Ingin Punya Anak Penghapal Al-Quran

“Terlihat sangat bangga orang tua yang anaknya sukses ketika wisuda, apalagi sang anak mendapatkan nilai tertinggi. Ternyata ada yang lebih membanggakan lagi, yaitu di hari kiamat, orang tua dinaikkan derajatnya dan akan dipakaikan mahkota kemuliaan dari cahaya karena anaknya menghapalkan Al-Quran”

Kita sangat ingin, bercita-cita dan bersungguh-sungguh menghapalkan Al-Quran. Terlalu banyak keutamaan bagi mereka yang menghapal dan mempelajari Al-Quran, derajat kita di surga dinaikkan sesuai dengan hapalan Al-Quran kita

Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا

Akan dikatakan kepada shahibul qur’an penghapal : bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia. karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir (seberapa banyak) yang engkau hapal” (HR. Abu Daud 2240, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).

Tidak hanya kita yang berusaha menghapalkan Al-Quran, kita usahakan juga anak-anak kita menghapalkan Al-Quran. Kita sangat berharap ada satu saja di antara anak kita yang menghapal Al-Quran, apabila tidak bisa semua bisa menghapalkan Al-Quran. Tentu kita berdoa dengan harapan yang tinggi yaitu agar semua anak kita bisa menghapalkan Al-Quran.

Keutamaan apabila anak kita menghapalkan Al-Quran adalah akan meningkatkan derajat orang tuanya di surga, kedua orang tuanya akan dipakaikan mahkota dari cahaya sebagai bentuk kemuliaan karena telah mendidik anak yang menghapalkan Al-Quran.

Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من قرأ القرآن وتعلَّم وعمل به أُلبس والداه يوم القيامة تاجاً من نور ضوؤه مثل ضوء الشمس ، ويكسى والداه حلتين لا تقوم لهما الدنيا فيقولان : بم كسينا هذا ؟ فيقال : بأخذ ولدكما القرآن

“Barangsiapa yang menghafal al-Quran, mengkajinya dan mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang tuanya akan diberi dua pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?” Lalu disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan al-Quran.” (HR. Hakim 1/756 dan dihasankan al-Abani)

Semoga anak-anak kita kelak menghapalkan Al-Quran, kegiatan mulia ini tidak akan menghambat sedikitpun untuk kegiatan lainnya. Banyak pedagang yang hapal Al-Quran, tentara menghapalkan Al-Quran, dokter menghapalkan Al-Quran dan pejabat yang menghapalkan Al-Quran.

Allah akan menaikkan derajat orang yang menghapalkan Al-Quran, setahu kami tidak ada penghapal Al-Quran yang hidupnya terlantar (mengenaskan) selama hidup di dunia ini, bahkan kedudukan mereka mulia dan diangkat oleh Allah di masyarakat.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ

“Sesungguhnya Allah mengangkat sebagian kaum berkat kitab ini (al-Quran), dan Allah menghinakan kaum yang lain, juga karena al-Quran.” (HR. Ahmad 237 & Muslim 1934)

Semoga kita bisa menghapalkan Al-Quran dan memilikianak yang menghapalkan Al-Quran. Aamiin.

@ Yogyakarta Tercinta

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

Mengobati Penyakit Gay Dan Homoseksual (Syariat Dan Medis)

Sebagian orang heran dan bisa jadi agak risih dengan orang yang mendapat ujian tertimpa penyakit seperti ini. Betapa tidak, wanita diciptakan begitu indah di mata laki-laki mengalahkan segala bentuk pemandangan dan panorama indah di dunia akan tetapi ia lebih condong kepada sejenis dan berpaling dari wanita? Begitu juga dengan wanita yang sejatinya haus akan kasih sayang dan belaian laki-laki tetapi mereka lebih condong terhadap sejenis (homoseksual-lesbian).

Penderita penyakit ini juga terkadang heran dengan diri mereka sendiri. Terkadang mereka menikmati penyakit ini tetapi ada juga yang tersiksa, ingin sembuh tetapi tidak bisa, ingin konsultasi dan berterus terang tetapi malu. Khususnya kaum laki-laki yang menjadi gay (homoseksual) lebih susah terapinya, wanita lebih mudah sembuh karena dilihat dari penyebabnya.umumnya wanita menjadi lesbian karena kurang perhatian dari laki-laki. Sebagaimana kaum wanita nabi Luth ‘alaihissalam yang menjadi lesbian karena kaum laki-laki mereka sudah menjadi homoseks dan berpaling dari wanita mereka.

 

Setiap penyakit pasti ada obatnya

Penderita penyakit ini perlu menanmkan keyakinan dengan kuat mereka pasti bisa sembuh. Terkadang mereka putus asa, karena laki-laki tentu lebih banyak bergaul dengan laki-laki misalnya di ruang ganti, kamar mandi. Mereka lebih mudah terpapar dan terfitnah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda,

لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَإِذَا أُصِيبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ.

