ikhlas

Ikhlas Kunci Utama Perbuatan Diterima Allah

Ikhlas; kata Imam Qusyairi, mengesakan Allah dalam mengerjakan ketaatan dengan sengaja. Ibadah yang dilaksanakan semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah tanpa ada tendensi lain. Dalam Risalah al Qusyairiyah menyebutkan ibadah yang dikerjakan murni dari perbuatan dari pandangan makhluk.

الإخلاصُ إفرادُ الحقِ سبحانه في الطاعة بالقصدِ، وهو أن يريدَ بطاعته التقرّبَ إلى الله تعالى دون شيء آخرَ، مِن تَصنُّعٍ لمخلوق. وقال: ويصحُّ أن يقالَ: الإخلاصُ تصفيةُ الفعلِ عن ملاحظةِ المخلوقين.

Artinya; Ikhlas adalah engkau mengesakan Allah dalam mengerjakan ketaatan dengan sengaja. Melakukan pelbagai ketaatan semata untuk mendekatkan kepada Allah tidak ada tendensi lain,  misalnya karena berpura-pura kepada perbuatan makhluk. Dan ia berkata; Ikhlas adalah memurnikan diri kepada Allah dari pandangan makhluk.

Ada anekdot bersumber dari ahli hikmah; “Ikhlas itu seperti kotoran. Ia keluar dari dubul orang yang buang air besar,”.  Tak dapat dipungkiri, setelah buang hajat, tak pernah ada yang menoleh kebelakangan. Tak pernah terbesit dalam hati merasa iba kotorannya keluar. Tak juga ada rasa bangga terhadap tahinya.

Ia pasrah melepas “tahi” yang keluar. Ia bersyukur pencernaanya lancar. Tak ada rasa iba. Tak juga menyesal melihat kotorannya hanyut di bawa air. Nah, manusia ikhlas hendaknya begitu. Pasrah. Tak ada tendensi terhadap pujian makhluk. Tak ada juga rasa bangga akan perbuatan.

Ikhlas itu tersembunyi. Letaknya dalam hati. Tak perlu diumbar. Imam Junaid Bagdadi berkata, “Ikhlas adalah rahasia antara hamba dan Tuhan,”. Lebih lanjut, rahasia orang ikhlas harus dijaga betul. Tak boleh bocor. Sehingga malaikat pun tak perlu tahu—untuk mencatat kebaikan manusia.

Begitu pun iblis, tak perlu tahu tentang ibadah manusia ikhlas. Pasalnya, bila iblis tahu, ia akan berusah menggoda manusia. Nafsu pun juga tak perlu mengetahui ibadah manusia, agar ia tak memalingkan manusia dari keikhlasan. Ikhlas itu rahasia di atas rahasia.

الإخلاصُ سِرٌّ بينَ الله وبينَ العبدِ، لَا يَعْلَمُهُ مَلَكٌ فَيَكتُبَه، ولَا شَيْطَانٌ فَيُفْسِدَهُ ولَا هَوى فيميلَه

Artinya: Ikhlas itu rahasia antara Allah dan hamba. Tak perlu malaikat tahu untuk mencatatnya, tak perlu setan tahu, sehingga ia akan membinasakan (amal manusia, dan tak perlu pula diketahui hawa nafsu, sehingga ia memalingkan manusia.

Pandangan lain terkait ikhlas dituangkan oleh Zakaria al Anhsari, sebagaimana dicatat dalam buku Hakekat tasawuf,  Anshari berkata,”Seorang benar-benar disebut sebagai orang yang ikhlas apabilaia tidak melihat keikhlasannya dan tidak tenang terhadapnya. Jika ia menyalahi itu, maka ikhlasnya dianggap belum sempurna. Sebagian kalangan menyebutnya hal itu sebagai riya.

Pendek kata, ikhlas adalah perbuatan yang murni. Ia bermuara dalam satu tujuan, yakni hendaklah hawa nafsu tidak ada ambil bagian dalam amal ibadah. Antara amal dan hawa nafsu tak bisa digabungkan. Pasalnya, akan membawa pada kerusakan amal kebajikan.

Dalam Al-Qura’an dijelaskan amal ibadah merupakan kunci utama diterimanya ibadah seseorang. Amal seorang hamba itu tergantung keikhlasannya. Untuk itu, Allah memerintahkan Rasul dan para orang beriman untuk beribadah tanpa pamrih.  Allah berfirman dalam Al-Qur’an Q.S az Zumar ayat 11 dan 14;

قُلْ اِنِّيْٓ اُمِرْتُ اَنْ اَعْبُدَ اللّٰهَ مُخْلِصًا لَّهُ الدِّيْنَ

Artinya; Katakanlah; “Sesungguhnya aku diperintahkan agar menyembah Allah dengan penuh ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama”.

قُلِ اللّٰهَ اَعْبُدُ مُخْلِصًا لَّهٗ دِيْنِيْۚ

Artinya: Katakanlah, “Hanya Allah yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku.”

Di samping itu, dalam Al-Qur’an juga Allah menjelaskan bahwa ikhlas adalah sarana untuk berjumpa Allah kelak di akhirat. Pasalnya, amal kebajikan yang dikerjakan tanpa pamrih, akan mendapatkan ridha dan rahmat Allah. Allah berfirman dalam Q.S Al Kahfi ayat 110;

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

Artinya: Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.

Demikian penjelasan terkait ikhlas kunci utama perbuatan diterima Allah. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH