Calon Jamaah Haji Harus Siapkan Mental

Dr . KH. Hamdan Rasyid MA

Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Pusat yang juga dosen Pascasarjana Universitas Islam Jakarta (UIJ), Dr KH Hamdan Rasyid MA mengingatkan para calon jamaah haji Indonesia untuk mempersiapkan beberapa langkah sebelum berangkat ke Tanah Suci.

Langkah pertama, kata Pimpinan Pondok Pesantren Baitul Hikmah, Curug, Sawangan, Depok ini, yang harus dipersiapkan para calon jamaah haji adalah keikhlasan dalam melaksanakan ibadah haji. Karena ibadah haji sangat menekankan keikhlaan.

Ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Albaqarah ayat 196 yang artinya, ”Laksanakan ibadah haji dan umrah dengan sempurna, semata-mata karena Allah SWT,’‘ ujar kyai Hamdan.

Kedua, persiakan mental agar menghindari sikap rafats, fusuk dan jidal. Rafats adalah segala bentuk ucapan, perbuatan dan pikiran kotor. Fusuk adalah melanggar ketentuan-ketentuan dalam ibadah haji sedangkan jidal adalah berbantah-bantahan apalagi berkelahi.

”Intinya, ibadah haji harus mampu mengendalikan emosi baik dari perkataan, perbuatan maupun pikiran, serta tidak boleh berbantah-bantahan apalagi berkelahi,” kata pembimbing ibadah haji Maktourmenjelaskan.

Secara khusus, Kyai Hamdan menekankan soal kemungkinan terjadinya jidal atau berbantah-bantahan di Tanah Suci. Mengapa ini bisa sangat mudah meletup?

”Bisa jadi, faktor padatnya jamaah, dalam suhu yang panas, kondisi yang lelah dan lapar sehingga mudah tersulut emosi, ditambah budaya dan tradisi serta bahasa yang beragam,” jelasnya.

Sedangkan langkah ketiga yang harus dipersiapkan adalah mengikuti manasik haji agar ibadah haji dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW. ”Ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang artinya, ”Ambillah tatacara ibadah hajiku untuk kalian praktikkan,’‘ ujarnya.

Menurut Kyai Hamdan, ibadah haji itu sudah ada pakemnya, karena itu tidak boleh seorang calon jamaah haji melakukan improvisasi ibadah haji.

”Dalam manasik haji tidak hanya menekankan tatacara ibadah haji dari segi fikih, tapi perlu difahami juga aspek lainnya, seperti akidah, tasaufnya dan filosofinya, supaya bisa menghati ritual ibadah haji, karena ibadah haji penuh dengan simbul-simbul yang perlu difahami dengan benar.”

Sebelum berangkat ke Tanah Suci, Kyai Hamdan, sangat menganjurkan para calon jamaah haji melakukan taubatan nasuha yaitu dengan cara menghentikan perbuatan maksiat, menyesali perbuatan maksiat dan bertekad tidak akan mengulangi dosa-dosa yan telah lalu.

”Selain itu, para calon jamaah haji sangat dianjurkan untuk melakukan permintaan maaf kepada orang tua, saudara, tetangga, handai tolan dan para relasi. Bahkan kalau perlu dilakukan walimatussafar,” ujarnya.

Dengan kegiatan walimatussafar, diharapkan akan memotivasi orang-orang yang belum menunaikan ibadah haji, agar segera bisa berangkat ke Tanah Suci apalagi secara ekonomi sudah mampu.

Melalu walimatussafar, kyai Hamdan menambahkan, akan terjalin slaturahim dan saling memaafakan serta saling mendoakn, ”Kondisi ini membuat calon jamah haji merasa tendang dan nyaman di Tanah Air,” ujarnya.

sumber: Republika Online