“Setiap penyakit ada obatnya, dan bila telah ditemukan dengan tepat obat suatu penyakit, niscaya akan sembuh dengan izin Allah Azza wa Jalla.” (HR. Muslim)

 

Penyebab penyakit ini

Dalam ilmu psikologi, penyebab mejadi gay secara umum ada dua:

1.trauma masa kecil.

Ketika kecil pernah mendapatkan perilaku kekerasaan atau pelecehan seksual sejenis. Maka akan bisa memperngaruhi pola pikir dan orientasi seksual ketika dewasa.

Misalnya ketika kecil ia pernah di sodomi oleh kakaknya atau pamannya

2.menjadi gay karena pelarian

Lari dari suatu masalah, misalnya seroang laki-laki pernah ditolak 7 kali oleh seorang gadis atau beberapa gadis menolaknya, atau putus dari kekasih yang sangat ia cintai. Ketika ia perlahan-lahan menjadi gay, ia merasakan kenyaman dan kebahagiaan sehingga ia benar-benar memutuskan menjadi seorang gay.

 

 

Terapi psikologi kedokteran

Adapun terapi secara psikologi dan kedokteran maka bisa ditempuh beberapa cara berikut:

1.menjauhi segala macam yang berkaitan dengan gay (homoseksual) misalnya teman, klub, aksesoris, bacaan dan segalanya. Ini adalah salah satu faktor terbesar yang bisa membantu

2. merenungi bahwa gay masih belum diterima oleh masyarakat (terutama di indonesia), masih ada juga yang merasa jijik dengan gay. Terus menanamkan pikiran bahwa gay adalah penyakit yang harus disembuhkan

3. terapi sugesti

Misalnya mengucapkan dengan suara agak keras (di saat sendiri),:

“saya bukan gay”

“gay menjijikkan”

“saya suka perempuan”

Bisa juga dengan menulis di kertas dengan jumlah yang banyak dan berulang, misalnya 1000 kali

4. berusaha melakukan kegiatan dan aktifitas khas laki-laki

Misalnya olahraga karate atau bergabung dengan komunitas kegiatan laki-laki

5.terapi hormon

Jika diperlukan dengan bimbingan dokter bisa dilakukan terpai hormon secara berkala untuk lebih bisa menimbulkan sifat laki-laki

6. menjauhi bergaul dengan laki-laki yang menarik hati untuk

Dan YANG PALING terpenting adalah dukungan semua pihak, keterbukaan dan menerima masukan. Jangan sampai ada yang mencela didepanya atau mengejek perjuangannya dalam emngobati penyakit ini.

 

Bimbingan Islam dalam hal ini

Adapun bimbingan agama Islam yang sempurna dalam hal ini, maka beberapa hal ini perlu direnungi:

1.tulus berdoa dan bersungguh-sunggu dalam berdoa kepada Allah memohon kesembuhan, karena setiap penyakit pasti ada obatnya. Berdoa di waktu dan tempat yang mustajab serta tidak mudah putus asa.

يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ ما لم يَعْجَل، يقول: دَعَوْتُ فلم يُسْتَجَبْ لي

“Doa kalian pasti akan dikabulkan, selama ia tidak terburu-buru, yaitu dengan berkata: aku telah berdoa, akan tetapi tidak kunjung dikabulkan.”  (Muttafaqun ‘alaih)

2. segera bertaubat kepada Allah

Karena segala sesuatu yang terjadi pada kita adalah akibat perbuatan dan kesalahan kita. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ

“Dan musibah apapun yang menimpamu, maka itu adalah akibat dari ulah tanganmu sendiri.” (As Syura: 30).

3. menyadari bahwa gay (homoseksual) adalah dosa besar dan dilaknat pelakunya

Allah Ta’ala berfirman,

وَلُوطًا إِذْ قالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفاحِشَةَ وَأَنْتُمْ تُبْصِرُونَ (54) أَإِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّساءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ

“Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika ia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji itu sedang kamu melihat(nya). Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu(mu), bukan mendatangi wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak dapat mengetahui (akibat perbuatanmu).” ( An-Naml 27:54-55)

4.menjauhi segala sesuatu yang berkaitan dengan gay atau membuatnya menjadi kewanita-wanitaan atau menyerupai wanita.

Sebagaimana dalam hadits.

