Kisah Mualaf: Pendidikan Membawa Saya ke Islam

Ada sebuah kisah mualaf asal Laos yang mengenal Islam melalui dunia pendidikan. Kisahnya ditulis oleh Claudia Azizah di laman Islampos. Berikut kisahnya:

Saya berasal dari Laos, sebuah negara kecil di Asia Tenggara. Saya memiliki hak istimewa untuk menyelesaikan sekolah menengah dan melanjutkan pendidikan saya di universitas.

Setelah lulus, saya menemukan pekerjaan yang bagus di sebuah perusahaan internasional. Bekerja untuk perusahaan ini memberi saya kemungkinan untuk bepergian ke bagian lain Asia. Saya melakukan perjalanan ke Vietnam, Thailand dan Cina. Dan salah satu perjalanan bisnis saya membawa saya ke Malaysia . Itu lima belas tahun yang lalu.

Ketika saya tiba di Malaysia, saya perhatikan bahwa orang-orang tidak makan ketika waktu makan siang tiba. Saya menemukan itu aneh dan bertanya tentang hal itu. Mereka mengatakan kepada saya bahwa ini adalah Ramadhan dan bahwa mereka berpuasa karena itulah yang Allah perintahkan untuk mereka lakukan. Dan mereka ingin menyenangkan Allah.

Setelah beberapa waktu, saya perhatikan bahwa mereka juga tidak minum. Saya bertanya lagi dan mereka memberi saya penjelasan yang sama. Saya tercengang. Siapakah Allah ini sehingga orang-orang menahan diri dari makan dan minum demi-Nya?

Siapa Allah?

Ketika saya bertanya kepada rekan-rekan Malaysia saya, mereka membawa saya ke tempat di mana saya dapat mengajukan semua pertanyaan saya . Ada juga sekelompok mahasiswa dari berbagai negara. Mereka berbicara satu sama lain dalam bahasa Inggris yang sangat baik. Itu membuat saya terkesan. mahasiswa Eropa, Asia dan Afrika.

Mereka semua fasih berbicara dalam bahasa Inggris. Bagaimana dan di mana mereka mempelajarinya? Di mana mereka belajar? Saya pikir mereka pasti menghadiri lembaga pendidikan yang sangat berkualitas tinggi. Saya diberitahu bahwa mereka semua adalah mahasiswa di sebuah universitas Islam Internasional di Malaysia.

Bagaimana seseorang bisa belajar di sana, saya bertanya. Apakah itu sangat mahal?

Kemudian salah satu orang yang memberi tahu saya tentang Allah, Islam, dan Ramadhan, mengatakan kepada saya bahwa jika saya menjadi Muslim, saya dapat mengajukan permohonan beasiswa. Saya bertanya bagaimana mungkin menjadi Muslim. Dan mereka mengatakan kepada saya bahwa saya hanya perlu mengucapkan kata-kata tertentu, syahadat . Saya sangat bersemangat. Apakah mungkin begitu mudah untuk melanjutkan pendidikan saya?

Dalam retrospeksi saya tahu bahwa itu mungkin bukan niat yang benar untuk menerima Islam tetapi itu adalah cara saya untuk menjadi Muslim.

Menjadi Muslim

Saya mengucapkan syahadat saya saat itu juga. Dan saya diberitahu bahwa saya harus menutupi kepala saya sekarang. Ya. Dan mereka menunjukkan kepada saya bagaimana cara berdoa. Beberapa hari kemudian saya melamar beasiswa dan dikabulkan. Saya dibantu oleh banyak orang hanya karena saya seorang Muslim baru. Saya berhenti dari pekerjaan saya dan melanjutkan pendidikan saya hingga PhD. Semua dibiayai oleh beasiswa karena saya seorang muslim baru.

Selama S2 saya, saya mulai serius belajar tentang Islam. Saya belajar tentang Tauhid . Saya belajar membaca Al-Qur’an. Jadi, saya menjadi sangat bersyukur karena apa yang telah diberikan Allah kepada saya. Dan semakin hari, saya semakin memeluk Islam.

Saya menerima Islam karena saya ingin pendidikan, karena saya ingin beasiswa. Tapi itu hanya permulaan. Saya mengerti sekarang bahwa ini adalah cara Allah untuk mendapatkan perhatian saya. Allah tahu bahwa pendidikan sangat penting bagi saya.

Pendidikan gratis

Memberikan kemungkinan pendidikan gratis bagi Muslim dan non-Muslim sangatlah penting. Itu harus ditawarkan sebagai layanan bagi kemanusiaan oleh komunitas Muslim kita. Jika bukan karena pendidikan, mungkin saya tidak akan pernah tertarik dengan Islam.

Beberapa teman saya dari Laos mengikuti contoh saya setelah saya memberi tahu mereka tentang kesempatan luar biasa ini. Dan semuanya menjadi baik, menjadi Muslim yang taat. Alhamdulillah.

Ada banyak cara untuk mengajak orang masuk Islam. Pendidikan dan khususnya pendidikan gratis tentunya salah satunya. Ada sangat sedikit Muslim di Laos dan kami semua mualaf Laos ingin kembali suatu hari nanti. Kami ingin berkontribusi pada masyarakat kami dan penyebaran Islam dengan cara yang berarti. []

SUMBER: ABOUT ISLAM

ISLAMPOS

Haji Sulong al-Fatani Ulama yang Produktif

Tak hanya piawai berdakwah dan mengobarkan semangat juang, Haji Sulong al-Fatani pandai juga menulis. Sejumlah kitab dan artikel telah tercipta dari kepintarannya menulis.

Salah satu kitab bahkan ditulis saat ia mendekam di Penjara Nakhon Si Thammarat. Ketika dipindahkan ke Penjara Bang Kuang di Bangkok, ia pun menghasilkan beberapa karya tulis, yakni empat buah kitab agama dan sebuah buku autobiografi . Sayang seribu sayang, semua karya tulis yang tercipta di balik jeruji besi penjara Bang Kuang itu lenyap, tak jelas rimbanya.

Beruntung, tak semua karya tulis Haji Sulong lenyap. Setidaknya ada dua yang terselamatkan, yakni Kitab Cahaya Islam dan Kitab Keselamatan. Kitab Cahaya Islam disusun pada 1943 saat masa darurat Perang Dunia II. Kitab ini kemungkinan terdiri atas beberapa jilid, tetapi yang berhasil diterbitkan hanya jilid pertama yang dicetak pada 23 Rabiul Akhir 1372 H atau 10 tahun setelah selesai ditulis.

Kitab Cahaya Islam membahas tentang Maulid Nabi Muhammad SAW. Pada lebih dari separuh kitab ini, Haji Sulong menjelaskan panjang lebar mengenai bid’ah. Dalam hal ini, Haji Sulong menolak pendapat golongan ter tentu yang mengatakan bahwa mengadakan perayaan maulid adalah bid’ah.

Menurut dia, merayakan maulid Nabi SAW termasuk dalam kategori bid’ah hasanah atau sunah jika dikerjakan. Untuk mendukung pendapatnya, Haji Sulong mengutip pendapat ahliahli hadis terkenal, seperti Syekh Ibnu Hajar al-‘Asqallani, Imam as-Sayuthi, dan al-Muhaddits Muhammad bin Mas’ud al-Kazaruni.

Sedangkan, Kitab Gugusan Cahaya Keselamatan adalah kitab terakhir yang ditulis Haji Sulong saat berada di penjara Ligor. Kitab ini ram pung ditulis pa da 28 Agustus 1949 dan baru dicetak pertama kali pada 1958. Secara garis besar, kitab ini menceritakan kisah perjuangan Haji Sulong dalam menghadapi penguasa Siam.

Pada bagian awal, Haji Sulong menuliskan pandangannya tentang perjuangan yang berpegang pada akidah. Ia pun mengutip firman Allah bahwa sesuatu tiada terjadi pada seseorang melainkan yang sudah ditentukan oleh Allah.

