Berdoa Sepanjang Ramadhan

Al-Quran diturunkan di dalam bulan Ramadhan dengan tiga fungsi utama, sebagai petunjuk (hudan), penjelas (bayyinat), dan pembeda (furqon).

Ibn Katsir menjelaskan bahwa itu semua dimaksudkan sebagai pujian Allah Ta’ala kepada Al-Quran yang diturunkan sebagai petunjuk bagi hati para hamba-Nya yang beriman, membenarkan, dan mengikutinya.

Sebagai penjelas, artinya sebagai dalil dan hujjah yang nyata dan jelas bagi orang yang memahami dan memperhatikannya. Hal ini menunjukkan kebenaran ajaran yang dibawanya, berupa petunjuk yang menentang kesesatan dan bimbingan yang melawan penyimpangan, serta pembeda, antara yang baik dan yang bathil, yang halal dan yang haram.

Menariknya, setelah menjelaskan perihal Ramadhan dan Al-Quran, pada ayat ke 186 Surah Al-Baqarah, Allah Ta’ala menjelaskan perihal keberadaan-Nya.

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawabla), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Ibn Katsir menjelaskan bahwa Allah tidak menolak dan mengabaikan doa seseorang, tetapi sebaliknya Dia Mahamendengar doa. Ini merupakan anjuran untuk senantiasa berdoa, dan Dia tidak akan pernah menyia-nyiakan doa hamba-Nya.

Hal ini dipertegas dalam sabda Nabi Muhammad ﷺ. “Sesungguhnya Rabb-mu (Allah) Maha Pemalu. Maha Dermawan. Maha Mulia, Dia malu terhadap hamba-Nya (yang berdoa dengan) mengangkat kedua tangannya kepada-Nya kemudian Dia menolaknya dengan hampa.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi).

Maksimalkan dalam Ramadhan

Apakah ada relevansi doa dengan Ramadhan? Jawabannya sangat. Rasulullah ﷺ menjelaskan hal ini dalam sabdanya.

“Ada tiga orang yang doanya tidak akan ditolak. Penguasa yang adil, orang yang berpuasa hingga berbuka. Dan, doa orang yang dizalimi. Allah akan menaikkan doanya tanpa penghalang awan mendung pada hari Kiamat dan dibukakan baginya pintu-pintu langit, dan Dia berfirman, “Demi kemuliaan-Ku, Aku pasti menolongmu meskipun beberapa saat lagi.” (HR. Ahmad).

Dengan demikian, sepanjang matahari bersinar orang yang berpuasa harus banyak memanfaatkan waktu yang dilalui dengan banyak berdoa kepada Allah. Selain Allah akan menjawab doa itu, doa juga akan memberi efek positif pada diri orang yang berdoa.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ

Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain do’a.” (HR. Tirmidzi).

Artinya, hatinya teguh, harapannya kokoh, dan kesabarannya membaja, bahwa dengan memohon, berdoa kepada Allah, kebaikan demi kebaikan pasti akan datang, baik dalam proses doa itu dikabulkan maupun saat dan setelah doa itu dikabulkan oleh-Nya.

Sunnah Para Nabi dan Rasul

Saat berbicara doa, maka sungguh di dalam Al-Quran Allah banyak menjelaskan bagaimana para hamba-hamba terkasih-Nya, dari kalangan Nabi dan Rasul tak pernah jemu, lelah, dan putus asa berdoa kepada-Nya.

Semua itu menjadi sebuah bukti bahwa kita, yang hidup sebagai umat Nabi Muhammad ﷺ benar-benar dilarang berputus asa dari rahmat Allah. Al-Quran menjabarkan bagaimana permohonan seorang hamba dan Nabi Allah yang amat sukar dalam pandangan rasio Allah kabulkan dan jadikan kenyataan.

إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاء خَفِيّاً * إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْباً وَلَمْ أَكُن بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيّاً * وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِن وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِراً فَهَبْ لِي مِن لَّدُنكَ وَلِيّاً * يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيّاً *

“Yaitu kala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut, ‘Sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, namun aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, duhai Tuhanku. Dan sungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku mandul, maka anugerahilah aku dari sisi-Mu seorang putra, yang akan mewarisiku dan mewarisi sebagian keluarga Ya’qub. Jadikanlah pula ia, duhai Tuhanku, seorang yang diridhai.’” (QS. Maryam[19]: 2 – 6).

Lihatlah kalimat Nabi Zakaria, “namun aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, duhai Tuhanku,” merupakan isyarat penting bahwa doa kita pasti akan dikabulkan selama tidak tergesa-gesa dan tidak putus asa.

Sebagaimana ditegaskan oleh Nabi ﷺ “Akan dikabulkan doa salah seorang di antara kalian selama ia tidak minta dipercepat, yaitu ia mengatakan, ‘Aku sudah berdoa, tetapi tidak dikabulkan.”(HR. Bukhari).

Jadi, mari jadikan Ramadhan 1441 H ini sebagai kesempatan indah dan peluang emas untuk mendapatkan pertolongan Allah dengan senantiasa berdoa hanya kepada-Nya. Insya Allah segala hajat kebaikan dunia dan akhirat, akan Allah berikan pengabulan. Allahu a’lam.*/Imam Nawawi Penulis Buku Sabar Membawa Nikmat Mengangkat Derajat

HIDAYATULLAH