Hati yang Tulus

DALAM salah satu haditsnya, Rasulullah Saw bersabda, “Sungguh, dalam jasad adasekerat daging. Jika ia baik, akan baik seluruh jasad. Sebaliknya jika buruk, seluruh jasad akan menjadi buruk. Sekerat daging itu adalah qolbu (hati).”(HR. Bukhari Muslim)

Saudaraku, jadikanlah hati kita senantiasa tulus dalam setiap amal perbuatan. Jadikanlah ia hanya tertuju kepada Allah Swt semata. Karena jika amal perbuatan yang kita lakukan tidak berdasar ketulusan mengharap ridha-Nya, melainkan mengharapkan pujian manusia, maka rusaklah nilai atau kualitas dari amal tersebut.

Demikian pula dalam hal menjemput rezeki. Jagalah hati agar senantiasa tulus dalam menjemputnya. Niatkan bekerja sebagai ibadah kepada Allah Swt. Jangan risaukan rezeki, karena sesungguhnya itu sudah diatur oleh-Nya. Kewajiban kita adalah berikhtiar sebagai wujud ketaatan kita kepada-Nya.

Jangan takut tidak memperoleh rezeki, tapi takutlah tidak punya syukur manakala sudah mendapat rezeki. Jangan takut tidak memperoleh rezeki, tapi takutlah tidak punya sabar ketika rezeki kita ditunda. Jangan pula takut tidak memperoleh rezeki, tapi takutlah tidak punya ridha ketika Allah Swt mengambilnya kembali.

Oleh karena itu, janganlah gentar menghadapi hidup ini, sedahsyat apapun masalah yang kita hadapi, sesulit apapun masalah ekonomi yang kita alami, Allah Swt sudah tahu dan sudah mengukur masalah kita itu. Allah Swt akan memberikan pertolongan-Nya kepada kita, sebagaimana ketika kita masih berada di dalam rahim ibu atau saat kita bayi dulu.

Jika hati kita tulus dan bersih, Allah Swt berfirman, “..Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan, barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya..”(QS. Ath Thalaaq [65]: 2-3).

Jika kita sudah yakin bahwa Allah Swt yang menjamin rezeki kita maka kita tidak akan pernah ketergantungan kepada makhluk-Nya. Kita juga tidak akan bekerja dengan mencari pujian, sanjungan dan penghargaan dari sesama manusia. Karena manusia tidak pernah bisa memberikan rezeki kepada sesamanya. Manusia hanyalah perantara atau jalan semata.

Pemberi rezeki itu tetaplah Allah Swt. Seperti contoh saat kita bayi dahulu. Orang tua bukanlah yang memberikan rezeki kepada kita. Mereka hanyalah perantara saja atas rezeki yang datang dari kasih sayang Allah Swt kepada kita.

Oleh karena itu, jika kita ingin rezeki kita diurus oleh Allah, lepaskanlah hati kita dari unsur-unsur keinginan dipuji dan disanjung oleh manusia. Lepaskanlah niat menguasai duniawi. Tetapkanlah niat kita dalam mencari rezeki itu hanya karena ibadah kepada Allah Swt semata.

Lakukanlah hal yang benar dan baik hanya karena mengharap ridha Allah Swt. Berharaplah imbalan hanya dari Allah Swt semata. Jika Allah Swt berkehendak untuk menyegerakan rezeki kita, maka tidak ada sesuatu apapun dan makhluk apapun yang bisa menghalang-halanginya.

Allah Swt berfirman, “..Dan jikalau Allah menghendaki kebaikan (rezeki) untukmu maka tidak ada yang dapat menghalangi-Nya, kebaikan itu diberikan oleh-Nya kepada orang yang dikehendaki dari hamba-hamba-Nya. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “.(QS. Yunus [10]: 107). [*]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2298377/hati-yang-tulus#sthash.RBmBPEGx.dpuf