لَعَنَ النبي e الْمُخَنَّثِينَ من الرِّجَالِ وَالْمُتَرَجِّلَاتِ من النِّسَاءِ وقال: (أَخْرِجُوهُمْ من بُيُوتِكُمْ). متفق عليه

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknati lelaki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai lelaki, dan beliau bersabda: Usirlah mereka dari rumah-rumah kalian.” (Muttafaqun ’alaih)

5. jangan sering menyendiri, minta dukungan keluarga dan orang terdekat serta tetap bergaul dengan masyararat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إن الشيطان مع الواحد ، و هو من الاثنين أبعد

Sesungguhnya syetan itu bersama orang yang menyendiri, sedangkan ia akan menjauh dari dua orang.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani)

6.menjauhi makanan yang haram

Karena makanan bisa berpengaruh terhadap sifat manusia. Sebagaimana perkataan Ibnu Sirin, “Tidaklah ada binatang yang melakukan perilaku kaum Nabi Luth selain babi dan keledai.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Ad Dunya dalam kitab Zammul Malaahy)

 

@Pogung Lor-Yogya, 7 Rajab 1434 H

Penyusun: dr. Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

Siapakah Ali Imran (Keluarga Imran)?

Keluarga Imran (Alu Imran) adalah keluarga yang beranggotakan sedikit orang, namun memiliki kedudukan yang agung. Allah memilih mereka dibanding keluarga lainnya menunjukkan betapa besar posisi mereka. Lalu, siapakah keluarga Imran itu?

Siapakah Keluarga Imran?

Keluarga Imran adalah keluarga mulia dalam kurun sejarah. Allah memilih mereka dibanding keluarga lainnya adalah tanda nyata keagungan mereka. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ اللّهَ اصْطَفَى آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِن بَعْضٍ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Quran Ali Imran: 33-34].

Keluarga Imran dinisbatkan kepada seseorang yang bernama Imran bin Matsan bin al-Azar bin al-Yud… bin Sulaiman bin Daud ‘alaihissalam. Nasabnya tersambung hingga ke Nabi Daud ‘alaihissalam. Dalam bahasa Ibrani Imran disebut dengan Imram. Dalam buku-buku Nasrani namanya disebut dengan Yuhaqim.

Keluarga Imran adalah turunan (cabang) terakhir orang-orang beriman dari turunan Bani Israil. Namun antara mereka dengan Nabi Ya’qub terpisah beberapa qurun lamanya.

Anggota Keluarga Imran

Istri Imran

Istri Imran bernama Hannah binti Faquda. Ada juga yang menyebut Qa’uda bin Qubaila. Hannah adalah seorang wanita yang tekun beribadah. Sebagaimana kisahnya dalam Alquran.

إِذْ قَالَتِ امْرَأَتُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

(Ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. [Quran Ali Imran: 35]

Anak-anaknya

Pertama: Asy-ya’

Asy-ya’ adalah putri sulung Imran. Ia dinikahi oleh Nabi Zakariya ‘alaihissalam. Dan merupakan ibu dari Nabi Yahya ‘alaihissalam. Ada juga mengatakan ia adalah bibinya Maryam. Bukan saudara perempuannya.

Kedua: Maryam

Maryam adalah wanita ahli ibadah dan suci. Ia merupakan ibu dari kalimat Allah, Nabi Isa ‘alaihissalam. Putri Imran yang satu ini adalah wanita terbaik dan tersempurna. Sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

كَمَلَ مِنَ الرِّجالِ كَثِيرٌ، ولَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّساءِ إلَّا مَرْيَمُ بنْتُ عِمْرانَ، وآسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ، وفَضْلُ عائِشَةَ علَى النِّساءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ علَى سائِرِ الطَّعامِ

”Lelaki yang sempurna jumlahnya banyak. Dan tidak ada wanita yang sempurna selain ‎Maryam bintu Imran dan Asiyah istri Firaun. Dan keutamaan Aisyah dibandingkan ‎wanita lainnya, sebagaimana keutamaan ats-Tsarid dibandingkan makanan lainnya.” ‎‎(HR. Bukhari 5418 dan Muslim 2431).

Orang-orang Yahudi menuduhnya melakukan zina. Tuduhan itu mereka lontarkan saat Maryam masih hidup maupun setelah wafatnya. Sementara Alquran telah menyucikan Maryam dari tuduhan keji ini. Tidak hanya satu ayat, bahkan di banyak ayat. Allah menyebut orang-orang Yahudi sebagai orang-orang yang kufur karena menuduh Maryam berzina. Sebagaimana firman-Nya,

وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا.

“Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina).” [Quran An-Nisa: 156].

Demikian juga dengan firman-Nya,

وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِنْ رُوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ

“dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.” [Quran At-Tahrim:12].

Dan firman-Nya,

وَالَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهَا مِنْ رُوحِنَا وَجَعَلْنَاهَا وَابْنَهَا آَيَةً لِلْعَالَمِينَ

“Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.” [Quran Al-Anbiya: 91]

Cucu-cucunya

Pertama: Nabi Isa ‘alaihissalam.

