Emmanuel Macron

Emmanuel Macron Terus Mendukung Kartun Nabi Muhammad, Protes di Dunia Islam Meluas

Presiden Prancis, Emmanuel Macron masih bertahan dengan sikapnya untuk tidak menarik dukungan terhadap penerbitan kembali kartun Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo. Mengutip situs DW, Emmanuel Macron bersikukuh melindungi kartun satir Nabi Muhammad tersebut dengan spirit kebebasan berpendapat. Ia bahkan menambahkan pernyataan yang sama kontroversialnya dnegan mengatakan kalau Islam adalah agama yang sedang mengalami masa krisis di seluruh dunia. Dan karena itu, ia akan mendorong keluar semua unsur-unsur atau simbol Islam dari sistem pendidikan dan ruang publik.

Gelombang Protes

Atas sikapnya, ia mendapatkan protes di berbagai tempat khususnya di negara-negara Timur Tengah dan negara mayoritas Islam. Saat ini, mulai berkembang gelombang untuk memboikot produk-produk dari Prancis akibat dipicu oleh pernyataan Presiden Turki, Recep Tayip Erdogan yang mengatakan Macron adalah presiden yang perlu diuji kesehatan mentalnya dan menuding sedang menjalankan agenda anti-Islam. Padahal, Prancis adalah negara eksportir ke-10 untuk Turki.

Setelah pernyataan Erdogan, Macron mengingatkan warganya yang berada di Turki untuk berhati-hati dan menghindari dari kerumunan demonstrasi terhadap Prancis. Mengutip Detik, hal yang sama dilakukan Duta Besar Prancis untuk Indonesia dengan meminta warga Prancis di Indonesia untuk menghindari kerumunan. Di negara-negara Arab seperti Yordania, Kuwait, dan Qatar, mereka mulai menurukan produk Prancis dari toko-toko Mereka. Demonstrasi mengecam Macron juga terjadi di Irak, Suriah, Libya, jalur Gaza, dan Bangladesh. Protes dilayangkan juga oleh Maroko, Arab Saudi, hingga Iran. Pemerintah Indonesia sendiri lewat Kementerian Luar Negeri mengirimkan pernyataan sikap kecaman Olivier Chambard, Duta Besar Prancis untuk Indonesia. Namun, pihak Kedubes Prancis belum memberikan respon, seperti disampaikan oleh Teuku Faizasyah, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI.

Al-Azhar, diantaranya dikomandoi oleh Grand Syekh Al-Azhar Syekh Ahmad Thoyyib, mengecam sikap Macron. Menurut Grand Syekh, permasalah utamanya sebenarnya Macron menggunakan dalih mendukung kebebasan dan menyerang simbol agama sebagai alat untuk mendapatkan dukungan politik. Thoyyib, bersama dengan lembaga Majlis al-Hukama al-Muslimin (Muslim Council of Elders) selain mengecam, akan membawa persoalan tersebut ke jalur pengadilan untuk melawan secara hukum.

Pemicu Konflik

Statement dan langkah Macron dipicu dari kejadian pemenggalan seorang guru Sejarah di sekolah di Prancis, Samuel Party yang mencoba mendiskusikan majalah satir Charlie Hebdo yang menayangkan karikatur Nabi Muhammad yang melecehkan. Ia pun sempat menyatakan, jika ada murid muslim yang tidak berkenan, silahkan meninggalkannya kelas. Dampaknya, Paty kemudian dibunuh dan dipenggal pada Jumat (16/10) saat pulang dari sekolah oleh imigran Chechnya yang masih berusia 18 tahun, Abdullakh Anzorov. Anzorov kemudian ditembak mati setelah diadili di pengadilan.

Negara-negara Eropa seperti Jerman, Italia, Belanda, dan Yunani menunjukkan dukungannya terhadap Prancis. Menurut mereka, sikap Macron merupakan implikasi logis dari kemunculan “islam fanatik” yang sampai berani menghilangkan nyawa orang.

BINCANG SYARIAH