Tukang Becak Naik Haji, Setiap Hari Nabung Rp 5 Ribu di Bawah Bantal

Karto memang hanyalah tukang becak. Dia membawa pulang rata-rata Rp 30 ribu per hari. Yang luar biasa, dia mampu melaksanakan ibadah haji dengan jerih payah sendiri.

 

FAJAR mulai tampak di ufuk timur. Bagi Karto, itulah saatnya membersihkan becak bututnya yang kini dimodifikasi menjadi becak motor agar tetap terlihat cling.

Ya, Karto adalah salah seorang warga Kota Santri yang berprofesi tukang becak. Setelah salat Subuh, dia mengayuh pedal becaknya dari Kecamatan Kabuh hingga 20 km ke utara Kota Jombang setiap hari.

Meski hanya mengandalkan becak kesayangannya, Karto ternyata menjadi salah seorang calon jamaah haji (CJH) dari Jombang yang melunasi BPIH tahap II. Dia bakal berangkat ke Makkah pada Agustus ini.

Perlu perjuangan ekstrakeras bagi Karto untuk mengumpulkan uang puluhan juta rupiah. ”Awalnya, sangat sulit mengumpulkan uang sambil membaginya untuk kebutuhan belanja keluarga. Bahkan, saya pernah tidak memberikan uang belanja kepada istri,’’ kenangnya.

Lelaki 67 tahun itu melanjutkan, meski awalnya hanya mampu nyelengi Rp 5 ribu per hari, dia diizinkan berangkat tahun ini karena rida Allah. ”Bahkan, saya pernah menyisihkan Rp 1.500 sehari. Karena Sang Pangeran mengizinkan, ya inilah karunia-Nya,’’ tuturnya.

Lembar demi lembar rupiah yang disisihkan Karto tersebut menyimpan cerita khusus. ”Saya kumpulkan di bawah kasur, kadang juga di bawah bantal. Kalau sudah terkumpul banyak, saya tabung (di bank, Red),’’ ujarnya.

Bertempat tinggal di rumah kayu berukuran 5 x 2 meter di Dusun Klubuk, Desa Sukodadi, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, bersama istri dan dua cucunya, Karto menuturkan bahwa kehidupannya dipenuhi perjuangan pahit. ”Sebelum saya jadi tukang becak, di sini (Dusun Klubuk, Red) merupakan tempat lokalisasi. Saya dan istri bekerja sebagai tukang parkir. Dulu sering kena razia,’’ ungkapnya.

Namun, seiring bertambahnya usia, tenaga Karto tak cukup kuat untuk mengayuh becak. Jadi, dia memodifikasi becak dengan menambah beberapa rangkaian mesin hingga menjadi becak motor. ”Setelah itu, saya agak terbantu. Menggunakan becak motor lebih mudah dan saya cukup kuat untuk bekerja,’’ ucapnya.

JAWA POS

Arab Saudi Tetapkan Uang Jaminan 400 Real per Jamaah Haji

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menyatakan semua perusahaan haji domestik harus menyetor pembiyaan sebesar 400 Real (Suadi Real/SR) per peziarah sebelum mereka melakukan pendaftaran elektronik untuk haji yang akan datang. Biaya tersebut akan berupa garansi bank sebesar 30 persen dari nilai layanan yang diberikan oleh perusahaan haji. Dan biaya itu memang harus dibayar sebelum mendaftarkan peziarah domestik melalui sistem online untuk musim ziarah mendatang.

Dan biaya tersebut harus ditransfer ke rekening kementerian melalui bank lokal yang terdaftar di Otoritas Moneter Arab Saudi. Namun, kementerian tersebut memperingatkan perusahaan haji agar tidak menaikkan harga mereka agar peziarah membayar biaya baru tersebut.

Mereka juga memerintahkan mereka untuk mengalokasikan semua pekerjaan administrasi, penerimaan dan pemrosesan data kepada orang Saudi.Proses registrasi elektronik haji dijadwalkan dimulai pada Dhul Qida 1 (24 Juli).

Mengenai alasan untuk menyetorkan dana sebesar 400 SR per peziarah adalah untuk memastikan bahwa para peziarah yang membatalkan rencana mereka untuk melakukan haji dan akan mendapatkan pengembalian dana dari perusahaan.