Nabi Isa adalah rasulullah dan kalimat Allah yang Dia sampaikan pada Maryam. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ

“Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya.” [Quran An-Nisa: 171]

Allah mengutus Nabi Isa kepada Bani Israil. Mendakwahi mereka kepada tauhid. Menyembah Allah semata. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرائيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقاً لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّراً بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ

Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)”. Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”. [Quran Ash-Shaf: 6].

Dan firman-Nya,

وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرائيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

“Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” [Quran Al-Maidah: 72]

Kita kaum muslimin berkeyakinan bahwa Nabi Isa belum wafat. Ia diangkat Allah di sisi-Nya, ruh dan jasad. Beliau hidup di langit. Bukan dibunuh atau disalib. Allah Ta’ala memberikan pengajaran akidah demikian kepada kita dengan firman-Nya,

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ ۚ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا * بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا

“dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [Quran An-Nisa: 157-158].

Dan di menjelang hari kiamat kelak Nabi Isa akan turun. Beliau membunuh Dajjal dan menyebarkan keadilan. Sebagaimana kabar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ ، لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلاً ، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ ، وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ ، حَتَّى تَكُونَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا. ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ ( وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّ لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا)

“Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya. Sebentar lagi Isa bin Maryam akan turun di tengah-tengah kalian sebagai hakim yang adil. Beliau akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah (upeti), harta semakin banyak dan semakin berkah sampai seseorang tidak ada yang menerima harta itu lagi (sebagai sedekah), dan sujud seseorang lebih disukai daripada dunia dan seisinya.” Abu Hurairah lalu mengatakan, “Bacalah jika kalian suka:

“Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An-Nisa’: 159)” (HR. Bukhari no. 3448 dan Muslim no. 155)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyifati fisik Nabi Isa ‘alaihissalam dengan sabdanya,

لَيْسَ بَيْنِي وَبَيْنَهُ نَبِيٌّ -يَعْنِي عِيسَى- وَإِنَّهُ نَازِلٌ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَاعْرِفُوهُ رَجُلٌ مَرْبُوعٌ إِلَى الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ بَيْنَ مُمَصَّرَتَيْنِ كَأَنَّ رَأْسَهُ يَقْطُرُ وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ بَلَلٌ فَيُقَاتِلُ النَّاسَ عَلىَ الْإِسْلَامِ فَيَدُقُّ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ وَيُهْلِكُ اللهُ فِي زَمَانِهِ الْـمِلَلَ كُلَّهَا إِلاَّ الْإِسْلَامَ وَيُهْلِكُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ أَرْبَعِينَ سَنَةً ثُمَّ يُتَوَفَّى فَيُصَلِّي عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ

“Tidak ada nabi antara aku dengan Nabi Isa– dan dia pasti turun, dan bila kamu melihatnya maka kenalilah dia. Seorang lelaki yang tingginya sedang, agak putih kemerahan, dengan dua pakaian yang berwarna agak kuning, seakan-akan kepalanya meneteskan air, walaupun tidak basah. Lalu ia memerangi manusia agar masuk Islam, menghancurkan salib, membunuh babi, menghilangkan jizyah, dan pada masanya, Allah hancurkan agama-agama seluruhnya kecuali Islam, dan dia membunuh Al-Masih Ad-Dajjal, lalu dia tinggal di bumi selama 40 tahun. Kemudian dia wafat lalu kaum muslimin menyalatinya.” (HR. Ahmad 9270, Abu Dawud 4324, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Kedua: Yahya ‘alaihissalam

Nabi Yahya adalah hamba dan utusan Allah. Beliau putra dari Nabi Zakariya ‘alaihissalam. Beliau adalah doa Nabi Zakariya yang terkabul. Serta kabar gembira untuknya setelah mencapi usia yang tua. Allah Ta’ala berfirman,

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاء (38) فَنَادَتْهُ الْمَلآئِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَـى مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِّنَ الصَّالِحِينَ

“Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”. Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh”. [Quran Ali Imran: 38-39]

Di antara keistimewaannya adalah tak ada seorang pun sebelum beliau bernama Yahya.

يَٰزَكَرِيَّآ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ ٱسْمُهُۥ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَل لَّهُۥ مِن قَبْلُ سَمِيًّا

“Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.” [Quran Maryam: 7].

Nabi Yahya adalah seorang pemuda yang cerdas. Allah memberi keistimewaan pada akalnya. Menganugerahkannya hikmah di usia beliau. Dan kegemaran dalam beribadah. Beliau senantiasa duduk di mihrab-mihrab ilmu. Senang mengkaji Taurat. Berilmu dan mengamalkan kandungan kitab suci itu. Beliau berbicara dengan kebenaran. Dan tidak takut celaan orang-orang yang mencela. Dan ancaman orang-orang yang zalim.

Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memuji Nabi Yahya dengan sabdanya,

لا ينبغي لأحدٍ أن يقول: أنا خيرٌ من يحيى بن زكريا. قلنا: يا رسول الله، ومن أين ذاك؟ قال: أَمَا سمعتم اللهَ كيف وَصَفَه في القرآن، فقال: {يَايَحْيَى خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا} [مريم: 12]، فقرأ حتى بلغ: {وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ} [آل عمران: 39]، لم يعمل سيئةً قط، ولم يَهُمَّ بها

“Tidak pantas bagi siapapun untuk mengatakan bahwa aku lebih baik dari Yahya bin Zakariya.” Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa demikian?” Beliau menjawab, “Tidakkah kalian mendengar bagaimana Allah menyebutknya di dalam Alquran. “Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak.” [Quran 19:12]. Beliau membaca hingga firman Allah: “menjadi panutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh”. [Quran Ali Imran: 39]. Ia tidak pernah berbuat buruk sedikit pun. Dan tidak juga berkeinginan melakukannya.” (HR. ath-Thabrani di dalam al-Kabir dan al-Bazzar).

Wafatnya Yahya

Para ulama berbeda pendapat tentang bagaimana kejadian wafatnya Nabi Yahya ‘alaihissalam. Banyak riwayat bercerita tentang kisah wafatnya, tapi umumnya israiliyat. Di antara riwayat yang paling shahih adalah

ما قتل يحيى بن زكريا إلا في امرأة بغي قالت لصاحبها لا أرضى عنك حتى تأتيني برأسه، فذهب فأتاها برأسه في طست

“Yahya terbunuh gara-gara seorang wanita pelacur. Ia berkata kepada pasangannya, ‘Saya tidak ridha padamu sampai engkau datangkan kepala Yahya padaku’. Laki-laki itu pergi dan membawa kepala Nabi Yahya dalam suatu wadah.”

Demikian juga riwayat dari Abdullah bin az-Zubair. Ia berkata,

قتل يحيى بن زكريا في زانية كانت جارية

“Yahya bin Zakariya terbunuh gara-gara seorang wanita pelacur. Ia adalah seorang budak.”

Dalam al-Bidayah wa an-Nihayah, Ibnu Katsir menyebutkan secara rinci tentang berita ini. Beliau menyebut bahwa ada seorang raja di Damaskus ingin menikahi seorang wanita. Atau menikahi seorang perempuan yang tak halal ia nikahi. Nabi Yahya pun melarang hal itu. Hingga muncul kemarahan si perempuan pada Nabi Yahya. Karena si raja dan perempuan itu tidak menyukai sikap Yahya, perempuan itu kirim seseorang untuk membunuhnya.

Read more https://kisahmuslim.com/6281-siapakah-ali-imran-keluarga-imran.html

Taubatnya Orang Yang Meninggalkan Shalat

Pertanyaan.
Sebagian besar usiaku yang telah lewat, kulalui dengan tanpa menunaikan kewajiban shalat. Sekarang saya menyadari kesalahan itu. Apa yang harus saya lakukan sekarang? Apakah saya harus mengqadha’nya? Ataukah ada kaffarah? Ataukah cukup hanya dengan taubat?

Jawaban.[1]
Saudara wajib bertaubat kepada Allâh Azza wa Jalla dan terus menjaga kewajiban shalat sepanjang hidupmu yang masih tersisa. Saudara harus membulatkan tekad untuk bertaubat dengan memenuhi syarat-syarat taubat, seperti menyesali perbuatan baik yang terlewatkan, dan meninggalkan perbuatan dosa. Maksudnya, saudara harus meninggalkan perbuatan dosa itu sama sekali serta tidak melakukannya lagi, dan bertekat untuk tidak mengulanginya lagi.

Maka, jika taubat saudara seperti ini lalu saudara melaksanakan ketaatan kepada Allâh Azza wa Jalla di waktu-waktu yang akan datang, saudara menjaga shalat, maka ini sudah cukup insya Allah, tidak ada kewajiban qadha sebagai akibat dari perbuatan saudara yang sengaja meninggalkan shalat di masa yang lalu. Sengaja meninggalkan shalat adalah sebentuk kekufuran kepada Allâh Azza wa Jalla . Karena meninggalkan shalat dengan sengaja menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam, walaupun dia tidak mengingkari kewajiban shalat. Ini menurut pendapat yang paling shahih dari dua pendapat para Ulama.

Taubat Akan Menutupi Kesalahan Yang Sebelumnya

Pertanyaan.
Saya telah meninggalkan shalat selama beberapa tahun dan saya tidak tahu berapa jumlah shalat yang saya tinggalkan. Alhamdulillah sekarang saya menyesal karena telah meninggalkannya dan sekarang saya sudah mulai melaksanakan shalat. Apakah saya harus mengganti shalat-shalat yang telah saya tinggalkan dan apa yang telah luput dari saya selama beberapa tahun ataukah tidak?

