Buah Delima dalam Islam

Delima disebut sebagai buah surga (ar-Rahman: 68) yang tumbuh di bumi sebagai tanda kebesaran Allah, Mahapencipta langit-bumi beserta isinya (al-An’am: 99 dan 141). Buah ini kerap disejajarkan dengan kurma.

Ibnu Kasir dalam tafsirnya menjelaskan, kurma dan delima adalah buah yang lebih unggul dibandingkan lainnya. Tradisi kedokteran Islam dulu juga memanfaatkan delima untuk pengobatan, seperti yang dilakukan ar-Razi (854–925) dan Ibnu Sina (980-1037). Manfaat pengobatan buah ini tersebar luas ke berbagai penjuru dunia, seperti di timur, mediterania, dan Afrika. Delima tercatat dalam obat-obatan yang menyembuhkan 15 penyakit (Levin GM: 2006).

Perpustakaan al-Hambra di Granada memiliki gerbang delima yang dibangun pada 1536. Perancangnya adalah arsitek yang pernah membangun istana Kaisar Romawi Charles V (1500-1558), Pedro Machuca (1490-1550). Bangunan itu berupa batu-batu yang saling menguatkan dengan ukiran kotak-kotak.

Bagian pinggir bawah kiri dan kanan terdapat pintu pejalan kaki. Bagian kanan mengarah ke Menara Crimson, Auditorium Manuel de Falla, dan Villa Martyr. Jalur lainnya adalah jalan menuju bagian selatan tembok al-Hambra. Sedangkan tengahnya adalah gerbang besar untuk dilewati kendaraan. Bagian atasnya berbentuk cekungan khas bangunan tua barat dan Timur.

Atapnya berbentuk segi tiga dengan sepasang pilar besar sebagai kakinya menancap ke tanah. Di bagian atasnya terdapat tiga ornamen delima berwarna putih yang sudah kusam. Ada juga patung burung yang kerap menjadi lambang kerajaan dan pasukan tentara berbagai dinasti.

Oleh: Erdy Nasrul dari Makkah

REPUBLIKA