Gua Hira dan Cahaya Semesta

Muhammad saat berusia sekitar 37 tahun sering menyendiri, menyepi, merenung di Gua Hira. Upayanya ini sangat didukung istrinya yakni Khadijah. Muhammad ingin mencari jawaban dari berbagai permasalahan terkait ketuhanan dan kemasyarakatan. Masyarakat Mekkah saat itu banyak yang menyembah berhala dan melakukan tindakan yang sewenang-wenang sehingga dapat disebut sebagai masyarakat jahiliyah.

Gua Hira sebenarnya merupakan ceruk yang terdapat di Jabal Nur. Jabal Nur terletak sekitar enam kilometer dari Baitullah. Sesampainya di kaki bukit atau gunung masih harus menanjak melewati bebatuan setinggi sekitar 300 meter. Dari puncak gunung dapat melihat Kota Mekkah di kejauhan. Dari puncak gunung, berjalan turun sedikit sampailah di Gua Hira.

Secara arkeologi, Gua Hira dapat disebut sebagai situs arkeologi. Situs ini dapat dikatakan tidak diubah bentuknya, tetapi telah digunakan untuk aktivitas manusia. Gua atau ceruk alami yang digunakan oleh Muhammad itu bentuknya tidak beraturan. Ukuran bagian dalam gua sekitar 1,5 x 2,5 meter dengan tinggi sekitar dua meter.
Pada usia 40 tahun atau sekitar tahun 610 Masehi, Muhammad memperoleh wahyu dari Allah subhanahu wa ta’ala berupa Surah Al-Alaq (96): 1-5. Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalammemperoleh kunci jawaban untuk semua permasalahan. Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam diminta untuk membaca, mempelajari, menelaah, mengkaji dengan menyebut nama Allah subhanahu wa ta’ala. Jika belum memperoleh jawaban atas permasalahan yang dihadapi, maka bacalah minimal sekali lagi. Allah subhanahu wa ta’ala akan mengajarkan manusia apa yang belum diketahuinya.
Selanjutnya, secara berangsur-angsur selama sekitar 23 tahun, Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam menerima wahyu dari Allah. Sedikit demi sedikit berbagai jawaban untuk permasalahan di dunia dan akhirat diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Kumpulan wahyu Allah subhanahu wa ta’ala kepada Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam itulah yang disebut Alquran. Alquran juga mengandung arti bacaan.
Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam dengan dibekali Alquran kemudian menerapkannya dalam kehidupan keseharian. Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam menjadi suri teladan yang baik dan menjadi rahmat bagi semesta alam. Sepeninggal Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam, bagaimana umat Islam menyelesaikan permasalahan hidupnya?
Haruskah kita ke Jabal Nur? Jabal Nur berarti gunung cahaya. Dalam bahasa Inggris mungkin disebut The mountain of enlightenment atau gunung pencerahan. Jika kita mengalami kesuraman hidup, kegundahan hati, kegelapan mata, maka bacalah Alquran. Alquran juga berarti cahaya. Membaca dan mengamalkan Alquran akan menerangi hidup kita.
Alquran dapat menjawab semua permasalahan di dunia dan akhirat. Mungkin sampai menjelang ajal, kita tidak mampu menyelesaikan semua permasalahan dunia. Namun, dengan membaca dan mengamalkan Alquran, maka kita mampu menyelesaikan permasalahan akhirat.
QS Al-Baqarah (2): 201 – Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”. Wallahu a’lam
Oleh: Ali Akbar*,  Doktor arkeologi lulusan UI