Berdebat

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik” (QS. An-Nahl:
125).

Menjelang pemilihan kepala daerah, sudah lumrah dilakukan debat tentang visi, misi, dan program-program atau janji-janji yang akan dilaksanakan oleh para kandidat. Banyak uang, pikiran, waktu dan tenaga dihabiskan untuk acara debat. Namun seringkali debat kurang membawa hasil seperti yang diharapkan.

Dikatakan tak membawa hasil karena tak semua hasil debat dilaksanakan dengan sepenuh hati. Bahkan, pola debat cenderung menjelek-jelekkan calon lain, yang bisa menghasilkan luka di dalam hati yang lama. Sehingga tak ada pelajaran baik yang diperoleh oleh rakyat penonton.

Maunya debat dilakukan untuk mengarahkan pada upaya menuju dan menetapi jalan yang diridhai Allah. Allah sudah mengarahkan bahwa kepemimpinan adalah amanah besar, yang pasti akan diminta pertanggungjawaban di kemudian hari. Sehingga setiap janji atau program yang ditawarkan dalam proses debat disertai dengan rasa takut kepada Allah. Bila tidak, akan mudah saja berbohong atau mengimingi rakyat dengan program-program yang tak realistis untuk dijalankan nantinya.

Selanjutnya, rasa takut kepada Allah akan membuat para kandidat tak berani menjelek-jelekkan calon lain. Semua sama di hadapan Allah, kecuali yang bertaqwa. Sehingga pendebat yang bertaqwa akan berusaha mengontrol lidahnya, dan cenderung menggunakan lisan dengan cara yang baik dan penuh tanggungjawab dalam mengeritisi program-program yang akan ditawarkan masing-masing.

 

Oleh Jarjani Usman

sumber:Serambi Indoesia