5 Cara Islam Atasi Monopoli Kekayaan di Kalangan Umat Islam

Bolehkah Umat Islam Belanja Menggunakan Diskon Hari Natal?

Seperti halnya saat hari lebaran umat Islam, seperti Idul Fitri, pada saat perayaan Natal di pusat-pusat perbelanjaan digelar diskon atau potongan harga. Tentu saja diskon tersebut tidak hanya dinikmati oleh kaum Kristiani saja, melainkan juga dimanfaatkan oleh pemeluk agama lain, seperti penganut agama Islam.

Lalu, bagaimana hukum belanja menggunakan diskon Natal? Pertanyaan seperti ini penting dikemukakan beserta jawabannya, sebab bagi sebagian umat Islam yang alergi dengan segala sesuatu yang berbau Natal kerap melontarkan pernyataan keharaman belanja menggunakan diskon Natal.

Penjualan barang dengan diskon atau potongan harga sangat dianjurkan oleh Nabi, karena memudahkan dan meringankan terhadap seseorang dalam jual beli.

“Allah menyayangi orang-orang yang memudahkan dalam menjual, membeli dan mengadili”. (HR. Bukhari)

Lebih jelas, Imam Ahmad bin Hanbal pernah ditanya tentang hukum membeli barang saat perayaan Natal, yang umumnya ada diskonnya (diskon Natal). Beliau menjawab, boleh-boleh saja.

Hal senada juga disampaikan oleh Ibnu Hajar al Haitami, seorang ulama dari kalangan madhab Syafi’i. Menurutnya, secara umum umat Islam boleh meniru perbuatan orang kafir selama tidak berniat mengikuti dan mengimani kekafiran mereka. Maka, memberikan diskon atau belanja menggunakan diskon Natal tidak dilarang, selama tujuannya bukan mengikuti keyakinan mereka.

Sudah cukup jelas, pedagang muslim memberikan diskon Natal hukumnya boleh. Demikian pula, umat Islam dibolehkan berbelanja menggunakan diskon Natal. Disamping anjuran dari Nabi, memberi potongan harga atau diskon pada momen tertentu, seperti perayaan Natal, merupakan bentuk penghormatan terhadap saudara sebangsa dengan memudahkan mereka memperoleh barang yang diinginkan.

ISLAM KAFFAH