Alhamdulillah, Terimakasih, Hari Ini Hari Indah

TERIMAKASIH Abah dan Ummi, panjenengan berdua sepanjang hidup tak pernah lalai memperhatikan dan mendoakanku. Senyum Abah Ummi, nasehat dan bimbingan serta usapan tangan di kepalaku tak akan pernah aku lupakan.

Usiaku kini sudah 48 tahun. Hari ini adalah hari ulang tahunku. Hari ini ku berada di padang Arafah. Wajah Abah Ummilah yang senantiasa muncul dalam ingatan. Semoga panjenengan damai selalu di alam barzakh. Doa ananda senantiasa untuk panjenengan karena tak ada yang bisa kubalaskan atas jasa-jasa panjenengan.

Abah dan Ummi, ananda tahu persis bangga dan bahagia panjenengan saat ada prestasi sekecil apapun yang ananda dapatkan. Pun pula ananda paham betul kesedihan Abah Ummi saat ananda sakit atau disakiti. Entah dengan apa ananda bisa membalas ketulusan panjenengan. Kalaulah ada amal yang ananda lakukan berbuah pahala, pahala iti adalah untukmu. Salam ta’dzim ananda selalu untuk panjenengan.

20 Agustus 1970, di sebuah desa kecil di kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep, saya dilahirkan dari keluarga sederhana. Sepanjang yang saya ingat dari masa kecilku adalah rajinnya Abah membawaku ke pengajian-pengajian, mengajariku membaca al-Qur’an dan kitab kuning, menyampaikan kepadaku semua ungkapan kiai yang pengajiannya diikuti Abahku. Sementara itu, yang paling kuingat dari ummiku, adalah kebiasaan beliau menyisir rambutku dan menyuapiku makan dengan senyuman khasnya. Cinta dan kasih orang tua tak pernah tergantikan.

Akhirnya, dalam ULTAHku ini, terimakasihku untuk istriku yang sabar dan pengertian dan untuk anak-anakku yang manja dan lucu. Kalian semua adalah energiku. Maafkan segala kekuranganku ya. I love you, poll. Salam, AIM. [*]

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi 

 

INILAH MOZAIK