Melalui dana itu, maka Kementerian tersebut diperkirakan akan mampu mengumpulkan dana sebesar 86 juta SR dari bank garansi yang diberikan oleh perusahaan haji.

 

IHRAM

ZeeZee Shahab Mengubah Lelah Jadi Lillah

Keputusan menutup seluruh aurat sesuai ajaran agama kepercayaannya, sempat membuat ZeeZee Shahab merasa di bawah. Berhijab sempat membuat ZeeZee tidak mendapat tawaran pekerjaan hingga berbulan-bulan. Namun, dengan sugesti ubah lelah jadi Lillah, kini ia menjalani hidup penuh rahmat dan berkah.

“Semua dimulai ketika aku memutuskan untuk berhijrah. Hidup aku mulai terasa berubah semua. Ketika aku baru berhijab, aku jobless. Sekalinya ditawari pekerjaan, itu iklan sampo. Kalaupun film, lawan mainnya tidak pas. Sempat bertanya juga sama Allah, kenapa seperti ini,” jelas dia.

Dalam acara Power Vision: Key of Success di Menara 165 TB Simatupang, Jakarta Selatan, aktris dan host ternama itu, baru mulai menerima tawaran kerja setelah empat hingga lima bulan ia berhijab. Ia baru sadar, dan mulai mendapatkan momen-momen indah, semua terwujud karena rasa sabar yang ia terus perkuat.

“Bukan soal pekerjaan, untuk berbuat baik pun dulu ada saja halangannya. Dulu ketika mau umroh saja, ada saja halangannya. Dan akhirnya aku bisa umroh dan banyak lagi yang bisa aku lakukan, semua setelah berhijab. Semua diperlancar,” ujar dia.

Berhijrah bukanlah hal mudah bagi seorang ZeeZee, karena bukan hanya pakaiannya saja yang berubah, tetapi perilaku dan gaya hidupnya perlahan juga harus ia ubah. Termasuk dalam hal dekat dengan seorang laki-laki.

Dengan suami yang sekarang ia pilih, ia hanya mengenal dalam waktu satu bulan dan lima bulan kemudian, suaminya melamarnya dan akhirnya menikah. Dari situ, ia juga mulai menjadikan suaminya sebagai ladang ibadah. Kemanapun ia pergi dan rencanakan, ia ingin suami ikut meridhoi.

“Aku beri contoh wanita muda dan berkarier, jika sekarang sudah punya keluarga sendiri, ridho suami ini perlu. Aku dulu sempat di awal ingin buat restoran, suami nggak ridho karena ada penjualan minuman beralkohol, pasti akan failed, kata dia. Dan benar, lima bulan kemudian aku failed,” papar dia.

ZeeZee belajar, tidak hanya dia perlu berusaha, tapi perlu juga ridho dan ada amalan baik di dalamnya. Bagi dia, sukses adalah sukses dalam hal materi dan bisa bagi waktu antara kerja dan keluarga.

“Aku tipe orang, jalani dulu semua, baru dipikirikan, koordinasi sama suami, dan insya Allah baru bisa sukses. Berubah itu karena Allah. Ubah semua lelah jadi Lillah,” tutup dia.

 

REPUBLIKA

Suuzan Produktif

Ibarat kata peribahasa, “Gajah di pelupuk mata tak tampak. Semut di seberang lautan tampak.” Menemukan kesalahan orang lain jauh lebih mudah ketimbang menelisik kealpaan diri. Padahal, musuh terbesar kita adalah diri sendiri, bukan orang lain. Dalam kajian Tazkiyatun Nafs: Intisari Ihya Ulumuddin karya Hawwa S (2008), musuh terbesar adalah jiwa kita. Jiwa memiliki tabiat suka mengajak ke arah keburukan, cenderung kepada kejahatan, dan lari dari kebaikan. Karena itu, kita harus menyucikan, meluruskan, dan menuntun jiwa kita agar beribadah kepada Allah SWT dan mencegahnya dari berbagai hawa nafsu.

Jika jiwa kita abaikan maka kita tak dapat mengendalikannya. Sebaliknya, jika jiwa dididik dengan baik, ia akan menjadi jiwa yang menyesali dirinya dan jiwa yang tenang yang diajak masuk ke golongan hamba-hamba Allah dengan keadaan ridha dan diridhai. Didik dan sucikan jiwa kita karena Allah sangat mencintai orangorang yang membersihkan diri, bersih lahir maupun batin. (QS al- Baqarah: 222).

