjid, “katanya.

Menurut pihak kepolisian serangan tersebut telah direncanakan sebelumnya. Sebab diketahui kemudian kejadian bahwa para pelaku dengan sengaja menayangkan penembakan tersebut lewat media sosial. Bush menyarankan agar warga tidak menyebar luaskan video tersebut, pihaknya juga akan berupaya menghapus peredaran video terkait kasus penembakan itu.