Dalam kitab ini, Haji Sulong pun menulis bahwa jalan perjuangannya adalah mengikuti apa yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya dalam membela Islam. “Maka, tidaklah jadi pelik dan dukacita, oleh karena perjalanan saya mengikut dasar mereka itu, yaitu meninggikan agama yang mahasuci,” tulis sang ulama pejuang kebanggan rakyat Patani itu.

IHRAM

Berkorban untuk “Konten” demi Mengejar Popularitas

Banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi orang terkenal. Berbagai cara pun dilakukannya. Mulai dari mempertontonkan kemampuannya, memposting rutinitas kesehariannya, hingga membuat konten adegan berbahaya. Ada yang sampai mengorbankan nyawanya. Sebagai contoh, pernah ada dua remaja melompat ke tengah jalan. Satu dari sisi kanan, satu lagi dari sisi kiri. Secara bersamaan, sebuah truk melintas dan tabrakan tak terhindarkan. Satu remaja selamat, sedangkan satunya meninggal tertabrak truk tersebut. Untuk apa itu semua? Hanya untuk konten, supaya terkenal.

Berkorban untuk “konten”

Tak jarang orang melakukan adegan berbahaya untuk dijadikan konten di media sosial miliknya. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah untuk menarik perhatian netizen sehingga ia menjadi viral. Ya, rasa takut dengan resiko dari perbuatannya itu telah terkalahkan dengan keinganannya untuk menjadi viral. Tak jarang yang menjadikan nyawa sebagai taruhannya. Padahal dalam Islam diajarkan untuk tidak melakukan perbuatan yang membahayakan.

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ سَعْدِ بْنِ مَالِكِ بْنِ سِنَانٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺقَالَ: لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ)حَدِيْثٌ حَسَنٌ. رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ وَالدَّارَقُطْنِيُّ وَغَيْرُهُمَا مُسْنَدًا، وَرَوَاهُ مَالِكٌ فِي المُوَطَّأِ مُرْسَلاً عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى عَنْ أَبِيْهِ عَنِ النَّبِيِّ ﷺفَأَسْقَطَ أَبَا سَعِيْدٍ، وَلَهُ طُرُقٌ يُقَوِّي بَعْضُهَا بَعْضًا(

Dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinan Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak boleh berbuat dharar dan tidak boleh dhirar.”  (Hadis hasan riwayat Ibnu Majah, Ad-Daraquthni dan yang lain. Imam Malik dalam Al-Muwaththa’ dari Amr bin Yahya, dari ayahnya, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, tanpa menyebutkan Abu Sa’id, tetapi hadis ini memiliki jalur-jalur yang saling menguatkan)

Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan dharar dan dhirar. Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa dharar adalah kemudaratan yang terjadi tanpa niat, sedangkan dhirar adalah kemudaratan yang terjadi dengan niat (dalam keadaan mengetahui). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menafikan keduanya (baik “dharar” ataupun “dhirar”), dan dhirar lebih parah karena kemudaratan tersebut terjadi dengan niat. (Ta’liqat ‘Ala Al-Arba’in An-Nawawiyyah, hal. 107)

Beratnya menjadi orang terkenal

Tanpa disadari, sebenarnya menjadi orang terkenal itu berat. Orang yang dikenal banyak manusia akan lebih susah menjaga keikhlasannya dibandingkan dengan orang yang biasa-biasa saja di mata manusia. Ketenaran seringkali membuai seseorang sehingga terlena dari mengingat Allah Ta’ala. Ibadah dan amal saleh yang dikerjakannya pun terkadang menjadi tidak ikhlas untuk Allah Ta’ala semata, melainkan supaya diketahui orang-orang yang mengenalnya. Sedangkan menjaga keikhlasan itu sangatlah berat. Sufyan Ats-Tsauri berkata,

مَا عَالَجْتُ شَيْئًا أَشَدَّ عَلَيَّ مِنْ نِيَّتِي؛ لِأَنَّهَا تَنْقَلِبُ عَلَيَّ

“Tidaklah aku berusaha untuk membenahi sesuatu yang lebih berat  daripada meluruskan niatku, karena niat itu senantiasa berbolak balik.” (Jami’ul ‘Ulum Wal-Hikam, 1: 70)

Basyr bin Al-Harits Al-Hafiy mengatakan,

لا أعلم رجلا أحب أن يعرف إلا ذهب دينه فافتضح. مااتقى الله من أحب الشهرة. لا يجد حلاوة الاخرة رجل يحب أن يعرفه الناس

“Aku tidak mengetahui ada seseorang yang ingin tenar, kecuali berangsur-angsur agamanya pun akan hilang. Silakan jika ketenaran yang dicari. Orang yang ingin mencari ketenaran sungguh ia kurang bertakwa pada Allah. Orang yang ingin tenar tidak akan mendapatkan kelezatan di akhirat.” (Ta’thirul Anfas, hal. 284)

Allah mencintai hamba yang khafiy

Bukankah salah satu alasan seseorang ingin terkenal adalah supaya dilihat, dibanggakan, dianggap penting, dan dicintai manusia? Sudah selayaknya seorang hamba lebih menginginkan untuk dicintai Allah Ta’ala daripada dicintai manusia. Sedangkan Allah Ta’ala mencintai orang yang tidak berambisi untuk menjadi orang terkenal. Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ الْغَنِيَّ الْخَفِيَّ

“Sungguh, Allah mencintai hamba-Nya yang bertakwa, al-ghaniy (merasa cukup dari manusia dan bersandar hanya kepada Allah), al-khafiy (tersembunyi dan tidak suka mengusahakan diri untuk terkenal).” (HR. Muslim no. 2965 dari sahabat Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu)

Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan;

الخفي: هو الذي لا يظهر نفسه، ولا يهتم أن يظهر عند الناس، أو يشار إليه بالبنان، أو يتحدث الناس عنه

“Al-khafiy yaitu orang yang tidak menampakkan dirinya, tidak berambisi untuk tampil di depan manusia, atau untuk ditunjuk oleh orang-orang atau diperbincangkan oleh orang-orang.” (Syarah Riyadush Shalihin, 3: 511)

Terkenal di dunia vs. Terkenal di langit

Orang terkenal di dunia akan ‘dilihat’ oleh manusia, dijadikan bahan perbincangan dan ‘diperhatikan’ oleh banyak orang. Hal itu memberikan kebanggaan tersendiri bagi orang tersebut. Namun perlu diingat, keterkenalan di dunia tidak dibawa sampai akhirat nanti. Kalau selama di dunia mungkin orang-orang akan peduli dan dengan sukarela membantunya jika ada permasalahan, namun kelak di akhirat orang akan sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Seorang raja di dunia dan seorang rakyat jelata akan diperlakukan sama, tergantung dengan amalannya di dunia, bukan tergantung keterkenalannya di dunia. Semua pujian dan like-nya di media sosial tak lagi berguna.

Berbeda dengan orang yang terkenal di langit, yakni di kalangan malaikat. Orang yang terkenal di langit akan didoakan oleh malaikat. Dalam sebuah hadis, diceritakan bahwa di antara orang yang terkenal di langit adalah orang yang senantiasa berzikir mengucapkan kalimat tasbih (Subhanallah), tahlil (Laa ilaaha illallah) dan tahmid (Alhamdulillaah) (di riwayat lain disebutkan pula kalimat takbir (Allahu Akbar)). Dari an-Nu’man bin Basyir berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

 إنَّ مما تذكرون من جلالِ اللهِ : التَّسبيحَ والتهليلَ والتحميدَ ، ينعطِفْنَ حولَ العرشِ ،  لهن دويٍّ كدويِّ النحلِ ، تُذَكِّرُ بصاحبها ، أما يحبُّ أحدُكم أن يكونَ له – أو لا يزالُ له – من يُذكِّرُ به

“Sesungguhnya di antara (kalimat zikir) yang kalian ucapkan dari keagungan Allah seperti tasbih, tahlil, dan tahmid akan berputar mengelilingi ‘Arsy, dan mengeluarkan dengungan seperti suara lebah karena menyebut-nyebut nama orang yang mengucapkan kalimat zikir tersebut. Tidakkah suka seorang di antara kalian membacanya, atau senantiasa akan disebut namanya oleh kalimat zikir itu?” (HR. Ibnu Majah no. 3809, dinilai sahih oleh Syekh Al-Albani, lihat Silsilah Ash-Shahihah no. 3358 dan Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 1568)

Tidakkah kita lebih bahagia saat nama kita tak asing dan harum di langit, dikenal Allah Ta’ala sehingga saat menghadap Allah Ta’ala kelak nama kita sudah dikenal?