Jangan pernah sibuk menasihati orang lain sebelum menasihati jiwa diri kita sendiri terlebih dahulu. Firman Allah SWT, “Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang beriman.” (QS adz-Dzaariyaat: 55). Naifnya, jika muncul masalah, kita lebih sering mencurigai dan berburuk sangka (suuzan) kepada orang lain. Tanpa fakta dan bukti yang benar, prasangka bisa makin memperkeruh masalah. Selain itu, hubungan silaturahim antarsesama Muslim pun bisa terputus.

Suuzan itu perbuatan tercela. Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang beriman! Jauhilah kalian dari kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu, kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.” (QS al-Hujurat: 12).

Dalam konteks senada, Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah prasangka karena prasangka itu adalah perkataan paling dusta.” (HR Bukhari Muslim). Mari kita budayakan suuzan produktif: Curigai diri sendiri! Saat kita sibuk mencurigai diri sendiri, kita jadi tak punya kesempatan berprasangka buruk pada orang lain. Kita bisa fokus menemukenali akar persoalan.

Saat akan atasi masalah, sikap mencurigai orang lain lebih sering bersifat kontraproduktif. Kita kerap dikendalikan hawa nafsu untuk mencari kambing hitam atas suatu persoalan dan merasa pihak paling bertanggung jawab adalah orang lain, bukan diri kita sendiri. Akhirnya, kita gagal menemukan solusi terbaik. Suuzan kepada orang lain merupakan sikap kontraproduktif. Sebaliknya, suuzan pada diri sendiri merupakan sikap produktif. Orang yang gemar mencurigai jiwanya sendiri bisa membuat akalnya sehat, nuraninya hidup, dan hatinya mudah diingatkan dan disadarkan jika melakukan kekeliruan.

 

Oleh: Asep Sapaat

REPUBLIKA

Ikhlas dan Dakwah

Saat kita diundang untuk memberikan tausiyah lalu kita penuhi dan kemudian menjalani syiar dakwah, maka tentu hal yang biasa dan begitulah seharusnya. Tapi, tidak ada undangan dan bahkan kita berupaya mendatangi objek dakwah lalu kita menjalani syiar dakwah, maka tentu hal ini luar biasa dan begitulah amal indah yang semestinya.

Kita berdakwah bukan karena diundang tapi kita tetap berdakwah mesti tidak diundang. Lisan kita tetap berujar nasihat penuh hikmah, meski tidak di atas podium. Kita tetap bersemangat menyampaikan ilmu-ilmu Allah dan Rasul-Nya, meski setelah itu tidak ada panitia yang salam tempel memberi fee transport. Kita tetap berdakwah sama penuh ghirah-nya, baik di perkantoran dan perkotaan ataupun di pelosok-pelosok kampung. Baik dengan jumlah jamaah yang membeludak atau hanya beberapa jamaah saja di gang-gang kecil.

Insya Allah kita bukan berkategori pendakwah air PDAM; keran air terbuka dan air akan keluar kalau sudah dibayar. Justru dakwah kita akan menjadi air hujan, yang siap mengguyur dan membasahi ruhiyah penduduk bumi, kapan pun dan di mana pun serta dalam kondisi bagaimanapun. Atau, dakwah kita akan menjadi air di tempayan besar; sesiapa saja yang haus dan butuh disilahkan mengambilnya.

Dalam hal dakwah kita belum diterima maka janganlah menyudahi amal mulia ini. Jangan lupa batu pecah bukan pada pukulan keseratus tapi karena terus dipukul. Teruslah jaga dengan istiqamah dan ikhlas. Saatnya kita memuhasabah harakah dakwah yang sudah kita jalani ini. Terutama dalam hal keikhlasan. Kita barangkali yang kurang dalam ikhlas sehingga dakwah kita pun sulit diterima di masyarakat, termasuk orang-orang dekat kita.

