Batu Hitam yang Mulia

Sebagian besar umat Islam berusaha menciumnya sebagaimana dicontohkan Rasulullah.

Hajar Aswad yang bermakna batu hitam adalah sebuah batu yang sangat dimuliakan. Ia merupakan jenis batu ruby, yang berasal dari Surga. Sebagian besar umat Islam, terutama yang menunaikan ibadah haji, berusaha untuk menciumnya, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Umar bin Khathab RA pernah menyatakan, Rasulullah SAW sendiri pernah menciumnya. Saat Umar bin Khathab berada di hadapan hajar aswad dan menciumnya ia berkata, ”Demi Allah, aku tahu bahwa engkau hanyalah sebongkah batu. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah SAW menciummu (Hajar Aswad–Red), niscaya aku tidak akan menciummu.” (Hadis No 228 Kitab Shahih Muslim).

Hajar Aswad terletak di sudut sebelah tenggara Ka’bah, yaitu sudut tempat memulai Tawaf, atau sebelah kiri Multazam (tempat dikabulkannya doa yang terletak di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah).

Menurut sejumlah sumber, batu hitam ini berukuran sekitar 10 sentimeter (cm) dengan luas lingkaran pita peraknya sekitar 30 cm. Tingginya dari lantai dasar Masjid al-Haram sekitar 1,5 meter. Karena pernah dipukul, akibatnya batu Hajar Aswad pun pecah. Pecahannya berjumlah delapan buah dengan ukuran yang sangat kecil. Mereka yang ingin menciumnya, harus memasukkan kepalanya ke dalam lingkaran pita berwarna perak mengkilat.

Dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwa Aisyah RA bertanya kepada Nabi SAW mengenai dinding di sebelah Ka’bah, ”Mengapa mereka tidak memasukkannya ke dalam Baitullah?” Beliau bersabda, ”Sesungguhnya kaummu kekurangan biaya (dana).” Aisyah bertanya, ”Lalu mengapa pintunya naik ke atas?” Beliau menjawab, ”Kaummu melakukan hal itu agar mereka dapat memasukkan dan mencegah orang-orang yang mereka kehendaki. Seandainya kaummu tidak dekat dengan masa jahiliyah, aku akan memasukkan dinding itu ke dalam Baitullah, dan akan aku lekatkan pintunya ke bumi.” (HR Bukhari).

Sebagian besar umat Islam meyakini, bahwa berdoa di sekitar Hajar Aswad akan dikabulkan. Abdullah bin Amr bin Ash RA mengatakan bahwa ketika batu Hajar Aswad itu turun, dia lebih putih daripada perak. Dan seandainya dia tidak tersentuh oleh kotoran-kotoran jahiliah, niscaya setiap orang sakit, dengan penyakit apa pun, yang menyentuhnya akan sembuh.

Bahkan, ada yang meyakini bahwa dengan mengunjungi dan menyentuhnya, maka niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya. Ali bin Abi Thalib Ra meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda kepada Abu Hurairah RA, ”Wahai Abu Hurairah, sesungguhnya pada Hajar Aswad itu terdapat 70 malaikat tengah memohonkan ampun (kepada Allah) untuk orang-orang Muslim dan mukmin dengan tangan-tangan mereka, seraya rukuk, sujud, dan bertawaf. Ia akan memberi kesaksian pada hari kiamat bagi siapa saja yang memegangnya dengan penuh keyakinan dan benar.”

Ketika Salman Al-Farisi RA tengah berada di antara Zamzam dan maqam (tempat berpijak) Ibrahim, dia melihat orang-orang berdesakan pada Hajar Aswad. Lalu dia bertanya kepada kawan-kawannya, ”Tahukah kalian, apakah ini?” Mereka menjawab, ”Ya, ini adalah Hajar Aswad.” Dia berkata, ”Ia berasal dari batu-batu surga. Dan demi Tuhan yang menggenggam jiwaku, ia akan dibangkitkan kelak dengan memiliki sepasang mata, satu lisan, dan dua buah bibir, untuk memberikan kesaksian bagi orang-orang yang pernah menyentuhnya secara hak (benar).”

Yang terpenting dan harus menjadi perhatian umat Islam, kendati terdapat berbagai kemuliaan pada Hajar Aswad, umat Islam diimbau untuk tetap menjaga hati dan keimanan kepada Allah SWT saat menyentuh atau menciumnya agar tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang menyekutukan Allah.

*berbagai sumber/dia

*Artikel ini telah dimuat di Harian Republika, Minggu, 04 Oktober 2009

IHRAM