Saat ketenaran tak berguna di hari hisab

Kelak, manusia akan menghadap Allah Ta’ala sendiri, walaupun semasa di dunia ia menjadi orang terkenal dan selalu didampingi banyak orang.

ما مِنكُم أحَدٌ إلَّا سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ ليسَ بيْنَهُ وبيْنَهُ تُرْجُمانٌ، فَيَنْظُرُ أيْمَنَ منه فلا يَرَى إلَّا ما قَدَّمَ مِن عَمَلِهِ، ويَنْظُرُ أشْأَمَ منه فلا يَرَى إلَّا ما قَدَّمَ، ويَنْظُرُ بيْنَ يَدَيْهِ فلا يَرَى إلَّا النَّارَ تِلْقاءَ وجْهِهِ، فاتَّقُوا النَّارَ ولو بشِقِّ تَمْرَةٍ

“Tidak ada seorang pun dari kalian, kecuali nanti akan diajak bicara oleh Rabbnya, tanpa ada seorang penerjemah antara dia dengan Rabbnya. Lalu, ia memandang ke arah kanannya, namun ia tidak melihat kecuali amal yang telah dilakukannya. Ia juga memandang ke arah kirinya, namun ia tidak melihat kecuali amal yang telah dilakukannya. Dan ia memandang ke depannya, namun ia tidak melihat kecuali neraka di hadapan wajahnya. Maka, jagalah diri kalian dari neraka walaupun dengan bersedekah sepotong belahan kurma.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Cukuplah peringatan akan hari hisab mengingatkan kita bahwa ketenaran di dunia tidaklah membantunya kelak di hari hisab. Bahkan, ketenaran yang akhirnya membuatnya riya’ bisa menyebabkan ia menjadi orang yang dilemparkan ke dalam neraka pertama kali sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadis sahih,

“Sesungguhnya manusia yang pertama dihisab pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid, hingga dipanggil seraya ditunjukkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya dan dia pun mengakuinya. Kemudian ditanyakan, “Apa yang telah kamu kerjakan terhadap kenikmatan ini?”

Dia pun menjawab, “Aku telah berperang di jalan-Mu hingga aku terbunuh mati syahid.”

Allah Ta’ala pun berkata kepadanya, “Sungguh, Engkau telah berdusta. Engkau berperang agar disebut sebagai seorang pejuang dan sebutan itu pun sudah engkau dapatkan.”

Kemudian orang tersebut diseret secara tengkurap hingga dilemparkan ke api neraka.

(Yang kedua) seorang pria yang menuntut ilmu lalu mengajarkannya dan mampu membaca (serta menghafal) Al-Qur’an. Dia dipanggil (untuk dihisab) dengan ditunjukkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya. Dia pun mengakuinya. Ditanyakan kepadanya, “Apa yang telah kamu lakukan terhadap kenikmatan-kenikmatan ini?”

Dia menjawab, “Aku telah menuntut ilmu kemudian mengajarkannya dan aku membaca (dan menghafal) Al-Qur’an.”

Allah Ta’ala pun berkata kepadanya, “Sungguh, engkau telah berdusta. Engkau menuntut ilmu agar disebut sebagai alim ulama. Engkau membaca (dan menghafal) agar disebut qari’, dan gelar itu sudah engkau dapatkan.”

Kemudian pria tersebut diseret secara tengkurap hingga dilemparkan ke api neraka.

Dan orang (yang ketiga yang didahulukan hisabnya pada hari kiamat) adalah seorang yang Allah Ta’ala melapangkan kehidupan baginya dan mengaruniainya semua jenis harta kekayaan. Dia dipanggil (untuk dihisab) seraya ditunjukkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya dan dia pun mengakuinya. Kemudian ditanyakan kepadanya, “Apa yang telah kamu kerjakan terhadap kenikmatan-kenikmatan ini?”

Dia pun menjawab, “Tidak ada satu pun dari jalan yang Engkau inginkan untuk diinfakkan padanya kecuali telah aku infakkan semua demi Engkau, ya Allah!”

Allah Ta’ala  pun berkata kepadanya, “Sungguh, engkau telah berdusta. Engkau lakukan itu semua agar engkau disebut sebagai dermawan, dan sebutan itu sudah engkau dapatkan.”

Lalu diperintahkan agar dia diseret secara tengkurap kemudian dilemparkan ke api neraka.”

(HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu)

Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang senantiasa istikamah, ikhlas melakukan amalan karena Allah Ta’ala.

***

Penulis: Apt. Pridiyanto

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/79820-berkorban-untuk-konten-demi-mengejar-popularitas.html

5 Cara Berbisnis Nabi Muhammad ﷺ Bikin Rezeki Lancar dan Berkah

SAHABAT Islampos, Nabi Muhammad ﷺ dikenal sebagai al-amin, seseorang yang dapat dipercaya. Hal itu pun terlihat dari karakteristiknya ketika berbisnis. Nabi Muhammad ﷺ dikenal pula sebagai pebisnis unggul. Tentu, cara berbisnis nabi Mushammad ﷺ bisa ditiru umatnya. Lantas, bagaimana cara berbisnis Nabi Muhammad ﷺ yang lancar, barokah, dan menghasilkan rezeki melimpah itu?

Selain sebagai pemimpin umat Islam, Nabi Muhammad ﷺ sudah dikenal sebagai pebisnis yang andal. Beliau telah belajar bisnis dan berdagang sejak umur 12 tahun, saat ikut berniaga bersama pamannya Abu Thalib ke negeri Syam. Di saat Allah SWT mengangkatnya menjadi Nabi dan Rasul di usia ke-40, beliau tetap menjadi pebisnis yang unggul sambil menyebarkan agama Islam.

Beliau  memulai usaha perdagangannya dari nol. Beliau pun pernah menjadi agen untuk beberapa pengusaha kaya di kota Mekah. Salah satunya adalah Khadijah yang kemudian menjadi istrinya.

Dari kegiatan berniaga, Nabi Muhammad ﷺ dapat mengetahui lokasi-lokasi perdagangan di mana tempat membeli (supplier) dan di mana pasar-pasar yang ada di daerah utara, timur dan barat dari jazirah Arab.

Di balik kesuksesan Rasulullah ﷺ sebagai pengusaha, beliau selalu menyisipkan nilai-nilai Islam di dalamnya. Dalam berbisnis dan muamalah Rasulullah selalu mengedepankan nilai-nilai kejujuran. Sehingga, beliau merupakan sosok pebisnis yang selalu dapat dipercaya. Nilai-nilai tersebut merupakan salah satu dari empat sifat Rasulullah ﷺ yang kita kenal yakni Shiddiq, Amanah, Fathanah dan Tabligh.

Dikutip dari Alamisharia, berikut cara berbisnis yang dijalankan Nabi Muhammad ﷺ:

1 Cara berbisnis nabi Muhammad ﷺ: Jujur

Rasulullah ﷺ selalu menanamkan sikap jujur dalam berbisnis. Ini tak lain karena beliau memiliki sifat shiddiq, yaitu selalu mengatakan yang benar kepada klien atau pun calon pembeli. Sehingga, cara berbisnis dan muamalah Rasulullah ini pun dapat dipercaya banyak pembeli dan membeli kembali barang dagangannya.