Ingat, ikhlas itu sebab paling besar diterimanya suatu penyampaian. Sindir al-Baihaqi dalam Al-Madkhal ila ‘Ilmi As- Sunan, “Kenapa perkataan ulama salaf di masa silam lebih terasa manfaat daripada perkataan kita?” Jawabnya, “Karena mereka ketika berucap hanya untuk meraih kejayaan Islam, supaya diri mereka mendapat keselamatan dan mereka hanya cari ridha Ar- Rahman. Sedangkan, kalau kita berucap lebih dominan untuk mencari popularitas, hanya cari kepuasan dunia dan cuma berbicara menyesuaikan selera manusia yang mendengar.”

Ikhlas dalam dakwah akan membuat amalan itu lebih langgeng. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Segala sesuatu yang tidak didasari ikhlas karena Allah, pasti tidak bermanfaat dan tidak akan kekal.” (Dar-ut Ta’arudh Al ‘Aql wan Naql, 2: 188).

Coba lihat Imam Nawawi, meskipun umurnya singkat, namun ilmunya terus kekal dan langgeng. Karya beliau yang begitu masyhur, seperti Hadits Arba’in An-Nawawiyah, Riyadhus Sholihin dan Syarh Shahih Muslim. Bahkan, kita dapati beliau punya karya dalam berbagai bidang ilmu. Itu semua beliau lakukan karena hanya ingin meraih ridha Allah, bukan ingin disebut orang paling cerdas, paling berilmu dan saleh. Bukan pula ingin meraih gelar mentereng dengan gemerlap dunia semata. Wallahu A’lam.

OLEH: Ustaz Arifin Ilham

REPUBLIKA

Membahagiakan Isteri Melancarkan Rezeki

MENDAPATKAN isteri yang ideal mungkin adalah impian para lelaki. Begitupun dengan wanita, siapa wanita yang tidak ingin memiliki suami saleh dan sesuai kriteria ideal yang didambakan.

Namun kita tahu bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Kita hanya bisa mengusahakan agar dapat menjalankan peran masing-masing semaksimal mungkin dan sesuai dengan apa yang diridhai Allah taala.

Ada sebuah nasihat bagi seorang suami. “Bahagiakanlah isteri karena membahagiakan isteri dapat melancarkan rezeki.” Benarkah demikian? Berikut sifat-sifat isteri yang bisa jadi akan mendatangkan rezeki bagi suaminya:

# 1. Wanita yang taat pada Allah dan rasul-Nya.

Ada empat faktor yang menjadi pertimbangan sebelum menikahi seorang wanita, yaitu karena (1) kecantikannya, (2) keturunannya, (3) hartanya dan (4) agamanya. Kita diperintahkan untuk memilih wanita karena faktor agamanya, beruntung sekali jika bisa mendapatkan keempatnya.

Wanita yang taat pada Allah dan Rasul-Nya akan membawa rumah tangga menuju surga, menuju ketentraman. Rumah tangga yang tentram, nyaman, bahagia adalah rezeki yang sangat berharga. Rumah tangga yang dinahkodai suami yang saleh didampingi istri yang salehah akan menjadikan rumah tangga itu berkah, menghasilkan anak-anak yang saleh / salehah, mendapatkan ridha dan rahmat Allah.

# 2. Wanita yang taat pada suaminya.

Jika aku boleh menyuruh seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku akan menyuruh seorang isteri untuk sujud kepada suaminya (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Sepanjang perintah suami tidak bertentangan dengan agama, maka isteri wajib mentaatinya. Ketaatan seorang isteri pada suaminya akan membuat hati suami tenang dan damai dan bisa menjalankan kewajibannya mencari rezeki yang halal untuk keluarga. Akan halnya wanita yang berkarier di luar rumah bisa tetap bekerja sepanjang suaminya mengizinkan dan kewajibannya untuk menjaga diri dengan baik di tempat kerja.

“Laki-laki adalah pemimpin atas wanita karena Allah telah melebihkan sebagian dari mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan dengan sebab sesuatu yang telah mereka (laki-laki) nafkahkan dari harta-hartanya. Maka wanita-wanita yang saleh adalah yang taat lagi memelihara diri di belakang suaminya sebagaimana Allah telah memelihara dirinya”. (Q.S. An Nisa : 34).

