Hikmah dan Tujuan Isra dan Mi’raj Menurut Prof Quraish Shihab

Hikmah dan Tujuan Isra dan Mi’raj Menurut Prof Quraish Shihab

Isra’ dan Mi’raj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad menjadi momentum khusus baginya untuk semakin memperkuat keimanan dan keyakinan dengan risalah dan ajaran yang dibawanya. Pada peristiwa itu, Allah swt memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya Yang Agung.

Isra` adalah peristiwa ketika Allah Swt. memperjalankan Nabi-Nya dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Al-Quds. Sementara Mi‘raj, peristiwa berikutnya, adalah dinaikkannya Nabi Muhammad SAW melintasi lapisan-lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak dapat dijangkau pengetahuan malaikat, manusia, maupun jin. Semua itu terjadi dalam satu malam.

Perjalanan Isra’ Nabi Muhammad akhirnya diabadikan oleh Allah swt dalam Al-Qur’an, Dia berfirman:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya, “Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS Al-Isra’ [17]: 1).

Jika dilihat sekilas, ayat di atas memberikan gambaran bahwa tujuan di balik adanya peristiwa Isra dan Mi’raj adalah untuk memperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah kepada Nabi Muhammad.

Menurut Prof Quraish Shihab tanda-tanda kebesaran Allah terbagi menjadi dua bagian, (1) nyata, dan bisa kita ketahui setelah mempelajarinya. Di antaranya, adalah hukum-hukum Allah yang berlaku di alam semesta; dan (2) tidak nyata, dan berada di luar hukum-hukum yang manusia ketahui, misalnya Isra dan Mi’raj.

Menurut pakar tafsir kontemporer dari Indonesia itu, yang manusia ketahui dan menjadi hukum alam, di antaranya adalah air mencari tempat yang rendah, api membakar, akan tetapi Allah dengan segala kuasa-Nya bisa menjadikan api itu tidak membakar, seperti kisah Nabi Ibrahim.

Oleh karenanya, sangat tepat jika melihat beberapa perkataan para ilmuan, bahwa hukum-hukum alam itu tidak selalu berjalan sebagaimana mestinya. Sebab, pada dasarnya hukum alam hanyalah ikhtisar (ringkasan) dari pukul rata statistik.

Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hikmah dari adanya peristiwa Isra’ dan Mi’raj adalah untuk memperlihatkan kuasa dan kebesaran Allah yang tidak selalu sesuai dengan hukum-hukum alam, yang diberikan kepada Nabi Muhammad dengan adanya tujuan dan maksud tertentu sekligus untuk memberikan pelajaran kepada manusia bahwa Dia Mahakuasa.

Oleh sebab itu, menurut Prof Quraish Shihab shalat lima waktu diwajibkan berhubungan dengan jiwa (keimanan) bukan dengan akal (pengetahuan). Artinya, untuk percaya terhadap terjadinya Isra dan Mi’raj membutuhkan keimanan yang matang.

BINCANG SYARIAH