Bahaya Amarah, Hati-Hati Bisa Membawa Ke dalam Jurang Neraka

Bahaya Amarah, Hati-Hati Bisa Membawa Ke dalam Jurang Neraka

Sebagai manusia, rasanya wajar jika marah pada seseorang yang membuat jengkel, bersikap kurang ajar, dihina, dan lain sebagainya. Namun, meluapkan emosi secara berlebihan tidaklah dibenarkan dan dianjurkan.

Bahkan dalam Islam, marah merupakan perbuatan yang dilarang karena bisa merugikan orang lain bahkan diri sendiri. Dalam agama yang rahmatan lil’alamin ini juga banyak ayat dan hadist yang menganjurkan umat Islam menahan amarah, salah satunya terdapat pada QS. Ali Imran ayat 133-134.

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa [133] (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. [134]”

Dari ayat tersbut, jelas jika umat Islam hendaknya menjauhi sikap marah dan tetaplah bersabar menyikapi apa yang terjadi dalam hidup. Bahkan Rasulullah saw mengatakan jika orang yang pandai mengendalikan emosi atau amarah adalah orang yang paling kuat.

Seseorang yang marah bukan rupanya saja yang terlihat buruk, keadaan jiwanya pun ikut buruk bahkan jauh lebih buruk. Islam tidak serta merta melarang marah, emosi berlebih yang diluapkan juga bisa mempengaruhi kesehatan.

Pasalnya perangai tercela tersebut bisa meningkatkan risiko penyakit jantung bahkan bisa mengakibatkan stroke. Alasan ilmiahnya adalah jika seseorang marah maka tubuh pun akan mengeluarkan hormon stres yakni adrenalin dimana hormon tersebut bisa membuat detak jantung lebih cepat dari biasanya dan bisa membuat tekanan darah menjadi naik.

Lebih mengerikan jika marah bisa membawa ke dalam jurang neraka. Hal tersebut sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw.

“Tidaklah seorang marah kecuali dia akan semakin dekat dengan jurang neraka”

Sedangkan orang yang bisa menahan amarah maka akan mendapatkan balasan surga. Hal tersebut juka dikatakan oleh Rasulullah saw.

“Janganlah marah maka bagimu surga”

Lantas bagaimana cara untuk menahan amarah?

Terdapat cara yang diajarkan oleh Islam jika hendak menahan amarah diantaranya membaca kalimat ta’awudz, berusaha diam atau menjaga lisan, mengingat ayat atau hadist tentang bahaya marah, segera berwudhu atau mandi.

Selain itu, bisa juga dengan cara yang dianjurkan oleh Nabi sebagaimana HR. Ahmad, Abu Daud dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth.

“Rasulullah bersabda: ‘Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur’,”

Melihat dari bahaya yang bisa diakibatkan oleh amarah, tentunya kita sebagai umat muslim hendaknya bisa menahan dan terus melatih rasa sabar. Menjauhkan diri sepenuhnya dari rasa amarah yang tercela dan senantiasa bersikap sabar yang terpuji hingga menjadi kebiasaan tentunya hanya bisa didapat dengan jalan ruhani, sebab melalui jalan tersebutlah nafsu amarah bisa dikalahkan serta dikendalikan oleh akal dan hukum. Wallahu alam bish-shawab.

ISLAM KAFFAH