Beliau berdagang tidak sekedar mencari nafkah halal untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga mencari relasi untuk membangun reputasinya agar investor datang untuk mempercayakan dana kepadanya. Dari kejujuran tersebut beliau mendapatkan investor terbaik selama berbisnis, yakni Khadijah yang kelak menjadi istrinya.

Dari sini, kita dapat mempelajari bahwa kejujuran, menjaga hubungan atau relasi baik dengan mitra usaha atau investor dapat memperluas jaringan untuk mendukung kegiatan usaha. Dengan bersikap jujur, kita dapat dipercaya oleh orang lain.

Kejujuran dalam berdagang sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS Asy-Syura ayat 181-183,

“Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan, dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi ini dengan membuat kerusakan.”

2 Cara berbisnis nabi Muhammad ﷺ: Menghargai Pelanggan

Cara berbisnis dan muamalah Rasulullah ﷺ saat berdagang adalah tak membeda-bedakan pelanggan meski datang dari berbagai kalangan. Dengan begini, pelanggan merasa dihargai oleh penjual tanpa memandang status sosial mereka. Jika pelanggan merasa dihargai, loyalitas akan tumbuh sehingga mereka tidak ragu untuk terus setia berniaga di tempat tersebut.

3 Cara berbisnis nabi Muhammad ﷺ: Menetapkan Harga dan Mengambil Untung Sewajarnya

Seorang pedagang atau pebisnis tentu berprinsip ingin mendapatkan untung sebesar-besarnya dengan modal yang seminim-minimnya. Namun, berbeda dengan Rasulullah ﷺ, cara berbisnis dan muamalah Rasulullah ﷺ, berdagang tidak hanya semata untuk materi, tapi juga untuk mendapat berkah Allah SWT.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS Asy-Syura ayat 20:

“Barangsiapa yang menghendaki keuntungan akhirat, akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu kebahagiaan pun di akhirat.”

4 Cara berbisnis nabi Muhammad ﷺ: Menawarkan Produk yang Berkualitas

Rasulullah ﷺ tidak pernah menjual barang yang cacat atau rusak karena akan merugikan pembeli. Beliau selalu menjaga kualitas barang dagangannya.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah, Uqbah bin Amir pernah mendengar Rasulullah berkata, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak halal bagi seorang muslim untuk menjual barang yang ada cacatnya kepada temannya, kecuali jika dia jelaskan.” (HR. Ibn Majah).

5 Cara berbisnis nabi Muhammad ﷺ: Tidak Mudah Putus Asa

Sikap ini sangat diperlukan saat menjalankan usaha apapun, termasuk berdagang. Seorang pedagang tidak akan berhasil jika mudah putus asa. Perlu diingat, dalam setiap usaha selalu membutuhkan proses. Apalagi dalam perjalanannya, beberapa hambatan bisa saja menghadang kita.

Dalam berbisnis, seseorang tidak harus langsung berhasil. Pasti akan ada cobaan kegagalan yang ia harus lalui. Terpenting bagi seorang pengusaha muslim adalah selalu berikhtiar dan bersandar kepada Allah SWT. Meminta doa kepadanya agar segala usaha yang dilakukan membuahkan hasil yang memuaskan. Allah SWT sudah menjanjikan nikmat dan rahmat bagi hambanya yang terus berusaha.

“… Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah kaum yang kafir.” (QS. Yusuf: 87). []

SUMBER: ALAMISHARIA

3 Doa Nabi yang Diabadikan dalam Alquran

SAHABAT Islampos, setiap muslim dianjurkan untuk senantiasa berdoa kepada Allah. Demikian pula para nabi. Mereka pun senantiasa berdoa kepada Allah. Doa mereka dikabulkan Allah. Bahkan, ada beberapa doa nabi yang diabadikan dalam Alquran.

Nabi Muhammad ﷺ bersabda bahwa doa adalah senjata orang beriman. Doa juga menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Munajat yang dipanjatkan secara ikhlas meningkatkan keimanan dalam hati. Karena itu, seorang Muslim dianjurkan untuk banyak-banyak berdoa.

Dalam Alquran, ada banyak kalimat yang mengandung makna doa. Munajat itu disampaikan sejumlah orang saleh, termasuk para nabi.

Doa nabi yang diabadikan dalam Alquran

Berikut ini adalah doa para nabi yang diabadikan dalam Alquran:

1 Doa Nabi Ibrahim meminta keturunan

Salah satu untaian kata-kata yang termuat dalam Kitabullah ialah doa yang dipanjatkan Nabi Ibrahim alaihissalam. Dalam munajatnya itu, sang Khalilullah memohon kepada Allah SWT agar diri dan istrinya dikaruniai seorang anak. Redaksi doa tersebut ada dalam surat As Saffat ayat ke-100.

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

Rabbi hablii minash shaalihiin.

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh.”

Sejarah mencatat, pada akhirnya Nabi Ibrahim AS memiliki dua orang putra, yakni Nabi Ismail dan Nabi Ishaq.

Masing-masing kemudian menghasilkan keturunan dalam jumlah yang banyak. Di antara mereka juga terdapat para utusan Allah, termasuk Nabi Muhammad SAW yang garis nasabnya sampai pada Ismail AS.

2 Doa nabi Musa agar lancar berdakwah

Doa berikutnya ialah yang dipanjatkan Nabi Musa AS. Salah seorang rasul ulul azmi itu ditugaskan oleh Allah SWT untuk menyampaikan dakwah kepada Firaun dan kaumnya. Alquran surat Thaha ayat 25-28 menyebutkan kata-kata munajat tersebut.

  رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي

Rabbisyrahlii shadrii, wayassirlii amrii, wahlul ‘uqdatammillisaanii, yafqahuu qaulii.

“Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuanku dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku.”

Alquran juga menceritakan dialog antara Nabi Musa dan Firaun. Ternyata, penguasa Mesir Kuno itu tetap dalam kekafiran. Barulah ketika di ambang maut, menjelang air Laut Merah menenggelamkannya, Firaun buru-buru insyaf. Namun, tobat itu sia-sia belaka.

BACA JUGA: Inilah 5 Doa Nabi Musa dalam Alquran

3 Doa nabi Ayyub meminta kesembuhan

Dunia adalah tempat lapar dan sakit. Ujian kehidupan itu datang kepada manusia, termasuk mereka yang beriman.

Bahkan, para nabi diuji Allah SWT dengan berbagai peristiwa. Nabi Ayyub AS mendapatkan cobaan berupa penyakit yang lama sembuhnya. Dalam Alquran surat Al Anbiya ayat 83, terdapat doa Sang Nabi.

 أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

Annii massaniyadh dhurru wa anta arhamurraahimiin.

“Sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Mahapenyayang dari semua yang penyayang.”

Allah SWT mengabulkan doa hamba-Nya itu. Nabi Ayyub kemudian sembuh setelah mandi dengan air yang dianugerahkan kepadanya. Allah berfirman:

ارْكُضْ بِرِجْلِكَ ۖ هَٰذَا مُغْتَسَلٌ بَارِدٌ وَشَرَابٌ

“Hentakkanlah kakimu (Ayyub), inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.’” (QS Shad ayat 42)

Itulah doa para nabi yang diijabah oleh Allah dan tercantum dalam Alquran. []

SUMBER: REPUBLIKA

Hukum Buku Yasin Pakai Foto

Seringkali kita dijumpai beberapa buku yasin yang pada sampul bagian depan atau belakangnya terdapat foto orang yang sudah meninggal dunia. Hal ini biasanya dilakukan oleh pihak keluarga dengan tujuan mengenang jenazah yang ditampilkan di foto. Lantas, bagaimanakah hukum buku yasin pakai foto?

Dalam literatur kitab fikih, dijumpai beberapa keterangan yang menyatakan mengenai hukum menampilkan foto seseorang. Dalam hal ini ulama terpecah menjadi empat pendapat. Menurut pendapat yang paling sahih adalah apabila tidak menampilkan foto secara utuh, semisal hanya foto wajahnya saja, maka diperbolehkan.

