Kerugian hakikatnya adalah berkurangnya atau lenyapnya modal, maka, demi waktu, sungguh manusia benar-benar ada dalam kerugian
SADAR atau tidak, hadirnya tahun baru sesungguhnya menandakan satu hal: jatah umur manusia yang terus berkurang. Terkait itu, renungkanlah firman Allah SWT berikut:
والعصر. ان الانسان لفي خسر
“Demi waktu. Sungguh manusia benar-benar ada dalam kerugian… “ (QS al-‘Ashr [103]: 1-2).
Sebagaimana kita ketahui, kerugian hakikatnya adalah berkurangnya atau bahkan lenyapnya modal (Lihat: Ibn Manzhur, Lisaan al-‘Arab, II/1156; al-Fayumi, Mishbaah al-Muniir, I/78).
Jika rugi—sebagaimana juga dirasakan oleh para pedagang/pebisnis—adalah berkurangnya modal, lalu apa modal manusia? Apanya yang berkurang dari manusia?
Modal manusia tidak lain adalah waktu atau jatah umurnya yang ia miliki. Inilah yang terus berkurang setiap saat.
Sebabnya, Allah SWT telah menjatah umur setiap manusia. Tentu hanya Dia Yang Mahatahu berapa jatah umur yang Dia berikan kepada setiap manusia di dunia ini.
Andai Allah SWT menjatah umur si fulan di dunia ini hanya 60 tahun, misalnya, dan ia telah memasuki usia 55 tahun pada akhir tahun lalu, maka sebanyak itulah modal umurnya berkurang. Berarti sisa umurnya tinggal 5 tahun lagi.
Karena itu, kata Imam ar-Razi, manusia yang melewati waktu hingga umurnya berlalu, namun ia tak memperoleh hal-hal yang bermanfaat (berbuah pahala), maka rugilah dia.” (Lihat: Ar-Razi, Mafaatih al-Ghayb, XXIII/85).
Kerugian manusia lebih besar lagi saat ia menghabiskan waktunya untuk melakukan banyak dosa dan maksiat kepada Allah SWT.
Alhasil, yuk kita isi seluruh waktu dan umur kita yang masih tersisa dengan melakukan ragam amal shalih yang mendatangkan pahala. Tinggalkan semua yang sia-sia, apalagi yang makin menambah dosa-dosa kita.
Mari manfaatkan sisa modal (umur) kita untuk banyak bertobat, bukan dengan banyak maksiat. Tentu agar kita tidak merugi di dunia dan akhirat.*/ Arief B. Iskandar, khadim Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor