Doa merupakan senjata bagi orang yang beriman. Abai terhadapnya adalah bentuk kesombongan seorang hamba di hadapan Rabbnya. Allah ‘Azza Wajalla berfirman,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.’” (QS. Ghafir: 60)
Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullahu mengatakan,
هذا من لطفه بعباده، ونعمته العظيمة، حيث دعاهم إلى ما فيه صلاح دينهم ودنياهم، وأمرهم بدعائه، دعاء العبادة، ودعاء المسألة، ووعدهم أن يستجيب لهم، وتوعد من استكبر عنها
“Ini adalah bentuk kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya dan nikmat-Nya yang teramat agung. Yang mana Allah memerintahkan hamba-Nya untuk melakukan hal yang bermanfaat untuk urusan agama dan dunia mereka. Mereka diperintahkan untuk berdoa, baik doa ibadah (karena semua ibadah hakikatnya adalah doa, pent.) maupun doa mas’alah (doa permintaan, pent.). Dan Allah menjanjikan terkabulnya doa untuk mereka, bahkan mengancam orang-orang yang sombong dari meminta kepada-Nya.” (Tafsir As-Sa’diy, hal. 740)
Dan disunahkan bagi seorang muslim untuk mendoakan kesembuhan untuk saudaranya yang tengah sakit. Syekh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullahu ketika menjelaskan bab ‘Maa Yud’aa bihi Lil Mariidh’, beliau menjelaskan,
فهذه الأحاديث تدل على شرعية الدعاء للمريض ورقيته إذا زاره أخوه
“Hadis-hadis di atas menunjukkan sunah mendoakan orang yang tengah sakit bagi mereka yang menjenguknya.”
Di antara doa-doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk orang yang tengah sakit adalah sebagai berikut:Daftar Isisembunyikan 1. Pertama 2. Kedua 3. Ketiga 4. Keempat 5. Kelima 6. Keenam
Pertama
Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha,
أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا اشتكى الإنسان الشيء منه، أو كانت به قرحة أو جرح، قال النبي صلى الله عليه وسلم، بأصبعه هكذا، )ووضع سفيان بن عيينة الراوي سبابته بالأرض ثم رفعها( وقال: “بسم الله، تربة أرضنا، بريقة بعضنا، يشفى به سقيمنا، بإذن ربنا”
“Bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ketika ada sahabat yang datang mengadu sebuah penyakit atau luka, beliau melakukan hal ini dengan jari telunjuknya dan berdoa (Sufyan bin Uyainah selaku rawi hadis mempraktikkan dengan membasahi telunjuknya dan mengusapkannya ke tanah, kemudian berdoa),
بسم الله، تربة أرضنا، بريقة بعضنا، يشفى به سقيمنا، بإذن ربنا
Bismillahi, Turbatu Ardhina, Biriiqati ba’dhina, Yusyfaa bihi saqiimuna, Biidzni Rabbina
(Dengan nama Allah, debu tanah kami, dengan sedikit ludah kami, bisa menjadi sebab sembuhnya penyakit kami, dengan izin Rabb kami).” (HR. Bukhari no. 5745 dan Muslim no. 2194)
Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu menjelaskan,
“Hal ini bisa menjadi sebab kesembuhan dengan dua kondisi: (1) Diiringi dengan keyakinan yang kuat bahwa Allah Subhanahu Wata’ala akan menyembuhkan dengan cara ini; (2) Yang sakit pun menerima disertai keimanan bahwa hal tersebut akan menjadi sebab kesembuhannya.” (Syarh Riyadh Al-Shalihin, 4: 478)
Kedua
Hadis yang diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha,
أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يعود بعض أهله يمسح بيده اليمنى ويقول اللهم رب الناس أذهب البأس واشف أنت الشافي لا شفاء إلا شفاؤك شفاء لا يغادر سقما
“Bahwasanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ketika mengunjungi kerabatnya yang sakit, beliau mengusapnya dengan tangan kanan sembari berdoa,
