Film Haji Backpacker, Seorang yang Murtad Menemukan Jalan Pulang

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Cintanya yang kandas membuat Mada (Abimana Aryasatya), pria berusia 27 tahun itu, meluapkan kemarahannya pada Tuhan. Ia marah karena merasa Tuhan telah mengabaikan doa sekaligus harapannya untuk bersatu bersama Sophia (Dewi Sandra), dalam ikatan pernikahan.

Hatinya hancur. Pernikahan di depan mata terpaksa dibatalkan. Ia tak sanggup menanggung malu di hadapan penghulu dan tamu undangan, setelah mengetahui Sophia kabur menjelang acara ijab kabul. Ia merasa Tuhan mempermainkannya. Iman dan keyakinannya goncang.

Mada kemudian memutuskan pergi sejauh mungkin dari rumahnya. Ia berkelana ke negeri orang tanpa ada tujuan jelas. Sejak saat itu pula, ia berhenti menjalankan salat. Bahkan, ketika mendengar ayahnya meninggal dunia di tanah suci Mekkah saat menunaikan ibadah haji, ia menolak ajakan sang kakak untuk melakukan salat ghaib.

Sebagai Muslim yang taat, Mada berubah 180 derajat. Ia berusaha melupakan masa lalunya dengan bersenang-senang di Thailand. Ia mabuk-mabukan. Bahkan ia tak takut mati ketika seorang preman pasar dengan pisau di tangannya menantangnya duel supaya mendapatkan dompetnya kembali.

Ia memenangkan duel dengan mematahkan leher lawannya. Keesokan harinya, ia jadi buronan kawanan preman dan pihak kepolisian. Hidupnya diliputi kecemasan. Atas saran seseorang ia lantas melarikan diri ke Vietnam dengan membawa dengan luka di perutnya akibat sayatan pisau sang preman.

Lepas dari kejaran tak membuatnya merasa tenang. Ia dihantui mimpi buruk setiap memejamkan mata: ia jatuh dari atas balon udara yang robek karena ujung kubah.

 

sumber: TribunNews.com