Boros, Hati-hati, Ini Akibatnya!

SEBAGAI seorang manusia biasa, tentunya kita senang berbelanja untuk memenuhi kebutuhan kita selama hidup ini. Namun yang seringkali keliru adalah ketika kita bersikap boros terhadap harta yang telah Allah anugrahkan. Boros sendiri merupakan bujuk rayu dari setan yang harus kita kendalikan. Bersikap boros hanya akan membuat kita merasa senang untuk sementara. Ketika kita menghambur-hamburkan harta yang kita punya, esok lusa kita akan terdiam putus asa karena harta yang kita punya telah habis dihambur-hamburkan.

Boros mempunyai pengertian membelanjakan harta/uang secara berlebih-lebihan. Ini tidak diperkenankan dalam Islam. Karena akan membuat pelakuknya merugi. Berbelanjalah sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Wajar ketika seorang manusia mempunyai keinginan, namun sebagai manusia yang telah dianugrahi akal oleh Allah, kita harus menggunakan akal kita dengan baik. Yaitu dengan menggunakan akal tersebut untuk mengendalikan keinginan yang tumbuh tak terkendali.

Pemborosan merupakan bagian dari apa yang diperintahkan oleh hawa nafsu dan dilarang oleh akal. Sebagi-baik pendidikan dalam hal ini adalah pendidikan dari Allah Swt. ketika Allah berfirman, “Janganlah kamu sekali-kali berbuat boros.” (QS. Al-Isra: 26).

Ketahuilah bahwa manusia seringkali diberi rizki pada satu hari dan untuk satu bulan. Maka apabila pada hari itu ia menghamburkan hartanya, ia akan berduka selama satu bulan. Sebaiknya jika ia mampu mengaturnya, maka selama satu bulan ia akan mengalami hidup cukup.

Sikap boros ini adalah salah satu penyakit hati. Maka kita harus mengobati penyakit hati yang bisa tumbuh kapan saja ini. Adapun obat untuk menyembuhkannya adalah dengan mempertimbangkan berbagai akibat yang mungkin terjadi, dan takut dirinya bergantung kepada orang lain.

Dengan begitu, seseorang yang akan bersikap boros akan berpikir dua kali, karena sikap borosnya tersebut hanya akan mendatangkan kerugian baginya maupun orang lain. Semoga kita mampu mengendalikan hawa nafsu kita dan tidak terjerumus ke dalam sikap boros. []

Sumber : Mengobati Jiwa yang lelah/Ibnu Al-Jauzy/Mirqat

ISLAMPOS