Keutamaan Surah Al-Fatihah

Keutamaan Surah Al-Fatihah (Bag. 2)

Baca pembahasan sebelumnya Keutamaan Surah Al-Fatihah (Bag. 1)

ismillah walhamdulillah washshalatu wassalamu ‘ala Rasulillah. Amma ba’du,

Keutamaan surah Al-Fatihah selanjutnya, yaitu:

Keutamaan Kelima: Membaca Al-Fatihah adalah Rukun Salat

Tidaklah sah salat seseorang yang sengaja tidak membaca Al-Fatihah, padahal ia mampu membacanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لا صلاةَ لمن لم يقرأْ بفاتحةِ الكتابِ

“Tidaklah sah salat seseorang yang tidak membaca Al-Fatihah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

An-Nawawi rahimahullah menyatakan bahwa ini adalah mazhab jumhur ulama dari kalangan sahabat, tabi’in, serta generasi setelahnya.

Keutamaan Keenam: Al-Fatihah adalah Surat Paling Utama Dalam Alquran

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا أُنْزِلَتْ فِي التَّوْرَاةِ وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ وَلَا فِي الزَّبُورِ وَلَا فِي الْفُرْقَانِ مِثْلُهَا

“Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, tidaklah diturunkan dalam At-Taurah, Al-Injil, Az-Zabur, dan Al-Furqan (Alquran), semisal (semulia) Al-Fatihah.” (HR. At-Tirmidzi, sahih)

Keutamaan Ketujuh: Al-Fatihah Disebut sebagai As-Sab’ul Matsani (Tujuh Ayat yang Diulang-Ulang)

Allah Ta’ala brfirman dalam surah Al-Hijr ayat 87,

وَلَقَدْ اٰتَيْنٰكَ سَبْعًا مِّنَ الْمَثَانِيْ وَالْقُرْاٰنَ الْعَظِيْمَ<

“Dan sungguh, Kami telah memberikan kepadamu tujuh (ayat) yang (dibaca) berulang-ulang dan Al-Qur’an yang agung.”

Dan salah satu tafsir dari As-Sab’ul Matsani di sini adalah Al-Fatihah. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir)

Dalam hadis yang diriwayatkan Al-Bukhari rahimahullah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda menjelaskan surah yang paling agung dalam Alquran,

 الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ، هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي ، وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي أُوتِيتُهُ

Alhamdulillaahi rabbil ‘alamiin (surah Al-Fatihah) adalah As-Sab’ul Matsani dan ia adalah Alquran Al-‘Azhiim yang dianugerahkan kepadaku.”

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan bahwa ulama rahimahumullah berbeda pendapat tentang makna As-Sab’ul Matsani. Beberapa pendapat tersebut yaitu:

-Tujuh ayat yang diulang-ulang dalam setiap rakaat salat.

– Surah yang kandungannya pujian kepada Allah Ta’ala.

– Surah yang dikhususkan hanya diturunkan kepada umat Islam ini, dan tidak diturunkan kepada umat-umat sebelumnya.

Dan semua pendapat di atas diambil dari kata “Matsani”.

Keutamaan Kedelapan: Mengandung Doa Terpenting dan Sebab Terkabulkannya Doa

Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Madarijus Salikin menjelaskan bahwa Al-Fatihah menggabungkan antara dua macam sebab dikabulkannya sebuah doa, yaitu:

Tawassul dengan memuji Allah dan mengagungkan-Nya,

Tawassul dengan penghambaan kepada Allah dan pengesaan-Nya.

Baru setelah itu adalah doa yang terpenting dan harapan paling bagus, yaitu meminta hidayah kepada Allah Ta’ala. Disebutkannya doa ini setelah dua macam tawassul tersebut, merupakan sebab dikabulkannya oleh Allah Ta’ala. Doa yang dimaksud oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah adalah,

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ

Tunjukilah kami jalan yang lurus.”

Sedangkan dua macam tawassul tersebut ada pada ayat-ayat setelahnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyatakan bahwa doa yang paling bermanfaat adalalah doa yang terdapat dalam Al-Fatihah, yaitu memohon pertolongan untuk mendapatkan keridaan-Nya, yaitu:

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ

“Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan.”

Keutamaan Kesembilan: Al-Fatihah Mengandung Bantahan ke Seluruh Ahli Kebatilan dari Berbagai Aliran Non-Islam serta Bantahan terhadap Ahli Bid’ah di antara Umat Ini

Dijelaskan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah, hal itu karena Ash-Shiroth Al-Mustaqiim (jalan lurus) dalam Al-Fatihah mengandung ilmu yang hak dan ketundukan kepada Allah Ta’ala dengan mengamalkannya, mendakwahkannya serta berjihad di jalan Allah memerangi musuh-musuh-Nya. Sedangkan jalan lurus ini adalah jalan yang ditempuh oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya.

Adapun seluruh ahli kebatilan dari berbagai aliran non-Islam serta ahli bid’ah di antara umat ini, tentunya melanggar ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dari sinilah dikatakan bahwa Al-Fatihah mengandung bantahan ke seluruh ahli kebatilan dari berbagai aliran non-Islam serta bantahan terhadap ahli bid’ah di antara umat ini.

Keutamaan Kesepuluh: Surat Al-Fatihah Mengandung Makna Seluruh Kitab-Kitab Allah yang Diturunkan Secara Garis Besar

Hal ini disampaikan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah. Guru beliau, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah dalam Majmu’ul Fatawa menukilkan perkataan Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah,

فمن علم تفسيرها كان كمن علم تفسير جميع كتب الله المنزلة

“Barangsiapa yang mengetahui tafsirnya (Al-Fatihah), seolah-olah ia mengetahui tafsir seluruh kitab-kitab Allah yang diturunkan.”

Hal ini dikarenakan Alquran menjelaskan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia, sedangkan Al-Fatihah merupakan induk Alquran yang mengandung dasar dari seluruh perincian Alquran dan maksud-maksud terbesarnya.

Allah Ta’ala berfirman,

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ

“Dan Kami turunkan Kitab (Alquran) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (Muslim).” QS. (An-Nahl : 89)

Pakar Tafsir di kalangan sahabat radhiyallahu ‘anhum, Abdullah bin Ma’ud radhiyallahu ‘anhu menjelaskan, “Allah telah menjelaskan dalam Alquran ini semua pengetahuan dan segala perkara.”

Ibnu Katsir rahimahullah setelah menukilkan ucapan Abdullah bin Ma’ud radhiyallahu ‘anhu dalam kitab Tafsirnya, lalu mengatakan, “Karena sesungguhnya Alquran mencakup semua ilmu bermanfaat dari khabar yang telah lalu dan pengetahuan yang akan datang, hukum setiap yang halal-haram, serta segala yang dibutuhkan manusia dalam urusan dunia, agama, hidup dan nasib mereka di akhirat.”

Kesimpulan:

Surah Al-Fatihah adalah kunci seluruh kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Wallahu a’lam.

Baca Juga:

***

Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah

Referensi:

https://Islamqa.info/ar/answers/132386

https://www.Islamweb.net/ar/article/204127/

dan sumber-sumber lainnya.

Sumber: https://muslim.or.id/72132-keutamaan-surat-al-fatihah-bag-2.html