# 3. Wanita yang melayani suaminya dengan baik.

Tugas utama isteri adalah menjalankan tugas rumah tangga dengan sebaik-baiknya, melayani suami dengan baik serta mendidik anak-anaknya. Isteri yang baik berusaha melayani suaminya dengan baik seperti menyiapkan makanannya, menyiapkan keperluannya, memenuhi kebutuhan biologisnya, menjaga perasaan suaminya jangan sampai suaminya terluka karena sikapnya.

Wanita yang demikian akan menjadi kesayangan suaminya dan bisa menjadi partner yang baik dalam mewujudkan rumah tangga yang sakinah dan menarik hal-hal positif dalam rumah tangganya, termasuk rezeki bagi suaminya.

# 4. Wanita yang berhias hanya untuk suaminya.

“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salehah” (H.R. Muslim).

Adalah sifat wanita yang suka bersolek dan berhias, tapi wanita yang saleh hanya berhias dan menampakkan perhiasan untuk suaminya. Wanita yang jika dipandang suaminya selalu menyenangkan dan tahu bagaimana menyenangkan suaminya. Wanita yang bahkan malaikat pun mendoakannya akan memudahkan rezeki datang padanya.

# 5. Jika ditinggal menjaga kehormatan dan harta suami

Saat suami keluar mencari nafkah, isteri yang ditinggalkan di rumah harus menjaga kehormatannya, menjaga dirinya dari tamu yang tidak pantas, membatasi keluar rumah jika tidak terlalu penting. Harta suami yang dititipkan padanya dipergunakan pada hal-hal yang bermanfaat dengan seizin suaminya. Wanita seperti ini memudahkan rezeki masuk ke dalam rumahnya sebagai upah dari ketaatannya kepada Allah dan kesetiaan pada suaminya.

# 6. Wanita yang senantiasa meminta ridha suami atasnya

Wanita ini tahu bagaimana menyenangkan hati suaminya. Menjaga sikap dan perilaku agar tidak menyinggung dan melukai perasaan suaminya. Dia selalu berusaha agar suaminya tidak marah padanya. Dia tidak akan pergi tidur dalam keadaan marah atau meninggalkan suaminya dalam keadaan marah sampai memperoleh maafnya. Mengajak suaminya bercanda untuk menceriakan perkawinannya. Berusaha mendidik anak-anaknya dengan baik. Menjaga rahasia perkawinan dari orang lain.

“Maukah kalian kuberitahu isteri-isteri yang menjadi penghuni surga yaitu isteri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya, dimana jika suaminya marah dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata ” Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha” (H.R.An Nasai).

Isteri seperti ini adalah isteri yang dimudahkan rezekinya melalui tangan suaminya karena amalan dan kesetiaan pada suaminya,

# 7. Wanita yang menerima pemberian suami dengan ikhlas

Wanita yang tidak pernah mengeluh berapapun rezeki yang dibawa pulang suaminya. Selalu ikhlas menerima dan menghargai apapun yang diberikan suami kepadanya. Banyak disyukuri sedikit pun diterima dengan ikhlas. Wanita seperti ini adalah wanita yang mensyukuri rezekinya. Allah sudah menjanjikan bahwa jika kita bersyukur Dia akan menambah rezeki kita. Wanita yang bersyukur dan ikhlas rezekinya senantiasa bertambah baik kuantitas maupun keberkahannya yang akan diberi Allah langsung padanya ataupun melalui suaminya.

# 8. Wanita yang bisa menjadi partner meraih ridha Allah.

Wanita yang menjadikan rumah tangganya sebagai ibadah, pengabdiannya kepada Allah. Bisa menjadi teman diskusi yang berimbang bagi suami. Bisa melakukan koreksi dan menyampaikan dengan lembut kepada suaminya. Mendengarkan nasihat dan kata-kata suaminya dengan penuh perhatian. Sebelum melaksanakan ibadah sunnah seperti puasa sunnah meminta izin kepada suaminya dan tidak melaksanakan jika tidak diizinkan. Bisa menjadi pendorong dan motivator suami untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Itulah mengapa ada kalimat ” dibalik pria yang sukses ada wanita hebat di belakangnya”. Karena wanita seperti ini adalah rezeki utama suaminya.

