Berburu Zamzam Pakai Botol di dalam Masjidil Haram

Siapa yang tak kenal Air Zamzam? Air berkhasiat bagi umat manusia tersebut telah hadir sejak zaman Nabi Ibrahim AS, yang hingga kini masih mengalir tiada berkurang sedikit pun, bahkan bertambah meski telah diminum manusia yang tak terhitung jumlahnya.

Air Zamzam menjadi pilihan utama bagi semua jamaah yang berkunjung di Masjidil Haram, Makkah maupun di Masjid Nabawi, Madinah. Pihak masjid menyediakan air Zamzam dengan kran mulai dari pintu masuk gerbang masjid hingga di dalam masjid.

Jamaah haji dan umrah dari berbagai dunia, takkan melewatkan air zamzam tatkala pulang ke rumahnya setelah beribadah umrah dan haji. Jamaah umrah yang hadir setiap hari di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram yang jumlahnya selalu padat merayat dapat dinyakini meminum air zamzam saat masuk dan keluar masjid.

Untuk lebih afdal ketika pulang ke rumah, banyak jamaah sengaja menyediakan botol-botol air meniral dengan berbagai ukuran, untuk diisi air zamzam asli dari kran yang telah disediakan. Setiap melaksanakan shalat lima waktu, jamaah berburu air Zamzam untuk disimpan dalam botol air mineral.

Jumlah jamaah umrah memasuki bulan Rajab hingga Senin (17/4) semakin membeludak, terutama dari Indonesia. Sangat kentara sekali kalau jamaah berasal dari Indonesia. Setiap ke masjid selalu membawa kantong plastik berisi botol-botol air mineral kosong. Setelah shalat botol-botol sudah penuh air Zamzam.

Usman, salah seorang jamaah umrah Indonesia dari biro perjalanan haji dan umrah PT Nur Rani Al-Waali (NRA) berencana membawa pulang botol-botol kemasan berisi air mineral sebanyak delapan botol ukuran 600 mililiter.

“Saya sengaja menyediakan setiap pergi shalat ke masjid bawa satu-dua botol untuk diisi air Zamzam,” kata Usman.

Kalau Usman berburu air Zamzam baik di Madinah maupun di Makkah di sembarang tempat kran air baik di dalam maupun luar masjid. Sedangkan Husni, berbeda lagi. Ia ingin berburu air Zamzam khusus yang berada dalam gentong di dalam masjid dengan berbagai alasan yang dibuatnya.

“Kalau di dalam masjid di dalam gentongnya boleh jadi asli dari sumurnya, tapi kalau yang di luar belum tentu karena bebas mengambilnya,” kata Husni jamaah umrah lainnya.

Di Masjidil Haram, Makkah, jamaah mengambil air dalam dimasukkan ke dalam botol selalu kucing-kucingan dengan askar yang berjaga dan berpatroli di dalam masjid. Berdasarkan pantauan Republika.co.id, para jamaah yang akan mengambil air zamzam telah membawa kantong berisi botol didahuli dengan minum pakai gelas. Setelah aman dari petugas, mereka memasukkan air dalam gelas dimasukkan ke botol satu persatu hingga penuh.

“Kalau ketahuan pakai botol diusir askar. Jadi harus sembunyi-sembunyi,” ujar Rima, salah seorang jamaah umrah Indonesia.

Ustaz Jaswadi, pembimbing jamaah umrah (mutowwif) dari NRA mengatakan, saat ini, alat yang berada di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah sudah canggih. Jadi, menurut dia, tidak perlu lagi jamaah harus melilitkan lakban berwarna coklat di botol air mineral, tujuannya agar tidak terdeteksi alatnya.

“Sekarang sudah canggih, bukan seperti dulu lagi botol-botol berisi air Zamzam diselimuti lakban, pasti ketahuan,” ujarnya Jaswadi kepada Republika.co.id.

Ia menyarankan jamaahnya agar membawa botol-botol ukuran sedang paling banyak delapan botol saja, dimasukkan di tas tangan yang dibawa ke kabin pesawat, bukan ke dalam tas koper besar di bagasi.

“Kalau pun tidak boleh, langsung ditinggal saja botol dalam tas ‘jinjingan’. Tapi kalau dalam tas koper, bisa disuntik untuk mengeluarkan airnya, isi tas jadi basah,” katanya.

 

sumber: IHRAM