Jawaban.[2]
Cukup bagimu untuk bertaubat kepada Allâh Azza wa Jalla dari apa yang telah berlalu dan saudara berusaha menjaga shalat di masa yang akan datang. Taubat itu bisa menutup dosa yang telah lalu. Karena perbuatan saudara yang meninggalkan shalat di masa yang telah lalu dengan sengaja bisa menyebabkan saudara keluar dari agama, menurut pendapat yang shahih dari dua pendapat para Ulama. Namun, jika saudara telah bertaubat kepada Allâh Azza wa Jalla dengan taubat nasuha, taubat yang benar dan saudara telah menjaga kewajiban shalat, maka itu sudah cukup.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XXI/1439H/2018M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
_______
Footnote
[1]  Majmû Fatâwa Syaikh Shâlih Fauzân al-Fauzân, hlm. 339-340
[2]  Majmû Fatâwa Syaikh Shâlih Fauzân al-Fauzân, hlm. 339-340

Baca Selengkapnya : https://almanhaj.or.id/11535-taubatnya-orang-yang-meninggalkan-shalat.html

Bersabar dengan Tidak Membeli Rumah Melalui KPR Riba Bank

Siapa yang tidak ingin segera punya rumah sendiri? Langsung merasa tenang karena sudah bukan kontraktor lagi (kontrak sana, kontrak sini). Solusi tercepat adalah mengambil KPR yang mengandung riba di Bank.

Akan tetapi, kita lebih pilih ridha Allah sehingga hidup kita qanaah dan berkah serta bersabar, tidak terjerat dengan cicilan riba dan berhutang dalam jangka waktu yang lama. Bahkan, ada yang hidup mereka tidak tentang, terhimpit menjerit dengan jeratan riba bank

Kata mereka “zaman sekarang kalau tidak KPR, mana bisa beli rumah sendiri, ambil KPR juga harus agak nekat, kalau takut, ya gak akan bisa punya rumah”

Perkataan ini yang tidak tepat, sudah banyak bukti mereka yang membuktikan bisa tanpa KPR

Dengan cara menabung, bersabar, mencicil dari membeli tanah, membangum perlahan, membangun rumah kecil dahulu kemudian baru ada rezeki bangun rumah lebih besar lagi. Atau, ada beberapa program pembangunan rumah dari para muhsinin yang mau membuat perumahan dan menjual tanpa sistem riba

Untuk menangkan hati kita, kita lihat contoh ulama sekelas syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu, tidak mempunyai rumah tetap. Padahal beliau adalah mufti besar kerajaan Arab saudi dan Rektor Universitas Universitas Madinah. [lihat buku akhlak dan keutamaan syaikh Bin Baz, Pustaka Al-Furqan]

Kita harus bersabar mencari dan membangun rumah di zaman ini karena ada beberapa yang perlu kita pertimbangkan matang-matang. Salah satunya adalah menghindari mengambil rumah dengan bantuan KPR bank karena ini termasuk tolong menolong dalam riba. Memang jika mengambil rumah dengan cicilan KPR bank maka kita bisa segera mendapatkan rumah. Tetapi, mungkin kita yang berpendapatan sekitar 1-2 juta perbulan, perlu menabung terlebih dahulu sekitar 10-15 tahun, baru bisa punya rumah. Akan tetapi tentunya kita lebih takut terhadap ancaman Allah dan takut Allah dan Rasul-Nya akan memerangi kita karena riba.

Berikut beberapa dalil saja mengenai bahaya riba

1.akan diperangi oleh Allah dan Rasul-Nya, Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَذَرُواْ مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَْ فَإِن لَّمْ تَفْعَلُواْ فَأْذَنُواْ بِحَرْبٍ مِّنَ اللّهِ وَرَسُولِهِ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.”[Al-Baqarah: 278-279]

2. dilaknat semua yang mendukung riba

dari sahabat Jabir bin Abdillahradhiallahu ‘anhu bahwasannya ia menuturkan,

لعن رسول الله صلّى الله عليه وسلّم آكل الربا وموكله وكاتبه وشاهديه، وقال: (هم سواء). رواه مسلم

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melaknati pemakan riba (rentenir), orang yang memberikan / membayar riba (nasabah), penulisnya (sekretarisnya), dan juga dua orang saksinya. Dan beliau juga bersabda, ‘Mereka itu sama dalam hal dosanya’.” (HR. Muslim).

