Amalan Setara Haji

Amalan Setara Haji

Rasulullah SAW menunjukkan beberapa amalan yang insya Allah diganjar pahala setara berhaji.

Dalam pekan ini, masyarakat Muslim di Tanah Air menerima kabar yang kurang menyenangkan. Pada Kamis (3/6) lalu, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas telah memastikan bahwa pemerintah tidak memberangkatkan jamaah haji Indonesia untuk tahun 1442 H/2021 M.

Menurutnya, di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia, kesehatan dan keselamatan jiwa jamaah lebih utama dan harus dikedepankan.

Ada yang kecewa atau mungkin pasrah dengan keputusan pemerintah itu. Memang, haji merupakan sebuah ibadah yang selalu diidam-idamkan setiap Muslim. Setiap orang Islam ingin menjadi tamu-Nya di Baitullah. Melihat Ka’bah dari dekat sekali tentu menimbulkan perasaan haru dalam diri insan yang beriman.

Akan tetapi, Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW telah menyatakan, pergi haji adalah bagi yang mampu. Kesanggupan itu pun mencakup perkara-perkara yang luas, tidak hanya dalam aspek finansial, tetapi juga kesehatan fisik dan mental.

Untuk itu, Rasulullah SAW menunjukkan beberapa amalan yang insya Allah diganjar pahala setara berhaji. Berikut adalah kebajikan-kebajikan itu.

Anak Berbakti

Dari Anas RA, dikatakan bahwa seseorang mendatangi Rasulullah SAW. Lelaki ini sangat ingin pergi berjihad, tetapi sayangnya tidak mampu. Nabi SAW pun bertanya kepadanya, “Apakah salah satu dari kedua orang tuamu masih hidup?”

“Ibuku masih ada,” jawabnya.

Rasulullah SAW pun bersabda, “Bertakwalah kepada Allah dengan berbuat baik kepada ibumu. Jika engkau berbuat baik kepadanya, statusnya adalah seperti berhaji, berumrah dan berjihad.” (HR ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam al-Ausath).

Hadis di atas menunjukkan, bakti seorang anak kepada orang tuanya adalah amalan yang mulia. Bahkan, kebajikan itu insya Allah diganjar dengan pahala setara pergi ke Baitullah.

Bagaimana dengan seorang yatim atau piatu? Bukti baktinya dapat ditunjukkan dengan kebiasaan mendoakan kebaikan bagi orang tuanya. Sebab, salah satu amalan yang tak putus mengalirkan pahala ialah doa dari anak yang saleh.

Majelis Ilmu

Dari Abu Umamah RA, diketahui bahwa Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang berangkat ke masjid, sedangkan yang diinginkannya hanyalah belajar kebaikan atau mengajarkan kebaikan, ia akan mendapatkan pahala haji yang sempurna hajinya.” (HR ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam al-Kabir).

Menurut hadis tersebut, seorang penuntut ilmu-ilmu agama dapat memperoleh pahala setara berhaji ke Tanah Suci. Itu insya Allah terjadi ketika dirinya menghadiri kajian-kajian keislaman di masjid.

Rasulullah SAW memuji umatnya yang suka menuntut ilmu. Beliau bersabda kepada para sahabatnya, “Apabila kalian berjalan melewati taman-taman surga, perbanyaklah berzikir.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud taman-taman surga itu?” Nabi SAW menjawab, “Yaitu halaqah-halaqah zikir (majelis ilmu).”

Berzikir

Ada kaum miskin menghadap Nabi SAW. Mereka berkata, “Orang-orang kaya itu pergi membawa derajat yang tinggi dan kenikmatan yang kekal. Mereka shalat, seperti kami shalat. Mereka puasa, seperti kami berpuasa. Namun, mereka memiliki kelebihan harta sehingga bisa berhaji, berumrah, berjihad serta bersedekah.”

Rasulullah bersabda, “Maukah kalian aku ajarkan suatu amalan yang dengannya kalian akan mengejar orang yang mendahului kalian itu dan dengannya pula dapat terdepan dari mereka? Kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir di setiap akhir shalat sebanyak 33 kali.”

Seorang sahabat bertanya tentang bacaan zikir. Nabi menjelaskan, “Ucapkanlah subhanallah wal hamdulillah wallahu akbar, sampai 33 kali.” (HR Bukhari).

OLEH HASANUL RIZQA

KHAZANAH REPUBLIKA