# 9. Wanita yang tak pernah putus doa untuk suaminya.

Wanita yang bersyukur adalah wanita yang menerima semua kehendak /takdir Allah padanya tapi tetap berusaha melakukan yang terbaik termasuk dengan mendoakan suami dan anak-anaknya agar sukses dunia akhirat. Wanita ini tidak pernah putus doa, tapi menjadikannya sebagai rutinitas harian, penghias bibir setelah shalat. Wanita ini tahu bahwa rezeki suaminya akan ditambah dan diberkahi jika dirinya senantiasa melibatkan Allah pada langkah suaminya melalui doa-doa yang dipanjatkannya setiap hari.

Dan betapa beruntungnya seorang laki-laki jika bisa mendapatkan isteri dengan ciri-ciri seperti di atas. Jika pun isteri ternyata belum memiliki ciri-ciri seperti di atas adalah tugas suami untuk mendidik isterinya, karena isteri adalah tanggung jawab suaminya dan dia akan ditanya di akhirat tentang hal itu. Wallahu alam. [kabarmuslimah]

MOZAIK

Keterkaitan Anak dan Orang Tua

SALAH satu alasan mengapa kita harus menjadi orang tua yang baik adalah karena kita bertanggung jawab atas baiknya kehidupan anak kita kelak. Memiliki banyak anak bukanlah sebuah prestasi, sebagaimana tak memiliki anak bukanlah sebuah aib. Memiliki anak yang baik atau ikut membantu generasi masa depan dengan baik itulah yang menjadi prestasi.

Sudah sering saya jelaskan bahwa masa depan anak sangat ditentukan oleh karakter, sikap dan perbuatan orang tuanya. Kali ini saya ingin sekali menukil sebuah ungkapan sastra Arab yang berkaitan dengan hal ini “Anak kecil itu tumbuh atas dasar apa yang ada pada orang tuanya# Sesungguhnya akar, di atasnyalah pohon itu tumbuh berkembang.”

Orang tua yang tidak pandai menata diri bukanlah orang tua yang baik. Orang tua yang tak peduli pada karakter diri dan karakter anak adalah orang tua yang tak berkarakter baik. Orang tua yang hanya fokus pada urusan perut adalah orang tua yang salah jalan yang perlu diingatkan dan dibimbing.

Sungguh orang tua punya peran penting dalam mempersiapkan generasi mendatang yang lebih baik. Kalau begitu, kita semua dan pemerintah kita sungguh perlu membangun dan mengembangkan sekolah khusus orang tua.

 

MOZAIK

Mempersiapkan Anak Menghadapi Zamannya

KETIKA safari dakwah di Australia bulan lalu, ada banyak pertanyaan tentang bagaimana cara tepat mendidik anak agar tauhid, ibadah dan akhlaknya benar, baik dan indah. Sebagian dari orang tua benar-benar khawatir anaknya tidak paham pola kehidupan Islam. Ini adalah sebuah kekhawatiran yang positif. Lembaga apa yang kira-kira paling tepat untuk mewadahi anak kita dalam menemukan identitas keislamannya?

Kekhatiran orang tua di Australia itu sesungguhnya dirasakan pula oleh orang tua di Indonesia, saat keprihatinan akan memudarnya nilai agama dan budaya mulai tampak berproses di kalangan generasi muda. Lembaga apa yang kira-kira paling tepat dan dianggap paling aman dalam mengantarkan anak pada gerbang tradisi Islami itu. Banyak orang tua, termasuk saya, yang menjatuhkan pilihan pada lembaga pesantren, yakni pesantren yang mengajarkan nilai-nilai progresif, kesantunan dan moderasi.

Lalu muncul pertanyaan sejak usia berapa anak kita perlu dimasukkan pesantren. Jawabannya bisa beragam sesuai dengan pola pandang dan beberapa faktor lainnya. Yang paling menentukan adalah nuansa psikologis keluarga. Ada keharuan, kerisauan dan keengganan untuk berpisah dengan buah hati, anak kita. Keluarga yang tak biasa mengalami hubungan berjarak antar anggota keluarga biasanya sulit sekali untuk berpisah jarak.

Saya saja sebagai orang yang sering bepergian jauh dari keluarga merasa berat sekali untuk melepas anak ketiga saya yang hari ini akan berangkat mondok. Selepas subuh tadi anakku itu memelukku dan menangis di pundakku. Kutegarkan di hadapannya, namun setelah saya masuk kamar, air mata tak bisa ditahan lagi. Haru, sayang, dan rindu selalu bahkan sebelum berpisah.

Meskipun demikian, dia harus berangkat mondok, mendulang ilmu agama, menghafalkan firman Allah dan membentuk kepribadian Islami. Berangkatlah anakku, boleh engkau jauh dari sisi jarak denganku. Namun dirimu, jiwamu, ada dekat di dalam hatiku selalu. Salam, AIM.

 

MOZAIK

Kelahiran Imam Besar Hadis

Bulan Syawal menjadi momentum beberapa peristiwa penting dalam sejarah Islam. Pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Aisyah RA terjadi di bulan Syawal. Beberapa peperangan, seperti Khandaq, Uhud, dan Hunain, juga terjadi di bulan ini.

Salah satu tonggak bersejarah lainnya dalam bulan Syawal adalah kelahiran imam besar dalam bidang hadis. Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari atau yang terkenal dengan sebutan Imam Bukhari lahir di bulan Syawal.

Sang Imam lahir tepatnya pada 13 Syawal 194 H di Bukhara, sebuah daerah di tepi Sungai Jihun,  Uzbekistan. Ayahnya, Ismail, adalah seorang ulama yang saleh. Bukhara, yang juga disebut sebagai daerah Ma Wara an-Nahr, memang banyak melahirkan ilmuwan-ilmuwan Muslim.

Selain Imam Bukhari, beberapa ulama yang lahir di Bukhara adalah Abdul Rahim bin Ahmad al-Bukhari dan Abu Hafs al-Bukhari. Imam Bukhari lahir dengan lingkungan yang memiliki semangat tinggi dalam menuntut ilmu. Sejak kecil, Imam Bukhari sudah menunjukkan bakat-bakat kecerdasan.

Ketajaman ingatan dan hafalannya melebihi anak-anak seusianya. Saat berusia 10 tahun, Imam Bukhari berguru kepada ad-Dakhili, seorang ulama ahli hadis. Sang Imam tidak pernah absen belajar hadis dari gurunya itu.

Setahun kemudian ia mulai menghafal hadis Nabi SAW. Saat itu ia sudah ditunjuk untuk mengoreksi beberapa kesalahan penghafalan matan maupun rawi dalam sebuah hadis yang diucapkan gurunya. Pada usia 16 tahun ia sudah mengkhatamkan hafalan hadis-hadis di dalam kitab karangan Waki al-Jarrah dan Ibnu Mubarak.

Imam Bukhari tak berhenti hanya belajar pada satu guru saja. Siapa pun dia jika dipandang memiliki kapasitas dalam sebuah hadis akan dijadikan guru meski orang tersebut adalah temannya sendiri. Imam Bukhari disebut memiliki lebih dari seribu guru. Ia sendiri pernah berujar bahwa kitab fenomenalnya, Jami’as as-Sahih, dikumpulkan dari menemui lebih dari 1.080 guru pakar hadis.

Pengarang Fathur Bari, sebuah kitab yang mensyarah Sahih Bukhari, Ibnu Hajar al-Asqalani mengungkapkan, guru-guru Imam Bukhari bisa dibagi menjadi lima tingkatan. Mulai dari para tabiin hingga kawan-kawan seangkatan yang bersama-sama menimba ilmu hadis.

Imam Bukhari dikenal sangat objektif dalam memberi penilaian terhadap para gurunya itu.  Penilaian ini dimaksudkan untuk menentukan dapat diterima atau tidak sebuah hadis yang ia dapatkan.

Imam Bukhari terkenal gigih dalam memburu sebuah hadis. Jika ia mendengar sebuah hadis, maka ia ingin mendapat keterangan tentang hadis itu secara lengkap. Ia harus bertemu sendiri dengan orang yang meriwayatkan hadis tersebut. Dalam mengumpulkan hadis-hadis itu, Imam Bukhari melanglang buana mulai daerah Syam, Mesir, Aljazair, Basra, menetap di Makkah dan Madinah selama enam tahun, Kufah, dan Baghdad. Tak jarang beliau bolak-balik ke tempat tersebut karena mendapati keterangan baru atau hadis baru.

