Seluruh alam semesta ini berdiri di atas Sunnatullah. Seperti Firman Allah Swt :
سُنَّةَ ٱللَّهِ ٱلَّتِي قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلُۖ وَلَن تَجِدَ لِسُنَّةِ ٱللَّهِ تَبۡدِيلٗا
“(Demikianlah) hukum Allah, yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan pada hukum Allah itu.” (QS.Al-Fath:23)
Dalam kajian kali ini kita akan membahas sebagian Sunnatullah di alam penciptaan ini yang terangkum dalam Surat Ar-Ra’d.
Apa saja Sunnatullah yang disebutkan dalam Surat Ar-Ra’d ?
1). Sunnatullah berupa hukum perubahan, yakni Allah tidak akan merubah sesuatu jika tidak ada usaha dari manusia untuk merubah kondisi mereka.
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. (QS.Ar-Ra’d:11)
Sunnatullah ini bersandar pada ikhtiyar manusia dan seberapa besar tekadnya dalam memperbaiki akhlak. Apabila manusia meninggalkan akhlak yang buruk lalu berpegang pada kebaikan akhlak maka pasti peradabannya akan semakin naik. Artinya, perubahan itu harus dimulai dari dalam bukan dari luar.
Dan sebaliknya apabila jiwa masyarakat telah sakit dan buruknya akhlak telah membuatnya buta serta terjerumus dalam kegelapan maka pasti peradaban masyarakat itu akan hancur. Hasilnya, kenikmatan akan berubah menjadi bencana, tiada keamanan disana dan masyarakat yang sebelumnya kuat akan menjadi rapuh.
Sebagaimana Allah berfirman dalam ayat lainnya :
ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ لَمۡ يَكُ مُغَيِّرٗا نِّعۡمَةً أَنۡعَمَهَا عَلَىٰ قَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمۡ وَأَنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٞ
“Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu nikmat yang telah diberikan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS.Al-Anfal:53)
2). Sunnatullah bahwa sesuatu yang memberi manfaat akan kekal.
Sesuatu yang membawa bahaya bagi manusia, menghalangi ketentraman hidup dan berlawanan dengan fitrah pasti akn sirna dan habis. Dan sesuatu yang memberi manfaat itu yang akan kekal.
Al-Qur’an mencontohkan seperti air yang memberi manfaat namun pada air yang mengalir itu ada buih-buih yang tidak memberi manfaat apa-apa. Air itu akan tetap kekal namun buih itu akan sirna.
Allah Swt Berfirman :
أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ فَسَالَتۡ أَوۡدِيَةُۢ بِقَدَرِهَا فَٱحۡتَمَلَ ٱلسَّيۡلُ زَبَدٗا رَّابِيٗاۖ وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيۡهِ فِي ٱلنَّارِ ٱبۡتِغَآءَ حِلۡيَةٍ أَوۡ مَتَٰعٖ زَبَدٞ مِّثۡلُهُۥۚ كَذَٰلِكَ يَضۡرِبُ ٱللَّهُ ٱلۡحَقَّ وَٱلۡبَٰطِلَۚ فَأَمَّا ٱلزَّبَدُ فَيَذۡهَبُ جُفَآءٗۖ وَأَمَّا مَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ فَيَمۡكُثُ فِي ٱلۡأَرۡضِۚ كَذَٰلِكَ يَضۡرِبُ ٱللَّهُ ٱلۡأَمۡثَالَ
“Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah ia (air) di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti (buih arus) itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan tentang yang benar dan yang batil. Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya; tetapi yang bermanfaat bagi manusia, akan tetap ada di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan.” (QS.Ar-Ra’d:17)
Nah, menurut Sunnatullah ini terkadang kebatilan itu seakan tampak hebat dan berjaya mengalahkan kebenaran. Namun nyatanya, kebatilan itu hanyalah buih yang hanya lewat sementara dan kebenaran hakikatnya bagai air yang akan selalu ada dan memberi manfaat.
3). Sunnatullah berupa berubahnya takdir disebabkan karena amal baik atau amal buruk seseorang.
Allah Swt berfirman :
يَمۡحُواْ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ وَيُثۡبِتُۖ وَعِندَهُۥٓ أُمُّ ٱلۡكِتَٰبِ
“Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki. Dan di sisi-Nya terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh).” (QS.Ar-Ra’d:39)
Artinya, terdapat hubungan antara takdir yang ditentukan oleh Allah dan takdir yang terjadi disebabkan oleh amal manusia.
Konsepnya adalah :
“Jika manusia tunduk dan patuh dengan aturan syariat Allah maka Allah akan menjadikam hukum alam ini tunduk kepadanya.”
Contohnya seperti Istighfar yang menjadi sebab turunnta hujan dan anugerah dari Allah Swt. Seperti dalam Firman-Nya :
فَقُلۡتُ ٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارٗا – يُرۡسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيۡكُم مِّدۡرَارٗا – وَيُمۡدِدۡكُم بِأَمۡوَٰلٖ وَبَنِينَ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ جَنَّٰتٖ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ أَنۡهَٰرٗا
Maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” (QS.Nuh:10-12)
Begitu pula dalam sebuah ayat disebutkan bahwa Iman dan Takwa kepada Allah adalah sebab dari turunnya rahmat dari langit dan bumi.
وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS.Al-A’raf:96)
Dan di sisi lain amal-amal yang buruk juga mengundang musibah dan bencana.
وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلٗا قَرۡيَةٗ كَانَتۡ ءَامِنَةٗ مُّطۡمَئِنَّةٗ يَأۡتِيهَا رِزۡقُهَا رَغَدٗا مِّن كُلِّ مَكَانٖ فَكَفَرَتۡ بِأَنۡعُمِ ٱللَّهِ فَأَذَٰقَهَا ٱللَّهُ لِبَاسَ ٱلۡجُوعِ وَٱلۡخَوۡفِ بِمَا كَانُواْ يَصۡنَعُونَ
“Dan Allah memberikan permisalan sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (pen-duduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat.” (QS.An-Nahl:112)
Inilah beberapa Sunnatullah yang terangkum dalam Surat Ar-Ra’d dan masih banyak lagi Sunnatullah yang lainnya yang dapat kita temukan dalam Al-Qur’an.
Semoga bermanfaat…
KHAZANAH ALQURAN