3. termasuk dosa besar yang membinasakan,

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَا هُنَّ قَالَ « الشِّرْكُ بِاللَّهِ ، وَالسِّحْرُ ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِى حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ، وَأَكْلُ الرِّبَا ، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ ، وَالتَّوَلِّى يَوْمَ الزَّحْفِ ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلاَتِ

Jauhilah tujuh dosa besar yang akan menjerumuskan pelakunya dalam neraka.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa saja dosa-dosa tersebut?” Beliau mengatakan, “(1) Menyekutukan Allah, (2) sihir, (3) membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan alasan yang dibenarkan, (4) memakan harta anak yatim, (5) memakan riba, (6) melarikan diri dari medan peperangan, (7) menuduh wanita yang menjaga kehormatannya (bahwa ia dituduh berzina)” (HR. Bukhari no. 2766 dan Muslim no. 89)

Kemudian kita juga sebaiknya bersabar mencari lingkungan yang baik,  lingkungan dengan banyak tetangga yang sudah paham agama dengan pemahaman yang benar, para tetangga ahlus sunnah. Atau jika tidak banyak, maka minimal ada satu atau dua orang tetangga kita yang sudah paham agama. Kita harus bersabar karena jumlah Ahlus sunnah yang memahami agama dengan pemahaman yang benar adalah sedikit jumlahnya.

Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari berkata,

أَفْضَلُ الْمُسْلِمِينَ رَجُلٌ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَنِ الرَّسُولِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أُمِيتَتْ، فَاصْبِرُوا يَا أَصْحَابَ السُّنَنِ رَحِمَكُمُ اللَّهُ فَإِنَّكُمْ أَقَلُّ النَّاسِ

 “Orang muslim yang paling utama adalah orang yang menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah ditinggalkan (manusia), maka bersabarlah wahai para pencinta sunnah (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), karena sesungguhnya kalian adalah orang yang paling sedikit jumlahnya (di kalangan manusia).” [Al-Jaami’ li akhlaqir Rawi 1/112, Maktabah Ma’arif, Riyadh, Asy-Syamilah]

Jika kita merenungkan, ternyata kita baru bisa punya rumah setelah 10-15 tahun, sementara orang lain bisa segera punya rumah pribadi karena mengambil KPR “riba” bank. Tentu kita akan sedikit terguncang hatinya. Akan tetapi zaman ini kita harus tetap berpegang teguh dengan agama, menggenggam erat agama sebagaimana menggenggam bara api, memang terasa panas awal-awalnya, akan tetapi jika kita menggenggam langsung dan erat, maka bara langsung padam dan tetap bisa kita genggam bara agama ini dengan erat.
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ القَابِضُ عَلَى دِيْنِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْر

“Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.”[HR.Tirmidzi. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no.8002]

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di menjelaskan hadits,

أنه في آخر الزمان يقل الخير وأسبابه، ويكثر الشر وأسبابه، وأنه عند ذلك يكون المتمسك بالدين من الناس أقل القليل. وهذا القليل في حالة شدة ومشقة عظيمة، كحالة القابض على الجمر، من قوة المعارضين، وكثرة الفتن المضلة، فتن الشبهات والشكوك والإلحاد، وفتن الشهوات وانصراف الخلق إلى الدنيا وانهماكهم فيها، ظاهراً وباطناً،

“Pada akhir zaman akan sedikit kebaikan dan sebab-sebabnya, merajalela keburukan dan sebab-sebabnya dan pada saat itu orang yang berpegang teguh dengan agama sangat sedikit jumlahnya. Yang sedikit ini berada dalam keadaan kesusahan [karena banyaknya fitnah] sebagaimana orang yang mengenggam bara api karena banyak yang menentang dan banyak fitnah yang menyesatkan, fitnah syubhat, keraguan, berpaling dari kebenaran, fitnah syahwat dan condongnya makhluk kepada dunia dan tenggelam dengan kemilau dunia baik dzahir dan batin.” [Bahjah Qulubil Abrar hal. 259, Dar Kutub Al-‘Ilmiyah, Beirut, cet. I, 1423 H]

Semoga bermanfaat

 

MUSLIMAFIYAH

Keistimewaan Para Nabi Yang Tidak Dimiliki Manusia Biasa

Para nabi dan rasul adalah manusia-manusia terbaik pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengemban risalahnya. Mereka Allah pilih sebagai penyambung antara Allah dan para hamba-Nya di muka bumi ini. Para nabi dan rasul ini juga memiliki keistimewaan tertentu dan diantaranya tidak dimiliki oleh manusia biasa.

Yang perlu kita ingat adalah, setiap Allah memuliakan para nabi dan rasul, berarti beban syariat mereka lebih banyak atau lebih besar dari manusia biasa. Demikianlah adanya, ketika kemuliaan bertambah maka beban syariat semakin besar. Sebagai contoh, seorang laki-laki secara jenisnya lebih utama disbanding wanita, maka beban syariat untuk laki-laki lebih besar disbanding wanita. Allah berfirman,

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. An Nisa: 34)

Dalam ayat ini laki-laki memiliki beban syariat berupa kewajiban member nafkah bagi istrinya, sedangkan perempuan tidak dibebankan demikian. Laki-laki juga diwajibkan shalat 5 waktu secara berjamaah di masjid, sedangkan wanita tidak, berjihad, dll.

