4 Pentingnya Hadis dalam Islam

4 Pentingnya Hadis dalam Islam

SAHABAT Muslim, selain mempelajari Alquran, muslim pun harus mengenal hadis. Tahukah mengapa hadis sangat penting dalam Islam? Apa pentingnya hadis dalam Islam?

Syekh Ahmad Kutty mengungkapkan, hadis merupakan bagian integral dari Al- Qur’an, karena mereka saling terkait satu sama lain. Tidak mungkin memahami Al-Qur’an tanpa mengacu pada Hadits. Al-Qur’an adalah pesan, dan Hadis adalah penjelasan dari pesan oleh Rasul sendiri.

Menurut Syekh Ahmad Kutty di laman Islam Online, berikut beberapa hal tentang pentingnya hadis dalam Islam:

1 Pentingnya Hadis dalam Islam: Menjelaskan, dan menghilangkan ambiguitas tentang Al-Qur’an

Al-Qur’an menjelaskan dengan sangat jelas bahwa fungsi Rasul bukan hanya sebagai pengantar yang hanya menyampaikan wahyu dari Allah kepada kita. Sebaliknya, dia telah dipercayakan dengan tugas yang paling penting untuk menjelaskan dan mengilustrasikan hal yang sama. Ini adalah poin yang disebutkan dalam sejumlah ayat dalam Al-Qur’an:

“Dan Kami turunkan kepadamu peringatan agar kamu menjelaskan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka, dan semoga mereka dapat merenungkan.” (QS An-Nahl: 44)

“Dan Kami telah menurunkan Kitab Suci kepadamu hanya agar kamu menjelaskan kepada mereka bahwa mereka berselisih, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS An-Nahl: 64)

Oleh karena itu, Hadis menjelaskan, memperjelas, dan menghilangkan ambiguitas tentang Al-Qur’an. Maka, jika kita menolak Hadis, kita mungkin tidak akan pernah bisa memahami seluruh makna Al-Qur’an.

2 Pentingnya Hadis dalam Islam: Menjelaskan konsep Islam secara praktikal

Sebagian besar Islam akan tetap menjadi konsep abstrak belaka tanpa Hadis. Kita tidak akan pernah tahu bagaimana berdoa, berpuasa, membayar zakat, atau berhaji tanpa ilustrasi yang ditemukan dalam Hadis, karena ibadah-ibadah ini tetap merupakan keharusan abstrak dalam Al-Qur’an.

Pentingnya Hadis dalam Islam: Sebagai hikmah

Al-Qur’an memberitahu kita bahwa Nabi ﷺ telah mengajarkan tidak hanya Kitab tetapi juga kebijaksanaan (Lihat QS: 96:2; QS 33:34; QS 4:113, dll). Imam Syafi`i menyatakan, hikmah yang disebutkan di sini adalah Sunnah Nabi ﷺ; jadi jika kita menolak Hadis, kita akan menolak Al-Qur’an itu sendiri.

3 Pentingnya Hadis dalam Islam: Memutuskan perkaraatau perselisihan

Al-Qur’an memberitahu kita untuk mematuhi Rasul dan mematuhi keputusannya:

“Tetapi tidak, demi Tuhan, mereka tidak dapat memiliki Iman (nyata), sampai mereka menjadikan Engkau hakim dalam semua perselisihan di antara mereka, dan tidak menemukan dalam jiwa mereka tidak ada perlawanan terhadap keputusan-keputusan-Mu, tetapi terimalah mereka dengan keyakinan penuh.” (QS An-Nisaa’: 65)

“Maka putuskanlah di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka, tetapi waspadalah terhadap mereka agar mereka tidak menyesatkan kamu dari sebagian dari apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwa Kehendak Allah adalah menghukum mereka karena sebagian dosa mereka. Lihat! banyak dari umat manusia yang berhati jahat.” (QS Al-Ma’idah: 48)

Di mana kita menemukan keputusan seperti itu kecuali dalam Hadits?

4 Pentingnya Hadis dalam Islam: Meneladani Nabi Muhammad ﷺ

Al-Qur’an memerintahkan orang beriman untuk meniru teladan Rasulullah dan menganggapnya sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan keridhaan Allah. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menghormati moral dan perilakunya dan menirunya dalam kehidupan kita. Kita tidak akan pernah bisa melakukannya tanpa mempelajari Hadis.

Hal ini paling mencerahkan dalam hal ini untuk belajar bahwa ketika `Aisyah diminta untuk menggambarkan karakter Nabi ﷺ, jawaban definitifnya adalah, “Karakternya adalah Al-Qur’an.”

Dengan kata lain, ia mempersonifikasikan cita-cita dan nilai-nilai terbaik Al-Qur’an.

Bagaimana mungkin kita kemudian mengabaikan Hadis, yang hanya dapat membawa kita pada cara yang tepat di mana Nabi ﷺ mencontohkan cita-cita Al-Qur’an.

Setelah mengatakan ini, bagaimanapun, kita tidak boleh jatuh ke dalam godaan untuk mengambil semua yang ditemukan dalam karya-karya Hadis sebagai otentik atau asli. Hadis setiap saat harus dievaluasi dengan aturan validasi yang mapan seperti yang ditetapkan oleh para ulama besar. Kriteria tegas tersebut meliputi hal-hal berikut:

Jika sebuah hadits tertentu bertentangan dengan prinsip-prinsip Al-Qur’an atau akal sehat yang disepakati, maka hadits tersebut harus ditolak (karena, jelas, itu tidak shahih). []

SUMBER: ISLAM ONLINE (ISLAMPOS)