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أذْهِبِ البَأْسَ،وَ اشْفِهِ أَنْتَ الشَّافِي، لا شِفَاءَ إلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لا يُغَادِرُ سَقَمًا
Allahumma Rabbannasi adzhibil ba’sa wasyfi anta asy Syaafii laa syifaa’a illa Syifaa’uk, syifaa’an laa yughaadiru saqama
(Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah sakit ini, karena sesungguhnya Engkaulah Zat Yang Mahamenyembuhkan. Tidak ada kesembuhan, kecuali kesembuhan dari-Mu. Kesembuhan yang tidak akan meninggalkan penyakit setelahnya.)” (HR. Bukhari no. 5743 dan Muslim no. 2191)
Ketiga
Hadis yang diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu, “Bahwasanya doa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam panjatkan ketika mengunjungi Sa’ad adalah,
اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا
Allahummasyfi sa’dan, Allahummasyfi sa’dan, Allahummasyfi sa’dan
(Ya Allah berilah kesembuhan kepada Saad, Ya Allah berilah kesembuhan kepada Saad, Ya Allah berilah kesembuhan kepada Saad).” (HR. Muslim no. 1628)
Kita diperkenankan mengganti lafaz (Sa’ad) dengan nama orang yang tengah kita kunjungi.
Keempat
Hadis yang diriwayatkan dari Abu Abdillah Utsman bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu, tatkala beliau mengeluh sakit kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau mengatakan,
ضع يدك على الذي يألم من جسدك وقل بسم الله ثلاثا وقل سبع مرات أعوذ بعزة الله وقدرته من شر ما أجد وأحاذر
“Letakkan tanganmu di tempat yang sakit, kemudian bacalah doa ini sebanyak tujuh kali,
أَعُوذُ بعزة الله وَقُدْرَتِهِ مِن شَرِّ ما أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
A’udzu billahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhaadziru
(Aku berlindung kepada Allah dan kuasa-Nya dari keburukan yang kurasakan dan kukhawatirkan).” (HR. Muslim no. 2202)
Kelima
Hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
من عاد مريضا لم يحضره أجله فقال عنده سبع مرات أسأل الله العظيم رب العرش العظيم أن يشفيك إلا عافاه الله من ذلك المرض
“Siapa saja yang mengunjungi orang yang tengah sakit selama belum datang ajalnya, kemudian mengucapkan doa ini tujuh kali,
أسأَلُ اللهَ العَظيمَ رَبَّ العَرشِ العَظيمِ أنْ يَشفيَكَ
As’alullaha al adziim, Rabbal arsyil adziim, an yasyfiyaka
(Aku memohon kepada Allah yang Mahaagung, Rabb arsy yang besar, agar memberikan kesembuhan kepadamu)
melainkan Allah akan memberikan kesembuhan untuk orang tersebut.” (HR. Abu Dawud no. 3156 dan At-Tirmidzi no. 2008. Dan dihasankan oleh Syekh Al-Albani rahimahullahu)
Keenam
Hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika mengunjungi orang sakit beliau sering mengatakan,
لا بَأْسَ، طَهُورٌ إنْ شَاءَ اللَّهُ
Laa ba’sa, thahuur insyaallah
(Tidak mengapa. Semoga penyakit ini menjadi pembersih atas dosa-dosamu. Atas izin Allah).” (HR. Bukhari no. 3616)
Lafaz yang keenam ini bukan merupakan doa, melainkan bentuk pemberitahuan dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa sakit yang didera saat ini boleh jadi menjadi sebab terampuni dosa-dosanya atas izin Allah.
Semoga Allah mudahkan lisan kita untuk mengangkat tangan berdoa, baik untuk diri kita maupun saudara-saudara kita sesama muslim. Aamiin
***
Penulis: Muhammad Nur Faqih, S.Ag.
© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/79582-doa-untuk-orang-yang-sakit.html