Demikian juga para nabi dan rasul, rasul lebih mulia daripada nabi, dan diantara para rasul ada ulul azmi yang lebih mulia dari rasul-rasul lainnya, maka semakin mulia, semakin bertambah beban syariat.

Diantara keistimewaan nabi dan rasul adalah:

  1. Para nabi dan rasul memiliki fisik yang lebih baik dari manusia biasa. Sebagaimana Nabi Musa yang kuat, Nabi Yusuf memiliki setengah ketampanan, dan secara umum tidak ada nabi dan rasul yang cacat.
  2. Allah anugerahkan mereka akhlak yang mulia. Para nabi dan rasul terjaga dari akhlak yang rendah, agar orang-orang tidak mencela mereka ketika mereka berdakwah dan menyeru kepada kebaikan saat diperintahkan berdakwah.
  3. Memiliki nasab atau silsilah keturunan yang baik atau dari anak-anak keluarga yang dipandang di masyarakatnya.
  4. Para nabi dan rasul adalah orang-orang yang cerdas. Sebagaiman kisah Nabi Ibrahim yang berdialog dengan ayahnya dengan cara yang santun, berdialog dengan kaumnya dan Raja Namrud dengan argumentasi yang tidak terbantahkan. Demikian juga nabi dan rasul lainnya.
  5. Kesabaran mereka tidak tertandingi. Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun hanya dengan segelintir pengikut, yang tidak lebih dari 10 orang.
  6. Para nabi menerima wahyu.
  7. Terjaga dari dosa, apalagi sampai berbuat syirik. Oleh karena itu, tidak bernah apa yang dikatakan oleh orang-orang filsafat bahwasanya Nabi Ibrahim sempat mengalami fase pencarian Tuhan.
  8. Saat tidur, hati mereka tetap terjaga. Berbeda dengan kita manusia biasa seperti kita, ketika tidur maka hati kita pun tertidur; tidak berdzikir dan mengingat Allah atau aktivitas hati lainnya.
  9. Ketika nyawa mereka hendak dicabut, maka Allah berikan pilihan; agar tetap kekal di dunia atau berjumpa dengan Allah. Sebagaimana Nabi Muhammad yang memilih “ila rofiqul a’la”.
  10. Jasad para Nabi tidak hancur di kubur-kubur mereka.
  11. Ketika wafat, harta mereka tidak diwariskan akan tetapi menjadi sedekah. Oleh karena itu Abu Bakar tidak mengabulkan Fathimah radhiallahu ‘anha tentang peninggalan Nabi Muhammad. Hal ini yang sering dijadikan orang Syiah untuk mencela Abu Bakar.
  12. Dimakamkan di tempat mereka wafat. Sebagaiman Nabi Muhammad yang wafat di kamar ummul mukminin Aisyah radhiallahu ‘anha, maka beliau di kubur di kamar sang istri tercinta.
  13. Para nabi dan rasul khusus dari kalangan laki-laki, tidak dari wanita.
  14. Para nabi dan rasul adalah orang-orang merdeka, tidak seorang pun di antara mereka adalah budak.
  15. Para nabi didoakan, oleh karena itu sering disertai nama-nama Nabi dengan shallallahu ‘alaihi wa sallam atau ‘alaihissalam karena shalawat adalah diantara kekhususan para nabi.
  16. Doa para nabi, doa yang mustajab.
  17. Para nabi dan rasul memiliki telaga di akhirat kelak untuk umat-umat mereka. Walaupun hadis tentang ini diperselisihkan oleh para ulama, apakah selain Nabi Muhammad juga memiliki telaga. Adapun tentang telaga Nabi Muhammad para ulama sepakat tentang keshahihannya.
  18. Para nabi dan rasul adalah orang yang tinggal di perkotaan, bukan dari kalangan badui atau desa.
  19. Para nabi tidak mengalami mimpi “basah”, karena mimpi yang demikian adalah mimpi yang berasal dari setan.
  20. Mimpi para nabi dan rasul adalah sesuatu yang akan menjadi kenyataan. Ketika para nabi dan rasul melihat sesuatu dalam mimpi mereka, maka hal itu akan terjadi. Sebagaimana mimpi Nabi Yusuf di kala kecil, melihat matahari, bulan, dan bintang bersujud kepadanya.

Ditulis oleh Nurfitri Hadi, S.S., M.A.

Read more https://kisahmuslim.com/3597-keistimewaan-para-nabi-yang-tidak-dimiliki-manusia-biasa.html