Sebagaimana dalam kitab Bulugul Amniyah Akiba Inarotut Duja, halaman 239 berikut,

ان العلامة القسطلاني على البخارى نقل عن الإمام ابن العربى أنه قال؛ حاصل ما في اتخاذ الصورة أنها إن كانت ذات أجسام حرم بالإجماع .وإن كان رقما فأربعة أقوال ؛ الجواز مطلقا لظاهر حديث الباب- والمنع مطلقا حتى الرقم- والتفصيل ؛ فإن كانت الصورة باقية الهيئة قائمة الشكل حرم , وإن قطعت الرأس وتفرقت الأجزاء جاز . قال :وهذا هو الأصح- والرابع إن كان مما يمتهن جاز , وإن كان معلقا فلا إھ

Artinya : “ Imam Al-Qastalani dari Imam al-Bukhari menguutip dari Imam Ibn al-Arabi bahwa dia berkata: Hasil keputusan dari membuat patung adalah jika memiliki tubuh, maka dilarang secara ijma’. Apabila itu foto maka ada empat pendapat. 

Boleh secara mutlak karena memandang dari dohirnya hadis, tidak boleh secara mutlak sekalipun hanya foto, dan di rinci, apabila  gambarnya utuh, bentuknya tegak, maka itu haram, dan jika gambar kepalanya saja tanpa menyambung dengan bagian tubuhnya, maka diperbolehkan. 

Pendapat ini adalah pendapat yang paling sahih. Pendapat keempat, apabila termasuk foto dari sesuatu yang dihinakan, maka boleh.

Foto tersebut juga diperbolehkan ditempelkan pada benda-benda seperti buku yasin, sebagaimana diperbolehkan juga menaruh gambar-gambar pada permadani, tikar, bantal dan sejenisnya. Akan tetapi, menurut pendapat mazhab Maliki perbuatan ini Khilaful Aula.

Sebagaimana dalam kitab Majmu Fatawa wa Rasail, halaman 213 berikut,

وهو أنها إن كانت فى محل ممتهن كبساط وحصير ووسادة ونحوها كانت مباحة ايضا فى مذهب الاربعة إلا أن المالكية قالوا فعل هذه خلاف الأولى وليس مكروها.

Artinya : “Bahwa menempatkan gambar di tempat seperti permadani, tikar, bantal, dan sejenisnya, itu juga diperbolehkan menurut mazhab empat, kecuali mazhab Maliki mengatakan melakukan ini bertentangan dengan yang lebih utama, tetapi tidak sampai makruh.”

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa menurut pendapat yang paling sahih adalah apabila tidak menampilkan foto secara utuh, semisal hanya foto wajahnya saja, maka diperbolehkan.

Foto tersebut juga diperbolehkan ditempelkan pada benda-benda seperti buku yasin, sebagaimana diperbolehkan juga menaruh gambar-gambar pada permadani, tikar, bantal dan sejenisnya. Tetapi, menurut pendapat mazhab Maliki perbuatan ini Khilaful Aula.

Demikian penjelasan mengenai hukum buku yasin pakai foto. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.

BINCANG SYARIAH

13 Rekomendasi Game Islami Anak, Serunya Belajar Agama lewat Permainan!

Jangan salah, game Islami anak ini membuat Si Kecil cinta agama dan mengasah kemampuannya lho!

Dalam perkembangan dunia teknologi saat ini, banyak orang tua yang memilih game Islami anak. Salah satunya untuk mengenalkan Islam dengan cara yang lebih menarik.

Cara ini dipilih oleh para orang tua untuk memberikan informasi terkait keislaman, sekaligus juga mengembangkan kemampuan belajarnya.

Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan mencatat, terdapat banyak fitur game yang tidak hanya sebagai hiburan, namun juga dapat untuk mengasah daya pikir dan logika untuk anak usia dini.

Rekomendasi Game Islami Anak

Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini anak memiliki keterkaitan dengan penggunaan gadget, salah satunya untuk mencari hiburan dengan bermain game.

Untuk meminimalisir game yang memberikan konten negatif, orang tua dapat memilihkan dan mengenalkan game Islami anak untuk dimainkan oleh Si Kecil.

Ini tentunya akan memberikan keamanan dan nyaman untuk anak, dan juga tidak membuat orang tua was-was. Malah, anak juga bisa meningkatkan keimanan lewat game ini.

Dapat digunakan secara online dan juga offline, beberapa rekomendasi game Islami anak ini bisa menjadi pilihan bagi pengguna iOS maupun Android.

1. Marbel Muslim Kids

Game ini memiliki konten yang sangat bervariasi dan edukatif untuk anak-anak. Di dalamnya terdapat belajar cara wudhu, belajar huruf hijaiyah, belajar shalat, hingga mengenal para nabi.

Game ini sangat menarik bagi anak karena dilengkapi dengan animasi, musik, dan narasi yang menarik sehingga akan membantu bahkan anak yang belum lancar membaca.

Ini dapat digunakan untuk melatih ketangkasan, kecerdikan, serta mengasah otak dan daya ingat anak. Game Islami anak ini dapat digunakan untuk anak berusia 2 sampai 8.

2. Moslem Kids Puzzle

Permainan puzzle bernuansa ini menghadirkan konten yang sangat menarik bagi anak-anak. Orang tua dapat memilih gambar, tingkat kesulitan dan tingkat permainan yang sesuai dengan usia dan kemampuan anak.

Game sederhana ini mudah dioperasikan, dengan lebih dari 20 gambar bertema Islami seperti huruf hijaiyah, masjid, serta gambar lain seperti hewan.

Game ini bertujuan untuk mengasah ketrampilan kognitif, pemecahan masalah, sosial, dan motorik halus anak melalui permainan.

3. Rumah Amalia

Game ini memiliki sub-judul Fastabiqul Khairaat, yaitu sesuai dengan artinya untuk mengajarkan anak berlomba-lomba dalam kebaikan.

Melalui game yang dikembangkan pada tahun 2013 ini, anak akan dilatih untuk melakukan berbagai perilaku yang baik seperti seperti berdoa setiap saat, rajin belajar, merapikan tempat tidur sendiri.

Juga mengajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya, berbakti pada orang tua, dan memiliki akhlak yang baik.

4. Game Edukasi Belajar Iqro

Belajar Iqro kini semakin menyenangkan melalui game Islami anak ini. Game ini, memiliki gambar berwarna-warni dan audio untuk memudahkan anak belajar.

Anak juga dapat belajar membaca huruf hijaiyah mulai dari tingkatan yang paling mudah, yaitu Iqro 1 hingga pengenalan awal terhadap Alquran pada Iqro 6.

5. Marbel Doa Islam

Ini adalah game yang dikembangkan oleh Educa Studio yang berisi kumpulan doa dan zikir. Doa yang ada dalam game ini sangat lengkap, mulai dari doa shalat hingga doa dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat lebih dari 30 macam doa termasuk doa makan, doa tidur, doa masuk dan keluar kamar mandi, serta doa-doa lainnya.

Doa-doa tersebut ditampilkan dalam huruf Arab dan huruf latin lengkap beserta artinya. Game ini juga dilengkapi dengan bantuan audio untuk membantu cara pengucapan bagi anak.

6. Game Anak Sholeh

Berisi permainan edukatif, game ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan anak, dengan metode pembelajaran Islami yang menarik untuk anak.

Game ini berisi berbagai konten mulai dari tata cara wudhu, sholat, mengenalkan huruf hijaiyah kepada anak, serta konten eduktaif lainnya.

Orang tua tidak perlu khawatir dengan kehadiran iklan-iklan yang tidak layak dilihat anak, karena game ini bebas iklan dan juga dilengkapi dengan fitur pendamping anak saleh.

7. Islamic Girl Puzzle Toddlers

Seperti namanya, game ini dibuat untuk anak perempuan dengan gambar latar belakang yang sangat Islami.

Game ini berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi anak melalui fitur suara dan visual. Dibuat dengan tampilan yang menarik bagi anak, sehingga game ini akan sangat menghibur bagi mereka.

