Agar tak ‘Majnun’ di Tanah Suci

Lelaki tua itu tak bisa dipegang. Tak juga berhenti berbicara dengan bahasa daerah yang tak dimengerti kebanyakan petugas haji. Ia baru saja mengamuk di Masjid Nabawi, Rabu (18/7).

Empat petugas jadi korban. Satu di antaranya digigit hingga memar dan berdarah di lengan kiri. Ruam ungu serta bekas gigitan masih nampak sore itu. Rekannya, kena tonjok dan bibirnya berdarah.

Sang jamaah yang sempat digelandang ke kantor Daerah Kerja (Daker) Madinah Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) Arab Saudi itu kemudian melarikan diri dari kantor daker. Di jalan-jalan Madinah, ia meracau dan melukai diri sendiri.

Sekian lama lepas dan tak terkendali, jamaah asal Embarkasi Lombok tersebut kemudian ditangani langsung Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Daker Madinah, Maskat Ali. Jamaah diringkus dan dimasukkan mobil mini bus. “Udara di mobil dingin dan saya suruh minum air, akhirnya tenang,” kata Maskat ketika ditemui oleh wartawan Republika.co.id,Fitriyan Zamzami di kantor Daker Madinah, Kamis (19/7).

Seragamnya sempat penuh darah sang jamaah yang melukai diri sendiri tersebut. Saat mengunjungi bangsal Rawat Inap Psikiatri Klinik Kesehatan Haji Indonesia, Kamis (19/7), pria tersebut tengah terduduk di ruang observas. Sarungn yang ia kenakan saat mengamuk masih melekat. Namun kini, ia sudah orang yang berbeda. “Sudah baik, Pak,” kata dia sembari tersenyum.

Di bangsal tersebut, ada empat tempat tidur observasi, serta masing-masing tiga di ruangan isolasi pria dan wanita. Ada seorang jamaah pria tengah tertidur di salah satu ruang isolasi itu.

Lain lagi cerita dari tim pelayanan umum di Masjid Nabawi. Mereka menemukan seorang jamaah perempuan asal Embarkasi Bekasi meracau dan meminta pulang ke Tanah Air menggunakan layanan ojek daring. Sang jamaah berusia lanjut itu akhirnya bisa ditenangkan setelah dikipasi dan diberi minum.

Direktur KKHI Madinah dr Muhammad Yanuar, mengatakan, gangguan psikiatri memang jadi salah satu risiko jamaah haji. Salah satu sebabnya adalah cuaca panas yang menyebabkan dehidrasi. Jamaah yang diamankan Linjam Daker Madinah, menurutnya mengalami gejala tersebut.

Setelah diinfus dan diberi obat di KKHI, jamaah bersangkutan tiba-tiba lebih tenang. “Ini ciri khas orang yang mengalami dehidrasi. Seolah-olah mengalami gangguan jiwa, padahal karena kekurangan minum,” terang Yanuar.

Sebab itu, ia mengimbau jamaah mewaspadai hal tersebut. Menurutnya, orang Indonesia biasanya takut banyak minum karena takut buang air kecil. Padahal, di Masjid Nabawi banyak toilet dan jarak ke ke hotel pun dekat. Selain banyak minum, jamaah juga jangan berdiri di bawah cuaca panas tanpa alat pelindung diri seperti payung, masker, dan kaca mata hitam.

 

REPUBLIKA