Di Masa Rasulullah, Shalat Gerhana Bersamaan dengan Wafatnya Ibrahim

Kepala Kementerian Kantor Agama Kota Palangka Raya Baihaqi mengimbau seluruh umat Islam dan pengurus masjid melaksanakan shalat sunat gerhana saat terjadi gerhana matahari total (GMT) pada 9 Maret 2016.

Dia juga mengatakan, peristiwa gerhana pernah terjadi di zaman Rasulullah bertepatan dengan wafatnya putra Rasulullah bernama Ibrahim. “Kala itu para sahabat mengira gerhana tersebut ada kaitannya dengan meninggalnya sang putra, namun Rasulullah SAW mengatakan peristiwa tersebut merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT,” katanya di Palangkaraya, Kamis (3/3).

Kemudian, lanjut dia, Rasulullah SAW memerintahkan untuk melaksanakan shalat sunat dua rakaat, yang disebut dengan shalat kusyuf sebagai kesyukuran.”Shalat ini berbeda dengan shalat sunat yang lain. Salat ini dilakukan juga agar kita semua memohon agar keburukan yang terkandung dari terjadinya gerhana tidak menimpa kita. Itu yang dianjurkan Rasulullah untuk umat Islam,” katanya.

Baihaqi pun sudah mengeluarkan dan menyebarkan surat kepada pengurus masjid untuk melaksanakan shalat gerhana. Surat itu sudah disebarkan sejak pekan lalu.

Imbauan itu merupakan tindak lanjut setelah pihaknya menerima surat imbauan Dirjen Bimas Islam yang disertai lampiran mengenai tata cara pelaksanaan shalat sunat gerhana.

Ia mengatakan saat ini pihaknya telah berencana menggelar shalat sunat gerhana dua rakaat dengan opsi pelaksanaan di Masjid Aqidah dan Masjid Nurul Islam, Palangka Raya.

“Kita juga tengah berunding dengan Kanwil Provinsi Kalimantan Tengah untuk dapat melaksanakan shalat gerhana bersama-sama. Mereka punya opsi menggelar shalat di halaman Polda Kalteng, tetapi itu masih tarik-ulur karena disarangkan shalat gerhana dilaksanakan di dalam ruangan,” katanya.