Bukti Para Nabi Sebelum Nabi Muhammad dan Pengikutnya juga Muslim

Bukti Para Nabi Sebelum Nabi Muhammad dan Pengikutnya juga Muslim

Nabi Muhammad SAW merupakan nabi yang menutup rantai kenabian sebelumnya.

Keterkaitan Nabi Muhammad SAW dengan semua nabi sebelumnya tidak dapat terpisahkan. Nabi Muhammad membawa pesan yang sama dan memimpin jalan yang sama dari Nabi Adam hingga Nabi Isa.

Nabi SAW merupakan nabi yang menutup rantai kenabian sebelumnya. Keterhubungan ini sangat ditekankan dalam Alquran, bahwa risalah yang dibawa Nabi Muhammad bukanlah hal baru.

Allah SWT berfirman, “Katakanlah (Muhammad), “Aku bukanlah Rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak tahu apa yang akan diperbuat terhadapku dan terhadapmu. Aku hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku hanyalah pemberi peringatan yang menjelaskan.” (QS Al Ahqaf ayat 9)

Di situlah, menurut Imam Ar-Razi, Nabi SAW berkata, “Aku hanyalah seorang manusia seperti seluruh pembawa risalah Allah sebelumku.”

Maka dapat dikatakan, inti dari risalah yang dibawa Nabi Adam hingga Nabi Muhammad adalah tunuk pada Keesaan Allah. Pesan atau risalah ini kemudian diejawantahkan dengan kata ‘Islam’, yang secara harfiah dalam bahasa Arab adalah keselamatan.

“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS Ali Imran ayat 19)

Ayat itu dengan jelas menyatakan bahwa Islam adalah misi utama yang diterima dari Allah kepada umat-Nya. Dalam ayat-ayat lain, Alquran menegaskan bahwa Islam telah menjadi pesan atau risalah yang dibawa oleh setiap nabi.

Allah SWT berfirman, “Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku.” (QS Al Anbiya ayat 25)

Dalam Surah Nuh ayat 59, Nabi Nuh berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang dahsyat (kiamat).”

Bahkan Nabi Nuh dengan jelas menyatakan bahwa dia adalah Muslim. “Maka jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta imbalan sedikit pun darimu. Imbalanku tidak lain hanyalah dari Allah, dan aku diperintah agar aku termasuk golongan orang-orang Muslim (berserah diri).” (QS Yunus ayat 72)

Nabi Ibrahim pun demikian. Alquran juga dengan jelasnya menyampaikan bahwa Nabi Ibrahim adalah seorang Muslim.

“Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus, Muslim dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik.” (QS Ali Imran ayat 67)

Begitu pun anak-anak Nabi Yakub yang menyatakan bahwa mereka akan menyembah Tuhan nenek moyangnya. Hal ini termaktub dalam Surah Al Baqarah ayat 133.

“Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yakub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.” (QS Al Baqarah 133)

Nabi Musa saat mengajak kaumnya untuk menyembah Allah, juga menyebut Muslim. “Dan Musa berkata, “Wahai kaumku! Apabila kamu beriman kepada Allah, maka bertawakallah kepada-Nya, jika kamu benar-benar orang Muslim (berserah diri).” (QS Yunus ayat 84)

Demikian pula Nabi Isa, yang ketika bertanya kepada kaumnya soal keimanan kepada Allah, mereka menjawab bahwa mereka adalah Muslim dan beriman kepada Allah. Penjelasan ini tercantum dalam Surah Ali Imran ayat 52.

“Maka ketika Isa merasakan keingkaran mereka (Bani Israil), dia berkata, “Siapakah yang akan menjadi penolong untuk (menegakkan agama) Allah?” Para Hawariyyun (sahabat setianya) menjawab, “Kamilah penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang Muslim.” (QS Ali Imran ayat 52)

REPUBLIKA