Puzzle ini dapat dimainkan anak usia 2-3 tahun dengan cara yang mudah, yakni melalui petunjuk tombol yang ada dalam permainan.

8. Game Tajwid Petualangan

Game ini dapat membantu anak untuk belajar tajwid agar lebih lancar membaca Alquran dengan cara yang menarik. Dapat dimainkan dengan mudah, ini cocok menjadi sarana belajar sekaligus bermain.

Caranya, baca petunjuk permainan kemudian selesaikan misi. Dalam game ini juga terdapat contoh bacaan yang bisa dikumpulkan dalam menu koleksi.

9. Muslim Millionaire

Jika orang tua ingat kuis Who Wants to be a Millonaire, ada game yang mirip namun dengan versi Islami. Game ini memiliki banyak tentang pertanyaan seputar Islam dan terbagi menjadi 5 level.

Dari Level 1 sampai 3 masing-masing berisi 15 pertanyaan. Selain itu, ada juga level extreme yang terdiri dari 100 pertanyaan dan level 2 extreme yang memiliki 150 pertanyaan.

10. Soleh Super Jump

Kalau game Islami anak yang ini lebih besar kepada unsur hiburan dan ketangkasan. Sebab, ini mirip dengan game petualangan yang terkenal, Mario Bros.

Ini adalah game buatan Indonesia bisa dimainkan melalui karakter bernama Soleh. Akan ada berbagai tantangan yang harus dilewati oleh pemain hingga bisa menyelesaikan satu misi.

11. Cerdas Cermat Islami

Game Islami anak selanjutnya ini memuat konten pendidikan yang sekaligus bisa dijadikan sebagai sarana untuk mendalami agama Islam.

Game ini hadir dengan antarmuka interaktif yang siap mengasah otak anak mengenai Islam melalui lebih dari 1.000 soal.

Beberapa soal yang terdapat dalam game Islami anak ini memiliki tema beragam seperti sholat, tauhid, wudu, puasa, sejarah, zakat, dan fikih.

12. Kuis Agama Islam

Sesuai dengan namanya, game ini menyediakan lebih dari 700 pertanyaan dari 5 kategori yang disediakan untuk dijawab.

Dengan game ini, anak akan dipaksa untuk menjawab dengan cepat karena ada waktu yang telah ditentukan. Menariknya, anak bisa mengetahui nilai sendiri dan nilai pemain lain secara online.

Jadi, jika anak tipe orang yang kompetitif, game anak Islami ini akan menambah semangat untuk bermain game ini sampai mendapatkan peringkat pertama.

13. TTS Islami 2019

Ada juga game TTS Islami 2019 yang akan cocok untuk penggemar Teka-Teki Silang. Meski termasuk game Islami anak, game ini bisa dimainkan untuk semua usia.

Wawasan tentang Islam sangat dibutuhkan untuk bisa menyelesaikan soal-soal yang ada di game ini. Meski begitu, game ini termasuk ringan sekali untuk kapasitas memori handphone.

Dari sederet rekomendasi game Islami anak ini, mana yang akan Moms pilih untuk diberikan kepada Si Kecil? Cerita di kolom komentar yuk!

ORAMI

Sifat Malu Warisan Para Nabi

Sifat malu merupakan bagian dari iman bagian dari akhlak manusia yang mulia. Karena dengan malu dapat mendorong orang tersebut untuk mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang buruk.

“Oleh karena itu malu merupakan warisan para nabi yang terdahulu yang belum dihapus hukumnya dari syariat mereka,” tulis Dr Musthafa Dieb Al-Bugha dalam kitabnya Al-Wafi.

Malu berlaku di antara sesama manusia, yang telah diwariskan para rasul dari generasi ke generasi. Termasuk satu hal yang dipegang teguh oleh manusia sampai datangnya generasi awal dari umat Islam adalah sifat malu. 

“Umat kita secara nyata mewarisi ajaran para nabi dan rasul, sebagaimana dikehendaki Allah yang Maha Tinggi dan maha kuasa,” katanya.

Hal itu jelas di dalam Alquranul Al-Karim, maka kewajiban kita adalah berpegang teguh dengan apa yang diberikan Allah Ta’ala dari sifat menghiasi diri dan berakhlak dengannya. Sehingga warisan para nabi tetap tampak pada kita semua, mewarnai kehidupan dan jiwa dengan kebaikan dan kebenaran. 

“Hingga Allah mewariskan bumi ini dan seluruh isinya kepada kita semua,” katanya.

Dr Musthafa Dieb Al-Bugha hadis malu seperti disampaikan dari Abu Mas’ud Uqbab bin Amr Al-Ansori Al Badri berkata; 

Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya sebagian dari apa yang telah dikenal orang dari ungkapan kenabian yang pertama adalah jika kamu tidak malu, berbuatlah sekehendakmu.” (HR. Al-Bukhar. 

Musthafa mengatakan, hadis ini diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam kitab para nabi dan adab, Bab jika kamu tidak malu maka lakukanlah sekehendakmu nomor 5769. 

Mustofa mengatakan terdapat tiga makna yang dijelaskan para ulama besar mengenai hadis di atas. Makna yang pertama perintah yang bermakna ancaman, seakan-akan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda. 

“Jika kamu tidak punya malu, maka lakukanlah apa yang kamu suka, karena Allah akan membalasmu dengan balasan yang sangat keras.” 

Ungkapan semacam ini, kata Musthafa, terdapat dalam Alquran yaitu ketika Alquran surah Al-Fussilat ayat 40 berkata kepada orang kafir. 

“Kerjakanlah apa yang kalian sukai.”

Makna yang kedua; perintah yang bermakna berita, sebagaimana sabdanya, “maka bersiaplah tempat duduknya di dalam neraka.” Dengan demikian, makna hadits ini ialah, sesungguhnya orang yang tidak mempunyai malu akan mengerjakan apa yang dia kehendaki, karena yang menghalangi dari perbuatan-perbuatan buruk adalah rasa malu.

“Maka, barang siapa yang tidak punya makhluk, ia akan terjerumus ke dalam perbuatan keji dan mungkar,” katanya.

Makna ketiga perintah yang bermakna pembolehan, sehingga artinya adalah, jika kamu tidak merasa malu untuk melakukan suatu karena merasa aman dari Allah dan dari manusia, maka lakukanlah, karena hal itu adalah perbuatan yang mengubah dan pekerjaan jika tidak dilarang oleh syariat adalah mengubah boleh. 

Karena yang paling kuat dari makna-makna di atas adalah yang pertama, walaupun An Nawawi Rahimahullah menguatkan arti yang ketiga, sedangkan Abu Ubaid Al Qasim bin Salam, Ibnu Taibah dan Muhammad bin Nashr Al-Mawarji memilih makna yang kedua.

IHRAM

Teks Khotbah Jumat: Kabar Gembira bagi Mereka yang Menjaga Salat Subuh

Khotbah pertama

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَركَاتُهُ.

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

أَشْهَدُ أَنْ لَاۧ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ .

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى مَحَمَّدِ نِالْمُجْتَبٰى، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ التُّقٰى وَالْوَفٰى. أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى

فَقَالَ اللهُ تَعَالٰى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Ma’asyiral Muslimin, jemaah Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala telah memerintahkan kita untuk menjaga dan mengerjakan salat wajib pada waktunya masing-masing. Allah Ta’ala berfirman,

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ

“Peliharalah semua salat dan salat wustha (salat Asar). Dan laksanakanlah (salat) karena Allah dengan khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 238)

Allah Ta’ala juga berfirman,

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

“Sungguh, salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa’: 103)

Di dalam sebuah hadis, Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu berkata,

سَأَلْتُ النبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: أيُّ العَمَلِ أحَبُّ إلى اللَّهِ؟ قالَ: الصَّلاةُ علَى وقْتِها

“Aku pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang amal apakah yang paling dicintai oleh Allah. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Salat pada waktunya.” (HR. Bukhari no. 527 dan Muslim no. 85)

Jemaah yang semoga senantiasa berusaha menunaikan salat pada waktunya.

