Adakah Cinta Segila Cinta Nabi Musa

SUATU saat Nabi Musa bertemu dengan dua pemudi yang sedang antri mau ambil air di sumur. Nantinya, salah seorang dari dua wanita itu menjadi isteri Nabi Musa. Yang spektakuler adalah mas kawin yang diminta untuk dipenuhi Nabi Musa demi pernikahan itu, yaitu bekerja 10 tahun untuknya. Nabi Musa menyanggupinya.

Saya tak habis pikir dengan apa yang ada di benak Nabi Musa. Kok mau-maunya beliau menikah dengan maskawin yang sebegitu pelik dan lama sementara banyak wanita lain yang mau dengan maskawin super murah yang penting yang akan mengawininya adalah lelaki bermasa depan. Saya mencari tahu alasan apa yang ada di benak Nabi Musa itu.

Saya tak yakin ada lelaki zaman kini yang mau meniru Nabi Musa. Apakah kira-kira karena wanita yang akan dinikahi Nabi Musa itu adalah jenis unggul “sing ala lawan?” Ataukah karena alasan lainnya?

Coba baca al-Qur’an dengan baik dan penuh perenungan. Buka surat al-Qashash ayat 25. Allah mengabarkan berita kepada kita tentang wanita itu. Ini jawaban bukan dari saya. Allah berfirman, “Wanita itu berjalan dengan malu-malu” Ternyata wanita pemalu itu punya “harga” yang mahal, nilai yang mahal dan citra diri yang mulia. Mengapa?

Perhatikan sabda Rasulullah dalam shahih Bukhari Muslim: “Rasa malu itu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan” dalam riwayat Muslim: “Rasa malu itu semuanya baik” .

Hadits ini tak hanya untuk wanita melainkan juga untuk lelaki. Malu itu penting, sayangnya pendidikan masyarakat banyak mengajarkan kita untuk menghilangkan rasa malu itu.

 

INILAH MOZAIK