Perjalanan panjang itu akhirnya membuat sang Imam dapat mengumpulkan sedikitnya 600 ribu hadis. Dari angka tersebut, 300 ribu di antaranya dihafal. Hadis-hadis yang dihafal itu terdiri dari 200 ribu hadis tidak sahih dan 100 ribu hadis sahih.

Jumlah yang banyak itu tidak lantas dimasukkan semua dalam Sahih Bukhari. Dari 100 ribu hadis yang  sahih, ia hanya mencantumkan 7.275 hadis dalam kitab tersebut. Jumlah ini diseleksi dengan metode yang sangat ketat. Karena itu, tak mengherankan jika para ulama menempatkan Sahih Bukhari sebagai kitab pertama dalam urutan kitab-kitab hadis yang muktabar.

Selama hidup, selain Jami’as as-Sahih, Imam Bukhari juga menulis kitab-kitab lain seperti Tarikh as-Sagir, Asami as-Sahabah, al-Kuna, dan al-‘Illal yang kesemuanya membahas tentang hadis.

 

REPUBLIKA

Misteri Laut dan Kisah Ekspedisi The Challenger

Bumi disebut sebagai Planet Biru bukan tanpa sebab. Planet yang sudah mulai tua ini memiliki lebih dari 70 persen wilayah lautan. Tak heran jika bumi kita akan tampak berwarna biru jika dilihat dari angkasa.

Menjelang abad ke-19, para pelaut dan ilmuwan mulai sadar bahwa begitu banyak misteri bawah laut yang belum mereka ke tahui. Upaya Angkatan Laut Kerajaan Inggris untuk memetakan semua garis pantai bumi pada pertengahan abad ke-19 membuka mata mereka betapa dalam laut itu. Untuk membuktikannya, Kerajaan Inggris merencanakan ekspedisi membahayakan dengan kapal HMS Challengers pada 1872. Kapal ini dimodifikasi untuk penelitian. Kapal pun dilengkapi dengan laboratorium kimia dan alam.

Kapal ini dipimpin Kapten George Nares. Di dalam the Challenger, ada para pene liti dan ahli botani dari Inggris Raya. Se mua kru dan petugas berjumlah 247 orang. Mereka bekerja di bawah pengawas an Charles Wyvelle Thomson dari Univer sitas Edinburgh. Ketika kembali, mereka hanya tersisa 144 orang. Banyak di antara kru kapal yang meninggal dunia, berpisah di perjalanan hingga melakukan desersi dalam tugas.

Kapal mulai berlayar pada 21 Desem ber 1872 dari Portsmouth, Inggris. Pada Januari 1873, kapal sempat singgah di Lisa bon dan Gibraltar. Kapal kemudian berlayar ke Kepulauan Kanari, Medeira, hingga Bermuda. Kapal juga berputar ke arah se latan menuju Salvador di Brasil. The Challenger melanjutkan petualangannya hingga ke Melbourne, Australia, Selandia Baru, dan daerah pasifik, seperti Kepulau an Tonga dan Fiji.

The Challenger juga singgah ke Cina dan Hong Kong sampai ke Kepulauan Arafuru dan Papua Nugini. Kapal ini juga me nyinggahi wilayah nusantara, seperti Laut Banda, Kepulauan Ambon hingga Ternate. Kapal lantas bergerak ke utara hingga melintasi Sulawesi menuju Filipina. Tempat terakhir the Challenger melabuhkan sauh nya sampai di Kepulauan Carolina dan Mariana. Kapal pun sampai di Pelabuhan Yokohama, Jepang, pada April 1875.

Setelah singgah di ratusan tempat di seluruh bumi, kru Challenger menghasilkan temuan dari 360 stasiun pengamat. Mereka mengukur kedalaman, temperatur di kedalaman berbeda, mengamati cuaca dan kondisi laut, mengumpulkan biota laut. Mereka menggunakan alat keruk dan pukat untuk mengumpulkan biota laut.

Alat keruk itu menggali di dasar laut. Lebih dari 4.000 spesies yang tidak dikenal saat itu ditemukan dalam ekspedisi ini. John Murray, supervisor publikasi hasil riset the Challenger bahkan menggambarkan laporan tersebut menjadi temuan ilmu pengetahuan terbesar di bumi kita sejak abad ke-15 dan ke-16.

 

REPUBLIKA