Jika memperhatikan dan mengamati kondisi masjid-masjid kaum muslimin di zaman ini, maka akan kita dapati adanya penurunan kualitas dalam hal salat berjemaah. Lebih parahnya, penurunan dan keteledoran ini juga sering terjadi pada salat yang paling utama di sisi Allah Ta’ala, yaitu salat Subuh di hari Jum’at dan salat Subuh di waktu lainnya, padahal Nabi pernah bersabda,

أَفْضَلُ الصَّلواتِ عندَ اللهِ صَلاةُ الصُّبحِ يومَ الجُمُعةِ في جَماعَةٍ

“Salat yang paling utama di sisi Allah adalah salat Subuh hari Jumat secara berjemaah.” (HR. Abu Nuaim di dalam Hilyatu Al-Auliya’ 7: 207 dan Al-Baihaqi di dalam Syu’ab A-Imaan no. 3045, disahihkan Syekh Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 1119)

Nabi shallallahu alaihi wasallam juga bersabda,

وَلَوْ يَعْلَمُونَ ما في العَتَمَةِ والصُّبْحِ لَأَتَوْهُما ولو حَبْوًا.

“Seandainya mereka mengetahui apa yang terkandung dalam salat ‘atamah (yakni salat Isya) dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan merangkak.” (HR. Bukhari no. 625 dan Muslim no. 1914)

Jemaah Jumat yang dirahmati Allah Ta’ala,

Begitu banyak kabar gembira dan keutamaan yang Allah Ta’ala dan Nabi-Nya berikan dan khususkan bagi mereka yang menjaga salat Subuh pada waktunya, baik itu berjemaah bagi laki-laki ataupun di rumah masing-masing bagi perempuan.

Mereka yang senantiasa melaksanakan salat Subuh adalah orang-orang pilihan yang diberi petunjuk oleh Allah Ta’ala untuk melakukan kebaikan. Mereka menjawab panggilan Allah ini dengan penuh pengharapan akan pahala dan keutamaan. Mereka itulah orang-orang yang cocok dan sesuai dengan kriteria mukmin yang Allah Ta’ala sebutkan di dalam firman-Nya,

فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ * رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ * لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ

“(Cahaya itu) di rumah-rumah yang di sana telah diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana bertasbih (menyucikan) nama-Nya pada waktu pagi dan petang. Orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat), (mereka melakukan itu) agar Allah memberi balasan kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan, dan agar Dia menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas.” (QS. An-Nur: 36-38)

Wahai mereka yang istikamah melaksanakan salat Subuh, bergembiralah engkau dengan pahala besar yang sedang menantimu, serta kebaikan dan rezeki yang akan selalu mengikutimu!

Bergembiralah wahai kaum muslimin sekalian, jika kita termasuk orang-orang yang menjaga salat Subuh pada waktunya, sesungguhnya para malaikat akan menyaksikan kita. Allah Ta’ala berfirman,

أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا

“Laksanakanlah salat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakan pula salat) Subuh. Sungguh, salat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al-Isra: 78)

Dalam riwayat Bukhari, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan,

يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ باللَّيْلِ ومَلَائِكَةٌ بالنَّهَارِ، ويَجْتَمِعُونَ في صَلَاةِ الفَجْرِ وصَلَاةِ العَصْرِ، ثُمَّ يَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ، فَيَسْأَلُهُمْ وهو أعْلَمُ بهِمْ: كيفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي؟ فيَقولونَ: تَرَكْنَاهُمْ وهُمْ يُصَلُّونَ، وأَتَيْنَاهُمْ وهُمْ يُصَلُّونَ.

“Para Malaikat di malam dan siang hari silih berganti mengawasi kalian, dan mereka berkumpul pada saat salat Subuh dan salat Asar. Kemudian para malaikat yang mengawasi kalian semalam suntuk naik (menuju Allah). Allah menanyakan kepada mereka, padahal Dia lebih mengetahui tentang keadaan para hamba-Nya, ‘Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku saat kalian tinggalkan?’ Mereka menjawab, ‘Kami tinggalkan mereka dalam keadaan mengerjakan salat, dan kami mendatangi mereka juga sedang dalam keadaan sedang salat.’ (HR. Bukhari no. 555 dan Muslim no. 632)

Sungguh merupakan sebuah kebanggaan tersendiri, saat para malaikat bersaksi di hadapan Allah Ta’ala untuk kita, bergembiralah dengan kebaikan yang diiringi dengan kebaikan ini.

Bergembiralah saudara-saudaraku sekalian, jika kita termasuk salah satu hamba yang melaksanakan salat Subuh secara berjemaah, karena pahalanya seperti salat tahajud sepanjang malam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَن صَلَّى العِشَاءَ في جَمَاعَةٍ فَكَأنَّما قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ، وَمَن صَلَّى الصُّبْحَ في جَمَاعَةٍ فَكَأنَّما صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ

Barangsiapa yang salat Isya berjemaah, maka seolah-olah dia telah salat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang salat Subuh berjemaah, maka seolah-olah dia telah salat seluruh malamnya.” (HR. Muslim no. 656)

Hanya dengan beberapa menit melaksanakan salat Subuh, Allah Ta’ala akan menuliskan bagi kita pahala salat semalam suntuk sedang kita di malam itu terlelap di atas kasur-kasur kita. Sungguh keutamaan yang besar dari Allah Ta’ala untuk mereka yang melaksanakan salat Subuh secara berjemaah.

أقُولُ قَوْلي هَذَا   وَأسْتغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ   لي وَلَكُمْ،   فَاسْتغْفِرُوهُ   يَغْفِرْ لَكُمْ    إِنهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ،  وَادْعُوهُ يَسْتجِبْ لَكُمْ   إِنهُ هُوَ البَرُّ الكَرِيْمُ.

Khotbah kedua

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ.

Ma’asyiral mukminin yang dimuliakan Allah Ta’ala.

Sungguh begitu banyak kabar gembira dan keutamaan yang Allah Ta’ala berikan kepada orang-orang yang melaksanakan salat Subuh, menandakan bahwa salat Subuh ini merupakan perkara krusial bagi seorang muslim.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan memberikan jaminan surga bagi siapa saja yang melaksanakannya. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَن صَلَّى البَرْدَيْنِ دَخَلَ الجَنَّةَ

Barangsiapa yang mengerjakan salat bardain (yaitu salat Subuh dan Asar), maka dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635)

Jemaah yang dimuliakan Allah Ta’ala, bukan hanya dalam aspek akhirat saja, salat Subuh bahkan memiliki pengaruh besar terhadap rasa semangat seseorang di hari tersebut. Dengan melaksanakannya, tubuh seseorang akan menjadi segar dan bersemangat. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menyebutkan,

“Setan mengikatkan tiga ikatan pada tengkuk salah seorang di antara kalian ketika dia sedang tidur. Pada tiap ikatannya, setan membisikkan, ‘Malam masih lama, maka lanjutkanlah tidurmu!’ Jika orang itu bangun lalu berzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla (membaca doa), maka terlepaslah satu ikatan. Jika (setelah bangun) dia berwudu, maka terlepaslah ikatan kedua. Jika setelah itu dia menunaikan salat, maka semua ikatan itu pun terlepas, sehingga dia menyongsong pagi hari dengan ceria, penuh semangat. Namun, jika tidak demikian, maka dia akan memasuki waktu pagi hari dengan jiwa yang jelek dan malas.” (HR. Bukhari no. 1142 dan Muslim no. 776)

Jemaah yang senantiasa dilindungi Allah Ta’ala,

Yang terakhir, seorang hamba yang bangun untuk melaksanakan salat Subuh di pagi hari, ia berkesempatan untuk melaksanakan salat sunah dua rakaat yang keutamaannya melebihi dunia ini dan seisinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

رَكْعَتَا الفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَما فِيهَا

“Dua rakaat (sebelum salat) fajar (Subuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725)

Sungguh, sebuah keutamaan besar yang hanya bisa diraih oleh mereka yang bangun dini hari untuk melaksanakan salat Subuh.

Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita semua untuk bisa bangun di pagi hari dan melaksanakan salat Subuh ini secara berjemaah. Semoga Allah Ta’ala senantiasa meneguhkan diri kita untuk melaksanakan salat Subuh yang penuh kemuliaan ini.

Ya Allah, mudahkanlah kami dan keluarga kami untuk menjalankan perintah-Mu, jauhkanlah diri kami dan keluarga kami dari api neraka yang azabnya pedih.

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،

اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى

اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.

وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

***

Penulis: Muhammad Idris, Lc.

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/79550-teks-khotbah-jumat-kabar-gembira-bagi-mereka-yang-menjaga-salat-subuh.html

Apakah Dasar Negara Indonesia Bertentangan dengan Islam?

Apakah dasar negara Indonesia bertentangan dengan Islam. Hal ini menjadi heboh kembali dibicarakan oleh publik. Pasalnya, baru-baru ini, publik dikejutkan dengan seorang wanita yang memakai cadar, tertangkap saat hendak menyerobot masuk ke istana negara.

Diketahui bahwa nama wanita tersebut adalah Siti Elina (24 Tahun). Saat dibekuk ternyata dia membawa senjata api.  Setelah diinterogasi, ternyata ia hendak menyatakan bahwa dasar negara Indonesia ini salah. Pancasila ini bukan Islam menurutnya, sehingga ia hendak menyampaikan ini ke bapak presiden.

Lalu apakah benar bahwa Pancasila bertentangan dengan nilai-nilai Islam? 

Sebelum itu, perlu diketahui terlebih dahulu bahwasanya terkait politik Islam ini Al-quran dan hadis tidak menerangkan secara spesifik bentuk dan sistem ketatanegaraan. Al-quran hanya fokus pada perilaku baik dan buruk pemimpin secara personal. 

Demikian juga hadis Nabi saw. hanya menyindir soal kedisiplinan pemimpin berikut tata integrasi sosialnya. Justifikasi ini berangkat dari pendapat Imam Haramain, di mana beliau mengatakan;

وَلَا مَطْمَعَ فِي وِجْدَانِ نَصٍّ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ تَعَالَى فِي تَفَاصِيلِ الْإِمَامَةِ. وَالْخَبَرُ الْمُتَوَاتِرُ مُعْوِزٌ أَيْضًا

“Tidak akan ditemukan dalam Alquran keterangan yang menjelaskan secara rinci tentang isu pemerintahan. Hadis mutawatir juga mengalami kekosongan penjelasan tentang hal ini.” (Abu al-ma’ali Al-Juwaini, Ghiyats al-umam fi al-tiyab al-dzalam, halaman 61)

Dengan demikian, usulan Siti Elina ini sudah terbantahkan, sebab spirit Islam dalam konteks pemerintahan adalah terwujudnya keadilan, bukan malah mendirikan bentuk pemerintahan tertentu. 

Bahkan secara tegas, Status “keislaman” Indonesia ini sudah dibahas oleh seorang akademisi fikih yang wafat tahun 1320 Hijriah, kisaran 102 tahun yang lalu. Sidi Al-Habib Abdurrahman al-Masyhur Ba’alawi secara eksplisit mengatakan;

مسألة : ي: كُلُّ مَحَلٍّ قَدَرَ مُسْلِمٌ سَاكِنٌ بِهِ عَلَى الْاِمْتِنَاعِ مِنَ الْحَرْبِيِّيْنَ فِيْ زَمَنٍ مِنَ الْأَزْمَانِ يَصِيْرُ دَارَ إِسْلَامٍ ، تَجْرِيْ عَلَيْهِ أَحْكَامُهُ فِيْ ذَلِكَ الزَّمَانِ وَمَا بَعْدَهُ ، وَإِنْ انْقَطعَ اِمْتِنَاعُ الْمُسْلِمِيْنَ بِاسْتِيْلَاء الْكُفَّارِ عَلَيْهِمْ وَمَنْعِهِمْ مِنْ دُخُوْلِهِ وَإِخْرَاجِهِمْ مِنْهُ ، وَحِيْنَئِذٍ فَتَسْمِيَتُهُ دَارَ حَرْبٍ صُوْرَةٌ لَا حُكْمًا ، فَعُلِمَ أَنَّ أَرْضَ بَتَاوِيْ بَلْ وَغَالِبُ أَرْضِ جَاوَةَ دَارُ إِسْلَامٍ لِاسْتِيْلَاءِ الْمُسْلِمِيْنَ عَلَيْهَا سَابِقًا قَبْلَ الْكُفَّارِ

“Setiap tempat (wilayah) yang dihuni kaum muslim yang mampu mempertahankan diri dari (dominasi) kaum harbi (musuh) pada suatu zaman tertentu, dengan sendirinya menjadi Darul Islam yang berlaku padanya ketentuan-ketentuan hukum saat itu.  

Meskipun (suatu saat) mereka tak lagi mampu mempertahankan diri akibat dominasi kaum kafir yang mengusir dan tidak memperkenankan mereka masuk kembali.  Dengan demikian, penyebutan wilayah itu sebagai darul harbi (negara perang)hanya formalitas, bukan status yang sebenarnya. 

Maka, menjadi maklum bahwa Bumi Betawi dan sebagian besar Tanah Jawa (yang kini dikenal dengan istilah Indonesia) ialah Darul Islam karena telah terlebih dahulu dikuasai kaum muslimin. (Bughyat al-Mustarsyidin, halaman, 254) 

Tentunya dengan keterangan ini bisa diambil kesimpulan bahwa sistem pemerintahan Indonesia ini sudah sah dan legal dalam kaca mata fikih, bahkan dianggap sebagai negara Islam. 

Lalu apakah dasar negara Indonesia, yang dalam hal ini adalah pancasila,  bertentangan dengan Islam? Dengan tegas, Tim Bahtsul Masail PP Lirboyo, Kediri Jawa Timur, merumuskannya sebagaimana redaksi berikut;

المبادئ الخمسة التي هي الأساس الفريد للحياة الوطنية في بلادنا لا تعارض الإسلام، لأن في معانيها روح الإسلام

“Pancasila merupakan asas tunggal (dasar negara) bagi republik Indonesia, yang mana ini tidak bertentangan dengan Islam, bahkan esensinya Pancasila ini justru memuat nilai-nilai keislaman”. (Tim Bahtsul Masail Himasal, Fikih al-Muwathanah nasyr rahmat al-Islam,  Halaman 47).

Ternyata memang benar adanya, tidak ada satu sila pun dalam Pancasila yang bertentangan dengan Islam.  Sebutlah semisal sila pertama, Ketuhanan yang maha esa ini bertendensi pada surat al-ikhlas ayat 1 yang mengatakan “Katakanlah wahai Muhammad, Dia (Allah) adalah dzat yang maha Esa”. 

Sudah banyak yang membahas ini, tinggal mereka berkenan membacanya atau tidak. Bahkan secara tegas, Syaikhul Azhar sekarang, Prof Dr Ahmad Tayeb ketika menerima kunjungan Seorang menteri menyampaikan bahwasanya “Nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, prinsip musyawarah dan keadilan (isi Pancasila) merupakan intisari ajaran Islam.” (Nu Online

Dengan demikian bisa diketahui bahwasanya Negara Indonesia sudah sangat Islami, pengakuan ini disampaikan oleh banyak tokoh internasional. Maka sudahi mengotak atik sistem negara, fokus saja pada memakmurkan negara agar nilai-nilai keislaman mendarah daging dalam kehidupan masyarakat.

Jadi dasar negara Indonesia tidak bertentangan dengan Islam. Bahkan Indonesia negara Indonesia, sudah menjadi negara Islam dengan sendirinya, tanpa harus ada embel-embel khilafah dan sebagainya.

BINCANG SYARIAH